Anda di halaman 1dari 6

4a.

Kelebihan Dan Kelemahan Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law) Dan
Sistem Hukum Anglo Saxon (Common Law)

Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)

Sistem hukum Eropa Kontinental yang sering disebut sebagai “Civil Law” ini
merupakan suatu sistem hukum dengan ciri-ciri adanya berbagai ketentuan-
ketentuan hukum dikodifikasi (dihimpun) secara sistematis yang akan ditafsirkan
lebih lanjut oleh hakim dalam penerapannya. Sebenarnya, sistem hukum ini
semula berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran Romawi pada
masa pemerintahan Kaisar Justinianus abad VI sebelum masehi. Sistem hukum ini
berkembang di negara-negara Eropa daratan seperti: Jerman, Belanda, Prancis,
dan Italia. Dan hampir 60% dari populasi dunia tinggal di negara yang menganut
sistem hukum ini, termasuk Indonesia. Dalam penerapannya, sistem hukum Eropa
Kontinental ini memiliki kelebihan dan kelemahan seperti:

Kelebihan:

1.Sistem hukumnya tertulis dan terkodifikasi, sehingga ketentuan yang berlaku


dengan mudah dapat diketahui dan digunakan untuk menyelesaikan setiap terjadi
peristiwa hukum (kepastian hukum yang lebih ditonjolkan). Contoh tata hukum
pidana yang sudah dikodifikasikan (KUHP), jika terjadi pelanggaran tehadap
hukum pidana maka dapat dilihat dalam KUHP yang sudah dikodifikasikan
tersebut.

2.Prinsisp utama yang menjadi dasar sistem hukum Eropa Komtinental itu adalah
“hukum memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam peraturan-
peraturan yang berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistemik di dalam
kodifikasi atau kompilasi tertentu.” Prinsip dasar ini dianut karena ingin mencapai
tujuan hukum yaitu ”kepastian hukum.” Sehingga kepastiam hukum di sistem
hukum Eropa Kontinental ini sangat diperhatikan dan dijamin.

3.Sumber hukum yang digunakan adalah undang-undang. Undang-undang ini


dibentuk oleh kekuasaan legislatif yang disahkan eksekutif. Sehingga, ada kerja
sama yang baik antar pemegang kekuasaan dalam pembentukan undang-undang.
4.Adanya penggolongan sistem hukum Eropa Kontinental dalam 2 bidang, yaitu
hukum privat dan hukum publik. Sehingga lebih mudah untuk menyelesaikan
sebuah perkara. Jika perkara antara masyarakt dan negara maka termasuk
hukum publik. Dan jika pertentangan antar individu di masyarakat, maka
termasuk dalam bidang hukum privat.

5.Adanya pembuatan undang-undang baru yang menyesuaikan perkembangan


masyarakat. Suatu contoh adalh undang-undang tipikor (tindak pidana korupsi) di
Indonesia. Dengan adanya undang-undang yang baru akan lebih memudahkan
penyelesaian perkara yang bersangkutan.

6.Penyelesaian sebuah perkara akan selalu berpegang teguh pada undang-


undang. Sehingga putusan-putusan diharapkan bersifat obyektif.

Kelemahan:

1.Sistemnya terlalu kaku, tidak bisa mengikuti perkembangan zaman karena


hakim harus tunduk terhadap perundang-undang yang sudah berlaku (hukum
positif). Padahal untuk mencapai keadilan masyarakat hukum harus dinamis,
menyesuaikan perkembangan masyarakat

2.Hakim hanya berfungsi menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan


dalam batas-batas wewenangnya. Putusan seorang hakim dalam suatu perkara
hanya mengikat para pihak yang berperkara saja. Sehingga dalam penyelesaian
perkara yang sama di lain waktu, seorang hakim harus menetapkan dan
menafsirkan perundang-undaangan kembali.

Sistem Hukum Anglo Saxon (Common Law)

Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada


yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian
menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem hukum Anglo Saxon
kemudian dikenal dengan sebutan “Anglo Amerika.” Sistem hukum ini mulai
berkembang di Inggris pada abad XI yang sering disebut juga sebagai sistem
“Common Law” dan sistem “Unwritten Law” (tidak tertulis). Sistem hukum ini
diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika Selatan, dan
Amerika Serikat. Dalam penerapannya, sistem hukum Anglo Saxon ini memiliki
kelebihan dan kelemahan seperti:

Kelebihan:

1.Sistem hukum Anglo Saxon, penerapannya lebih mudah terutama pada


masyarakat di negara-negara berkembang karena sesuai dengan perkembangan
zaman. Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol digunakan oleh
hakim, dalam memutus perkara.

2.Sumber-sumber hukum terdiri dari putusan-putusan hakim, kebiasaan-


kebiasaan,serta peraturan-peraturan tertulis undang-undang dan peraturan
administrasi negara, walaupun banyak landasan bagi terbentuknya kebiasaan dan
peraturan tertulis itu berasal dari putusan-putusan dalam pengadilan. Sehingga,
sumber hukum yang ada telah teruji dalam menyelesaikan suatu perkara
sebelumnya.

3.Kepastian hukum lebih dihargai lagi bila dilihat dari sistem pelaksanaan
peradilan di negara-negara Anglo Saxon yaitu sistem Juri. Menurut sistem ini
dalam suatu persidangan perkara pidana para Juri-lah yang menentukan apakah
terdakwa atau tertuduh itu bersalah (guilty) atau tidak bersalah (not guilty)
setelah pemeriksaan selesai. Jika Juri menentukan bersalah barulah Hakim
(biasanya tunggal) berperan menentukan berat ringannya pidana atau jenis
pidananya. Bila Juri menentukan tidak bersalah maka Hakim membebaskan
terdakwa (tertuduh).

4.Juri yang digunakan dalam sistem hukum ini adalah orang-orang sipil yang
mendapatkan tugas dari Negara untuk berperan sebagai juri dalam sidang
perkara. Juri ditunjuk oleh Negara secara acak dan seharusnya adalah orang-
orang yang kedudukannya sangat netral dengan asumsi juri adalah orang awam
yang tidak mengetahui sama sekali latar belakang perkara yang disidangkan.
Kedua pihak dalam perkara kemudian diberi kesempatan untuk mewawancara
dan menentukan juri pilihannya. Sehingga kenetralan dan keadilan dapat lebih
terlihat nyata.

5.Hakim memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk seluruh tata
kehidupan masyarakat. Karena hekim memiliki wewnang yang sangat luas untuk
menafsirkan peraturan hukum yang berlaku. Selain itu, menciptakan prinsip-
prinsip hukum baru yang akan menjadi pegangan bagi hakim-hakim lain untuk
memutuskan perkara yang sejenis.

6.Jika ada suatu putusan yang sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan
perkembangan zaman, hakim dapat menetapkan putusan baru berdasarkan nilai-
nilai keadilan, kebenaran, dan akal sehat (common sense). Sehingga putusan-
putusan yang ada benar-benar sesuai kenyataan dan menyesuaikan
perkembangan masyarakat.

Kelemahan:

1.Tidak ada jaminan kepastian hukumnya. Jika hakim diberi kebebasan untuk
melakukan penciptaan hukum dikhawatirkan ada unsur subjektifnya. Kecuali
hakim tersebut sudah dibekali dengan integritas dan rasa keadilan yang tinggi.
Untuk negara-negara berkembang yang tingkat korupsinya tinggi tentunya sistem
hukum anglo saxon kurang tepat dianut.

2.Hakim terlalu diberi kekuasaan yang amat besar dalam menentukan hukuman.
Sehingga terkadang faktor subyek dapat terjadi. Karena hakim juga manusia yang
terkadang ada rasa sungkan dan juga ada gejolak untuk melakukan tindakan-
tindakan curang. Suatu contoh, akhir-akhir ini ada berita yang mencuat mengenai
hakim yang salah membei putusan hukum mati pada terdakwa pada tahun 1991.
Setelah diselidiki lebih lanjut, kini terbukti terdakwa yang dihukum mati tersebut
tidak bersalah sama sekali.

Perbedaan utama dari kedua sistem hukum tersebut terletak pada sumber
hukum. Sistem Hukum Eropa Kontinental menempatkan peraturan perundang –
undangan sebagai sumber utama, sedangkan sistem Anglo Saxon menempatkan
putusan hakim sebagai sumber hukum utamanya

4.b. Sistem hukum adalah salah satu alat atau unsur-unsur yang sangat diperlukan
saat akan mecapai tujuan dalam sebuah Negara baik berupa tatanan kehidupan
dan tatanan pemerintahan. Dalam hal ini ada beberapa sistem hukum yang
berlaku di Indonesia yaitu sistem Eropa Kontinental, Hukum Adat, dan Hukum
Islam dan apabila beberapa sistem tersebut menyatu dan berjalan dengan
seimbang maka tujuan dan tatanan Negara akan berjalan dengan baik . dalam hal
ini tanpa adanya sistem yang dianut oleh Negara maka akan sulit untuk mencapai
suatu tujuan Negara tersebut. Indonesia menganut tiga sistem namun sampai
saat ini negaranya sudah cukup baik dalam tujuan dan tatanan negaranya
walaupun masih kurang maksimal dalam implementasinya sehingga kurang
efisien di Negara Indonesia sendiri, kita dapat melihat berhasilnya suatu sitem
hukum dapat dilihat dari seberapa taatnya Negara,masyarakat, dan pemerintah
dalam menjalankan hukum dan pembuatan hukum itu sendiri. Sistem hukum
yang diberlakukan di indonesia sangat berpengaruh terhadap semua sendi
kehidupan manusia di indonesia . Dalam sistem hukum Eropa kontinental sudah
cukup menyatu dengan masyarakat indonesia karena bangsa indonesia pernah
lama dijajah Belanda yang juga merupakan Negara bagian eropa yang juga
menganut sistem eropa kontinental tersebut, dan sistem hukum adat sudah pasti
sangat penting menjadi pandangan dan bagi masyarakat karena sistem hukum
adat di ambil dari kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri, dan
sistem hukum islam pun sudah cukup menyatu dengan masyarakat karena
mayoritas rakyat indonesia juga beragama islam dan cukup berpengaruh bagi
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

4.c. Pada masa setelah penjajah bangsa belanda berakhir Indonesia mengalami
kekurangan angkutan karena angkutan – angkutan yang berasal dari benua eropa
dibawa bangsa belanda pergi meninggalkan Indonesia sehingga Indonesia
menganut sistem tersebut.
Alasan : berkembangnya sistem akuntansi Anglo Saxon di Indonesia disebabkan
adanya penanaman modal asing yang membawa dampak positif terhadap
perkembangan akuntansi, karena sebagian besar penanaman modal asing
menggunakan sistem akuntansi Amerika Serikat atau Anglo Saxon.

setelah Indonesia merdeka dan mulai masuknya investasi asing, lambat laun
pengaruh
common law
menginfiltrasi perkembangan hukum di Indonesia. Akibatnya di Indonesia
terdapat pluralisme hukum, meliputi; Hukum Adat, Hukum Islam,
Civil Law
dan
Common Law
yang kesemuanya hidup berdampingan.

Anda mungkin juga menyukai