Anda di halaman 1dari 4

Tugas 1

1. Jelaskan definisi hukum menurut ahli!


2. Jelaskan maksud hierarki peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia!
3. Jelaskan pengertian sistem hukum dan uraikan perbedaan sistem hukum
yang berlaku di dunia!
4. Jelaskan perbedaan antara kejahatan dan pelanggaran hukum!

Jawaban :

1. Pengertian hukum secara umum adalah peraturan yang berupa norma dan sanksi yang dibuat dengan
tujuan untuk mengatur tingkah laku manusia, menjaga ketertiban, keadilan, mencegah terjadinya
kekacauan. Hukum menjadi pedoman bagi masyarakat dalam bertindak. Masyarakat juga berhak
mendapat kepastian dan perlindungan hukum. Terdapat sanksi dan hukuman bagi orang yang
melanggar hukum.

2. Jenis dan Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia merujuk ke Pasal 7 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU
12/2011”) yang berbunyi:

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

a.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b.Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c.Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

d.Peraturan Pemerintah;

e.Peraturan Presiden;

f.Peraturan Daerah Provinsi; dan

g.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Jenis peraturan perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011
di atas mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa
Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang
dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota,
Kepala Desa atau yang setingkat.[1] Peraturan Perundang-undangan ini diakui keberadaannya dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

3. Sistem hukum yang ada di dunia pada dasarnya ada dua kelompok besar, yaitu :

-Sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law System), dan

-Sistem hukum Anglo Saxon (Common Law System)

Untuk lebih jelasnya, berikut disajikan penjabaran dari kedua sistem hukum tersebut.

SISTEM HUKUM EROPA KONTINENTAL

*Pemahaman Tentang Sistem Hukum Eropa Kontinental

Sistem hukum Eropa Kontinental, yang terjemahan harfiahnya adalah sistem hukum sipil, berkembang
atau dianut di Negara Eropa Daratan seperti Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Amerika Latin, Jepang,
Thailand dan Indonesia. Sistem hukum Eropa Kontinental ini mengutamakan hukum tertulis, yaitu
peraturan-perundang-undangan sebagai dasar utama sistem hukumya, sehingga sistem hukum ini
disebut juga sistem hukum kodifikasi (codified law). Kodifikasi hukumnya merupakan kumpulan dari
pelbagai kaedah hukum yang ada sebelum masa Yustinianus yang disebut corpus juris civilis.

Dalam perkembangannya, prinsip-prinsip hukum yang terdapat pada corpus juris civilis itu dijadikan
dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum di Eropa daratan. Oleh karena itu, menurut Romli
Atmasasmita, di Negara Eropa daratan suatu undang-undang dianggap sebagai mesin pembaruan,
bukan hanya suatu pencatatan ulang, dan yang menjadi dasar prinsip utama sistem hukum ini adalah
hukum memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan berupa peraturan yang berbentuk undang-
undang dan tersusun secara sistematis, lengkap, dan tuntas dalam kodifikasi.

Sistematis, karena dalam suatu sistem hukum di antara bagiannya yang berupa aturan hukum ini, tidak
boleh ada pertentangan satu sama lain. Lengkap dan tuntas, karena demi kepastian hukum, di luar
kodifikasi itu tidak diakui adanya aturan hukum.

Dengan demikian, hakim tidak bebas dalam menciptakan hukum baru, karena hakim hanya menerapkan
dan menafsirkan peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya. Putusan hakim tidak
mengikat umum, tetapi hanya mengikat para pihak yang berperkara saja.

Jadi, sumber hukum utama dalam sistem hukum kontinental adalah undang-undang. Pandangan ini
menurut Sudarto bertumpu pada anggapan :

Hukum itu berasal dari kehendak mereka yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam Negara, ialah
berasal dari kehendak dari pembentuk undang-undang. Penciptaan hukum di luar pembentukan
undang-undang tidak diakui. Kalau dalam kenyataan ada hukum kebiasaan yang berlaku di samping
undang-undang, maka berlakunya hukum kebiasaan ini didasarkan pada kehendak dari pembentuk
undang-undang, yang dinyatakan secara tegas-tegas atau secara diam-diam.

Dalam sistem hukum Eropa Kontinental, hukum digolongkan menjadi dua bagian utama, yaitu hukum
publik dan hukum privat. Hukum publik mencakup peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan
wewenang penguasa/Negara serta hubungan antara masyarakat dan Negara. Yang masuk golongan
hukum publik di antaranya adalah hukum tata Negara, hukum administrasi Negara, hukum pidana.

Adapun hukum privat mencakup peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antar individu
dalam memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Yang termasuk dalam hukum privat, yaitu hukum
sipil (hukum perdata) dan hukum dagang.

Keberlakuan sistem hukum Eropa Kontinental di Indonesia karena berdasarkan kepada asas
konkordansi, dimana Indonesia pernah dijajah oleh Belanda, sehingga hukum Belanda secara otomatis
dianut oleh Indonesia setelah merdeka. Namun karena dinamika kehidupan sosial politik masyarakat
yang terus berkembang, sistem hukum Indonesia mengalami pula perkembangan dengan tidak
sepenuhnya terikat pada sistem hukum Eropa Kontinental. Beberapa komponen sistem hukum Anglo
Saxon (Common Law system) diadopsi ke dalam sistem hukum Indonesia, baik pada subsistem
peraturan maupun pada subsistem peradilan.

SISTEM HUKUM ANGLO SAXON (COMMON LAW SYSTEM)

*Pemahaman Tentang Sistem Hukum Anglo Saxon

Adapun sistem hukum Anglo Saxon ini berkembang dari Inggris menyebar ke Negara-negara Amerika
Serikat, Canada, Amerika Utara, dan Australia. Dalam sistem hukum ini sumber utamanya adalah
putusan hakim/pengadilan atau yurisprudensi. Putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, melalui
putusan hakim itu prinsip dan kaedah hukum dibentuk dan mengikat umum.

Selain keputusan hakim, juga kebiasaan dan peraturan tertulis yang berbentuk undang-undang dan
peraturan administrasi Negara diakui juga, sebab pada prinsipnya terbentuknya kebiasaan dan
peraturan tertulis itu bersumber dari putusan pengadilan. Namun demikian, putusan hakim/pengadilan,
kebiasaan, dan peraturan hukum tertulis itu tidak tersusun secara sistematis, lengkap dan tuntas dalam
kodifikasi seperti yang terjadi dalam sistem hukum Eropa Kontinental.

Dalam sistem hukum Anglo Saxon ini, hakim mempunyai peranan besar dalam menciptakan kaedah
hukum yang mengatur tata kehidupan masyarakat. Hakim juga mempunyai wewenang yang sangat luas
untuk menafsirkan peraturan hukum yang berlaku dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang
akan menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk memutuskan perkara yang sejenis.

Oleh karena itu J.B. Daliyo menegaskan :

Hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah ada daru perkara-perkara
sejenis (asas doctrine of precedent). Namun bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan
prinsip hukum yang dicari, hakim berdasarkan prinsip keadilan, kebenaran dan akal sehat dapat
memutuskan perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum.
Melihat kenyataan bahwa banyak prinsip hukum yang timbul dan berkembang dari putusan hakim untuk
suatu perkara atau kasus yang dihadapi, maka sistem hukum Anglo Saxon disebut juga case law. Sistem
hukum ini dalam pembagian hukumnya juga terdiri atas hukum publik dan hukum privat.

Hukum publik menurut sistem hukum ini pengertiannya hampir sama dengan pengertian yang diberikan
oleh sistem hukum Eropa Kontinental. Adapun hukum privat menurut sistem hukum Anglo Saxon lebih
ditujukan kepada kaedah hukum tentang hak milik (law of property), hukum tentang orang (law of
persons), hukum perjanjian (law of contract) dan hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of
torts) yang tersebar di dalam peraturan tertulis, putusan hakim, dan kebiasaan.

4. - Pelanggaran

orang baru menyadari hal tersebut merupakan tindakpidana karena perbuatan tersebut tercantum
dalam undang-undang, istilahnya disebut wetsdelict (delik undang-undang ). Dimuat dalam buku III
KUHP pasal 489 sampai dengan pasal 569. Contoh mabuk ditempat umum (pasal 492 KUHP/536 KUHP),
berjalan diatas tanah yang oleh pemiliknya dengan cara jelas dilarang memasukinya (pasal 551 KUHP).

- Kejahatan

meskipun perbuatan tersebut tidak dirumuskan dalam undang-undang menjadi tindak pidana tetapi
orang tetap menyadari perbuatan tersebut adalah kejahatan dan patut dipidana, istilahnya disebut
rechtsdelict (delik hukum). Dimuat didalam buku II KUHP pasal 104 sampai dengan pasal 488. Contoh
pencurian (pasal 362 KUHP), pembunuhan (pasal 338 KUHP), perkosaan (pasal 285 KUHP).

Anda mungkin juga menyukai