Kuliah Umum
Kuliah Umum
KULIAH UMUM
ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
A. Pendahuluan
Ilmu Perundang-Undangan telah ada sejak abad ke-19. Pada sekitar tahun 1970-an, oleh Prof.
Mochtar Kusumaatmadja melaksanakan pelatihan-pelatihan terkait pembuatan perundang-
undangan. Terdapat dua hal penting yang perlu dipahami terkait Ilmu Perundang-Undangan
yaitu Teori Perundang-Undangan dan Teknik Perancangan Peraturan Perundang-Undangan.
Hal ini berkaitan erat dengan aspek Yuridis dan aspek Praktis.
B. Ilmu Perundang-Undangan.
Hukum Tertulis adalah hukum yang telah disahkan oleh Penguasa. Hukum Tertulis berbeda
dengan hukum yang ditulis, seperti contohnya Hukum Adat. Peraturan Perundang-
Undangan adalah kaidah-kaidah hukum tertulis yang dibuat oleh yang berwenang dan
berlaku secara umum/abstrak. Hal ini perlu dibedakan dengan peraturan tertulis yang
dibuat oleh yang berwenang, tetapi tidak berlaku secara umum.
a. Sebagai contoh dari peraturan tertulis yang tidak berlaku secara umum, yaitu
Penetapan/Beschikking/Decree. Dalam Peraturan Perundang-Undangan Indonesia,
Beschikking itu menggunakan istilah Keputusan. Sebagai contoh, Keputusan Presiden,
Keputusan Menteri, Keputusan Rektor. Keputusan dibuat oleh pejabat administrasi
negara, yang ada dalam lingkungan hukum publik (administrasi) dan bersifat individual.
Kenapa harus ditegaskan sebagai Keputusan di bidang public? Ada dua hal yang penting,
yaitu
1. Apakah pejabat administrasi negara boleh mengeluarkan Keputusan di bidang
hukum perdata? Jawabannya adalah boleh
2. Apakah yang bukan pejabat administrasi negara boleh mengeluarkan Keputusan di
lapangan hukum public? Jawabannya adalah tidak
b. Kaidah tertulis yang bukan Peraturan Perundang-Undangan lainnya adalah Peraturan
Kebijakan yang didasarkan pada diskresi/beleid. Perbedaannya dengan Keputusan adalah
Peraturan Kebijakan boleh dibuat oleh yang bukan pejabat administrasi negara, seperti
DPR, MPR, dan lain sebagainya. Peraturan Kebijakan dibuat untuk memenuhi kebutuhan
Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., MCL.
hukum yang tidak dapat diatur oleh Undang-Undang, tetapi memiliki urgensi untuk
diatur. Sebagai contoh, misalnya Peraturan Kebijakan tentang alokasi dana
penanggulangan bencana di suatu daerah.
Beleid berorientasi pada tujuan yang akan dicapai, sedangkan tindakan hukum didasarkan
pada pembenaran hukum. Apakah kemudian pembenaran berdasarkan pada tujuan ini
tidak dapat terjadi penyelewengan? Hal ini dapat diatasi dengan prinsip tidak boleh
bertentangan dengan hukum dan juga prinsip kehati-hatian.
Jadi, kaidah hukum tertulis itu bisa berupa Peraturan Perundang-Undangan. Ketetapan, dan
Peraturan Kebijakan. Apabila berbicara mengenai Ilmu Perundang-Undangan, tidak hanya
berbicara mengenai Peraturan Perundang-Undangan secara umum tetapi juga berkaitan
dengan Ketetapan dan Peraturan Kebijakan. Hal ini tidak terlepas dari pembentukan hukum
tertulis tersebut juga membutuh teknik perancangan peraturan perundang-undangan yang
baik.
Bagaimana kedudukan kaidah perundang-undangan dalam suatu negara? Untuk memahami
ini, perlu juga dipahami dengan mengaitkan kepada sistem hukum atau tradisi hukum (legal
system and legal tradition).
a. Sistem Kontinental/Sistem Hukum Kodifikasi/Civil Law
Disebut Kontinental karena sistem hukum ini berakar dari daratan continental yang
berasal dari zaman Romawi. Sistem hukum ini berkembang di Perancis dan berlanjut ke
Jerman dan ke wilayah lainnya. Dimulai dengan kodifikasi yang dilakukan di Perancis.
Disebut sebagai civil law karena berakar dari masa romawi mengenai hukum yang
mengatur hubungan perseorangan (twelve tables dua belas tabel).
b. Sistem Anglo Saxon/Case Law/Common Law
Disebut sebagai Anglo Saxon karena dikembangkan oleh Suku Anglo Saxon yang
berkuasa di Inggris. Disebut dengan Case Law karena didasarkan pada putusan-putusan
hakim judge made law. Pada saat suku Anglo Saxon berkuasa, telah ada hukum yang
berlaku di Inggris tetapi hanya bersifat lokal. Oleh karena itu, kemudian dibentuk suatu
sistem hukum yang mempergunakan putusan hakim (hakim keliling) untuk dicatat dan
dijadikan sebagai hukum yang utama yang berlaku umum. Selanjutnya perkembangannya
dipegang oleh Hakim, oleh karenanya disebut sebagai judge made law.
Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., MCL.
Catatan penting dari Prof. Bagir Manan, perbedaan penting dari peraturan perundang-
undangan tingkat pusat dan daerah dibedakan berdasarkan bentuk negara yang dianut oleh
suatu negara.