Anda di halaman 1dari 29

PEMBIDANGAN HUKUM

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Herlita Nanshila Saragih ( 2306200478 )

Khairani ( 2306200470 )

Aji Nugraha Alamsyah Hasibuan ( 2301200459 )

Rifqi Fadillah Agusman ( 2306200487 )

Semester 1 - J1

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2023
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................

B. Rumusan Masalah ........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembidangan Hukum Berdasarkan Bentuknya………………………...

B. Pembidangan Hukum Hal Yang Diatur………………………….. ……..

C. Pembidangan Hukum Berdasrkan Cara Mempertahankannya……….

D. Pembidangan Hukum BerdasarkanTempat Berlakunya……………….

BAB III PENUTUPAN

A. KESIMPULAN…………………………………………………………….

B. SARAN……………………………………………………………..............

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah pembidangan hukum adalah cerminan dari perkembangan sistem


hukum dalam berbagai masyarakat sepanjang berabad-abad. Pembidangan hukum
mengacu pada praktik membagi hukum menjadi berbagai bidang atau cabang
berdasarkan topik atau fokusnya. Penelusuran sejarahnya membantu kita
memahami bagaimana masyarakat telah berevolusi dalam pendekatan mereka
terhadap hukum dan mengapa pembidangan hukum menjadi bagian integral dari
sistem hukum yang ada di berbagai negara di seluruh dunia.

1. Zaman Kuno

Praktik pembidangan hukum memiliki akar sejauh zaman kuno. Di beberapa


peradaban kuno seperti Romawi, hukum dibagi menjadi hukum publik (ius
publicum) dan hukum privat (ius privatum). Pembagian ini mencerminkan
kebutuhan untuk mengelola urusan pemerintahan dan pertikaian pribadi secara
terpisah. Sistem hukum Mesir kuno juga memiliki pembidangan hukum yang
jelas, dengan kode hukum seperti Hammurabi's Code di Babilonia.

2. Zaman Pertengahan

Pada Abad Pertengahan, hukum Eropa terutama didasarkan pada hukum


kanon (hukum gereja) dan hukum sipil (hukum yang berasal dari prinsip-prinsip
Romawi). Hukum kanon menangani masalah moral dan agama, sedangkan hukum
sipil berfokus pada masalah-masalah seperti properti dan kontrak. Pembidangan
hukum mulai berkembang lebih lanjut selama periode ini.
3. Abad Pencerahan

Selama Abad Pencerahan, pemikir-pemikir seperti Montesquieu dan


Blackstone mengemukakan gagasan mengenai pentingnya pembidangan hukum
dalam menjaga keseimbangan kekuasaan dan perlindungan hak individu.
Montesquieu mengemukakan teori trias politica, yang mencakup pembagian
kekuasaan di antara eksekutif, legislatif, dan yudikatif, sementara Blackstone
menyoroti pentingnya hukum pidana, hukum perdata, dan hukum konstitusi yang
terpisah.

4. Revolusi Industri dan Modernisasi

Revolusi Industri membawa perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan.


Inovasi dan perubahan ini memicu perkembangan hukum yang lebih khusus.
Negara-negara mulai mengadopsi berbagai bentuk pembidangan hukum untuk
mengakomodasi kompleksitas masyarakat modern. Pembidangan hukum
melibatkan pembagian hukum perdata, hukum pidana, hukum konstitusi, hukum
administrasi, dan banyak bidang lainnya.

5. Pembidangan Hukum pada Abad ke-20 dan 21

Pada abad ke-20, pembidangan hukum semakin tumbuh menjadi lebih rinci
dan sangat spesifik. Misalnya, hukum lingkungan, hukum teknologi informasi,
dan hukum perdagangan internasional adalah beberapa contoh pembidangan yang
muncul seiring perkembangan masyarakat dan teknologi. Ini mencerminkan upaya
untuk menangani isu-isu modern yang semakin kompleks.

6. Peran Pembidangan Hukum dalam Sistem Hukum Kontemporer

Saat ini, hampir setiap negara dengan sistem hukum yang terstruktur memiliki
pembidangan hukum yang mapan. Ini membantu memfasilitasi administrasi
hukum yang lebih efisien, pengambilan keputusan yang lebih akurat, dan
penegakan hukum yang lebih adil. Setiap cabang hukum biasanya memiliki
peraturan dan yurisdiksi sendiri yang mengatur bidang-bidang tertentu.
Sejarah pembidangan hukum mencerminkan evolusi sistem hukum yang
berkaitan dengan tuntutan masyarakat dan perubahan dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik. Perkembangan ini telah membantu menciptakan sistem
hukum yang lebih responsif dan komprehensif dalam menangani masalah yang
muncul di masyarakat. Seiring berjalannya waktu, kita dapat melihat perluasan
lebih lanjut dalam bidang hukum yang ada untuk mengakomodasi
tantangantantangan baru yang muncul dalam era modern.

B. Rumusam Masalah

1. Bagaimana Pembidangan Hukum berdasarkan bentuknya?


2. Bagaimana Pembidangan Hukum hal yang diatur?
3. Bagaimana Pembidangan Hukum berdasarkan cara mempertahankannya?
4. Bagaimana Pembidangan Hukum berdasarkan tempat berlaku?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pembidangan Hukum Berdasarkan Bentuknya

Pembidangan hukum berdasarkan bentuknya adalah konsep krusial dalam


sistem hukum yang menandakan pemisahan hukum menjadi berbagai cabang atau
kategori berdasarkan aspek-aspek tertentu. Pemisahan ini membantu menjaga
ketertiban dan keteraturan dalam sistem hukum dan memastikan bahwa setiap
masalah hukum ditangani oleh pihak yang memiliki pengetahuan khusus dalam
bidang tersebut. Penjelasan yang panjang berikut akan merinci konsep
pembidangan hukum berdasarkan bentuknya.

Pembidangan menurut bahasa adalah proses atau cara pengelompokan


berdasarkan lapangan (lingkungan, pekerjaan, pengetahuan,dsb) yang sama, dan
pemisahan atas bidang-bidang lainnya. Istilah lain dari Pembidangan Hukum
adalah Klasifikasi Hukum, Lapangan Hukum, Penggolongan Hukum. Sedangkan
Hukum itu sendiri menurut bahasa adalah peraturan atau adat yang secara resmi
dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh pemerintah/penguasa untuk mengatur
kehidupan dimasyarakat.

Berdasarkan bentuknya, hukum terbagi menjadi dua, yakni hukum tertulis dan
tidak tertulis :
1. Hukum tertulis ialah hukum yang dicantumkan atau ditulis dalam
perundang-undangan.
Contohnya :

Hukum tertulis yang sudah dikodifikasikan adalah hukum tertulis yang


penyusunannya secara sistematis, lengkap, teratur, dan telah
dibukkukan sehingga tidak perlu adanya peraturan pelaksanaan.
Contohnya:

- KUHP
- KUHPdt

- KUHD

Hukum perdata tertulis dalam KUH Perdata, hukum pidan dituliskan yang
dikodifikasikan maksudnya yaitu hukum tata Negara yang sudah dibukukan pada
lembaran Negara dan sudah diumumkan/di undangkan. Jika hukum tersebut
dikodifikasikan maka kelebihannya yaitu adanya kepastian hukum.

Adanya kekuasaan hukun dan adanya penyerdehanaan hukum. Sedangkan


kekukrangannya yaitu bergeraknya hukum menjadi lambat tidak mampu dengan
cepat mengikuti hal-hal yang terus bergerak maju. Untuk hukum yang tidak
dikodifikasi sebaliknya.

2. Hukum tidak tertulis merupakan kebalikan dari hukum tertulis. Hukum


tidak tertulis yaitu hukum yang tidak dituangkan/dicantumkan dalam
peraturan perundang-undangan. Hukum tidak tertulis merupakan
hukum yang hidup/berjalan dan tumbuh dalam keidupan Masyarakat/
adat atau dalampraktik ketenagakerjaan/konvensi

Contoh Hukum Tidak Tertulis:

Hukum adat yang tidak ditulis/ tidak dicantumkan dalam


perundangundangan namun peraturannya sudah tertanam dan dipatuhi oleh daerah
tertentu/ adat tertentu sehingga menjadi sebuah pedoman dalam tata pelaksanaan
kehidupan bermasyarakat. Hukum tidak tertulis merupakan hukum yang dianggap
tidak bisa konsisten. Dikarenakan hukum tidak tertulis peraturannya dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai keadaan dan kepentingan yang menghendakinya.

Perbedaan antar Hukum tertulis dengan hukum tidak tertulis :


Hukum tertulis :

- Aturannya pasti (tertulis)


- Mengikat semua orang

- Memiliki alat penegakan aturan

- Dibuat oleh penguasa

- Bersifat memaksa

- Sangsinya berat

Hukum tidak tertulis :

- Kadang aturannya tidak tertulis dan tidak pasti

- Ada atau tidaknya alat penegakan hukum yang tidak pasti


- Dibuat oleh Masyarakat

- Bersifat tidak terlalu memaksa

- Sangsinya ringan

1. Pengenalan Terhadap Pembidangan Hukum:

Konsep pembidangan hukum adalah prinsip dasar yang diterapkan di hampir


semua sistem hukum di seluruh dunia. Ini mengacu pada praktik membagi hukum
menjadi berbagai cabang atau kategori berdasarkan aspek tertentu seperti jenis
hukum, yurisdiksi, topik, atau fokusnya. Pembidangan hukum membantu
menyederhanakan dan mengorganisir hukum agar lebih mudah dipahami dan
diterapkan. Adapun pembidangan hukum menurut cara pembentukannya ialah :
a. Hukum yang dibentuk oleh Lembaga-lembaga negara yang punya
kewenangan untuk itu. (Contoh : DPRD dan Presiden, Bupati dan
DPRD)
b. Hukum yang dibentuk oleh Masyarakat karena kebiasaan yang
dilakukan oleh orang-orang yang menggunakannya
c. Hukum yang dibentuk oleh Lembaga-lembaga adar

(Berbeda satu dengan yang lain)


2. Jenis Hukum yang Terlibat:

Salah satu aspek utama pembidangan hukum adalah pembagian hukum


berdasarkan jenisnya. Pada tingkat paling dasar, hukum dapat dibagi menjadi
beberapa kategori utama, termasuk hukum perdata, hukum pidana, hukum
administrasi, dan hukum konstitusi. Setiap jenis hukum memiliki peran dan fungsi
unik dalam sistem hukum.

3. Hukum Perdata:

Hukum perdata mengatur hubungan antara individu dan entitas hukum


lainnya. Ini mencakup masalah seperti kontrak, perjanjian, kepemilikan properti,
dan masalah hukum perdata lainnya. Pembidangan hukum perdata memungkinkan
spesialisasi dalam aspek-aspek hukum ini dan memastikan bahwa para ahli
memiliki pemahaman mendalam tentang bagian hukum ini.

4. Hukum Pidana:

Hukum pidana berkaitan dengan pelanggaran hukum yang melibatkan tindak


pidana dan hukuman. Ini mencakup pembidangan hukum pidana yang
memungkinkan penanganan kasus-kasus yang melibatkan pelanggaran pidana
seperti pencurian, penipuan, dan kejahatan lainnya.

5. Hukum Konstitusi:

Hukum konstitusi mengatur dasar-dasar negara, struktur pemerintahan, hak


dan kebebasan individu, serta hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.
Pembidangan hukum konstitusi memungkinkan fokus pada interpretasi
konstitusi dan peran lembaga-lembaga konstitusional.

B. Pembidangan Hukum Hal-hal Yang Diatur


Pembidangan hukum adalah konsep integral dalam hukum yang mengacu
pada praktik membagi hukum menjadi berbagai cabang atau kategori berdasarkan
aspek tertentu yang diatur. Konsep ini memberikan struktur yang diperlukan
dalam hukum untuk mengorganisasi dan memahami berbagai aspek peraturan
hukum.

Pertama-tama, pembidangan hukum melibatkan pemecahan hukum menjadi


berbagai kategori utama atau cabang hukum, seperti hukum pidana, hukum
perdata, hukum tata negara, hukum internasional, dan hukum perburuhan. Setiap
cabang ini memiliki cakupan dan prinsip-prinsip hukum yang unik, yang
memungkinkan para ahli hukum, praktisi hukum, dan individu yang terlibat dalam
proses hukum untuk fokus pada peraturan dan standar yang relevan dalam bidang
tertentu.

Kedua, dalam masing-masing cabang hukum, terdapat sub-disiplin atau


spesialisasi yang lebih mendetail. Misalnya, dalam hukum perdata, terdapat sub-
disiplin seperti hukum kontrak, hukum warisan, hukum keluarga, dan hukum
properti. Di dalam hukum pidana, terdapat hukum pidana materiil dan hukum
pidana formal. Masing-masing sub-disiplin ini berfokus pada aspek-aspek hukum
yang lebih sempit dan mungkin memerlukan pengetahuan khusus yang lebih
dalam.

Ketiga, hal-hal yang diatur dalam pembidangan hukum mencakup peraturan


hukum yang berlaku di masing-masing cabang dan sub-disiplin tersebut. Ini
termasuk undang-undang, peraturan pemerintah, yurisprudensi, dan prinsip-
prinsip hukum yang berkaitan. Masing-masing cabang dan sub-disiplin ini
memiliki peraturan yang berbeda yang mengatur perilaku, hak, dan kewajiban
individu dan entitas hukum.
Keempat, pembidangan hukum juga melibatkan pengembangan teori hukum
yang unik untuk masing-masing cabang dan sub-disiplin. Ini mencakup studi
tentang konsep hukum, etika hukum, dan pemikiran filosofis yang mendasari
sistem hukum tertentu. Teori ini membantu menjelaskan dan menggali prinsip-
prinsip hukum yang mendasari aturan dan keputusan dalam cabang dan sub-
disiplin tertentu.

Kelima, dalam pembidangan hukum, ada aspek praktis yang penting, seperti
prosedur hukum dan praktik pengadilan. Hal ini mencakup proses penyelidikan,
penuntutan, dan penyelesaian sengketa dalam konteks hukum tertentu. Prosedur
hukum ini berbeda antara cabang hukum dan juga dapat berubah seiring waktu.

Keenam, penting juga untuk memahami perkembangan dan evolusi hukum


dalam setiap cabang dan sub-disiplin. Hukum tidaklah statis, dan melalui waktu,
aturan hukum dapat berubah, dikembangkan, atau dicabut. Pemahaman mengenai
perkembangan ini memungkinkan para ahli hukum dan pihak yang terlibat dalam
hukum untuk menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif.

Dalam keseluruhan, pembidangan hukum adalah sebuah konsep yang penting


dalam menjaga keberlanjutan, kejelasan, dan efektivitas sistem hukum. Ini
membantu masyarakat untuk memahami, mengakses, dan menghormati hukum,
sambil memungkinkan para ahli hukum dan praktisi hukum untuk memfokuskan
upaya mereka dalam area hukum tertentu sesuai dengan spesialisasi mereka.

1. Pengertian Pembidangan Hukum:

Pembidangan hukum adalah pendekatan yang digunakan dalam hukum untuk


mengelompokkan dan mengorganisasi berbagai peraturan hukum berdasarkan
berbagai kriteria tertentu. Ini membantu dalam pemahaman yang lebih baik
terhadap hukum dengan memecahnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan
lebih mudah dikelola.
2. Tujuan Pembidangan Hukum::

a. Jenis Hukum
Hukum dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama, seperti hukum perdata,
hukum pidana, hukum konstitusi, hukum administrasi, dan sebagainya. Setiap
jenis hukum memiliki peran dan fungsi unik dalam hukum.

b. Keadilan
Pembidangan hukum juga berperan dalam mencapai keadilan. Memisahkan
hukum berdasarkan aspek tertentu memungkinkan penanganan kasus yang lebih
tepat sasaran dan kompeten.

c. Pengembangan Hukum
Hal ini memungkinkan pengembangan hukum yang lebih mendalam dan
kompleks dalam berbagai bidang. Hukum menjadi lebih terhadap perkembangan ,
ekonomi, dan politik.

3. Aspek yang Diatur:

Pembidangan hukum didasarkan pada berbagai aspek yang diatur. Beberapa


aspek yang sering menjadi dasar pembidangan hukum termasuk:
a. Jenis Hukum:
Hukum dapat dibagi menjadi beberapa jenis utama, seperti hukum perdata,
hukum pidana, hukum konstitusi, hukum administrasi, dan sebagainya. Setiap
jenis hukum memiliki peran dan fungsi unik dalam hukum.
b. Yurisdiksi
Pembidangan hukum juga dapat terkait dengan yurisdiksi atau wilayah
hukum. Ini mencakup pembagian hukum nasional, hukum negara bagian,
hukum , dan hukum internasional, masing-masing dengan yurisdiksi tersendiri
yang mengatur aspek hukum tertentu.
c. Topik atau Spesialisasi
Pembidangan hukum juga dapat berdasarkan topik atau spesialisasi tertentu,
seperti hukum lingkungan, hukum teknologi informasi, hukum kesehatan,
hukum keuangan, dan sebagainya. Ini memungkinkan para ahli untuk
memfokuskan pengetahuan mereka dalam aspek hukum yang sangat spesifik.

4. Perkembangan Pembidangan Hukum

Pembidangan hukum telah berkembang seiring berjalannya waktu. Selama


praktik ini telah menjadi semakin rinci dan spesifik. Misalnya, dengan kemajuan
teknologi dan perubahan dalam bidang-bidang hukum seperti hukum teknologi
informasi, hukum lingkungan, dan hukum perdagangan internasional menjadi
semakin penting.

5. Tantangan dalam Pembidangan Hukum

Pembidangan hukum juga memiliki beberapa tantangan. Salah satu tantangan


utama adalah perbatasan antara berbagai cabang hukum. Dalam beberapa kasus,
masalah hukum mungkin melibatkan beberapa bidang hukum, dan ini dapat
menimbulkan kebingungan atau hambatan dalam penyelesaian kasus.

6. Pentingnya Pembidangan Hukum dalam Sistem Hukum Kontemporer


Pembidangan hukum adalah bagian integral dari hukum kontemporer di
semua negara. Ini membantu menciptakan hukum yang lebih terorganisir, efisien,
dan adil. Setiap cabang hukum memiliki peraturan, yurisdiksi, dan praktik sendiri
yang mengatur bidang-bidang tertentu.

C. Pembidangan Hukum Berdasarkan Cara Mempertahankannya

Penggolongan hukum berdasarkan cara mempertahankannya adalah


pendekatan dalam memahami dan mengkategorikan berbagai jenis hukum
berdasarkan metode dan mekanisme yang digunakan untuk menjaga, melindungi,
dan menegakkan hukum. Penggolongan ini dapat memberikan wawasan tentang
bagaimana hukum diterapkan dan dipertahankan dalam hukum yang berbeda. Ada
beberapa cara untuk menggolongkan hukum berdasarkan cara
mempertahankannya:
Hukum material

Hukum ini memuat peraturan peraturan tertentu yang


menyangkut kepentingan dan hubungan yang terwujud dalam
perintah perintah dan larangan larangan. Contoh:
a. Hukum pidana.
b. Hukum perdata
- Hukum perdata adalah cabang hukum yang berfokus pada
hubungan antara individu atau badan hukum dalam konteks
perdata (bukan pidana). Ini mencakup masalah seperti kontrak,
kepemilikan, warisan, gugatan perdata, dan tanggung jawab
hukum yang timbul dari perbuatan hukum.

- Hukum perdata memiliki tujuan utama untuk melindungi hak


dan kepentingan individu serta memfasilitasi penyelesaian
konflik di antara mereka. Oleh karena itu, hukum perdata
berfungsi sebagai kerangka kerja yang mengatur hubungan
antara pihak yang terlibat dalam transaksi dan aktivitas perdata.

- Hukum perdata lebih bersifat statis, yaitu terutama didasarkan


pada kode-kode hukum yang telah ada, seperti KUH Perdata di
Indonesia, yang memberikan pedoman tentang bagaimana
kontrak harus dibuat, hak kepemilikan harus diakui, dan
sengketa perdata harus diselesaikan.

b. Hukum dagang.

- Hukum dagang adalah cabang hukum yang khusus


mengatur aspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas
bisnis dan perdagangan. Ini mencakup peraturan-
peraturan mengenai kontrak dagang, perdagangan
internasional, perusahaan, dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan transaksi bisnis.

- Hukum dagang memiliki tujuan untuk memfasilitasi


kegiatan bisnis dan memastikan keadilan dalam
perdagangan. Ini menciptakan kerangka kerja hukum
yang khusus untuk berbagai jenis bisnis dan transaksi
komersial.

- Hukum dagang sering berubah dan beradaptasi


dengan perubahan dalam dunia bisnis yang cepat,
sehingga lebih dinamis daripada hukum perdata. Ini
termasuk aturan yang mengatur perusahaan, transaksi
keuangan, dan perjanjian bisnis yang lebih kompleks.

c. Hukum formil

- Hukum formil adalah cabang hukum yang mengatur


prosedur dan tata cara dalam pengadilan dan sistem
peradilan. Ini mencakup aturan-aturan tentang cara
pengajuan gugatan, pengumpulan bukti, proses
persidangan, dan pelaksanaan keputusan pengadilan.

- Hukum formil memiliki tujuan untuk memastikan


bahwa sistem peradilan berjalan dengan adil, efisien,
dan transparan. Ini menentukan aturan yang harus
diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam sistem
peradilan.

- Hukum formil sangat penting dalam menjaga


kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan, dan
memastikan bahwa hak-hak individu terlindungi selama
proses hukum.

Hukum perdata, hukum dagang, dan hukum formil adalah cabang-cabang


hukum yang dikelompokkan dalam pembidangan hukum berdasarkan cara
pemeliharaannya. Pembidangan ini merupakan cara untuk mengkategorikan
peraturan-peraturan hukum berdasarkan karakteristik dan tujuan hukum yang
berbeda.

- Hukum formil adalah hukum yang berorientasi pada proses. Hukum ini memuat
peraturan peraturan tentang bagaimana pelaksanaan dan mempertahankan hukum
materiil. Serta mengatur bagaimana cara mengajukan suatu sengketa atau perkara
ke pengadilan. Contoh:

a. Hukum acara perdata.

- Hukum acara perdata mengatur prosedur hukum yang berkaitan dengan


sengketa antara individu, badan hukum, atau entitas lain yang dapat diselesaikan
melalui proses perdata. Ini mencakup gugatan perdata, pengajuan bukti, dan
prosedur persidangan.

- Tujuan utama dari hukum acara perdata adalah memastikan bahwa proses
peradilan perdata berlangsung secara adil dan teratur, sehingga semua pihak yang
terlibat memiliki hak yang dijamin dalam mengajukan klaim atau
mempertahankan diri mereka sendiri dalam pengadilan.

- Hukum acara perdata menentukan aturan mengenai bagaimana sengketa


perdata harus diajukan, apa yang bisa digunakan sebagai bukti, bagaimana
pengadilan harus melakukan persidangan, dan bagaimana eksekusi putusan
pengadilan harus dilakukan.

b. Hukum acara pidana.


- Hukum acara pidana adalah cabang hukum yang mengatur prosedur dalam
penuntutan dan penyelesaian perkara pidana. Ini mencakup penangkapan,
penyelidikan, persidangan, dan eksekusi putusan dalam kasus tindak pidana.
- Tujuan utama dari hukum acara pidana adalah memastikan bahwa hak-hak
terdakwa dan proses hukum pidana berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip
keadilan, serta bahwa bukti-bukti yang sah digunakan dalam pengadilan.
- Hukum acara pidana menentukan bagaimana penyidikan pidana dilakukan,
apa yang diperlukan untuk menuntut seseorang atas tindak pidana, prosedur
persidangan, dan pelaksanaan hukuman pidana.

c. Hukum tata negara

- Hukum tata usaha negara mengatur hubungan antara pemerintah dan


warganegara serta antara badan-badan pemerintah. Ini mencakup tata cara
administrasi, pengambilan keputusan pemerintah, dan hak dan kewajiban
administratif.
- Tujuan utama dari hukum tata usaha negara adalah memastikan bahwa
keputusan pemerintah dibuat dengan proses yang adil dan transparan, dan bahwa
hak-hak warganegara terlindungi dalam interaksi dengan pemerintah.
- Hukum tata usaha negara menentukan aturan tentang proses pengambilan
keputusan administratif, hak warga negara untuk mengajukan gugatan terhadap
keputusan pemerintah, dan bagaimana otoritas administratif harus menjalankan
tugas-tugas mereka.

d. Hukum acara peradilan

- Hukum acara peradilan mengatur prosedur yang berkaitan dengan


bagaimana pengadilan beroperasi, termasuk bagaimana hakim dipilih,
pengaturan persidangan, dan bagaimana pengadilan memutuskan perkara.
- Tujuan utama dari hukum acara peradilan adalah memastikan bahwa
proses peradilan dilakukan dengan integritas dan keadilan, serta memastikan
bahwa pengadilan memiliki wewenang yang cukup untuk menjatuhkan putusan
yang sah.
- Hukum acara peradilan menentukan bagaimana pengadilan harus
menjalankan fungsi mereka, termasuk pengaturan persidangan, pemilihan hakim,
dan pelaksanaan putusan pengadilan

1. Hukum Publik dan Hukum Privat:

Hukum Publik (Public Law): Ini adalah jenis hukum yang berkaitan dengan
hubungan antara individu atau entitas hukum dengan pemerintah atau pemerintah.
Ini termasuk hukum konstitusi, hukum administrasi, dan hukum pidana. Hukum
dipertahankan oleh pemerintah dan peradilan yang bekerja untuk menjaga
keseimbangan kekuasaan antara warga negara dan pemerintah.
Hukum Privat (Private Law): Ini adalah jenis hukum yang mengatur hubungan
antara individu atau entitas hukum satu sama lain. Ini mencakup hukum perdata
dan hukum bisnis. Hukum privat dipertahankan oleh individu dan entitas hukum
yang mengajukan tuntutan di pengadilan jika hak mereka dilanggar.

2. Hukum Sipil dan Hukum Common Law:

- Hukum Sipil (Civil Law):

Sistem hukum sipil didasarkan pada kode hukum tertulis yang mengatur
berbagai aspek hukum. Ini termasuk hukum yang umumnya digunakan di negara-
negara Eropa Kontinental dan banyak negara lain di seluruh dunia. Hukum sipil
dipertahankan dan diterapkan berdasarkan interpretasi kode hukum yang telah
ada.
- Hukum Common Law:

Sistem hukum common law didasarkan pada preseden hukum yang


dihasilkan dari keputusan pengadilan dalam kasus-kasus sebelumnya. Ini
termasuk hukum yang banyak digunakan di negara-negara yang termasuk dalam
Persemakmuran Inggris, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. Hukum
common law dipertahankan berdasarkan interpretasi dan pengembangan preseden
hukum.
3. Hukum Adat dan Hukum Agama:

- Hukum Adat (Customary Law):

Hukum adat adalah hukum yang didasarkan pada tradisi dan praktik tertentu. Ini
sering diterapkan dalam komunitaskomunitas yang mempertahankan nilai-nilai
dan norma adat yang telah ada selama berabad-abad.

- Hukum Agama (Religious Law):

Hukum agama adalah hukum yang berdasarkan pada ajaran agama tertentu. Ini
biasanya dipertahankan dan diterapkan oleh otoritas keagamaan dan pengadilan
agama.

4. Hukum Internasional:

Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan antara negara-


negara di dunia. Ini mencakup perjanjian internasional, konvensi, dan peraturan
yang ditujukan untuk memelihara perdamaian, menjaga hubungan,dan mengatasi
masalah-masalah internasional. Hukum internasional dipertahankan oleh
komunitas internasional dan organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB).
Penggolongan hukum berdasarkan cara mempertahankannya membantu kita
memahami berbagai pendekatan dalam menjaga hukum dan menjalankan hukum
di berbagai yurisdiksi. Setiap jenis hukum ini memiliki karakteristik unik dalam
cara mereka dibentuk, dipertahankan, dan diterapkan, mencerminkan sejarah,
budaya, dan sistem hukum negara atau wilayah tertentu.

D. Pembidangan Hukum BerdasarkanTempat Berlakunya

Pembidangan hukum berdasarkan tempat berlakunya adalah pendekatan dalam


memahami dan mengkategorikan berbagai jenis hukum berdasarkan wilayah
geografis atau yurisdiksi di mana hukum tersebut berlaku. Ini mencerminkan
kenyataan bahwa hukum bisa bervariasi dari satu negara ke negara lain dan
bahkan di dalam satu negara bisa ada yurisdiksi yang berbeda. Pemisahan hukum
berdasarkan tempat berlakunya membantu mengorganisasi sistem hukum yang
kompleks di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Berikut adalah penjelasan
lebih lanjut tentang pembidangan hukum berdasarkan tempat berlakunya:
Pembagian hukum menurut tempat berlakunya pada umumnya dapat dibagi
menjadi beberapa jenis yakni:
- Hukum Nasional : Hukum ini adalah hukum yang berlaku
hanya dalam satu negara saja maka disebut sebagai hukum
nasional.
- Hukum Internasional : Berbeda dengan hukum nasional,
hukum internasional merupakan hukum yang memiliki cakupan
dan mengatur hubungan antar negara dalam lingkup
internasional.
- Hukum Asing : Pada dasarnya hukum asing merupakan
tatanan hukum yang berlaku dalam satu negara lain.
-

1. Hukum Nasional (National Law):

Hukum nasional adalah hukum yang berlaku di


dalam suatu negara. Ini mencakup hukum yang dibuat
oleh pemerintah nasional atau otoritas pusat untuk
mengatur seluruh wilayah negara tersebut. Hukum
nasional ini mencakup berbagai aspek, termasuk hukum
pidana, hukum perdata, hukum konstitusi, dan hukum
administrasi yang berlaku di seluruh negeri.
2. Hukum Negara Bagian (State Law):

Dalam beberapa negara, seperti Amerika Serikat,


hukum nasional diimbangi oleh hukum negara bagian
yang masing-masing memiliki yurisdiksi dalam
masalah tertentu. Hukum negara bagian mencakup
peraturan-peraturan dan undang-undang yang berlaku di
dalam batas negara bagian yang bersangkutan. Ini
sering mengatur masalah seperti hukum properti,
hukum keluarga, dan masalah lokal lainnya.
3. Hukum Lokal (Local Law):

Di dalam negara-negara yang besar dan kompleks,


hukum lokal bisa bervariasi dari satu wilayah atau kota
ke wilayah atau kota lainnya. Ini mencakup peraturan-
peraturan yang diatur oleh pemerintah lokal atau
otoritas yang berwenang dalam masalah-masalah
seperti tata kota, perencanaan tata ruang, perizinan
usaha, dan peraturan-peraturan lingkungan.
4. Hukum Internasional (International Law):

Hukum internasional adalah hukum yang mengatur


hubungan antara negara-negara di dunia. Ini mencakup
perjanjian internasional, konvensi, peraturan, dan
norma-norma yang berlaku secara global. Hukum
internasional diterapkan di seluruh dunia dan mencakup
masalah seperti hukum perang, hukum laut, hak asasi
manusia, dan perdagangan internasional.
5. Hukum Regional (Regional Law):

Beberapa wilayah di dunia memiliki organisasi


regional yang memiliki yurisdiksi atas masalah tertentu.
Contohnya adalah Uni Eropa (EU) yang memiliki
hukum regional yang mengatur perdagangan, peraturan
lingkungan, dan banyak aspek lainnya untuk negara-
negara anggotanya. Begitu juga dengan Uni Afrika yang
memiliki hukum regional yang mengatur masalah di
Afrika.
6. Hukum Khusus (Specialized Law):
Ada juga hukum yang berlaku di wilayah tertentu
yang bersifat khusus atau spesifik. Misalnya, di
kawasan Arktik, ada hukum yang mengatur aktivitas
dan perlindungan lingkungan khusus yang hanya
berlaku di kawasan tersebut.

7. Hukum Daerah dan Otonomi:

Di banyak negara, hukum dapat dibidangkan


berdasarkan unit-unit administratif seperti negara
bagian, provinsi, kabupaten, atau kota. Hukum daerah
atau otonomi mengacu pada peraturan yang berlaku di
tingkat ini, yang sering kali memiliki otonomi tertentu
dalam membuat hukum yang sesuai dengan kondisi
mereka sendiri.

8. Hukum Adat:

Di beberapa wilayah, terutama di komunitas adat dan


pribumi, hukum adat berlaku. Ini adalah aturan dan
praktik yang diwariskan secara turun-temurun dan
berlaku dalam lingkungan geografis tertentu, sering kali
bersamaan dengan hukum nasional.

9. Hukum Laut:

Hukum laut adalah contoh lain dari pembidangan


hukum berdasarkan tempat berlakunya. Ini mengatur
perairan internasional, termasuk perbatasan maritim
antarnegara, hak kapal melintasi perairan internasional,
dan perlindungan lingkungan laut.
10. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Perairan
Nasional:
ZEE adalah wilayah di laut yang berada di bawah
yurisdiksi ekonomi suatu negara. Pembidangan hukum
dalam konteks ini mencakup peraturan yang berlaku di
ZEE, termasuk hak eksplorasi dan eksploitasi sumber
daya alam laut.

11. Zona Khusus dan Kawasan Perdagangan Bebas:


Beberapa wilayah di seluruh dunia memiliki status
khusus yang memungkinkan mereka untuk mengatur
hukum secara independen. Ini mencakup zona
perdagangan bebas dan zona ekonomi khusus yang
memiliki peraturan tertentu untuk menarik investasi dan
perdagangan.

12. Yurisdiksi Khusus dan Zona Konflik: Dalam situasi


konflik atau perang, yurisdiksi khusus dapat diterapkan,
seperti pengadilan perang atau pengadilan internasional
yang ditetapkan untuk mengadili tindak kejahatan
perang.
Pemisahan hukum berdasarkan tempat berlakunya
mencerminkan kompleksitas sistem hukum global dan
nasional yang berbeda. Ini juga mempertimbangkan
perbedaan budaya, sosial, ekonomi, dan politik di
berbagai wilayah yang memengaruhi pembentukan dan
penerapan hukum. Pemahaman yang baik tentang
pembidangan hukum berdasarkan tempat berlakunya
adalah penting untuk profesional hukum, pebisnis, dan
individu yang harus beroperasi di berbagai yurisdiksi
yang berbeda.
Penting untuk dicatat bahwa batas-batas antara
klasifikasi hukum ini tidak selalu tegas, dan seringkali
ada tumpang tindih. Hukum internasional, misalnya,
dapat berdampak pada hukum nasional, dan hukum
regional mungkin mengintegrasikan elemen dari hukum
nasional dan internasional. Demikian pula, otonomi dan
hukum daerah dapat menciptakan kerangka hukum
yang unik yang melibatkan perpaduan hukum nasional
dan lokal.

Pembidangan hukum berdasarkan tempat


berlakunya memainkan peran penting dalam memahami
kerumitan hukum dalam konteks global dan regional,
serta dalam menentukan yurisdiksi dan prinsip-prinsip
hukum yang berlaku di berbagai tingkat. Ini juga
relevan dalam situasi hukum seperti perdagangan
internasional, kerjasama antarnegara, dan penyelesaian
sengketa lintas batas.

Menurut waktu berlakunya, hukum dapat dibagi


dalam:
a. Ius Costitum (Hukum Positif), yauti hukum
yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius Constituendum yaitu hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang akan
dating.
c. Hukum Asasi (Hukum Alam), yaitu hukum yang
berlaku dimana-mana dalam segala batas waktu
melainkan berlaku untuk selama-lamanya
(abadi) terhadap siapapun juga di seluruh
tempat.

Contoh Ius Constitutum adalah :


a. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)
b. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPerdata).

Contoh contituendum adalah rancangan undang-


undang yang belum disahkan oleh DPR RI.

Contoh dari ius naturale adalah keadilan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Makalah ini telah membahas konsep pembidangan hukum berdasarkan


beberapa aspek utama, yaitu bentuk hukum, hal yang diatur, cara
mempertahankan hukum, dan tempat berlakunya hukum. Sejarah pembidangan
hukum, mulai dari zaman kuno hingga perkembangan modern, memberikan
konteks tentang bagaimana masyarakat telah berevolusi dalam pendekatan mereka
terhadap hukum dan mengapa pembidangan hukum menjadi bagian integral dari
sistem hukum di seluruh dunia.

Pembidangan hukum berdasarkan bentuknya mencerminkan perbedaan antara


hukum tertulis dan tidak tertulis. Hukum tertulis melibatkan peraturan hukum
yang tercantum dalam dokumen resmi, sedangkan hukum tidak tertulis mencakup
hukum yang tumbuh dalam praktik adat atau konvensi. Pembagian ini penting
karena hukum tertulis cenderung memberikan kepastian hukum, sementara hukum
tidak tertulis lebih fleksibel.

Pembidangan hukum berdasarkan hal yang diatur membantu mengorganisasi


hukum berdasarkan topik atau fokusnya. Ini memungkinkan spesialisasi dalam
bidang-bidang hukum yang sangat spesifik, seperti hukum lingkungan, hukum
teknologi informasi, atau hukum keuangan. Hal ini penting karena masing-masing
topik memerlukan pemahaman mendalam untuk menangani isu-isu yang
kompleks.

Kesimpulan utama dari makalah ini adalah bahwa pembidangan hukum adalah
konsep krusial dalam sistem hukum yang membantu mengorganisasi dan
memahami hukum dalam berbagai aspeknya. Konsep ini mencerminkan
kompleksitas dan keragaman sistem hukum global dan nasional. Setiap jenis
pembidangan hukum memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan,
keadilan, dan perlindungan hak individu. Dalam era modern, pembidangan hukum
terus berkembang untuk mengakomodasi tantangan-tantangan baru yang muncul
dalam masyarakat global yang semakin kompleks.

B. Saran

1. Mendalami penelusuran sejarah pembidangan hukum dalam berbagai


masyarakat, seperti peradaban kuno, Abad Pertengahan, Abad Pencerahan,
dan era modern. Ini akan memberikan wawasan yang lebih mendalam
tentang bagaimana masyarakat telah berevolusi dalam pendekatan mereka
terhadap hukum dan mengapa pembidangan hukum menjadi bagian
integral dari sistem hukum di seluruh dunia.
2. menjelaskan lebih rinci jenis-jenis hukum yang terlibat dalam
pembidangan hukum, seperti hukum perdata, hukum pidana, hukum
konstitusi, dan hukum administrasi. Ini akan membantu pembaca
memahami peran dan fungsi unik dari setiap jenis hukum dalam sistem
hukum.
3. Memberikan penekanan pada bagaimana pembidangan hukum
berdasarkan tempat berlakunya mencerminkan kompleksitas sistem hukum
global dan nasional yang berbeda, dan betapa pentingnya pemahaman ini
untuk mereka yang beroperasi di berbagai yurisdiksi.
4. untuk menyajikan kesimpulan yang kuat yang menggambarkan pentingnya
pembidangan hukum dalam perkembangan sistem hukum sepanjang
sejarah dan dalam menghadapi tantangan modern.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti Bandung 2000 lack, H. C.
(2016). "Black's Law Dictionary." West Group.

Raz, J. (2009). "The Authority of Law: Essays on Law and Morality." Oxford
University Press.

Suryabrata, Sumardjono. (2017). "Asas-Asas Hukum Perdata Indonesia: Suatu


Penjelasan Secara Komprehensif." Prenada Media Grup

Arief, Barda Nawawi. (2018). "Asas-asas Hukum Acara Perdata Indonesia."


Sinar Grafika.

oehino, Loekman. (2018). "Pengantar Hukum Nasional Indonesia." Refika


Aditama.

Jurnal

http://jurnal.umtapsel.ac.id/index.php/nusantara/article/view/
11752(diakses24oktober2023)
https://fahum.umsu.ac.id/penggolongan-hukum-diindonesia/
(diakses24oktober2023)

https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alqisthas/article/download/
2054/1705(diakses25oktober2023)

https://www.academia.edu/9573672/
PEMBIDANGAN_HUKUM(diakses25oktober2023)

Anda mungkin juga menyukai