A. Latar Belakang
Sistem hukum adalah kumpulan unsur-unsur yang ada dalam interaksi satu sama yang lain yang
merupakan satu kesatuan yang terorganisasi dan kerja sama kearah tujuan kesatuan.
Lahirnya suatu sistem hukum yang kemudian dipergunakan di suatu negara tidak lepas sejarah
tradisi (hukum) dan budaya (hukum) legal cultur yang dianut pada masyarakat tersebut. Bagi
masyarakat yang menganggap praktik kebiasaan yang melembaga dan menjelma menjadi
hukum, maka sistem hukum tidak tertulis sebagai bagian spirit of the people suatu bangsa.
Macam-macam sistem hukum di dunia yang mengikuti tradisi dan budaya masyarakat itu.
1. Common law
2. Civil law
3. Socialist law
Dalam perkembangan hukum Amerika bertambah bebas dalam hukum aktualnya, yang lama
kelamaan terdapat perbedaan fundamental yaitu:
1. Di Amerika hukum tertinggi tertulis, yakni konstitusi Amerika yang berada di atas tiap-tiap
undang-undang. Di inggris kekuasaan parlamen untuk membuat UU tidak terbatas.
2. Seringnya ada kebutuhan akan penafsiran konstitusi, Hakim Amerika lebih sering
dihadapkan pada persoalan kepentingan umum.
3. Untuk mensistematiskan hukum, di Amerika dirasa lebih mendesak, karena banyaknya
bahan hukum yang merupakan ancaman karena tidak mudah untuk di atur.
Pertama, dianutnya yurespundensi sebagai sumber hukum utama merupakan perkembangan dari
hukum inggris yang tidak terpengaruh hukum romawi. Alasan dipergunsksn yurispundensi:
1. Penegak hukum yang ditugasi menyelaikan masalah hukum sedapat mungkin mencari alasan
pembenar atas putusannya dengan merujuk pada putusan yang telah ada sebelumnya dari pada
memberikan putusan lain yang menimbulkan polemic dan penolakan.
2. Alasan praktis
Kedua, dianutnya prinsip stare desicis/preceden yaitu hakim terikat untuk mengikuti putusan terlebih
dahulu atau putusan dari pengadilan lain. Kensekuensi prinsip ini bersifat kaku dimana hakim yang lebih
rendah mengikuti keputusan hakim yang lebih tinggi.
Ketiga, prinsip adversary system merupakan kedua belah pihak penggugat ataupun tergugat jaksa dan
pengacara dalam perkara pidana benar’’ harus mampu meyakinkan dengan alat’’ bukti.
1. Hukum dalam sistem ini dilandasi oleh perkara atau berbasis perkara yang diselesaikan melalui
penalaran logis
2. Hukum dilandasi doktrin preceden yang hierarkis
3. Sumber hukum yang umum adalah UU dan perkara
4. Gaya hukumnya lebih khusus dan bnayak mengandalkan inprovisasi serta pragmatis
5. Tidak ada perbedaan antara hukum public dan privat
Sistem hukum ini ialah hukum dari negara-negara yang pemerintahannya secara resmi memandang
negara tersebut sebagai sosialis atau bergerak dari kapitalisme menuju sosialisme, dan menganggap
sebuah masyarakat komunistik sebagai tujuan puncaknya.
Sumber hukum dalam sistem sosialis adalah keputusan tertinggi para penguasa berupa produk
kebijaksanaan pemerintah atau negara. Intinya tidak ada sumber lain yang resmi, karena;
Salah sau tipikal hukum sosialis yang sangat regresif sehingga dengan hhukuman-hukuman yang sangat
keras bagi yang melawan negara dan kejahatan politik.
1. yurisdiksi sosialis yang lebih tua seperti polandia, Bulgaria, hungaira, Romania, Albania, Korea Utara,
Vietnam, Mongolia, Kuba.
2. kelomppok hukum sosialis yang baru adalah Kamboja, Laos, muzambik, angola, Somalia, Ethiopia, dan
Ghana.
1. Al-qur’an
2. Al-Hadist
3. Ijma; Ulama
4. Ijtihad
1. Universal (menyeluruh)
2. Humanity (kemanusiaan)
3. Morality (akhlak)
1. harakah (utuh)
2. Waqathah (harmoni)
3. takamul (sempurna)
Sistem hukum masyarakat eropa didasari oleh lahirnya perjanjian paris tahun 1951 dan perjanjian
roma tahun 1957 telah melahirkan suatu fondasi bagi Common Law Eropa. Hukum ini dapat
diberlakukan jika memang dapat diinginkan oleh para individu dari negara-negara anggota.
Negara eropa pada umumnya menganut dua prinsip Monoisme dan Dualisme :
1. Monoisme, bahwa kewajiban hukum internasional memiliki sifat superior terhadap kewajiban hukum
nasional. Berdasarkan hal ini peraturan adat kebiasaan internasional, atau sebuah peraturan yang
dibentuk atas dasar perjanjian iternasional dimana negara tersebut telah menjadi pesertanya, maka
secara otomatis hukum internasional itu menjadi hukum nasional negara peserta. Negara yang
menganut sistem ini Prancis dan Belanda.
2. Konstitusi Dualisme dimana sejumlah status yang diberikan kepada praturan internasional. Peraturan
ini berlaku apabila telah di implementasikan ke dalam hukum nasional melalui proses legislasi atau
melalui sebuah ketetapan Parlamen. Negara yang menganut sistem ini ialah Inggris.