Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN PERJANJIAN DALAM SISTEM HUKUM CIVIL LAW DAN COMMON LAW

Sumber :MUHAMMADERITON S.H,M.H


HUKUM CIVIL LAW
Prinsip utama yang menjadi dasar sistem hukum Eropa Kontinenta (hukum civil law )ialah “hukum
memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam peraturan-peraturan yang berbentuk
undang-undang dan tersusun secara sistematik di dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu”.Prinsip ini
dianut mengingat bahwa nilai utama yang merupakan tujuan hukum adalah kepastian
hukum.Kepastian hukum dapat diwujudkan jika tindakan-tindakan hukum manusia di dalam
pergaulan hidup diatur dengan peraturan-peraturan hukum yang tertulis.Dengan tujuan hukum itu
dan berdasarkan sistem hukum yang dianut, maka hakim tidak dapat leluasa untuk menciptakan
hukum yang mempunyai kekuatan mengikat hukum.Hakim hanya berfungsi ‘menetapkan dan
menafsirkan peraturan-peraturan dalam batas-batas wewenangnya’.Putusan seorang hakim dalam
suatu perkara hanya mengikat para pihak yang berperkara saja (doktrins Res Ajudicata).

Point Pentingnya:

1. Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law = hukum Romawi).

2. Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum yang
berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus abad 5 (527-565
M).

3. Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada sebelum
masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yg terkodifikasi)

4. Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum di negara-
negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia, Amerika Latin, Asia (termasuk
Indonesia pada masa penjajahan Belanda).

5. Artinya adalah menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai daar
berlakunya hukum dalam suatu negara.

Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa hukum itu
memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk undang-undang yang
tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum.
Kepastian hukum dapat terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur
dengan peraturan tertulis, misalnya UU. Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang
berbunyi ”tidak ada hukum selain undang-undang”. Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan
dengan undang-undang (hukum adalah undang-undang).

Peran Hakim dalam sistem eropa kontinental, bahwa Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam
menciptakan hukum baru, karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-
peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya.
Putusan Hakim dalam sistem hukum eropa kontinental/ civil law, Putusan hakim tidak mengikat
umum tetapi hanya mengikat para pihak yang berperkara saja (doktrins res ajudicata) sbgmana
yurisprudensi sebagai sistem hukum Anglo Saxon (Mazhab / Aliran Freie Rechtsbegung)

1. Sumber hukum dalam sistem ini adalah :

2. Undang-undang dibentuk oleh legislatif (Statutes).

3. Peraturan-peraturan hukum’ (Regulation = administrasi negara= PP, dll), dan

4. Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh masyarakat
selama tidak bertentangan dengan undang-undang.

Penggolongan Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada dua yaitu:

Bidang hukum publik

Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan


wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara,
termasuk dalam hukum publik ini ialah :

 Hukum Tata Negara


 Hukum Administrasi Negara
 Hukum Pidana

BIDANG HUKUM PRIVAT

Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi hidupnya. Yang termasuk dalam
hukum privat adalah :

1. Hukum sipil
2. Hukum Dagang

Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang jelas antara
hukum publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu disebabkan faktor-faktor
berikut :

 Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-
bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya unsur
”kepentingan umum/masyarakat” yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya saja
bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang jelas antara
hukum publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu disebabkan faktor-faktor
berikut :

 Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya bidang-
bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya unsur
”kepentingan umum/masyarakat” yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya saja
bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.
 Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang sebelumnya
hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang perdagangan, bidang
perjanjian dan sebagainya.

 Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang sebelumnya
hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang perdagangan, bidang
perjanjian dan sebagainya.

Perbedaan perjanjian sistem hukum civil law dan


common law
civil law ada tanggung jawab dan kewajipan ,menggungkap sisi sisi persamaan dan
sisi perbedaan dari suatu ilmu dan Hukum ynag di sorot ,yang mempunyai derajat
kesetaaran yang dapat disandingkan antar dua atau lebih dari suatu sistem hukum ,

Perbandigan sistem hukum sebagai suatu ilmu tentang perbandigan hukum ,maka dengan sendirinya
melekat frespektif study hhukum melekat dalam arti luas metode sandigan atau perbandigan antar
sistem hukum ,Misalnya :

1, Membandigkan atar dua atau lebih dari suatu sistem hukum

Misalnya Antar civil law sistem dengan common law sistem

2,Membandigkan unsur unsur yang terdapat dalam suatu sistem hukum

Misalnya:

Sistem peradilanya

Sistem pemindanaanya

Sistem ketatanegaraan

Sistem pemerintahan

Lembaga Lembaga hukum

Perkawinan
NEGARA PANGANUT CIVIL LAW
1,ALBANIA

2,ESTONIA

3ALJANAR

KARAKTERRISTIK CIVIL LAW


sebagai berikut :

1, adanya sistem kodifikasi

2,hakim tidak terikat pada presiden atao doktrin stare decicis ,sehingga undang undang menjadi rujukan hukumnya
yang utama

3.sistem peradilanya bersifat inkuisitrional

COMMON LAW
Sistem hukum ini juga disebut sistem Anglo Saxson ,adalah berdasarkan atas kostum
(kebiasaan ),presiden dan judgle made law .ini dipraktekkan pada negara negara bekas jaajahan inggris

Negara penganut COMMON LAW

1,Afganistan

2,Astralia

Dalam sistem perkembanganya sistem common ini berkembang pesat di amerika serikat ,meskipun di
sana ada perbedaaan dengan negara asal yaitu inggris tetapi amerika lebih pesat perkembanganya

PERKEMBANGAN DAN PENYEBAARAN COMMON LAW SYSTEM

Sebelum terjadinya resepsio hukum Romawi pada abad ke 13 oleh Eropa continental ,inggris telah di
kembanggakan suatu sistem peradilan nasional yang sentraliatrik dan bekerja secara efektif menerapkan
hukum hukum kebisaan di inggris ,

Pada tahun 1006 ,terjadi invasi oleh bangsa Normadia dengan membawa sekelompok administrator
yanag cakap dalalm menjalankan tugas yang diberikan kepadnaya oleh mereka yang berkuasa (memiliki
kekuasaan polotik ) berdasarkan hak penaklukan (Arthur dan James)

KARAKTERISTIK COMMON LAW


1.    Yurisprudensi sebagai sumber hukum utama

2.    Dianutnya Doktrin Stare Decicis/Sistem Preseden

3.    Adversary System dalam proses peradilan


 
1 .Yurisprudensi sebagai sumber hukum utama

Ada 2 (dua) alasan mengapa yurisprudensi dianut dalam sistem Common Law, yaitu:

a.    Alasan psikologis

Alasannya adalah karena setiap orang yang ditugasi untuk menyelesaikan perkara, ia cenderung
sedapat-dapatnya mencari alasan pembenar atas putusannya dengan merujuk kepada putusan yang
telah ada sebelumnya dari pada memikul tanggungjawab atas putusan yang dibuatnya sendiri.

b.    Alasan praktis

Diharapkan adanya putusan yang seragam karena sering diungkapkan bahwa hukum harus mempunyai
kepastian daripada menonjolkan keadilan pada setiap kasus konkrit.

Selain itu menurut sistem Common Law, menempatkan undang-undang sebagai acuan utama


merupakan suatu perbuatan yang berbahaya karena aturan undang-undang itu merupakan hasil karya
kaum teoretisi yang bukan tidak mungkin berbeda dengan kenyataan dan tidak sinkron dengan
kebutuhan. Lagi  pula dengan berjalannya waktu, undang-undang itu sudah tidak sesuai lagi dengan
keadaan yang ada, sehingga memerlukan intrepretasi pengadilan.

2 Dianutnya Doktrin Stare Decicis/Preseden

Doktrin ini secara substansial mengandung makna bahwa hakim terikat untuk mengikuti dan atau
menerapkan putusan pengadilan terdahulu, baik yang ia buat sendiri atau oleh pendahulunya untuk
kasus serupa.

 3. Adversary System dalam Proses Peradilan

Dalam sistem ini kedua belah pihak yang bersengketa masing-masing  menggunakan lawyernya


berhadapan di depan hakim. Para pihak masing-masing menyusun strategi sedemikian rupa dan
mengemukakan dalil-dalil dan alat-alat bukti sebanyak-banyaknya di pengadilan. Jadi yang berperkara
merupakan lawan antar satu dengan yang lainnya yang dipimpin oleh lawyernya masing-masing.

 Nurul Qamar. 2010. Perbandingan Sistem Hukum dan Peradilan Civil Law System dan Common Law
System.  Makassar: Pustaka Refleksi.

KESIMPULAN SISTEM HUKUM CIVIL LAW DAN COMMON LAW


SISTEM HUKUM CIVIL LAW (sistem hukum eropa kontinuental )merupakan suatau sistem hukum yang
lahir di eropa dan berkembang di negara jajahan nya yaitu di Indonesia .Jadi untuk sistem hukumnya
berpegang pada Kodifikasi Undang undang yang jadi sumber hukum utamanya jadi kodifikai itu sendiri
berupa himpunan bahan hukum tertentu terhadaap suatu kitab UU hukum perdana (KUHP).Jadi dalam
sistem peraturanya leboih mengacunpada hukum tertulis ,peraturan perundang undangnya menjadi
sumber rujukan utama terdapat pemisahan secara tegas dan jelas ,antara Hukum privat dan Hukum
public .Selain itu ,mengenai sistem peradilan yang ada pada CIVIL LAW inqlusivel atau hakim mempunyai
peranan besar dalam mengarahkan dan memeutusakan suatu perkara .

SISTEM HUKUM COMMON LAW (sistem hukum emercexcion) merupakan suatu sistem hukum yang lahir
di negara inggris dan berkembang di negara negara jajahan ,Untuk sistem hukum common law lebih
mendasarkan utusanya pada yurisprudensi itu merupakan kekuatan hukum tetap serta tidak ada
pemisahan yanag tegas dan jelas antara Hukum privat dan Hukum public ,Kemudian untuk sistem
peradilan dengan sistem common law dia menggunakan juri untuk memeriksa fakata dari sebuah kasus
yang ditetapakanya kesalahan kemudian hakim hanya menerapakan hukum serta menjatuhkan
keputusan .

Sedangkan sistem CIVIL LAW tidak menggunakan juri sehingga tanggung jawab Hakim adalah memeriksa
kasus ,menemukan kesalahan menerapkan hukumnya sekaligus menjatuhkan ke sebuah
putusan ,kemudian dalam sistem COMMON LAW ini hakim terikat pada utusan hakim pada sebelumnya
pada perkara yang sejenis dalam sistem hukum CIVIL LAW hakim tidak terikat ,tidak wajib untuk
mengikuti putusan terlebihdahulu ,jadi memang pada sistem hukum CIVIL LAW yang menjadi sistem
rujukan yaitu peraturan perundang undangan yang berlaku di negaranya.

Jadi singkatanya dalam sistem hukum CIVIL LAW diterapkan di Indonesia ,bagamana yang kita tahu di
Indonesia berpatokan kepada peraturan perundang undangan yang berlaku di Indonesia ,itulah yang
menjadi sumber rujukan utama dalam memutuskan suatu perkara .

NAH sedangakan sistem hukum COMMON LAW lebih berpatokan kepada Yurisprudensi atau putusan
hakim sebelumnya yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ,karema dalam sistem hukum
common law hakim tidak terikat pada perundang undang yang berlaku ,Jadi undang undang itu tidak
menjadi sumber utama ,sehingga hakim mempunyai wewenang penuh untuk memutuskan suatu
perkara .

Kemudian dalam sistem peradilannya dalam sistem hukum ,hukum common law harus dan selalu ada 2
pihak yang saling bertentangan dalam perkara pidata maupun perkara pidana ,sedangakan CIVIL LAW
dalam perkara yang meliahat pihak yang saliang bertentangan yang Namanya pihak tergugat atau pihak
menggugat.Sedangkan dalam perkara pidana kebenaran terdakwa hukum sebagai pihak
penangkap .Tetapi seiringnya perkembangan zaman tentu dengan Batasan Batasan yang sudah mulai
tidak terlihat lagi Batasan buku yang mengenai sistem hukum civil law dengan sistem hukum common
law misalnya di Indonesia berangkat ke hukum civil law namun dalam perjalananya .

Berdasarkan alasan alas an di atas sistem hukum civil law dengan sistem hukum common law tentunya
penerapan kita tidak hanya berpatokan kepada unsur kepatian hukum itu saja tetapi yaitu mengacu
kepada aspek keadilan dan kebermanfaatan bagaimana hukum itu hadir tidak hanya memberikan suatu
kepastian saja dan juga bagaimana hukum tersebut bisa hadir untuk memberikan keadilan dan rasa
kermanfaatan bagi masyarakat .

TERIMAKASIH
NAMA :SRI MULIANTI SILANGIT

NIM :21602029

TUGAS :PENGANTAR HUKUM INDONESIA

KELAS : A

Anda mungkin juga menyukai