Anda di halaman 1dari 21

-Anne Safrina-

Sistem dan Tradisi Hukum

- Civil Law
- Common Law
- Hukum Adat
- Hukum Islam

1
Sistem
Kamus The New Penguin English Dictionary (2001) :

1. Regularly interacting or interdependent group of items forming a unified whole;


2. An organised or established procedure;
3. Harmonious arrangement or pattern, order;
4. The body considered as a functional unit.

Black’s Law Dictionary, online 2nd edition (2019) :

1. Detailed procedures, methods and routines to carry out an activity, problem solve or
perform a duty.

2. Purposeful organized structure that is regarded as a whole and consists of interdependent


and interrelated elements.”

Kamus Besar Bahasa Indonesia, online, (2020) :


1. perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas,
2. susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas, dan sebagainya,
3. metode.”
Sistem Hukum dan Tradisi Hukum
Lawrence M Friedman :
(a) struktur hukum yang antara lain berupa lembaga atau institusi hukum
seperti parlemen, peradilan dan eksekutif termasuk kepolisian, dan
kejaksaan
(b) isi atau materi hukum yang merupakan substansi utama dari hukum yaitu
berupa seluruh peraturan perundangan-undangan dan putusan hakim,
serta
(c) budaya hukum.

Sistem hukum dalam konteks nasional adalah seperangkat institusi, prosedur,


dan materi hukum yang dibuat atau ditemukan dan diberlakukan atau
diterapkan bagi masyarakat yang berada di dalam suatu negara.

Sistem hukum konteks bidang-bidang hukum misalnya : sistem hukum pidana,


sistem hukum perdata, sistem hukum internasional, dsbnya.
Istilah tradisi hukum ini sering disamakan maknanya dengan sistem
hukum dan digunakan untuk saling menggantikan. Padahal, sebenarnya
ada perbedaan yang cukup mendasar :
- tradisi hukum mengkaitkan sistem hukum dengan budaya dari
masyarakat tempat sistem hukum tersebut berlaku. Tradisi Hukum
menempatkan Sistem Hukum di dalam perspektif atau sudut pandang
budaya.
- John Henry Merryman menyebut tradisi hukum sebagai tata nilai dan
sikap tentang bagaimana misalnya persepsi suatu masyarakat tentang :
hukum, fungsi dan peran hukum, dan operasionalisasi hukum dalam
masyarakat itu sendiri
-> Tradisi Hukum memiliki makna yang lebih dalam dan luas serta lebih
sarat dengan nuansa kebudayaan daripada istilah Sistem Hukum.
Para ahli Perbandingan Hukum, dengan menggunakan pendekatan tradisi
hukum, mencari dan mempelajari karakteristik atau ciri-ciri tertentu dari
setiap sistem hukum yang berlaku di dunia.
Renee David dan Brierly :
Beberapa karakteristik atau ciri-ciri unik dari tradisi hukum dilihat dari :
- faktor sejarah,
- jenis sumber hukum yang utama,
- metode tentang penafsiran dan penerapan hukum,
- pembagian beberapa bidang hukum,
- macam profesi dan pendidikan hukum, serta
- faktor kolonialisme atau penjajahan.

4 (empat) rumpun atau kelompok besar yang disebut Tradisi Hukum (legal traditions) :
1. Tradisi Hukum Barat atau Western Legal Traditions, yang dapat dibedakan menjadi tradisi Civil
law dan Common law.
2. Tradisi Hukum Agama (Religious law), terutama Hukum Yahudi, Hukum Kanonik (untuk umat
Kristen Katolik), dan Hukum Islam.
3. Tradisi Hukum Adat atau (Customary Law atau Indigenous Law), misalnya Hukum Adat
negara2 di Asia Timur seperti Tiongkok dan Jepang, serta negara di Afrika.

4. Tradisi Hukum Sosialis (Socialist Law) yang lazim berlaku di negara-negara yang menganut
ideologi sosialis komunis.
Tradisi/Sistem Hukum Sosialis

- dinilai sudah tidak terlalu relevan lagi sejak bubarnya negara kesatuan Uni Soviet
menjadi negara-negara merdeka yang tidak lagi sepenuhnya menganut ideologi
sosialis komunis. Namun demikian, di dunia ini masih ada beberapa negara yang
menganut paham ini sehingga tradisi hukum ini masih dianggap eksis.

Tradisi/Sistem Hukum Agama

- yang masih diterapkan secara ketat adalah Hukum Islam, dan mungkin pula
Hukum Hindu serta Hukum Yahudi di sebagian kecil wilayah di dunia ini.

Tradisi/Sistem Hukum Adat

- tradisi hukum ini sedikit banyak masih eksis di berbagai negara di Asia Timur,
Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Afrika, termasuk juga tentunya Indonesia.

Dari ke empat kelompok besar tradisi hukum -> ada 2 (dua) yang benar-benar paling
banyak diberlakukan di berbagai negara sejak dari abad 11 – 12 Masehi hingga saat
ini : Civil Law dan Common Law.
Civil Law & Common Law
Civil Law Common Law

- Tradisi Civil Law / Sistem - Tradisi Common Law berasal


Hukum Eropa Kontinental dari Inggris, diterapkan di
dianut mayoritas negara-negara Irlandia & seluruh negara
di benua Eropa & daerah bekas jajahan Inggris di
jajahannya di kawasan Asia, berbagai belahan dunia ->
Afrika, dan Amerika Selatan yang berlaku lebih dari satu sistem
dahulu bekas jajahan negara- hukum (campuran).
negara seperti Belanda, Perancis,
Portugal, dan Spanyol -> berlaku
lebih dari satu sistem hukum
(campuran)
Karakteristik Tradisi Hukum Barat (Hukum Eropa)
1. Mengenal pembedaan yang tajam antara institusi-institusi hukum (legal
institutions) dengan institusi sosial lain. Institusi hukum yang dimaksud bukan
hanya gedung atau lembaga seperti parlemen, tetapi juga proses penegakan
hukum seperti perundang-undangan, penyelesaian perkara, teori hukum, asas
hukum, dsbnya. Menurut tradisi hukum barat, hukum bersifat mandiri atau
otonom karena memiliki karakternya sendiri.
2. Penyelenggaraan dan/atau penegakkan berbagai pranata hukum dipercayakan
pada sekelompok professional yang sehari-harinya menjalankan aktivitas di bidang
hukum yang disebut dengan pengemban profesi hukum (legal professionals) :
hakim, pengacara, jaksa, notaris, akademisi, dstnya.
3. Para pengemban profesi hukum (atau lawyers -> di Inggris dan Amerika, atau
jurists -> di Negara Eropa lainnya) harus mengikuti program pendidikan khusus
pada jenjang pendidikan tinggi yang kemudian dikenal dengan sebutan
pendidikan tinggi hukum. Program pendidikan tinggi hukum ini memiliki metode
pembelajaran sendiri yang khas untuk melatih para calon professional hukum,
literatur atau bahan ajar sendiri yang juga khusus tentang hukum, dan bahkan
kemudian dalam perkembangannya pendidikan tersebut melahirkan berdirinya
sekolah-sekolah hukum dan/atau tempat-tempat latihan khusus bagi para calon
pengemban profesi hukum atau para ahli hukum.
4. Materi atau bahan ajar bagi para calon pengemban profesi hukum pada sekolah-
sekolah hukum berkembang secara dialektis antara ilmu hukum dan institusi-
institusi hukum saling mempengaruhi dan berkembang. Konsep-konsep, teori, atau
pemikiran-pemikiran dari para ahli hukum pada akhirnya akan mempertajam,
memperkaya, dan menyempurnakan institusi hukum itu sendiri, demikian pula
sebaliknya. Hukum tidak hanya meliputi apa yang disebut dengan institusi /
pranata, perintah, norma / kaidah, putusan hakim, undang-undang, atau
sejenisnya, melainkan juga mencakup apa yang dipikirkan atau digagas oleh para
pemikir / ahli hukum.
5. Hukum dipandang sebagai sebuah sistem yang koheren/terintegrasi. Hukum
sebagai sebuah sistem yang utuh (body) ini berkembang sesuai dengan
perkembangan waktu, dari satu generasi ke generasi berikutnya, terus berkembang
seperti itu hingga berabad-abad kemudian, diyakini akan terus berevolusi sesuai
dengan perubahan dalam masyarakat.
6. Kesejarahan hukum terkait dengan konsep supremasi hukum atas politik.
Pembangunan / pertumbuhan hukum secara sistemik juga berlaku atau mengikat
negara dan para penyelenggara negara itu sendiri. Mereka adalah pembuat hukum,
namun mereka juga tunduk terhadap hukum. Prinsip supremasi hukum ini sudah
berlaku di negara-negara di Eropa sejak abad 12, bahkan juga di negara-negara yang
menganut sistem pemerintahan kerajaan yang absolut sekalipun.
7. Di masa lampau mengenal adanya pluralisme sistem hukum yang berlaku
secara damai bagi kelompok/ golongan masyarakat yang berbeda-beda. Misal,
ada sistem hukum gereja atau Kanonik (Canon Law) yang mengatur berbagai
hal yang dimasukkan ke dalam urusan gereja (ecclesiastical polity), dan sistem
hukum yang dibuat oleh negara untuk mengatur berbagai hal yang tidak
berkaitan dengan urusan gereja (secular polities).
Di beberapa wilayah di Eropa juga mengenal adanya sistem hukum yang
khusus berlaku untuk golongan bangsawan (Royal Law, Feudal Law), sistem
hukum yang khusus berlaku untuk penduduk di pedesaan (Manorial Law),
sistem hukum khusus untuk kaum pedagang (Mercantile Law) dstnya.
Akibatnya, pada abad 11 – 16 di Eropa, dapat saja terjadi seseorang tunduk
pada : yurisdiksi Hukum Gereja, yurisdiksi pengadilan niaga, tunduk pada royal
law, dstnya.
8. banyak dipengaruhi dan dibaharui oleh nilai-nilai sosial baru yang lahir
sebagai akibat dari berbagai perubahan atau bahkan revolusi sosial yang terjadi
di Eropa. Contoh yang paling utama adalah munculnya Masa Renaissance,
abad 14-16 Masehi, Revolusi Agraria (sebelum abad 18 Masehi), Revolusi
Industri (di mulai sekitar tahun 1760 di Inggris), dan Revolusi Perancis (tahun
1789 – 1799).
1. Latar Belakang Sejarah : Civil Law & Common Law

Civil Law Common Law

- disebut : tradisi / sistem Romano- - Berkembang di Inggris


Germanic - Didasarkan pada praktik hukum di
- Sumber : Hukum Romawi Kuno (Kaisar pengadilan untuk memecahkan
Justinianus, 527-565 Masehi, dengan sengketa-sengketa hukum
berhasil dihimpunnya kodifikasi Hukum - Sistem Common Law memberi
Romawi -> Corpus Juris Civilis atau penekanan yang kuat pada fungsi
Codex Justinianus. dan peran hakim sebagai pembuat
- Hukum Romawi sempat mengalami
hukum, dan sekaligus menjadikan
stagnasi selama berabad-abad seiring
keputusan-keputusannya sebagai
dengan pudarnya kejayaan Kekaisaran
Romawi.
sumber hukumnya yang paling
- Di sekitar abad 11 – 12 Masehi, melalui utama.
peran para Glossators dan Commentators - bersumber dari hukum kebiasaan,
yang memulai studi hukum di pengaruh bersifat praktis dengan
universitas Bologna di Italy, Hukum sistem peradilan yang terpusat/
Romawi kembali ‘hidup’ lagi dan bahkan tersentralisir dan (ke)raja(an) yang
pengaruhnya meluas sampai hampir ke kuat.
seluruh daratan benua Eropa,.
- Sesuai dengan tradisinya sistem Civil
Law dikembangkan oleh para akademisi
hukum di universitas-universitas
Civil Law Common Law

- dikembangkan dan
dirumuskan oleh para
akademisi hukum di
universitas-universitas untuk
kemudian dikompilasi,
dikodifikasi dan disahkan oleh
perangkat legislatifnya
menjadi undang-undang.
Tradisi Hukum Socialist Law
- Tradisi hukum Socialist Law menunjukkan sejarah
perkembangan sistem hukum yang dipengaruhi kuat oleh
ideologi Marxisme-Leninisme.
- Pada awalnya, tradisi hukum di negara-negara yang dahulu
tergabung dalam negara Uni Soviet adalah tradisi Civil Law,
namun dalam perkembangannya setelah terjadinya Revolusi
Bolsevik tahun 1917 yang memunculkan pemerintahan
berideologi Komunisme-Leninisme tradisi Civil Law tersebut
‘diubah’ secara revolusioner atau disesuaikan dengan ideologi
komunisme itu.
- Tradisi hukum ‘baru’ hasil olahan dari Civil Law inilah yang
kemudian oleh para ahli hukum sosialis di era Perang Dingin
dahulu diperkenalkan sebagai sistem atau tradisi hukum
tersendiri yang revolusioner dan sangat berbeda dari sistem
hukum ‘barat’ yang borjuis dengan ideologi liberalisme-
kapitalisme.
2. Metode Hukum : Civil Law & Common Law

Civil Law Common Law

- bersifat ‘rule-based’ atau - bersifat ‘court-based’ yang


menekankan pada aspek norma / berorientasi pada pemecahan
kaidah / hukum tertulis yang masalah hukum secara praktis dan
abstrak dan konseptual konkrit di forum pengadilan.
- bersumber dari, dan dikembangkan - dikembangkan oleh, lembaga
peradilan melalui para praktisi
oleh, kalangan perguruan tinggi
hukum (lawyers).
melalui pemikiran-pemikiran ahli
- Mereka ini mencari dan menggali
hukum yang bukan praktisi hukum hukum dari hukum kebiasaan dalam
(jurists). konteks untuk menjawab kasus-
- Norma-norma hukum Civil Law kasus hukum yang dibawa ke
dirumuskan oleh para jurists ini pengadilan oleh para pihak yang
dengan konteks untuk mencari bertikai.
solusi atau pemecahan terhadap - Pola atau cara berpikir ahli
problema hukum yang mungkin hukumnya dan metode pendekatan
akan terjadi dalam masyarakat. Itu hukumnya pun lebih bersifat
sebabnya pola atau cara berpikir pragmatis, konkrit, dan induktif.
para ahli hukumnya dan juga - Pendekatan hukumnya bersifat
metode pendekatan hukumnya induktif -> cenderung mengarah ke
bersifat deduktif. kasus demi kasus.
Civil Law Common Law

- Hukum dipersepsikan sebagai - Hukum dipersepsikan sebagai


kaidah-kaidah yang mengatur kaidah-kaidah hukum yang
perilaku manusia yang berkait mengatur hubungan antar
erat dengan konsep tentang pihak-pihak yang berperkara
keadilan dan moralitas. di depan hakim sekaligus
- Pembentuk hukum diserahkan sebagai solusi atas sengketa
pada kalangan akademisi hukum hukum yang bersangkutan.
melalui pemikiran-pemikiran atau
- Ini sebabnya kaidah-kaidah
doktrin-doktrin mereka.
hukum yang menyangkut
- Berdasarkan doktrin-doktrin
disusun produk hukum tertulis aspek prosedural atau proses
berupa undang-undang yang akan berperkara di depan
diterapkan untuk memecahkan pengadilan, misalnya Evidence
kasus hukum yang terjadi di masa dan Administration of Justice,
depan. menjadi sangat penting
- tradisi Civil Law lebih terfokus peranannya menurut tradisi
pada perumusan secara detil hukum Common Law.
kaidah-kaidah hukum
material/substansial.
3. Jenis Sumber Hukum : Civil Law & Common Law

Civil Law Common Law

- Sangat mengutamakan - Berkembang dari hukum tidak tertulis yakni


perundang-undangan atau hukum kebiasaan yang ‘dikuatkan’ oleh hakim
dalam memutuskan perkara di depan pengadilan.
hukum tertulis sebagai
- Keputusan hakim menjadi sumber hukum yang
sumber hukum utama, utama.
- Sumber hukum : Kodifikasi - Hukum tertulis -> UU juga menjadi salah satu
Hukum, misal Code du Penal sumber hukum juga, namun kedudukannya dan
(Kitab Undang-Undang nilainya tidak dapat disamakan dengan keputusan
Hukum Pidana), Code du hakim.
Civilis (Kitab Undang-Undang - UU hanyalah sebagai pelengkap dan umumnya
apa yang diatur oleh UU itu hanyalah penegasan,
Hukum Perdata).
konkritisasi atau formalisasi dari apa yang
sebelumnya sudah menjadi hukum kebiasaan.

Di abad ke 20 terutama sejak berakhirnya Perang Dunia II -> tradisi Civil Law dan Common Law
memandang hukum tertulis dan tidak tertulis sebagai sumber hukum saling melengkapi. Meskipun
dalam tradisi Civil Law per-UU merupakan sumber hukum yang paling utama, tidak berarti bahwa
dalam tradisi ini keputusan hakim tidak mempunyai nilai atau fungsi sebagai sumber hukum.
Sebaliknya, dalam tradisi Common Law yang memprioritaskan keputusan hakim (case law) sebagai
sumber hukumnya tidak berarti mereka tidak mengakui UU sebagai sumber hukum. Baik keputusan
hakim maupun UU (hukum tertulis) keduanya diakui sebagai sumber hukum, hanya penekanan
prioritasnya yang berbeda. Pada sistem Civil Law, undang-undang menjadi yang terpenting dan
dominan, sedangkan pada sistem Common Law hal sebaliknya.
Tradisi Hukum Socialist Law
- Tradisi Socialist Law hukum semata-mata dipandang hanya
sebagai alat politik penguasa untuk menjalankan ‘development
plan’ atau Rencana Pembangunan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah sesuai dengan ideologi Marxisme-Leninisme.
- Berlawanan dengan pemikiran tentang hukum dalam tradisi Civil
Law maupun Common Law, hukum menurut tradisi Socialist
Law semata-mata dipandang sebagai hasil ciptaan negara dan
oleh karenanya harus tunduk pada negara/ penguasa, bukan
negara yang harus tunduk pada hukum.
- Konsep ini membuat negara dengan tradisi Hukum Sosialis tidak
mengenal konsep Supremasi Hukum (Rule of Law) yang menjadi
pilar utama dari demokrasi dalam bernegara sebagaimana
dikenal luas di negara-negara barat yang menganut Civil Law
maupun Common Law.
4. Ideologi : Civil Law & Common Law

Civil Law Common Law

- Ideologi liberalisme - Ideologi liberalisme


kapitalisme. kapitalisme.

- Sistem hukum negara-negara ex- negara sosialis-komunis dipengaruhi


oleh ideologi komunisme / Marxisme meskipun awalnya tradisi hukum
mereka tergolong ke dalam rumpun Civil Law.
- Ideologi lain yang mempengaruhi perkembangan sistem hukum : Ideologi
atau keyakinan agama.
- a. Tradisi hukum agama tertentu seperti Hukum Yahudi, Hukum Hindu
dan Hukum Islam bersumber dari ajaran agamanya masing-masing.
- b. Tradisi hukum adat seperti tradisi hukum masyarakat Asia Timur
(misalnya Cina, Korea dan Jepang), masyarakat Asia Tenggara (misalnya
Indonesia dan Malaysia), dan masyarakat di benua Afrika, lebih diwarnai
dengan ideologi yang melekat kuat dalam masyarakat yang masih sangat
sederhana dan bersahaja sesuai dengan perekonomian mereka waktu itu
yang masih bersifat agraris, komunal, dan feodalistis.
5. Lembaga/Pranata Hukum : Civil Law & Common Law

Civil Law Common Law

- dikenal pranata hukum - dikenal pranata hukum


‘law of obligation’, ‘good ‘trust’, ‘estoppel’,
‘consideration’, dan lembaga
faith’, dan lembaga hukum ‘equity’
hukum ‘administrative - pranata hukum yang utama
court’ dari sistem Common Law
selain Hukum Kontrak
adalah Hukum tentang
Pembuktian (Evidence),
Administation of Justice,
Perbuatan Melawan Hukum
(Tort), Pelecehan terhadap
lembaga peradilan (Contempt
of Court), eksekusi
keputusan hakim.
Civil Law System Common Law System
-peran hukum yang tertulis sangat - Common Law menganut The
besar Doctrine of Precedent (Stare Decisis) :
-tumbuh atas dasar peraturan yang hakim harus mendasarkan
dibuat manusia. putusannya pada prinsip hukum
yang sudah ada dalam putusan
- hukum positif hanya memuat hakim lain dari perkara yang sejenis
kerangka umum saja, bukan berisi sebelumnya (preseden).
kaidah hukum yang lengkap.
- kaidah hukum berkembang
- terhadap per-UU dilakukan dengan melalui keputusan hakim (judge
cara penafsiran. made law -> hakim menciptakan
- kepastian hukum dicapai melalui hukum.
aturan tertulis. - perumusan perundang-undangan
- hakim tidak bebas menciptakan yang mempunyai kekuatan
hukum, tapi hanya menetapkan dan mengikat umum sangat sedikit
menafsirkan peraturan sebatas dijumpai pada negara yang
kewenangannya. menggunakan sistem ini.
- putusan hakim hanya mengikat para - tidak ada perbedaan prinsip antara
pihak yang berperkara (doktrin Res Hukum Publik dan Hukum Perdata.
Ajudicata).
Pengaruh Berbagai Tradisi Hukum ke dalam Sistem Hukum Indonesia

- Jauh sebelum Portugis & serikat dagang VOC Belanda datang, masyarakat
Indonesia sudah memiliki hukum asli setempat yang disebut Hukum Adat.

- Pemerintah Belanda menjajah mendirikan pemerintahan Hindia Belanda dan


menerbitkan berbagai peraturan hukum (Wet, Ordonantie, dll)

- Belanda “memaksakan menerapkan” Sistem Hukum Belanda yang bersumber


dari tradisi Civil Law bagi orang-orang yang berdomisili di kepulauan
Nusantara.

- Politik hukum Hindia Belanda mengenai Kodifikasi Hukum Pidana, Perdata,


dan Dagang : berlaku dengan asas konkordansi bagi orang Belanda atau yang
disamakan dengan orang-orang Belanda di Nusantara.

- Kebijakan ini diperluas untuk orang-orang yang bukan golongan


Belanda/Eropa : golongan Timur Asing dan golongan Bumiputera.

- Kodifikasi hukum di Belanda : hasil modifikasi dari Codex Justinianus atau


Corpus Iuris Civilis yang merupakan cikal bakal tradisi Civil Law.

Anda mungkin juga menyukai