Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASAS-ASAS HUKUM

   

DISUSUN OLEH
MUHAMMAD AINUL FIKRI NURSALIM
B011181536
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Masalah

BAB II
ISI
A .Asas-Asas Hukum
B Asas-Asas Hukum Perdata
C Asas-Asas Hukum Pidana
D Asas-Asas Hukum Adat

BAB III
PENUTUP
1.Kesimpulan
2.Penutup

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karna atas rahmat dan karuniya
NYA maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ASAS-ASAS
HUKUM” Penulisan makalah merupakan salah satu tugas untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah PENGANTAR ILMU HUKUM,Dalam penulisan ini kami berterima kasih
kepada orang-orang yang telah mempermudahkan kami dalam menyelasaikan tugas
kami. Akhirnya kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin
BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Dalam dunia hukum , kita mengenal berbagai hal yang berkaitan dengan hukum itu sendiri .
mulai dari pengertian,asas-asas, sistem dan masih banyak lagi istilah-istilah hukum yang lainnya.
Disini kami sebagai penulis akan mencoba untuk membahasnya dalam mata kuliah sistem hukum di
indonesia, adapun dalam makalah ini kami akan membahas tentang asas-asas hukum dan sistem
hukum dan hal-hal yang berhubungan dengannya, bagaimana suatu sistem hukum dapat dipatuhi
oleh masyarakat dan tetap menjaga perdamaian dan keadilan didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

Karena asas-asas dan sistem hukum pada perinsipnya adalah mengatur bagaimana didalam
masyarakat tidak selalu terjadi konflik, apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi konflik, dan
kalaupun terjadi bagaimana cara menyelesaikan konflik tersebut

2.      Rumusan Masalah

Sesuai dengan tema yang telah saya terima sebagai materi makalah yaitu SISTEM HUKUM DI
INDONESIA , yang meliputi:

a.       Pengertian Asas-Asas Hukum


b.      Asas Hukum perdata
c. Asas – Asas Pidana
d .    Asas-Asas adat

3.      Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah Untuk mengetahui asas-asas hukum,pengertian asas-asas hukum
Pengertian, ,Asas – asas hukum adat,Asas-asas hukum perdata,asas asas hukum pidana.

BAB II
ISI

A.    Asas-Asas Hukum


1.      Pengertian Asas Hukum
Asas hukum adalah aturan dasar dan prinsip-prinsip hukum yang abstrak dan pada umumnya
melatarbelakangi peraturan konkret dan pelaksaan hukum.

Beberapa sarjana memberikan definisi atau pengertian dari asas hukum


sebagai berikut:
a.      Bellefroid, menyatakan asas hukum adalah norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif dan yang
oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum. Asas hukum umum
merupakan pengendapan dari hukum positif.

b.      Eikema Hommes, asas hukum bukanlah norma-norma hukum konkret, tetapi ia adalah landasan
yang kuat dan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum yang berlaku. Asas hukum adalah
dasar-dasar atau petunjuk arah dalam pembentukan hukum positif.

c.       Satjipto Rahardjo, menyatakan bahwa asas hukum adalah unsur yang penting dan pokok dari
peraturan hukum. Asas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia merupakan landasan
yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum.

d.      P.sholten. asas hukum adalah kecendrungan-kecendrungan yang disyaratkan oleh pandangan
kesusilaan kita pada hukum dan merupakan sifat-sifat umum dengan keterbatasannya sebagai
pembawaan yang umum itu, tetapi harus ada.

Dari beberapa rumusan pengertian asas-asas hukum diatas, ternyata bahwa asas-asas hukum
adalah dasar-dasar yang terkandung dalam peraturan hukum. 1[1]

B.    Asas-Asas Hukum Perdata


1.      Pengertian Asas-Asas Hukum Perdata
Hukum perdata adalah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang lain
yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang timbul dalam pergaulan masyarakat maupun
keluarga2[3].

2.      Hukum Perdata Menurut Ilmu Pengetahuan :


a.       Hukum perorangan/pribadi, orang dalam kecakapannya untuk memiliki hak – hak dan bertindak
sendiri untuk melaksanakan haknya itu

b.      Hukum keluarga, memuat peraturan – peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum yang
timbul karena hubungan kekeluargaan seperti : perkawinan, perceraan, hubungan orang tua dengan
anak.

c.       Hukum harta kekayaan, memuat peraturan – peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum
seseorrang dalam lapangan harta kekayaan sepertian perjanjian, milikk, gadai.

d.      Hukum waris, memuat peraturan – peraturan hukum yang mengatur tentang benda atau harta
kekeayaan seseorang yang telah meninggal dunia. Dengan kata lain hukum waris adalah hukum yang
mengatur peralihan benda dari orang yang meninggal dunia kepada orang yang masih hidup (ahli
waris).

3.      Asas-Asas Dalam Hukum Perdata


a.       Asas hukum benda merupakan dwingendrecht. Hak-hak kebendaan tidak akan memberikan
wewenang yang lain dari pada apa yang sudah ditentukan dalam undang-undang. Dengan lain
perkataan , kehendak para pihak itu tidak dapat memengaruhi isi hak kebendaan.

2 R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Rajagrapindo persada, jakarta, 1993


b.      Asas individualiteit. Objek hak benda selalu merupakan barang yang individueel bepaald, yaitu
barang yang dapat di tentukan. Artinya seseorang hanya dapat memiliki barang yang berwujud yang
merupakan kesatuan

c.       Asas totaliteit. Seseorang yang mempunyai hak atas suatu barang maka ia mempunyai hak atas
keseluruhan barang itu / bagian-bagian yang tidak tersendiri.

d.      Asas onssplitsbaarheir ( tidak dapat dipisahkan ) pemisahan dari zakelijkrechten tidak
diperkenankan, tetapi pemilik dapat membebani hak miliknya dengan iura in realiena, jadi seperti
melepas sebagian wewenangnya.

e.       Asas vermenging ( asas percampuran ) . seseorang tidak akan untuk kepentingannya sendiri
memperoleh hak gadai atau hak memungut hasil atas barang miliknya sendiri.

f.       Asas publiciteit . dalam hal pembebanan tanggungan atas benda tidak bergerak (hipotek) maka
harus didaftarkan di dalam register umum. Sekarang hak pertanggungan atas tanah.

g.      Asas spesialiteit. Hipotek hanya dapat diadakan atas benda-benda yang ditunjuk secara khusus
(letaknya,luasnya,batas-batasnya).

h.      Asas reciprositas. Seorang anak wajib menghormati orang tuanya serta tunduk kepada mereka dan
orang tua wajib memelihara dan membesarkan anaknya yang belum dewasa sesuai dengan
kemampuanya masing-masing (pasal 298 BW, dan seterusnya).

i.        Asas kebebasan berkontrak (freedom of conctract/beginsel der contracts vrijheid). Para pihak
berhak secara bebas membuat kontrak dan mengatur sendiri isinya sepanjang memenuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku.

j.        Asas pacta sunt sevanda (janji itu mengikat). Suatu perjanjian berlaku sebagai undang-undang bagi
para pihak yang membuatnya.

k.      Asas konsensualitas. Suatu perjanjian sudah sah dan mengikat ketika telah tercapai kesepakatan
para pihak dan sudah memenuhi syarat sah kontrak.

l.        Asas batal demi hukum. Suatu asas yang menyatakan bahwa suatu perjanjian itu batal demi hukum
apabila tidak memenuhi syarat objek

m.    Asas kepribadian . suatu asas yang menyatakan bahwa seseorang hanya boleh melakukan perjanjian
untuk dirinya sendiri.

n.      Asas canselling. Suatu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang tidak memenuhi syarat subjektif
dapat diminta pembatalan .

o.      Asas actio pauliana. Hak kreditor untuk mengajukan pembatalan terhadap segala perbuatan yang
tidak perlu dilakukan oleh debitur yang merugikan.

p.      Asas persamaan. Para kreditor mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat terhadap barang-
barang milik debitur.

q.      Asas proferensi .para kreditor yang memegang hipotek , gadai dan privelegi diberi hak prseferensi
yaitu didahulukan dalam pemenuhan piutangnya, asas ini merupakan penyimpangan dari asas
persamaan.

r.        Zakwaarnemning (345 BW) . asas dimana seseorang yang melakukan pengurusan terhadap benda
orang lain tampa diminta oleh orang yang bersangkutan , maka ia wajib mengurusnya sampai tuntas.

s.       Asas droit invialablel et sarce. Hak milik tidak dapat diganggu gugat.
t.        Asas kepentingan . dalam setiap perjanjian pertanggungan (asuransi) diharuskan adanya
kepentingan (insurable interest pasal 250 KUHD)

u.      Asas monogami. Dalam suatu perkawinan seorang laki-laki hanya boleh memiliki seorang
perempuan sebagai istrinya dan sorang perempuan hanya boleh memiliki seorang suami.

v.      Asas hakim bersifat menunggu . inisiatif untuk mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya
kepada yang berkepentingan . hakim hanya menunggu saja

w.    Asas hakim pasif. Ruang linkup atau luas pokok sengketa yang diajukan kepada hakim untuk
diperiksa pada asasnya ditentukan oleh para pihak yang berperkara dan bukan oleh hakim

x.      Asas mendengarkan kedua belah pihak . didalam hukum acara perdata, kedua belah pihak harus
diperlakukan sama , tidak memihak dan didengar bersama-sama

y.      Asas beracara dikenakan biaya. Biaya ini meliputi biaya kepanitraan, biaya materi dan biaya untuk
pemberirahuan kepada pihak. Namun, bagi pihak yang tidak mampu berdasarkan keterangan yang
berwenang dapat berpekara tampa biaya (prodeo)

z.       Asas actor sequitur forum rei. Gugatan harus diajukan ditempat dimana tergugat bertempat tinggal.

aa.   Asas gugatan balasan, dapat diajukan dalam tiap perkara ( pasal 132 a HIR )

bb.  Unus testis nullus testis. Satu saksi bukan sanksi, maksudnya keterangan seorang saksi harus
dilengkapi dengan bukti-bukti lain.3[4]

cc.    

C.    Asas-Asas Hukum Pidana

Ilmu pengetahuan tentang hukum pidana (positif) dapat dikenal beberapa asas yang sangat
penting untuk diketahui , karena dengan asas-asas yang ada itu dapat membuat suatu hubungan dan
susunan agar hukum pidana yang berlaku dapat di pergunakan secara sistematis, kritis dan harmonis
. pada hakekatnya dengan mengenal, menghubungkan , dan menyusun asas didalam hukum pidana
pasif itu, berarti menjalankan hukum secara sistematis, kritis dan harmonis sesuai dengan dinamika
garis-garis yang ditetapkan dalam politik hukum pidana. 4[5]

Asas hukum pidana itu dapat digolongkan;

  Asas yang dirumuskan di dalam KUHP atau perundangan-undangan lainnya.


  Asas yang tidak dirumuskan dan menjadi asas hukum pidanayang tidak tertulis ,dan dianut didalam
yurisprudensi.

1.      Asas-asas yang berlaku dalam hukum pidana


a.       Asas legalitas suatu perbuatan merupakan suatu tindakan pidana apabila telah ditentukan
sebelumnya oleh undang-undang atau seseorang dapat dituntut atas perbuatannya apabila

Artikelfakta.Blogspot.Com, Asas Asas Hukum,Pekanbaru,

4
perbuatan tersebut sebelumnya telah ditentukan sebagai tindakan pidana oleh hukum / undang-
undang

b.      Asas culpabilitas. Nulla poena sine culpa, artinya tiada pidana tampa kesalahan.

c.       Asas opportunitas. Penuntut umum berwenang untuk tidak melakukan penuntutan dengan
pertimbangan demi kepentingan umum.

d.      Asas presumption of innocence (praduga tak bersalah). Seseorang harus dianggap tidak bersalah
sebelum dinyatakan bersalah oleh putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap.

e.       Asas in dubio pro reo. Dalam hal terjadi keragu-raguan maka yang berlaku adalah paeraturan yang
paling menguntungkan terdakwa.

f.       Asas persamaan dimuka hukum. Artinya setiap orang harus siperlakukan sama didepan hukum
tampa membedakan suku, agama, pangkat, jabatan, dan sebagainya.

g.       Asas perintah tertulis dari yang berwenang . artinya bahwa setiap penangkapan , penggeledahan,
penahanan dan penyitaan harus dilakukan berdasarkan perintah tertulis dari pejabat yang diberi
wewenang oleh UU dan hanya dalam hal dan cara yang diatur oleh UU.

h.      Asas peradilan cepat , sederhana dan biaya ringan serta bebas, jujur dan tidak memihak. Asas ini
menghendaki proses pemerisiksaan tidak berbelit-belit dan untuk melindungi hak tersangka guna
mendapat pemeriksaan dengan cepat agar segera didapat kepastian hukum. (pasal 24 dan 50 KHUAP
).

i.        Asas harus dihadiri terdakwa . pengadilan dalam memeriksa perkara pidana harus dengan hadirnya
terdakwa.

j.        Asas terbuka untuk umum , sidang pemeriksaan perkara pidana harus terbuka untuk umum, kecuali
di atur oleh UU dalam perkara tertentu seperti perkara kesusilaan , sidang tertutup untuk umum ,
tetapi pembaca putusan pengadilan dilakukan dalam sidang yang terbuka untuk umum.

k.      Asas bantuan hukum . seseorang yang tersangkut perkara pidana wajib di beri kesempatan untuk
memperoleh bantuan hukum secara Cuma-cuma untuk kepentingan pembelaan dirinya (pasal 54,55
dan 56 KHUAP)

l.        Putusan hakim harus disertai alasan-alasan . semua putusan harus memuat alasan-alasan yang
dijadikan dasar untuk mengadili . alasan ini mempunyai nilai yang objektif.

m.    Asas nebis in idem. Seseorang tidak dapat di tuntut lagi karena perbuatan yang sudah pernah
diajukan kemuka pengadilan dan sudah mendapat putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap.

n.      Asas kebenaran materil (kebenaran dan kenyataan) . pemeriksaan dalam perkara pidana, tujuannya
untuk mngetahui apakah faktanya / senyatanya benar-benar telah terjadi pelanggaran / kejahatan.
o.      Asas ganti rugi dan rehabilitasi. Hak bagi tersangka / terdakwa / terpidana untuk mendapatkan ganti
rugi / rehabilitasi atas tindakan terhadap dirinya sejak dalam proses penyidikan . diatur dalam pasal
95 dan 97 KHUAP.5[6]

D.     Asas-Asas Hukum Adat

1.      Pengertian Hukum Adat


Mr. c. van Vollenhoven (1928) berpendapat, hukum adat adalah keseluruhanaturan tingkah
laku positif yang di satu pihak mempunyai sanksi (hukum) dan di pihak lain dalam keadaan tidak
dikodifikasikan (adat). Mengandung makna bahwa hukum indonesia dan kesusilaan masyarakat
merupaka hukum adat dan adat yang tidak dapat dipisahkan dan hanya mungkin dibedakan dalam
akibat – akibat hukumnya, karena terdapat peraturan – peraturan yang selalu dipertahankan
keutuhannya oleh pelbagai golongan tertentu dalam kehidupan sosialnya, seperti masalah pakaian,
pangkat pertunangan dan sebagainya. Kehendak nenek moyang dimana sebagai tolok ukur terhadap
keinginan yang akan dilakukan, tetapi peraturan hukum adat juga dapat berubah tergantung dari
pengaruh kejadian – kejadian dan keadaan hidup yang silih berganti yang bahkan tidak diketahui
bahkan kadang – kadang tanpa disadari masyarakat di dalam kehidupan sehari – hari. Misalnya kalau
seseorang dari Papua datang ke daerah Riau dengan membawa ikatan – ikatan tradisinya, maka
secara cepat dia akan menyesuaikan dengan tradisi daerah byang didatanginya. Keadaan ini berbeda
dengan hukum yang peraturan – peraturanya ditulis dan dikodifikasikan dalam sebuah kitab undang
– undang atau peraturan perundangan yang sulit di ubah secara cepat, karena perubahannya masih
diperlukan alat pengubah melalui seperangkat alat – alat perlengkapan negara yang berwenang
untuk itu dengan membuat perundangan baru. 6[7]

2.      Asas-asas pokok dalam hukum adat


a.       Asas religion magis (magisch-religieous) adalah pembulatan atau perpaduan kata yang mengandung
unsur beberapa sifat atau cara berfikir seperti prelogika, animisme, pantangan, ilmu ghoib dan lain-
lain.

Kuntjaranigrat menerangkan bahwa alam pikiran religiomagis itu mempunyai unsur-unsur


sebagai berikut;

  Kepercayaan kepada mahluk-mahluk halus , rokh-rokh dan hantu-hantu yang menempati seluruh
alam semesta dan khusus gejala-gejala alam, tumbuh-tumbuhan, binatang, tubuh manusia dan
benda-benda

5[6] H . Zaeni Asyhadie, Pengantar Ilmu Hukum,PT. Rajagrapindo persada, jakarta,hal 173

6[7] Scarmakalah.blogspot.com,asas-asas hukum adat,pekanbaru, 3 oktober 2015, jam 14;32


  Kepercayaan kepada kekuatan sakti yang meliputi seluruh alam semesta dan khusus terdapat dalam
peristiwa-peristiwa luar biasa, tumbuh-tumbuhan yang luar biasa, binatang-binatang yang luar biasa
dan suara yang luar biasa.
  Anggapan bahwa kekuatan sakti yang pasif itu dipergunakan sebagai “magische kracht” dalam
berbagai perbuatan ilmu ghoib untuk mencapai kemampuan manusia atau menolak bahaya ghoib
  Anggapan bahwa kelebihan kekuatan sakti dalam alam menyebabkan keadaan kerisis, menyebabkan
timbulnya berbagai macam bahaya ghoib yang hanya dapat dihindari atau dihindarkan dengan
berbagai macam pantangan.
Bushar muhammad tentang pengertian religio-magis mengemukakan kata “participerrend
cosmisch” yang mengandung pengertian komplek. Orang indonesia pada dasarnya berfikir,merasa
dan bertindak didorong oleh kepercayaan (religi) kepada tenga-tenaga ghoib (magis) yang mengisi ,
menghuni seluruh alam semesta (dunia kosmos) dan yang terdapa pada orang , binatang , tumbuh-
tumbuhan yang besar dan kecil, benda-benda dan semua tenaga itu membawa seluruh alam
semesta dalam suatu keadaan keseimbangan .tiap tenga ghoib itu merupakan bagian dari
kosmos,dari keseluruhan hidup jasmaniah dan rokhaniah, “participatie”, dan keseimbangan itulah
yang senantiasa harus ada dan terjaga, dan apabila terganggu harus dipulihkan. Memulihkan
keadaan keseimbangan itu berujud dalam beberapa upacara, pantangan atau ritus (rites de
passage)7[8]

b.      Asas komun ( commun ).

Asas komun berarti mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan diri sendiri.
Asas korum merupakan segi atau corak yang khas dari suatu masyarakat yang masih hidup sangat
terpencil atau dalam hidupnya sehari-hari masih sangat tergantung kepada tanah atau alam pada
umumnya. Dalam masyarakat semacam itu selalu terdapat sifat yang lebih mementingkan
keseluruhan, lebih diutamakan kepentingan umum daripada kepentingan individual. Dalam
masyarakat semacam itu individual itu terdesak kebelakang. Masyarakat, desa, dusun yang
senantiasa memegang peranan yang menentukan , yang pertimbangan dan putusannya tidak boleh
dan tidak dapat disia-siakan. Keputusan desa adalah berat , berlaku terus dan dalam keadaan
apapun juga harus di patuhi dengan hormat dengan khidmat.

c.       Asas contant ( tunai )

Asas contant atau tunai mengandung pengertian bahwa dengan suatu perbuatan nyata, suatu
perbuatan simbolis atau suatu pengucapan, tindakan hukum yang dimaksud telah selesai seketika itu
juga, dengan serentak bersamaan waktunya takkala berbuat atau mengucapkan yang diharuskan

7[8] Hasanthardiant.wordpress.com,asas-asas hukum adat,pekanbaru, 3 oktober 2015, jam 14;56


oleh adat. Dengan demikian dalam hukum adat segala sesuatu yang terjadi sebelu dan sesudah
timbang terima secara contan itu adalah diluar akibat-akibat hukum dan memang tidak tersangkut
paut atau tidak bersebab akibat menurut hukum . perbuatan hukum yang dimaksud yang telah
selesai seketika itu juga adalah suatu perbuatan hukum yang dalam arti yuridis berdiri sendiri . dalam
arti urutan kenyataan kenyataan, tindaka-tindakan sebelum dan sesudah perbuatan yang bersifat
contan itu mempunyai arti logis satu sama lain . contoh yang tepat dalam hukum adat tentang suatu
perbuatan yang contan adalah: jual-beli lepas, perkawinan jujur , melepas hak atas tanah, adopsi
dan lain-lain.

d.      Asas konkrit (visual)

Pada umumnya dalam masyarakat indonesia kalau melakukan perbuatan hukum itu selalu
konkrit (nyata) misalnya dalam erjanjian jual-beli , si pembeli menyerahkan uang atau uang panjer.

Didalam alam berfikir yang tertentu senantiasa dicoba dan di usahakan supaya hal-hal yang
dimaksudkan, diinginkan, dikehendaki atau akan dikerjakan ditransformasikan atau di beri ujud
suatu benda , diberi tanda yang kelihatan , baik langsung maupun hanya menyerupai obyek yang di
kehendaki (simbol, benda yang magis)
BAB III

KESIMPULAN

Asas hukum itu adalah dasar-dasar umum yang terkandung dalam peraturan hukum , dasar-
dasar umum tersebut adalah sesuatu yang mengandung nilai-nilai etis.sedangkan sistem hukum
adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang
satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat . untuk mencapai suatu tujuan
kesatuan tersebut perlu kerja sama antara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut menurut
rencana dan pola tertentu.

PENUTUP

Demikian lah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih ada kekurangan dan kelemahan, karena terbatas pengetahuan . kami
selaku penulis makalah ini banyak berharap para pembaca yang budiman sekiranya memberikan
saran dan keritik yang membangun kepada kami selaku penulis makalah ini demi kesempurnaannya
makalah ini . semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembacayang
budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

H . Zaeni Asyhadie, Pengantar Ilmu Hukum,PT. Rajagrapindo persada, jakarta,2013

R. Abdoel Djamali, Pengantar Hukum Indonesia, Rajagrapindo persada, jakarta, 1993

Artikelfakta.Blogspot.Com, Asas Asas Hukum,Pekanbaru,

Scarmakalah.blogspot.com,asas-asas hukum adat,pekanbaru,

Hasanthardiant.wordpress.com,asas-asas hukum adat,pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai