Anda di halaman 1dari 4

NAMA : MUHAMMAD NURWAN FAUZAN

NIM : B011181403

KELAS PERANCANGAN PERUNDANG-UNDANGAN (G)

TUGAS RESUME MATERI KULIAH

A. TAHAPAN PEMBENTUKAN PERUNDANGAN

Pembentukan peraturan perundang-undangan adalah tahap


tahap dalam pembuatan peraturan perundang-undangan yang
meliputi Perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan
atau penetapan, dan pengundangan. Dalam merancang suatu
peraturan perundang-undangan terdapat beberapa hal penting
yang mesti diprhatikan. Yang pertama adalah ada berapa yang
akan dibuat selama setahun atau 5 tahun kedepan, yang kedua
menyiapkan naskah akademik untuk masing-masing undang
undang atau sejenisnya

Penyusunan peraturan perundang-undangan dapat diinisisasi


langsung oleh Legislatif, bisa juga oleh Eksekutif. Setiap
permulaan penyusunan dibentuk suatu tim khusus, kalau di DPR
disebut Panja sedangkan Tim Khusus merupakan tim eksekutif.

Pembahasan perundangan merupakan tindak lanjut dari


adanya tim masing-masing yang sudah dibentuk dan menyusun
Daftar Inventarisasi Masalah. Pembahasan akan sangat baik jika
mengikutsertakan ahli Bahasa maupun ahli yang berkaitan
dengan masalah yang sedang dibahas. Setelah dilakukan
pembahasan dan dicapai kata sepakat, pengesahan perundangan
dilakukan pada forum pembahasan tingkat II, yang pada
prinsipnya merupakan kesepakatan hsil pembahasan DIM, dan
sebelum disetujui diminta pandangan dari semua fraksi yang ada.
Setelah pandangan fraksi disampaikan, maka pimpinan siding
DPR/DPRD melakukan persetujuan yang ditandai dengan
pengetukan palu

Setelah pengesahan, maka tahap Pengundangan akan


dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Presiden atau
Gubernur atau Bupati/Walikota. Namun jika tidak ada
pengesahan dalam waktu 30 hari, maka secara otomatis peraturan
perundangan tesrebut sudah bisa didaftarkan ke lembaran negara
atau lembaran daerah sebagai tanda telah dilakukan
pengundangan dan sifatya mengikat kepada seluruh rakyat.

B. JENIS JENIS NORMA

Terdapat beberapa jenis norma dalam kehidupan sosial


masyarakat, antara lain yaitu norma agama, norma
kesusilaan/moral, norma kesopanan, dan norma hukum. Norma
pada dasarnya baru ada jika terdapat lebih dari satu orang karena
norma mengatur tat acara bertingkan laku seseorang terhadap
orang lain. Norma mengandung suruhan tentang apa yang
seharusnya (das sollen). Isi norma meliputi perintah, larangan dan
kebolehan.

Berbicara tentang norma hukum, maka dapat dibentuk


secara tertulis maupun tidak tertulis oleh lembaga-lembaga yang
berwenang membentuknya. Hal ini yang membedakan antara
norma hukum dan norma lainnya yang terjadi tidak secara tertulis
akan tetapi tumbuh dan hidup dalam masyarakat sendiri.

Dalam norma hukum terdapat beberapa jenis norma, yaitu:

1. Norma hukum statis dan dinamis;


2. Norma hukum vertikal dan horizontal;
3. Norma hukum umum dan individu;
4. Norma hukum abstrak dan konkrit;
5. Norma hukum terus-menerus dan sekali-selesai; dan
6. Norma hukum tunggal dan berpasangan

C. YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BAHASA HUKUM


1. Subjek sebagai pelaku yang melakukan tindakan

Contoh kalimat yang tidak benar adalah “Seorang pegawai


negeri yang telah melebihi usia enam puluh tahun, yang
memenuhi persyaratan, akan menerima pensiun”. Kalimat
tersebut belum jelas siapa pelaku yang akan melakukan tindakan.

2. Subjek harus memiliki kemampuan untuk melakukan


tindakan

“Bayi berumur dibawah dua tahun yang dibawa dalam


kendaraan harus mengenakan sabuk pengaman” kalimat seperti
ini subjeknya belum bisa memiliki kemampuan untuk melakukan
tindakan. Seharusnya bunyi kalimatnya seperti “Orang tua bayi
berumur dua tahun yang dibawa dalam kendaraan harus
mengenakan sabuk pengaman kepada anaknya”.

3. Gunakan kalimat aktif, bukan kalimat pasif.

“sekretaris ditunjuk untuk masa jabatan selama 3 tahun”.


Kalimat pasif seperti ini membuat rancu akan siapa yang harus
bertindak. Kalimat yang benar adalah “ketua menunjuk sekretaris
untuk masa jabatan selama 3 tahun”.

4. Cara menentukan pelaku.

“klinik pedesaan, rumah sakit pusat, rumah sakit pembantu,


dinas kesehatan wilayah, dukun, bidan, asisten medis atau
perawat dapat membuat resep obat yang tercantum dalam
Lampiran A.” Sulit menentukan pelaku jika masih banyak yang
harus disebutkan pelakunya makanya dalam kalimat tersebut
pelaku dpat diubah menjadi Pelayan Jasa Perawatan Medis.

5. Pengguanaan Bentuk Tunggal, Bukan Jamak

Contohnya adalah “pegawai negeri tidak boleh mendukung


seseorang yang akan dipilih untuk jabatan pemerintahan.”
Pegawai negeri dalam hal ini bersifat jamak dan pelaku dalam
posisi sebagai satu kesatuan. Kalimat yang benar adalah “seorang
pegawai negeri tidak boleh mendukung seseorang yang akan
dipilih untuk jabatan pemerintahan”.

6. Hindari Penggunaan “Setiap”, “Semua” Dan “Siapa Saja”.

Kata kata diatas adalah kata sifat yang tidak tentu yang
menjelaskan kata benda. Contoh “semua pegawai negeri yang
memenuhi syarat dapat…” lebih baik diganti “seorang pegawai
negeri yang memenuhi syarat akan….”

7. Hindari Kata Ganti Yang Menunjukkan Jenis Kelamin.

Kalimat “Bila menteri menganggap bahwa maslaah air bersih


ada di suatu daerah, maka dia berhak memutuskan bahwa
keadaan darurat berlaku untuk daerah tersebut”. Sebaiknya
menggunakan kalimat “Bila Menteri menganggap bahwa maslaah
air bersih ada di suatu daerah, maka Menteri berhak memutuskan
bahwa keadaan darurat berlaku untuk daerah tersebut”

Anda mungkin juga menyukai