PENGANTAR ILMU HUKUM

ASAS-ASAS DAN SISTEM HUKUM

KULIAH VI
OLEH
TOMMY HENDRA PURWAKA
FH UNIKA ATMA JAYA
JAKARTA, 11 OKT 2021
 PENDAPAT PARA AHLI TENTANG ASAS/PRINSIP HUKUM
BALLEFROID PAUL SCHOLTEN VAN EIKEMA SATJIPTO THE LIANG GIE C.W. PATON
HOMMES RAHARDJO
Asas hukum meru Asas hukum Asas hukum ada- Asas hukum Asas hukum Asas hukum
pakan suatu merupakan lah dasar-dasar adalah: adalah suatu dalil adalah suatu alam
norma dasar yang kecenderungan- umum/petunjuk- 1. Unsur penting umum yang pikiran/ratio yang
dijabarkan dari kecenderungan petunjuk bagi dan pokok dinyatakan di dirumuskan
hukum positif yang diisyaratkan pemberlakuan dari peraturan dalam suatu secara luas utk
dimana ilmu oleh pandangan hukum. Pemben- hukum. istilah (susunan mendasari adanya
hukum tidak kesusilaan kita tukan hukum 2. Jantungnya kata-kata) yg suatu norma
menganggap dengan segala perlu berorientasi peraturan hk. berlaku umum hukum. Dgn
norma tsb berasal keterbatasannya pada asas-asas 3. Landasan utk menja-di demi-kian unsur-
dari aturan-aturan tentang hukum. hukum. Jadi, asas paling luas petunjuk/acuan unsur yang
yang lebih umum. hukum merupa bagi lahirnya yang tepat bagi terdapat pada
kan dasar-dasar/ peraturan hk. perumusan dan asas hukum
petunjuk/arah 4. Ratio legisnya pelaksanaan adalah alam
pembentukan peraturan hk. norma-norma pikiran, rumusan
hukum positif. hukum. luas dan dasar
bagi
pembentukan
norma hukum.
 CONTOH-CONTOH ASAS HUKUM BERDASARKAN PENDAPAT PARA AHLI
NAMA PARA AHLI PENDAPAT PARA AHLI
1 BALLEFROID Asas hukum merupakan suatu norma dasar yang
dijabarkan dari hukum positif.
2 PAUL SCHOLTEN Asas hukum merupakan kecenderungan2 yang
diisyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita.
3 VAN EIKMA Asas hukum merupakan dasar-dasar/petunjuk/arah
pembentukan hukum positif
HOMMES
4 SATJIPTO Asas hukum adalah ratio legisnya peraturan hukum
RAHARDJO
5 THE LIANG GIE Asas hukum adalah petunjuk/acuan yang tepat bagi
perumusan dan pelaksanaan norma2 hukum
6 C.W. PATON Asas hukum adalah ratio yang dirumuskan secara
luas utk mendasari adanya suatu norma hukum
CONTOH ASAS-ASAS HUKUM
Psl 1320 KUHPer: Syarat sahnya per-
janjian adalah 1) kata sepakat, 2) ke-
cakapan, 3) hal tertentu, 4) sebab yg
halal.
Psl 1338 KUHPer: Perjanjian berlaku
sbg UU bagi para pembuatnya.
Pasal 1 ayat (1) KUHP: “Tiada suatu
perbuatan dapat dipidana, kecuali
atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada,
sebelum perbuatan dilakukan.
Psl 7 UU No.12 Thn 2012 dan penje-
lasannya mengatur hirarki peraturan
perundang-undangan.
UU 1/1973 Landas Kontinen; UU 5/
1983 ZEE; UU 6/1996 Perairan Indo-
nesia; UU 32/2014 Kelautan; UU Tata
Ruang; UU Pemda.
Hkum pembuktian: barangsiapa men
dalilkan, dia harus membuktikan.
Hukum yang mengatur tentang kewar
ganegaraan.
Asas konsensualisme dijabarkan dari
kata sepakat; Asas kebebasan ber-
kontrak sepanjang para pihak cakap,
obyek jelas, dan sesuaiu hukum.
Asas pacta sunt servanda: merupa-
kan refelksi dar Psl 1338 KUHPer.
Asas legalitas berbasis kesusilaan:
Nullum delictum nulla poena sine
praevia legi poenali (Tak ada delik,
tak ada pidana tanpa ketentuan
pidana yg mendahuluinya).
Asas lex superior de rogat legi inferi-
ori memberi arah bahwa hkum yg le
bih rendah tingkatannya tidak boleh
bertentangan dgn yg di lebih tinggi.
Ratio legis ketiga UU tsb adalah asas
territorial (sovereignty/kedaulatan
dan hak berdaulat/sovereign rights).
Asas fault liability;presumption liabi
lity; strict liability; absolute liability.
Ratio yg mendasari adalah asas ius
sanguinis (hubungan darah) dan ius
soli (hubungan dgn tempat lahir).
 PENGERTIAN ASAS/PRINSIP DAN NORMA HUKUM
1. Asas adalah: 1) dasar/alas/pedoman, 2) kebenaran yang menjadi pokok atau dasar
dalam berpendapat atau berfikir/ratio dan 3) cita-cita yang menjadi dasar suatu
ketentuan.
2. Dari tiga arti tersebut bisa kita simpulkan bahwa asas merupakan dasar atau pokok
dari sebuah kebenaran yang kemudian digunakan sebagai tumpuan dalam berfikir
atau berpendapat.
3. Asas hukum adalah dasar-dasar umum yg mengandung nilai-nilai etis yg terkandung
di dalam peraturan perundang-undangan.
4. Asas hukum merupakan ratio legis (kongkrit/fisik), jiwa dan roh dari norma-norma
hukum.
5. Secara kongkrit/fisik/badani (daya rasa apetitual/materialism), ratio legis/asas hukum
membentuk norma peraturan perundang-undangan.
6. Secara jiwani (daya rasa intelektual/positivism), asas hukum menjadikan norma
peraturan perundang-undangan sbg aktualisasi/perwujudan dari aspirasi
masyarakat/rakyat.
7. Secara rohani (daya rasa spiritual/spiritualism), asas hukum memberi kemampuan
kpd norma peraturan perundang-undangan untuk melakukan transformasi social.
 PERBEDAAN ASAS/PRINSIP DAN NORMA/KAIDAH
ASAS/PRINSIP HUKUM NORMA/KAEDAH HUKUM
ASAS MERUPAKAN DASAR PEMIKIRAN YANG UMUM DAN NORMA MERUPAKAN ATURAN YANG RIIL/KONGKRIT (hak
ABSTRAK (contoh: asas keadilan). dan kewajiban sbg norma hukum perjanjian).
ASAS ADALAH SUATU IDE ATAU KONSEP (contoh: asas legal NORMA ADALAH PENJABARAN DARI IDE TERSEBUT (setiap
equality atau asas equality before the law). orang berhak atas perlindungan hukum tanpa diskriminasi
merupakan norma hukum yg berlaku umum).
ASAS HUKUM TIDAK MEMILIKI SANKSI (contoh: asas NORMA MEMPUNYAI SANKSI (SKDU: Surat Keterangan
domisili). Domisili Usaha; TDP: Tanda Daftar Perusahaan).

LEGAL PRINCIPLES, LEGAL VALUES AND LEGAL NORMS
Legal Principles, Legal Values and Legal Norms: are they the same or different? Dr. Jordan
DACI European School of Law and Governance, Prishtina, Kosovo Universum University.
Abstract Legal principles, legal values, and legal norms are essentially part of the same
notion. Often in legal literature, legal principles are considered to be legal norms, general
legal norms, legal values etc. In fact, legal principles are just legal norms that different
from the latter are legal norms of general application that ignore specific legal facts. They
can be considered as basic norms that represent the general consensus on basic society
understandings. As such they are also kinds of default rules of behavior. From this
perspective, the legal principles are rules of human behavior that used to be considered as
just, before the law started being written. Thus, legal values would be considered a more
general legal norms vis-à-vis legal principles and legal norms. Nonetheless, the coexistence
of these three notions shows the complexity of their correlation and gives us an initial idea
on what we will go through in out attempt to perform of comparative analysis between
them.
SISTEMIK HUKUM/ORTALA HUKUM/LEGAL SYSTEMIC
ADALAH PEMAHAMAN OPERASIONAL DAYA TRANSFORMASI DARI ASAS-ASAS HUKUM
DALAM KERANGKA HUBUNGAN KONSEPTUAL PELAKSANAAN ASAS-ASAS HUKUM
TERSEBUT (TOMMY HENDRA PURWAKA, 18 AGUSTUS 2017).
ADALAH PEMAHAMAN OPERASIONAL DAYA AKTUALISASI DARI ASAS-ASAS HUKUM
DALAM KERANGKA HUBUNGAN KESISTEMAN PELAKSANAAN ASAS-ASAS HUKUM
TERSEBUT (TOMMY HENDRA PURWAKA, 18 AGUSTUS 2017)
ADALAH PEMAHAMAN OPERASIONAL DAYA APLIKASI DARI ASAS-ASAS HUKUM DGN
TANPA MEMPERTIMBANGKAN FENOMENA EMPIRIK YG BERKAITAN DENGAN
PELAKSANAAN ASAS-ASAS HUKUM TERSEBUT (TOMMY HENDRA PURWAKA, 18 AGUSTUS
2017).
CATATAN: ORTALA HUKUM ADALAH ORGANISASI DAN TATA LAKSANA HUKUM SBG
PEMAHAMAN ARTI LEGAL SYSTEMIC/SISTEMIK HUKUM
 CONTOH ASAS/PRINSIP DAN SISTEMIK HUKUM
ASAS-ASAS HUKUM UMUM
LEX SPECIALIS DE ROGAT LEGI GENERALI
SISTEMIK HUKUM:
1. HUBUNGAN KONSEPTUAL (DAYA TRANSFORMASI):
HUKUM KHUSUS DIBERLAKUKAN WALAUPUN HUKUM
UMUM JUGA MENGATUR.
2. HUBUNGAN KESISTEMAN (DAYA AKTUALISASI): APA
BILA HUKUM KHUSUS TIDAK MENGATUR, MAKA
DIBERLAKU KAN HUKUM UMUM.
3. HUBUNGAN IMPLEMENTASI (DAYA APLIKASI): HUKUM
KHUSUS DAN HUKUM UMUM YG SAMA
TINGKATANNYA MEMILIKI HUBUNGAN SALING
MELENGKAPI.
LEX SUPERIOR DE ROGAT LEGI INFERIORI
1. KONSEP HUBUNGAN HIRARKI HUKUM.
2. SISTEM PELAKSANAAN HUKUM OLEH YG LEBIH
RENDAH.
3. BILA BERTENTANGAN DGN YG DI ATAS BATAL DEMI
HKM.
LEX POSTERIOR DE ROGAT LEGI PRIORI
1. KONSEP KEPASTIAN DALAM PEMBERLAKUAN HUKUM.
2. HUKUM LAMA DIGANTIKAN HUKUM BARU SEPANJANG
MENGATUR HAL YANG SAMA.
3. HUKUM BARU BERLAKU DAN HUKUM LAMA HAPUS
(TIDAK BERLAKU).
ASAS-ASAS HUKUM PERDATA
(HUKUM PERIKATAN/PERJANJIAN)
ASAS KONSENSUALISME
SISTEMIK HUKUM:
1. PEMBICARAAN AWAL TENTANG KEHENDAK PARA
PIHAK UNTUK MENGADAKAN HUBUNGAN
BERDASARKAN PERJANJIAN.
2. KEHENDAK PARA PIHAK TSB DITUANGKAN DALAM
MOU.
3. PROSES BEST ALTERNATIVE TO NEGOTIATE AGREEMENT
(BATNA TERDIRI DARI NEGOSIASI, LEGAL DRAFTING,
PENANDATANGANAN DOKUMEN PERJANJIAN).
ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK
1. KEBEBASAN TRANSFORMASI KEHENDAK VIA BATNA.
2. KEBEBASAN AKTUALISASIKAN KEHENDAK→HAK/KWJ.
3. KEBEBASAN TENTUKAN TATA CARA IMPLEMENTASI.
ASAS PACTA SUNT SERVANDA
1. KONSEP UU SBG HUKUM TERTINGGI DALAM PRAKTIK
KEHIDUPAN SEHARI-HARI. OELH KARENA ITU,
PERJANJIAN DIBERLAKUKAN SBG UU BAGI PARA PIHAK.
2. SITEM PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN PARA
PIHAK, DI MANA HAK PIHAK YG SATU MENJADI
KEWAJIBAN BAGI PIHAK LAINNYA.
3. IMPLEMENTASI ISI PERJANJIAN.
ASAS-ASAS HUKUM PIDANA
ASAS LEGALITAS:
Nullum delictum nulla poena sine praevia
legi poenali (Tak ada delik, tak ada pidana
tanpa ketentuan pidana yg
mendahuluinya). Pasal 1 ayat (1) KUHP:
“Tiada suatu perbuatan dapat dipidana,
kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam
perundang-undangan yang telah ada,
sebelum perbuatan dilakukan.
PRESUMPTION OF INNOCENCE
IN DUBIO PRO REO
SIMILIA SIMILIBUS: 1. KONSEP KONSISTENSI HUKUM. 2. SIS
TEM YURISPRUDENSI SBG ACUAN BAGI HAKIM DALAM
MEMBERI PUTUSAN. 3. APLIKASI: PUTUSAN HAKIM TDK
BOLEH BERBEDA DARI PUTUSAN PERKARA YG SAMA YG
TELAH DIPUTUS SEBELUMNYA.
GEEN STRAFT ZONDER SCHULD
ASAS TERITORIAL (hukum nasional)
ASAS UNIVERSAL (hukum internasional)
ASAS PERSONAL (nasional aktif/Psl 5 KUHP)
ASAS PERLINDUNGAN (nasional pasif/Psl 4 KUHP)
 ASAS-ASAS HUKUM TATA NEGARA
ASAS PEMISAHAN ASAS PEMBAGIAN ASAS NEGARA ASAS NEGARA ASAS DEMOKRASI ASAS OTONOMI
KEKUASAAN KEKUASAAN HUKUM KESATUAN DAERAH
Negara hukum dgn Negara hukum dgn Pasal 1 ayat (3) Pasal 1 ayat (1) Pasal 1 ayat (2) Asas otonomi luas
paham hukum paham konstitusio UUD 1945: UDD 1945: negara UUD 1945: berdasarkan desen
dasar (grund lisme Indonesia adalah Indonesia ialah kedaulatan di tralisasi (penyerah
norm) negara hukum negara kesatuan, tangan rakyat dan an wewenang), de
Dikembangkan ber yg berbentuk dilaksanakan konsentrasi (pelim
Trias Politica dari dasar trias politica Rechstaat (civil law republic (bukan menurut UUD pahan wewenang),
Charles-Louis de oleh Bagir Manan, system; sistem negara serikat) dan pembantuan/
Secondat, Baron Jimly Asshiddiqie, Eropa Kontinental) Didasarkan pada medebewind
de la Brede et de dan Hamdan Zulfa Bentuk Sila ke empat: (penugasan)
Montesquieu dan Rule of law pemerintahannya kerakyatan yg
John Locke. Intinya adalah (common law adalah republik dipimpin oleh Asas otonomi
check & balances, syatem; sistem hikmat nyata: sesuai
Pemisahan perimbangan Anglo Saxon-trias Dicetuskan oleh kebijaksanaan keada an nyata di
kekuasaan atau saling melengkapi politica) Soekarno dalam dalam daerah
separation of siding PPKI permusyawaratan/
power: eksekutif, Dicetuskan oleh perwakilan Asas otonomi
legislatif, dan Soekarno dalam bertanggung
judikatif. siding PPKI jawab: menjaga
keutuhan NKRI
 SISTEM HUKUM MENURUT PARA AHLI
HAROLD J. BREMAN
1. KESELURUHAN ATURAN DAN 1.
PROSEDUR YANG SPESIFIK
YANG DAPAT DIBEDAKAN 2.
CIRI-CIRINYA DARI KAEDAH- 3.
KAEDAH SOSIAL YANG LAIN
2. DITERAPKAN SECARA
KONSISTEN OLEH SUATU 4.
STRUKTUR OTORITAS YANG
PROFESIONAL
3. DIADAKAN GUNA
MENGONTROL PROSES-
PROSES SOSIAL YANG
TERJADI DALAM
MASYARAKAT
JONATHAN H. TURNER FULLER HANS KELSEN
SEPERANGKAT KAEDAH/ 1. MENGANDUNG ATURAN-ATUR 1. SISTEM HUKUM
ATURAN TINGKAH- LAKU AN MERUPAKAN SISTEM
TATA CARA PENERAPAN 2. PERATURAN HARUS DIUMUM PERTANGGAAN KAEDAH
KAN
TATA CARA 3. TIDAK BOLEH ADA PERATURAN
2. SUATU HUKUM YANG
MENYELESAIKAN YG BERLAKU SURUT TINGKATNYA LEBIH RENDAH
SENGKETA 4. DISUSUN DALAM RUMUS AN YG HARUS BERDASAR PADA
TATA CARA UNTUK BISA DIMENGERTI HUKUM YANG LEBIH TINGGI
PEMBUATAN HUKUM 5. TIDAK BOLEH MENGANDUNG SIFATNYA
ATAU PERUBAHAN PERATURAN YG BERTENTANG 3. BERSUMBER PADA NORMA
HUKUM AN SATU SAMA LAIN DASAR YANG DISEBUT
6. TIDAK BOLEH MENGANDUNG
TUNTUTAN YG MELEBIHI APA
GRUNDNORM
YANG DAPAT DILAKUKAN
7. TIDAK BOLEH ADA KEBIASAAN TEORI : STUFENBAU
UNTUK SERING MENGUBAH-
UBAH PERATURAN SEHINGGA
MENYEBABKAN SEORANG
KEHILANGAN ORIENTASI
8. HARUS ADA KECOCOKAN ANTA
RA PERATURAN YG DIUNDANG
KAN DENGAN PELAKSANAANNYA
SEHARI-HARI
PENGERTIAN DAN RUANG
LINGKUP SISTEM HUKUM MATERI HUKUM 1. KEBUTUHAN 1. SUMBER
(LAWRENCE M. FRIEDMAN)
(LEGAL SUBSTANCE) HIDUP HUKUM
LAWRENCE FRIEDMAN DALAM BUKUNYA YANG 2. KEPENTINGAN MATERIIL
BERJUDUL SISTEM HUKUM DALAM PERSPEKTIF
ILMU SOSIAL MENGEMUKAKAN BAHWA EFEK-TIF PUBLIK&PRIVAT 2. SUMBER
DAN BERHASIL TIDAKNYA PENEGAKAN HKM 3. ASPIRASI HUKUM FORMIL
TERGANTUNG TIGA UNSUR SISTEM HUKUM,
YAITU: MASYARAKAT
1. MATERI HUKUM (LEGAL SUBSTANCE). STRUKTUR HUKUM ORGANISASI & TATA 1. EKSEKUTIF, LEGIS
2. STRUKTUR HUKUM (LEGAL STRUCTURE). (LEGAL STRUCTURE) LAKSANA KELEMBA LATIF, JUDIKATIF
3. BUDAYA HUKUM (LEGAL CULTRE). GAAN YG MENJADI 2. DUNIA USAHA/
KETIGA UNSUR SISTEM HUKUM TSB MERUPA KAN
KAN BANGUNAN SWASTA
SUB-SISTEM HUKUM YANG SALING BERHUNGAN HUKUM DAPAT 3. PRAKTISI HKUM
SATU SAMA LAIN SBG SATU KESATUAN. KETIGANYA BERDIRI TEGAK 4. MASYARAKAT
BERPROSES MENGHA-SILKAN PRODUK DAN
PELAKSANAAN HUKUM. BUDAYA HUKUM SIKAP&PERILAKU TAAT DAN PATUH PA
CARA KERJA KETIGA SUB SISTEM HUKUM TSB (LEGAL CULTURE) SBG WUJUD APLIKA DA HUKUM
DAPAT DIJELASKAN DGN CARA KERJA MESIN
MOBIL: BAHAN BAKAR DAN LISTERIK (LEGAL SI NILAI-2 KEBENAR- (COMPLY WITH THE
SUBSTANCE) YANG ADA DI DALAM BODY MESIN AN, KEADILAN DAN LAW)
(LEGAL STRUCTURE) DIHIDUPKAN OLEH KUNCI
KONTAK (LEGAL CULTURE) UNTUK KEPASTIAN
MENGHASILKAN DAYA PENGGERAK MOBIL
(PRODUK DAN PELAKSANAAN HUKUM).
 CIVIL LAW DAN COMMON LAW SYSTEM
CIVIL LAW SYSTEM
1. DISEBUT JUGA SISTEM EROPA KONTINENTAL.
2. BERKEMBANG DI DARATAN EROPA DAN NEGARA-
NEGARA BEKAS JAJAHANNYA.
3. BERASAL DARI KODE SIPIL PRANCIS YANG DIADOPSI DI
DARATAN EROPA MELALUI AZAS KONKORDANSI.
4. DIPENGARUHI OLEH PAHAM LEGISME, YAITU ALIR-AN
YG MENGANUT PAHAM BAHWA HANYA HUKUM
TERTULIS SAJA YG MERUPAKAN HUKUM: UU, TRAK-
TAT, PERJANJIAN, YURISPRUDENSI, DAN DOKTRIN.
5. SUMBER HUKUM UTAMA ADALAH HUKUM TERTU-LIS,
BAIK DI DALAM MAUPUN DI LUAR KODIFIKASI.
6. PERADILAN MENGANUT SISTEM INKUISITORIAL, DI
MANA HAKIM TIDAK TERIKAT PADA PRESEDENT,
MENGACU PADA HUKUM TERTULIS, ALAT-2 BUKTI,
MENGARAHKAN PEMERIKSAAN, DAN PUTUSAN
DIAMBIL BERDASARKAN KEYAKINAN HAKIM.
7. JUDGE MADE LAW (KONVERGENSI ANTARA CIVIL LAW
SYSTEM DAN COMMON LAW SYSTEM).
COMMON LAW SYSTEM
1. DISEBUT JUGA SISTEM ANGLO SAXON.
2. BERKEMBANG DI INGGRIS, NEGARA-NEGARA
COMMONWEALTH, DAN AMERIKA.
3. BERASAL DARI HUKUM KEBIASAAN YG TUMBUH DAN
BERKEMBANG DALAM PENYELESAIAN KASUS ATAU
PERKARA DI MASYARAKAT.
4. DIPENGARUHI OLEH CUSTOMARY LEGAL PRESEDENT:
DOCTRINE OF STARE DECISIS, DOCTRINE OF PRESEDENT,
DAN COMPLIMENTARY DOCTRINE.
5. SUMBER HUKUM UTAMA ADALAH PUTUSAN HAKIM YG
DIIKUTI MELALUI KETIGA DOKTRIN TSB DI ATAS.
6. PERADILAN MENGANUT SISTEM JURI DAN SISTEM
ADVERSARY, YAITU SISTEM DI MANA PENGACARA
SALING BERADU ARGUMENTASI HUKUM UNTUK
MEMBELA KLIEN. DALAM KAITAN INI HAKIM BERSIFAT
PASIF.
7. JUDGE MADE LAW (MELAKUKAN PENAFSIRAN UNTUK
MENEMUKAN DAN MEMBENTUK/KONSTRUKSI HUKUM)
 SISTEM HUKUM PRIVAT DAN SISTEM HUKUM PUBLIK
SISTEM HUKUM PRIVAT
1. MENGATUR KEPENTINGAN PRIVAT:
PERLINDUNGAN HUKUM PRODUSEN, KONSUMEN
DAN PERANTARA.
2. LAPANGAN HUKUM PRIVAT: HUKUM PERDATA,
HUKUM DAGANG, HUKUM BISNIS, DAN HUKUM
PERUSAHAAN.
3. DIPERTAHANKAN OLEH MASING-MASING
INDIVIDU DAN BADAN HUKUM PRIVAT.
4. PENYELESAIAN SENGKETA: NON-LITIGASI DAN
LITIGASI MELALUI PERADILAN PERDATA DAN
PERADILAN NIAGA.
SISTEM HUKUM PUBLIK
1. MENGATUR KEPENTINGAN PUBLIK YANG
TERBENTUK MELALUI KOMPROMI, TRADE OFF,
DAN BALANCING.
2. LAPANGAN HUKUM PUBLIK: HUKUM TATA
NEGARA, HUKUM TATA USAHA NEGARA, HUKUM
PIDANA, DAN HUKUM INTERNASIONAL.
3. DIPERTAHANKAN OLEH NEGARA MELALUI EKSEKU
TIF, LEGISLATIF, DAN JUDIKATIF.
4. PENYELESAIAN PERKARA HUKUM PUBLIK
MELALUI ANTARA LAIN BADAN-BADAN
PERADILAN PIDANA DANTATA USAHA NEGARA.
 SISTEM HUKUM DI INDONESIA
1. SISTEM HUKUM DI INDONESIA MERUPAKAN CAMPURAN DARI SISTEM
HUKUM EROPA, HUKUM AGAMA, DAN HUKUM ADAT.
2. SEBAGIAN BESAR SISTEM YANG DIANUT, BAIK PERDATA MAUPUN PIDANA
BERBASIS PADA SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL (CIVIL LAW
SYSTEM), KHUSUSNYA DARI BELANDA KARENA ASPEK SEJARAH MASA
LALU INDONESIA YANG MERUPAKAN WILAYAH JAJAHAN DENGAN
SEBUTAN HINDIA BELANDA (NEDERLANDSCH-INDIE).
3. SISTEM HUKUM AGAMA KARENA SEBAGIAN BESAR MASYARAKAT
INDONESIA MENGANUT ISLAM, MAKA DOMINASI HUKUM ATAU SYARIAT
ISLAM LEBIH BANYAK TERUTAMA DI BIDANG PERKAWINAN,
KEKELUARGAAN, DAN WARISAN.
4. SELAIN ITU, DI INDONESIA JUGA BERLAKU SISTEM HUKUM ADAT YANG
DISERAP DALAM PERUNDANG-UNDANGAN ATAU YURISPRUDENSI, YANG
MERUPAKAN PENERUSAN DARI ATURAN-ATURAN SETEMPAT DARI
MASYARAKAT DAN BUDAYA-BUDAYA YANG ADA DI WILAYAH NUSANTARA.
 SISTEM HUKUM ISLAM
1. DIANUT OLEH MASYARAKAT ARAB, BERKEMBANG DI ASIA, AFRIKA,
EROPA DAN AMERIKA SECARA INDIVIDUAL/ KELOMPOK
2. BERSUMBER HUKUM PADA : QURAN, SUNAH NABI, IJMA DAN QIYAS
3. DASAR HUKUM: MENGATUR SEGI PEMBANGUNAN, POLITIK, SOSIAL,
EKONOMI DAN BUDAYA
4. SISTEM HUKUM DALAM HUKUM FIKH TERDIRI DARI DUA HUKUM POKOK
YAITU HUKUM ROHANIAH DISEBUT IBADAT. HUKUM DUNIAWI TERDIRI
DARI:
a. MUAMALAT TATA TERTIB HUKUM ANTAR MANUSIA (JUAL BELI, HK. TANAH, HAK MILIK DLL)
b. NIKAH YAITU MEMBENTUK KELUARGA
c. JINAYAT YAITU HUKUM PIDANA, ANCAMAN HUKUMAN TERHADAP HUKUM ALLAH DAN
KEJAHATAN
 HUKUM KANONIK
1. Hukum Kanonik adalah hukum yang mengatur kehidupan menggereja Gereja Katolik
Roma sebagai Tubuh Mistik Kristus.
2. Sumber Hukum Kanonik:
a. Kitab Suci Agama Katolik Roma:
1) Kitab Perjanjian Lama;
2) Kitab Deuterokanonika;
3) Kitab Perjanjian Baru;
b. Tradisi Gereja sejak Abad I s/d sekarang yang merupakan kehidupan sacramental:
1) Sakramen Baptis;
2) Sakarmen Krisma;
3) Sakramen Ekaristi;
4) Sakramen Perkawinan;
5) Sakramen Imamat;
6) Sakramen Tobat/Pengakuan Dosa;
7) Sakramen Minyak Suci.
c. Konsili-Konsili Gereja Katolik (Magistarium), terutama:
1) Konsili Trente;
2) Konsili Vatikan I;
3) Konsili Vatikan II.
d. Ensiklik Kepausan.
e. Ajaran Sosial Gereja Katolik.
 SISTEM HUKUM ADAT
1. Hukum adat merupakan hukum yang hidup dalam kehidupan masyarakat
hukum adat di Indonesia.
2. Hukum adat diperkenalkan oleh Snouck Hurgronje sebagai Adat Recht.
3. Hukum adat berisi ketentuan-ketentuan hukum yg lazimnya tidak tertulis
yg mengatur sikap dan perilaku, budaya, adat istiadat, dan hak ulayat
masyarakat hukum adat.
4. Hukum adat mempunyai makna sebagai hukum asli Indonesia yang
bersumber pada kaedah-kaedah kesusilaan dan kesopanan yang secara
sadar diberlakukan secara turun temurun, dipertahankan, dikembangkan,
diikuti, dipatuhi, dan ditaati sebagai hukum oleh suku-suku bangsa yang
hidup sebagai masyarakat hukum adat di Indonesia.
5. Hukum adat dilaksanakan di bawah pimpinan Pemuka Adat yang
dipandang paling mengerti, bijaksana, dan memahami kehendak suci
leluhur.
 TUGAS KULIAH KE ENAM
1. Menuliskan beberapa Asas Hukum Perdata, Pidana, Tata Negara,
Internasional Hukum Acara Perdata, Hukum Acara Pidana dan
beberapa Jenis atau cabang Hukum lainnya.
2. Menuliskan beberapa asas-asas yg ada di beberapa UU
3. Mencari dan menuliskan Sistem Hukum Anglo Saxon, Sistem
Hukum Eropa Kontinental
4. Mencari dan menuliskan beberapa hal yg berlaku dalam sistem
hukum Islam dan Sistem Hukum Kanonik khususnya dalam hal
perkawinan atau pernikahan.
5. Kisi-kisi UTS: sumber hukum, kaidah hukum dan kaidah sosial,
unsur-unsur dan fungsi hokum, subyek dan obyek hokum, prinsip
dan azas hokum.