Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH

PERBANDINGAN SISTEM HUKUM

PERBANDINGAN SISTEM HUKUM COMMON LAW DAN CIVIL LAW


DALAM SISTEM HUKUM

Dosen:
Dr. KADEK WIWIK INDRAYANTI , S.H., M.Sc.

Oleh :

KURNIAWAN WIJAYA SUNARKO


22074000071

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER ILMU HUKUM
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2023
1

JAWABAN

1. Judul Kajian Perbandingan Sistem Hukum Common Law Dan Civil


Law sebagai Sistem Hukum Di Indonesia
Perbandingan sistem hukum yaitu membandingkan sistem hukum
yang satu dengan sistem hukum yang lain. Yang dimaksud
membandingkan disini adalah mencari dan mensinyalir perbedaan-
perbedaan serta persamaan-persamaan dengan memberi penjelasan
dan meneliti bagaimana berfungsinya hukum dan bagaimana
pemecahan yuridisnya di dalam praktek serta faktor-faktor non hukum
mana saja yang mempengaruhinya. Mempelajari mengenai sistem
hukum berarti harus berangkat dari sejarah hukum yang berbeda,
walaupun aturannya agak sama, tetapi pasti berbeda. Namun apabila
ada kesamaan aturan antara negara satu dengan yang lain, tetap
mungkin ada perbedaan prosedur dan filosofinya. Pentingnya
mempelajari perbandingan sistem hukum yaitu untuk menambah
wawasan lebih luas sehingga mendapatkan pemahaman akan sistem
hukum yang lebih baik dan untuk memprediksi sistem hukum tersebut
apakah dapat diterapkan di negara Indonesia atau tidak. Secara garis
besar di dunia ini meskipun dikenal ada lima sistem hukum, yaitu; civil
law, common law, socialis law, Islamic law dan sistem hukum adat,
tetapi sesungguhnya yang dominan dipakai di dunia Internasional
hanyalah dua, yaitu sistem hukum civil law dan common law, dan
Sistem hukum di Indonesia menganut sistem hukum Eropa Kontinental
atau Civil Law. Hal ini dapat dilihat dari sejarah dan politik hukum,
sumber hukum maupun sistem penegakan hukumnya.
2. Persamaan dan perbedaan civil law dan common law
a. Persamaan Civil Law dengan Common Law
Sistem Civil Law dan Sistem Common Law dapat diklasifikasi
sebagai Tradisi Hukum Barat. Berdasarkan pemaparan seorang
ahli sejarah hukum yakni Harold J. Berman, diuraikan mengenai
karakteristik tradisi hukum barat yang menunjukkan bahwa ada
kemiripan antara Sistem Civil Law dan Sistem Common
2

Law sebagai bagian Tradisi Hukum Barat. Karakteristik tersebut


adalah sebagai berikut.
1) Terdapat pembedaan yang tajam antara institusi hukum dan
jenis institusi sosial lainnya. Dengan kata lain, hukum bersifat
mandiri atau otonom;
2) Penyelenggaraan dan penegakkan hukum dipercayakan
kepada sekelompok professional yang kesehariannya
menjalankan aktivitas di bidang hukum (pengemban profesi
hukum);
3) Untuk menjadi pengemban profesi hukum, dibutuhkan
pendidikan khusus yang memiliki metode pembelajaran khas
untuk melatih calon professional hukum;
4) Ilmu hukum menjadi bidang ilmu sendiri melalui perkembangan
dialektis antara ilmu hukum dan institusi hukum yang saling
berkembang;
5) Hukum menjadi sistem yang terintegrasi karena para ahli
berhasil membangun sebuah teori umum;
6) Sebagai sistem, hukum selalu akan berubah dari waktu ke
waktu;
7) Pertumbuhan hukum sebagai suatu sistem diyakini berlangsung
berdasarkan logika hukum seperti metode penafsiran hukum;
8) Terdapat supremasi hukum atas politik;
9) Pluralisme sistem hukum membuat hukum menjadi lebih
canggih dan terus berkembang untuk memecahkan suatu
konflik dalam hukum;
10) Tradisi hukum barat pun diperkaya oleh nilai-nilai sosial yang
baru sebagai hasil dari pergolakan atau revolusi sosial.
11) Persamaan antara Sistem Civil Law dan Sistem Common
Law memberikan pandangan bahwa hukum senantiasa terbuka
terhadap perkembangan zaman.
b. Perbandingan Civil Law dengan Common Law
Berdasarkan:
3

1) Berdasarakan sejarah dan sumber lahirnya


a) Sistem Civil Law/Eropa-Kontinental
Merupakan sistem hukum yang tertua dan paling berpengaruh di
dunia. Sistem hukum ini berasal dari tradisi Roman-Germania.
Sekitar abad 450 SM, Kerajaan Romawi membuat kumpulan
peraturan tertulis mereka yang pertama yang disebut sebagai
“Twelve Tables of Rome”. Sistem hukum Romawi ini menyebar ke
berbagai belahan dunia bersama dengan meluasnya Kerajaan
Romawi. Sistem hukum ini kemudian dikodifikasikan oleh Kaisar
Yustinus di abad ke 6. The Corpus Juris Civilis diselesaikan pada
tahun 534 M. Ketika Eropa mulai mempunyai pemerintahan
sendiri, hukum Romawi digunakan sebagai dasar dari hukum
nasional masing-masing negara. Napoleon Bonaparte di Prancis
dengan Code Napoleonnya di tahun 1804 dan Jerman dengan
Civil Codenya di tahun 1896.
b) Sistem Common Law
Berdasarkan tradisi, costum dan berkembang dari preseden yang
dipergunakan oleh hakim untuk menyelesaikan masalah.
2) Berdasarkan Sumbernya
a) Sistem Civil Law/Eropa-Kontinental
Berbasis pada hukum tertulis (written law) dan Menuangkan
semaksimal mungkin norma ke dalam aturan hukum. Yang
menjadi sumber hukum adalah undang-undang yang dibentuk
oleh pemegang kekuasaan legislatif dan kebiasaan yang hidup
dimasyarakat sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
yang ada.
b) Sistem Common Law
Berdasar pada putusan-putusan hakim/pengadilan (judicial
decisions). Melalui putusan-putusan hakim yang mewujudkan
kepastian hukum, walaupun tetap mengakui peraturan yang dibuat
oleh legislatif.
3) Berdasarkan prinsip umum
a) Sistem Civil Law/Eropa-Kontinental
Hukum yang memperoleh kekuatan mengikat, karena sumber-
sumber hukumnya diwujudkan dalam peraturan- peraturan yang
4

berbentuk undang-undang dan tersusun secara sistematik di


dalam kodifikasi atau kompilasi tertentu. Prinsip utama ini dianut
mengingat nilai utama yang merupakan tujuan hukum adalah
kepastian hukum. Sehingga berdasarkan sistem hukum yang
dianut tersebut, hakim tidak dapat leluasa untuk menciptakan
hukum yang mempunyai kekuatan mengikat umum. Putusan
seorang hakim dalam suatu perkara hanya mengikat para pihak
yang berperkara saja (pola pikir deduktif). Memberikan prioritas
yang lebih pada doktrin dan mengadopsi teori Montesquieu
tentang pemisahan kekuasaan dimana fungsi legislator adalah
melakukan legislasi, sedangkan pengadilan berfungsi menerapkan
hukum.
b) Sistem Common Law
Sumber-sumber hukumnya tidak tersusun secara sistematik
dalam hirarki tertentu seperti pada sistem hukum Eropa
Kontinental. Dalam sistem hukum Anglo-Saxon adanya ‘peranan’
yang diberikan kepada seorang hakim yang berfungsi tidak hanya
sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan menafsirkan
peraturan-peraturan hukum saja, melainkan peranannya sangat
besar yaitu membentuk seluruh tata kehidupan masyarakat.
Hakim mempunyai wewenang yang sangat luas untuk
menafsirkan perauran hukum yang berlaku dan
menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang akan menjadi
pegangan bagi hakim-hakim lain untuk memutuskan perkara yang
sejenis (pola pikir induktif). Dalam sisitem ini, diberikan prioritas
yang besar pada yurisprudensi dan menganut prinsip judge made
precedent sebagai hal utama dari hukum.
4) Berdasarkan Penggolongannya
a) Sistem Civil Law/Eropa-Kontinental
Dibagi dalam bidang hukum publik dan bidang hukum privat.
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang
mengatur kekuasaan dan wewenang penguasa/ negara serta
hubungan-hubungan antara masyarakatan negara. Yang
termasuk dalam hukum publik meliputi hukum tata negara, hukum
administrasi negara dan hukum pidana. Sedangkan hukum privat
5

mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang


hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Yang termasuk dalam hukum privat adalah hukum
perdata yang meliputi juga hukum sipil dan hukum dagang.
b) Sistem Common Law
Common law mengenal pula pembagian hukum publik dan hukum
privat. Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir
sama dengan pengertian yang diberikan oleh sistem hukum Eropa
Kontinental. Sedangkan hukum privat lebih dimaksudkan sebagai
kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of property), hukum
tentang orang (Law of person), hukum perjanjian (law of contract)
dan hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of torts) yang
tersebar di dalam peraturan- peraturan tertulis, putusan- putusan
hakim dan hukum.
5) Berdasarkan wilayah keberlakuannya
a) Sistem Civil Law/Eropa-Kontinental
Sistem ini berlaku dibanyak negara Eropa dan jajahannya seperti
Angola, Argentina, Arménia, Austria, Belgium, Bosnia and
Herzegovina, Brazil, Jerman, Yunani, Haiti, Honduras, Italia,
Belanda, indonesia dan lain-lain. Dengan persentase 23,43%
penduduk dunia yang menganutnya atau sekitar 1.5 Milyar
penduduk dunia.
b) Sistem Common Law
Sistem ini belaku di Inggris dan sebagian besar negara
jajahannya, negara-negara persemakmuran antara lain Bahama,
Barbados, Kanada, Dominica, Kep. Fiji, Gibraltar, Jamaika,
Selandia Baru, TOGO, dan lain-lain. Dengan persentase sekitar
6,5% penduduk dunia atau sekitar 350 juta jiwa.
6) Berdasarkan penerapannya
a) Sistem Civil Law/Eropa-Kontinental
Sistem ini dipraktekan dalam interaksi antara kedua bangsa untuk
mengatur kepentingan mereka. Proses ini berlangsung bertahun-
tahun, sampai-sampai negara –negara eropa sendiri mengadopsi
sistem hukum ini untuk diterapkan pada bangsanya sendiri dan
bangsa-banga yang menjadi jajahannya. Sistem hukum ini
6

digunakan oleh bangsa-bangsa eropa tersebut untuk mengatur


masyarakat pribumi di daerah jajahannya. Misalnya belanda
menjajah indonesia pemerintah penjajah menggunakan sistem
hukum eropa kontinental untuk mengatur masyarakat di negeri
jajahannya. Apabila terdapat suatu peristiwa hukum yang
melibatkan orang belanda atau keturunannya dengan orang
pribumi, sistem hukum ini yang menjadi dasar pengaturanya
selama kurang lebih empat abad di bawah kekuasaan Portugis
dan seperempat abad pendudukan Indonesia.
b) Sistem Common Law
Sistem hukum Anglo-Saxon, sebenarnya penerapanya lebih
mudah terutama pada masyarakat pada negara-negara
berkembang karena sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendapat para ahli dan praktisi hukum lebih menonjol digunakan
oleh hakim, dalam memutuskan
3. Penyebab perbedaan diantara keduanya dan faktor apa yang
menyebabkan terjadinya perbedaaan
Penemuan persamaan dan perbedaan di antara sistem -sistem
hukum yang diperbandingkan dengan sendirinya mencuatkan
pertanyaan “Mengapa” ? salah satu tugas hukum yang paling menarik
dan paling penting ialah berupaya menjelaskan persamaan dan
perbedaan seperti itu. Saat mencari penjelasan yang dapat dimengerti
itulah akan diketahui faktor-faktor mana yang memp[engaruhi
sturuktur, perkembangan, dan muatan-muatan substansif sistem
hukum tersebut.
Uraian berikut ini akan membahas beberapa faktor yang sering
menjadi acuan dalam literatur perbandingan hukum sebagai
penjelasan persamaan dan perbedaan sistem hukum. Faktor-faktor ini
memang saling mempengaruhi tapi lebih baik dianggap saling terkait.
a. Sistem Ekonomi
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu
negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik
kepada individu maupun organisasi di negara tersebut. Perbedaan
mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem ekonomi
7

lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor


produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu boleh
memiliki semua faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya,
semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
sistem ekonomi di dunia berada di antara dua sistem ekstrem
tersebut.
Normalnya sistem hukum berkembang untuk melayani kebutuhan-
kebutuhan perekonomian, bukan sebaliknya. Siapapun takakan
percaya bahwa manusia menemukan peluang untuk berjual beli
sebagai konsekuensi dari pengenalan hukum penjualan, yang ada
karena kebutuhan untuk mengatur dan melindungi transaksi yang
sering terjadi dan kita namakan sebagai penjualan dan pembelian.
b. Ideologi dan Sistem Poilitik
Sistem hukum sangat dipengaruhi oleh sistem politik negara,
khususnya dalam persoalan hukum tata negara, pidana, dan
hukum tata usaha negara. Akan nampak perbedaan di bidang
hukum jika negara menerapkan suatu pemerintahan diktator
dibandingkan dengan pemerintahan demokrasi. Dalam sistem
poltik pada akhirnya dipengaruhi juga oleh faktor-faktor lain, seperti
sturuktur ekonomi negara.
c. Agama
Sikap dan keyakinan agama populasi dapat berperan penting bagi
sistem hukum, khususnya dalam hukum keluarga, tetapi juga
dalam hukum pidana., misalnya aturan-aturan agama (Misalnya Al-
Quran di negara Muslim dan Perjanjian Lama di Israel) sering
secara langsung memperoleh status sebagai hukum atau
digabungkan dengan cara lain ke dalam sistem hukum.
Sebuah negara yang didominasi umat Kristen akan kesulitan
menerima poligami, sementara di negara Muslim, bisa diharapkan
sikap sebaliknya. Di beberapa negara Muslim masih ada hukum
yang memerintahkan memanggal tangan seorang pencuri. Bisa
dibayangkan larangan agama untuk mengkonsumi alkohol akan
mengakibatkan larangan alkohol oleh negara.
d. Sejarah dan Georgrafi
8

Sistem hukum terbentuk di bawah pengaruh kuat perkembangan


sejarah negaranya. Aspek-aspek fundamental sturkutur
ketatanegaraan sebuah negara, bentuk negara itu apakah republik
atau kerajaan misalnya bisa dijelaskan mengacu pada faktor-faktor
sejarah. Latar belakang sejarah penjajahan sebagian besar negara
dunia ketiga, meninggalkan jejak yang mendalam pada sistem
hukumnya. Di negara-negara sesungguhnya warisan sejarah dari
masa penjajahlah yang menentukan “keluarga hukum” sistem
hukum, walaupun seringkali aturan-aturan hukum yang diterima
dari negara penjajah sudah berubah dan diadaptasikan dengan
kebutuhan lokal.
Sistem hukum sebuah negara jelas kelihatan dipengaruhi oleh
kondisi fisik yang ada di negara-negara tersebut, terutama
geografi, iklim dan sumber dayanya. Resiko gempa bumi
mempengaruhi aturan-aturan hukum mengenai konstruksi,
pengendalian bahan pangan, ladang dan minyak bumi tentunya
semua ini diperlukan legislasi tentang eksplorasi minyak dll.
e. Faktor Demografi
Umat manusia bisa dibagi menjadi beberapa ras, yang masing-
masing terdiri dari sejumlah besar kelompok etnis berbeda. Karena
perbedaan ini seringkali menimbulkanketidakcocokan hukum
dengan ras tertentu dalam satu wilayah (sistem hukum). Hal ini
terbukti pada masa berlakunya Apartheid di Afrika Selatan, dimana
ada pemisahan ras yang berpengaruh terhadap hak sipil ras kulit
hitam di Afrika Selatan.
9

DAFTAR PUSTAKA

Bellefroid, JHP. 1952. Inleiding tot de Rechtswetenschap in Nederlands,


Nijmegen Utrecht: Dekker & Van Veght. Terjemahan Abdul Latif,
dkk., 2010. Politik Hukum, Jakarta: Sinar Grafika. Hal. 18
Marzuki, Prof. Dr. Peter Mahmud. 2008. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta.
Penerbit Kencana.
Sudikno Mertokusumo,1996. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar),
Penerbit Liberty,. Yogyakarta.
Satjipto Rahardjo, 2000. Ilmu Hukum, Pt. Citra Aditya Bakti, Bandung.
https://en.wikipedia.org/wiki/Common_law

Anda mungkin juga menyukai