Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

OLEH:

NAMA : VARIASI SISWANTO


NIM : 223030601351
PROGRAM STUDI : ILMU HUKUM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
1. Sebutkan dan jelaskan ada berapa sistem hukum (yang terbesar) di dunia?
Jawab:
a. Sistem Hukum Eropa Kontinental 
Sistem hukum ini berkembang di negara-negara Eropa daratan seperti
Jerman, Belanda, Perancis, Italia, Amerika Latin, dan Asia (termasuk Indonesai
pada masa penjajahan Belanda). Istilah lain untuk menyebut sistem hukum Eropa
Kontinental adalah Civil Law/Rechtaat atau Romawi Jerman.
Sistem hukum Eropa Kontinental ini berasal dari kodifikasi hukum yang berlaku di
kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Kaisar Yustinianus. Kemudian
Corpus Juris Civilis (kumpulan berbagai kaidah hukum yang ada sebelum masa
Yustianus) dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi hukum di
negara-negara Eropa Daratan.
Prinsip utamanya bahwa hukum itu memperoleh kekuatan mengikat karena
berupa peraturan yang berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis
dalam kodifikasi. Sumber hukum utamanya adalah undang-undang yang dibentuk
oleh badan legislatif.
Dalam sistem hukum Eropa Kontinental hakim tidak bebas dalam
mencipatakan hukum baru, karena hakim hanya menerapkan dan menafsirkan
peraturan yang ada padanya. Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya
mengikat para pihak yang berperkara saja.
b. Sistem Hukum Anglo-Saxon (Anglo Amerika)
Sistem hukum Anglo Saxon (Anglo Amerika) mula-mula berkembang di
negara Inggris, dan dikenal dengan istilah Rule of Law atau Common Law atau
Unwritten Law (Hukum tidak tertulis) atau sering disebut juga dengan istilah Case
Law. Sistem hukum ini dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris,
Amerika Utara, Kanada, dan Amerika Serikat.
Sistem hukum Anglo Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan
pada yurisprudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian
menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Dalam sistem hukum Anglo
Saxon, hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-
peraturan hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang berguna
sebagai pegangan bagi hakim-hakim lain dalam memutuskan perkara sejenis.
Sistem hukum Anglo Saxon, sebenarnya penerapannya lebih mudah
terutama pada masyarakat pada negara-negara berkembang karena sesuai dengan
perkembangan zaman.Pendapat para ahli dan prakitisi hukum lebih menonjol
digunakan oleh hakim, dalam memutus perkara.
c. Sistem Hukum Adat
Sistem Hukum Adat terdapat dan berkembang di lingkungan kehidupan
sosial di Indonesia, Cina, India, Jepang, dan negara lain. Di Indonesia sistem
hukum adat diadopsi dalam bentuk subsistem hukum, yaitu hukum adat. Asal mula
istilah hukum adat adalah dari istilah Adatrech yang dikemukakan oleh Snouck
Hurgronye.
Sumber utama sistem hukum adat adalah hukum tidak tertulis atau
kebiasaan. Sifat hukum adat adalah tradisional dengan berpangkal pada kehendak
nenek moyang. Tolak ukurnya dalah kehendak suci dari nenek moyangnya. Yang
berperang dalam menjalankan sistem hukum adat adalah pemuka adat (pengetua-
pengetua adat) karena ia adalah pemimpin yang disegani oleh masyarakat.
Sistem Hukum Adat juga bisa diartikan sebagai seperangkat norma dan
aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah. misalnya di perkampungan
pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat dan memiliki sanksi sesuai
dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah tertentu.
d. Sistem Hukum Islam
Sistem Hukum Islam berasal dari Arab, kemudian berkembang ke negara-
negara Asia, Afrika, Eropa, Amerika secara individual maupun secara kelompok.
Sistem Hukum Islam bersumber pada:
 Al-Qur’an merupakan kita suci agama Islam;
 Sunnah merupakan cerita atau cara hidup nabi;
 Ijma merupakan kesepakatan para ulama besar;
 Qiyas merupakan analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara
2 (dua) kejadian.
Berikut beberapa ciri khas Sistem Hukum Islam yang membedakan dengan sistem
hukum yang lain, yakni:
 Bersumber pada wahyu Allah (Al-Qur’an), Sunnah Rasul, dan Ijtihad;
 Ketentuan-ketentuannya didasarkan pada akhlak dan agama;
 Sanksi terhadap pelanggarannya adalah rangkap, yakni sanksi di dunia dan
sanksi di akhirat;
 Tujuannya agar masyarakat tenteram dunia dan akhirat.
e. Sistem Hukum Kanonik
Sistem Hukum Kanonik adalah sistem hukum yang dianut oleh negara-
negara yang tunduk kepada peraturan-peraturan gereja. Kitab Hukum Kanonik
terdiri dari 7 (tujuh) buku, yaitu:
 Buku I memuat tentang norma-norma umum;
 Buku II memuat tentang umat Allah;
 Buku III memuat tentang tugas mengajar gereja;
 Buku IV memuat tentang tugas gereja menguduskan;
 Bab V memuat tentang harta benda duniawi gereja;
 Buku VI memuat tentang hukuman-hukuman dalam gereja atau sanksi dalam
gereja;
 Buku VII memuat tentang proses atau hukum acara.
Dalam Kitab Hukum Kanonik terbagi menjadi dalam tujuh buku dan setiap buku
dibagi dalam bagian, seksi, judul, bab, dan artikel. Nomor-nomor ketentuan hukum
disebut kanon.
f. Sistem Hukum Sosialis
Sistem Hukum Sosialis adalah nama resmi untuk sistem hukum di negara-
negara komunis. Sistem Hukum Sosialis berasal dari hukum Uni Soviet yang
dikembangkan sejak 1971. Quigley menggambarkan Sistem Hukum Sosialis
sebagai hukum negara-negara yang pemerintahnya secara resmi melihat negara
sebagai salah satu sosialis atau bergerak dari kapitalisme ke sosialisme dan yang
memegang teguh masyarakat komunistik sebagai sebuah tujuan akhir.
Pokok ajaran sistem hukum sosialis adalah hukum yang dijiwai ajaran
“Marxist-Leninist” yang dianut oleh para pakar hukum di Uni Soviet serta ajaran
materialisme dan teori evolusi yang berpendapat bahwa materi merupakan satu-
satunya benda nyata di dunia ini. Negara-negara yang menganut Sistem Hukum
Sosialis ini hanya mengenal konsep hukum publik sedangkan konsep hukum privat
tidak ada.
Sumber hukum dalam Sistem Hukum Sosialis adalah keputusan tertinggi
para penguasa berupa produk kebijaksanaan pemerintah atau negara. Dengan kata
lain tidak ada sumber hukum yang resmi, melainkan hukum adalah penguasa
negara dan hukum membela rakyat proletar (masyarakat kelas sosial rendah).
Hukum sosialis lebih bersifat prerogatif ketimbang normatif.
Setelah memahami berbagai macam sistem hukum yang ada di dunia, dapat
disimpulkan bahwa sistem hukum yang ideal bagi sebuah negara adalah sistem
hukum yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat dari negara
tersebut.
Sumber: https://bantuanhukum-sbm.com/artikel-macam-macam-sistem-hukum-di-
dunia

2. Apa sistem hukum yang dianut indonesia?


Jawab:
Sebagai negara hukum, Indonesia menganut tiga sistem hukum sekaligus yang
hidup dan berkembang di masyarakat yakni sistem hukum  Kontinental, sistem
hukum adat, dan sistem hukum Islam.
Sumber: https://rechtsvinding.bphn.go.id/ejournal/index.php/jrv/article/view/
305/211

3. Jelaskan apakah sistem hukum tersebut cocok diterapkan di indonesia? Kemukakan


argumentasi anda!
Jawab :
Indonesia sebagai negara yang menganut Sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law
system), eksistensi peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena bila peraturan
perundang-undangan yang berlaku setiap tindakan pemerintah harus memiliki dasar pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai