Anda di halaman 1dari 11

Sistem Hukum Negara Prancis dan Negara Inggris

Dosen Pembimbing :
Saifullah Nur S.H.,M.H

Disusun Oleh :

Redi Afrijal (200106084)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
TAHUN 2023

1
A. PENDAHULUAN

Sistem hukum adalah kerangka yang mengatur tatanan hukum di suatu negara atau
yurisdiksi. Dua sistem hukum yang paling dominan di dunia adalah Civil Law dan Common
Law. Kedua sistem hukum ini memiliki pendekatan dan prinsip yang berbeda dalam
menyelesaikan perselisihan hukum dan membentuk hukum yang berlaku. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem hukum Civil Law dan
Common Law. Pendahuluan ini akan membahas perbedaan mendasar antara kedua sistem hukum
ini, sejarah dan pengaruhnya, serta prinsip-prinsip yang melandasi masing-masing sistem.

Sistem hukum Civil Law, yang juga dikenal sebagai sistem hukum kontinental, memiliki
akar sejarah yang panjang dan berkembang di daratan Eropa. Sistem hukum ini diterapkan di
negara-negara seperti Perancis, Jerman, Italia, dan banyak negara di benua Eropa. Sistem hukum
Civil Law didasarkan pada kode tertulis yang merinci peraturan hukum yang berlaku. Kode-kode
ini disusun oleh badan legislatif dan menjadi sumber utama dalam menentukan keputusan
hukum. Sementara itu, sistem hukum Common Law berkembang di Inggris dan telah
mempengaruhi negara-negara yang berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris, seperti Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan negara-negara Persemakmuran lainnya. Sistem hukum Common
Law didasarkan pada keputusan pengadilan sebelumnya yang membentuk preseden hukum.
Keputusan pengadilan menjadi sumber utama dalam menginterpretasi hukum dan memberikan
panduan dalam kasus-kasus serupa di masa depan.

Perbedaan mendasar antara sistem hukum Civil Law dan Common Law terletak pada
sumber hukum, metode interpretasi, dan peran pengadilan. Sistem hukum Civil Law
mengandalkan kode tertulis dan hukum legislasi sebagai sumber hukum utama, sedangkan
Common Law mengandalkan preseden pengadilan. Dalam sistem Civil Law, pengadilan
memiliki peran yang lebih terbatas dalam menciptakan hukum baru, sedangkan dalam sistem
Common Law, pengadilan berperan dalam mengembangkan hukum melalui putusan-putusan
yang menjadi preseden. Sistem hukum Civil Law di negara Perancis memiliki sejarah panjang
dan berpengaruh dalam pengembangan hukum sipil di seluruh dunia. Sistem hukum ini
didasarkan pada prinsip-prinsip yang tertuang dalam Kode Napoleon atau Code Civil, yang
diberlakukan pada tahun 1804. Kode Napoleon menjadi landasan utama dalam hukum sipil
Perancis dan telah menjadi model bagi banyak negara dalam mengembangkan sistem hukum
mereka.

Sistem hukum adalah kerangka hukum dan prinsip-prinsip yang mengatur suatu negara
atau masyarakat. Ada berbagai jenis sistem hukum yang berbeda di seluruh dunia. Dua sistem
hukum yang paling umum diterapkan di berbagai negara adalah sistem hukum civil dan common
law.Sistem hukum civil, juga dikenal sebagai sistem hukum kontinental, merupakan sistem
hukum yang didasarkan pada kode hukum yang tertulis. Sistem ini berkembang dari hukum
Romawi kuno dan memiliki pengaruh yang signifikan di Eropa Kontinental dan negara-negara

2
lain yang dijajah oleh negara-negara Eropa. Beberapa negara dengan sistem hukum civil yang
terkenal termasuk Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan sebagainya.

Di bawah sistem hukum civil, hukum dikodifikasikan dalam undang-undang, peraturan,


dan kode hukum yang komprehensif. Pengadilan dalam sistem hukum civil lebih terbatas pada
tugas interpretasi dan penerapan hukum tertulis. Pengadilan tidak memiliki kebebasan yang sama
seperti di sistem hukum common law untuk mengembangkan prinsip-prinsip hukum melalui
preseden atau putusan pengadilan sebelumnya. Sementara itu, sistem hukum common law
merupakan sistem hukum yang berasal dari Inggris dan berkembang dalam kerangka hukum
umum yang berdasarkan preseden atau putusan pengadilan sebelumnya. Sistem hukum common
law berkembang seiring waktu melalui proses penegakan hukum dan interpretasi hukum oleh
pengadilan. Negara-negara dengan tradisi hukum common law yang kuat meliputi Inggris,
Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan sejumlah negara Persemakmuran. Di bawah sistem
hukum common law, prinsip-prinsip hukum dikembangkan melalui putusan pengadilan yang
telah ditetapkan sebelumnya dalam kasus serupa. Pengadilan memiliki peran yang lebih aktif
dalam pengembangan hukum dan interpretasi hukum. Konsep preseden memiliki peran penting
dalam sistem hukum common law, sehingga putusan pengadilan sebelumnya menjadi acuan
penting dalam menyelesaikan kasus-kasus di masa depan. Kedua sistem hukum ini memiliki
karakteristik dan prinsip-prinsip yang berbeda, tetapi keduanya bertujuan untuk mencapai
keadilan dan kepastian hukum. Pemahaman yang baik tentang perbedaan antara sistem hukum
civil dan common law sangat penting dalam konteks hukum internasional, perdagangan
internasional, kolaborasi antarnegara, dan pemahaman hukum lintas negara.

Seiring dengan pengaruhnya yang luas, sistem hukum Civil Law Perancis telah
membentuk landasan hukum yang kokoh dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hak
kepemilikan, kontrak, keluarga, warisan, dan tanggung jawab sipil. Prinsip-prinsip asas dalam
sistem hukum ini mencerminkan tradisi hukum Perancis yang mendalam dan berakar pada nilai-
nilai keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum. salah satu sistem hukum yang paling
berpengaruh di dunia. Sistem hukum ini telah menjadi dasar bagi banyak negara dalam
pengembangan hukum mereka, termasuk negara-negara Persemakmuran dan sebagian besar
negara Anglo-Saxon Sistem hukum Common Law Inggris memiliki akar yang berasal dari
zaman medieval Inggris, di mana keputusan pengadilan didasarkan pada prinsip-prinsip hukum
yang berkembang secara bertahap dari kasus-kasus konkret. Dalam sistem hukum Common Law,
preseden hukum atau keputusan pengadilan sebelumnya memainkan peran penting dalam
mengembangkan hukum dan menjadi acuan dalam menyelesaikan kasus serupa di masa depan.

Prinsip asas dalam sistem hukum Common Law Inggris meliputi presumsi tak bersalah
(presumption of innocence), hak untuk berbicara (right to be heard), dan kebebasan berpendapat
(freedom of speech). Sistem ini juga menekankan pentingnya kepastian hukum dan konsistensi
dalam penerapan hukum oleh pengadilan. Pengaruh sistem hukum Common Law Inggris tidak
hanya terbatas pada negara Inggris itu sendiri, tetapi juga telah merambah ke seluruh dunia.
Banyak negara yang pernah berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris, termasuk Amerika

3
Serikat, Kanada, Australia, dan negara-negara Persemakmuran lainnya, menerapkan sistem
hukum Common Law sebagai dasar hukum mereka.

Dalam makalah ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan, prinsip-prinsip,
sumber hukum, dan peran pengadilan dalam sistem hukum Civil Law dan Common Law.
Dengan memahami kedua sistem hukum ini, kita akan dapat menghargai kompleksitas dan
keunikan dari masing-masing sistem serta pentingnya dalam memberikan keadilan dan ketertiban
hukum di negara-negara yang menerapkannya.

B. PEMBAHASAN

A. Sistem Civil Law Negara Perancis


1. Sejarah Perkembangan Civil Law di Negara Perancis.

Sejarah Civil Law di negara Perancis memiliki akar yang panjang dan berawal dari
zaman Romawi Kuno. Di bawah kekaisaran Romawi, hukum Romawi atau yang dikenal sebagai
"Corpus Juris Civilis" dikembangkan sebagai sistem hukum yang terperinci dan merata. Ketika
Kekaisaran Romawi runtuh, warisan hukum Romawi tetap bertahan dan menjadi dasar bagi
perkembangan hukum di berbagai negara di Eropa.

Pada abad pertengahan, hukum gerejawi dan hukum adat lokal mendominasi di wilayah-
wilayah yang sekarang menjadi Perancis. Namun, pada abad ke-16, Raja Francis I dari Perancis
menyadari perlunya menyatukan hukum di negaranya yang terdiri dari berbagai kerajaan dan
wilayah dengan tradisi hukum yang berbeda-beda. Untuk itu, ia memerintahkan penyusunan dan
penyempurnaan hukum sipil yang terperinci. Proses penyusunan hukum sipil ini dipimpin oleh
sekelompok cendekiawan dan ahli hukum, termasuk Jean-Etienne-Marie Portalis, yang
kemudian menjadi anggota Komisi Hukum Perancis. Mereka menghasilkan karya monumental
yang dikenal sebagai Code Civil atau Kode Napoleon. Kode Napoleon yang diberlakukan pada
tahun 1804 menjadi tonggak sejarah dalam perkembangan hukum sipil Perancis. Kode Napoleon
terdiri dari serangkaian pasal yang mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk hak
kepemilikan, kontrak, warisan, keluarga, dan tanggung jawab sipil. Kode ini ditulis dalam bahasa
Prancis yang jelas dan terperinci, dengan tujuan memberikan kepastian hukum dan menghindari
ambiguitas interpretasi.

Penerapan Kode Napoleon memberikan landasan yang kokoh untuk pengembangan


hukum sipil di Perancis. Kode ini menjadi sumber utama hukum sipil dan menjadi model bagi
banyak negara di seluruh dunia. Pengaruh Kode Napoleon dapat dilihat dalam sistem hukum
sipil di sebagian besar negara di Eropa, Amerika Latin, dan negara-negara bekas jajahan
Perancis. Sejak diberlakukan, Kode Napoleon telah mengalami sejumlah perubahan dan revisi
sesuai dengan perkembangan sosial dan perubahan zaman. Namun, prinsip-prinsip asas dalam
Kode Napoleon tetap menjadi landasan dalam sistem hukum Civil Law di Perancis. Dengan

4
demikian, sejarah Civil Law di negara Perancis dapat ditelusuri kembali ke warisan hukum
Romawi dan penyusunan Kode Napoleon pada abad ke-19. Pengaruh sistem hukum ini masih
terasa kuat hingga saat ini dan menjadi contoh bagi sistem hukum sipil di banyak negara di
seluruh dunia.

2. Prinsip-prinsip asas Civil Law di negara Perancis

Prinsip-prinsip asas Civil Law di negara Perancis mencerminkan landasan filosofis dan
prinsip hukum yang mendasari sistem hukum tersebut. Berikut ini adalah beberapa prinsip asas
yang melandasi Civil Law di negara Perancis:

1. Legalitas (Legalité): Prinsip legalitas menegaskan bahwa hukum harus ditetapkan secara
jelas dan tertulis. Setiap tindakan atau perbuatan yang diatur oleh hukum harus
didasarkan pada dasar hukum yang sah. Prinsip ini menjamin kepastian hukum dan
melindungi hak asasi individu.
2. Separation of Powers (Séparation des Pouvoirs): Prinsip pemisahan kekuasaan
menegaskan bahwa kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus dipisahkan. Setiap
cabang kekuasaan memiliki peran dan kewenangan yang berbeda untuk mencegah
penyalahgunaan kekuasaan.
3. Kedaulatan Hukum (Souveraineté de la loi): Prinsip kedaulatan hukum menunjukkan
bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dalam suatu negara. Hukum memiliki kekuatan
mengikat semua pihak dan mengatur tindakan mereka. Tidak ada individu atau lembaga
yang dikecualikan dari kepatuhan terhadap hukum.
4. Interpretasi Literal (Interprétation littérale): Prinsip ini mengharuskan pengadilan untuk
menafsirkan hukum secara harfiah sesuai dengan teks yang ada. Tafsiran hukum
didasarkan pada kata-kata dan frasa yang tercantum dalam undang-undang atau peraturan
hukum yang berlaku.
5. Persamaan di Hadapan Hukum (Égalité devant la loi): Prinsip persamaan di hadapan
hukum menjamin perlakuan yang sama bagi semua individu di mata hukum. Tidak ada
diskriminasi yang diperbolehkan berdasarkan suku, agama, jenis kelamin, atau faktor
lainnya. Setiap individu memiliki hak yang sama untuk perlindungan hukum dan
keadilan.
6. Bukti (Preuve): Prinsip ini mengharuskan pihak yang mengajukan klaim atau tuduhan
untuk memberikan bukti yang memadai untuk mendukung argumen mereka. Beban
pembuktian ada pada pihak yang mengajukan klaim atau tuduhan.
7. Kebebasan Berkontrak (Liberté contractuelle): Prinsip kebebasan berkontrak menjamin
hak individu untuk masuk ke dalam perjanjian dan kontrak dengan pihak lain. Kontrak
dihormati dan dilindungi oleh hukum, dan pihak yang melanggar kontrak dapat dituntut
dan dikenakan sanksi.
8. Tanggung Jawab Sipil (Responsabilité civile): Prinsip tanggung jawab sipil menegaskan
bahwa setiap individu bertanggung jawab atas perbuatan atau kelalaian yang

5
menyebabkan kerugian pada pihak lain. Individu yang melanggar hak orang lain dapat
dituntut untuk mengganti kerugian yang diakibatkan.

Prinsip-prinsip asas ini menjadi pijakan dalam pengembangan hukum sipil di negara
Perancis. Mereka mencerminkan nilai-nilai keadilan, kepastian hukum, dan perlindungan hak-
hak individu yang menjadi landasan dalam sistem hukum Civil Law di negara Perancis.

3. Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Civil Law Perancis

Dalam sistem hukum Civil Law Perancis, sumber hukum utama didasarkan pada hierarki
yang jelas dan terstruktur. Berikut ini adalah beberapa sumber hukum yang penting dalam sistem
hukum Civil Law Perancis:

1. Kode Napoleon (Code Civil): Kode Napoleon atau Code Civil adalah sumber hukum
utama dalam sistem hukum Civil Law Perancis. Kode ini disusun pada tahun 1804 dan
mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk hak kepemilikan, kontrak, warisan,
keluarga, dan tanggung jawab sipil. Kode Napoleon memiliki peran sentral dalam
pengembangan hukum sipil di negara Perancis dan menjadi dasar hukum yang mengikat.
2. Hukum Peraturan (Législation): Hukum peraturan merupakan sumber hukum yang
berasal dari undang-undang dan peraturan yang dikeluarkan oleh lembaga legislatif,
seperti parlemen. Undang-undang dan peraturan ini dapat melengkapi atau mengubah
ketentuan yang terdapat dalam Kode Napoleon. Hukum peraturan mencakup undang-
undang umum, undang-undang khusus, dan peraturan pemerintah.
3. Hukum Kasus (Jurisprudence): Hukum kasus atau yurisprudensi merujuk pada keputusan
pengadilan yang telah menjadi preseden. Meskipun tidak sekuat dalam sistem hukum
Common Law, hukum kasus tetap memiliki pengaruh penting dalam pengembangan
hukum sipil di Perancis. Keputusan pengadilan tertinggi, seperti Mahkamah Kasasi (Cour
de Cassation), memberikan interpretasi hukum yang menjadi acuan bagi pengadilan
lainnya.
4. Doktrin Hukum (Doctrine): Doktrin hukum adalah sumbangan dari para sarjana hukum,
akademisi, dan ahli hukum dalam bentuk pandangan, teori, dan analisis mengenai hukum.
Karya tulis dan penelitian mereka memberikan interpretasi, penjelasan, dan
pengembangan hukum yang menjadi sumber pemikiran dalam sistem hukum Civil Law
Perancis.
5. Konvensi Internasional: Konvensi internasional atau perjanjian internasional yang telah
diratifikasi oleh Perancis juga menjadi sumber hukum dalam sistem hukum Civil Law.
Perancis mengakui pentingnya perjanjian internasional dan mengikat diri untuk
mematuhi kewajiban-kewajiban yang tercantum di dalamnya.
6. Prinsip Umum Hukum (Principes Généraux du Droit): Prinsip-prinsip umum hukum juga
memiliki peran dalam interpretasi dan pengembangan hukum sipil di Perancis. Prinsip-
prinsip ini mencakup prinsip keadilan, prinsip persamaan, dan prinsip perlindungan hak
asasi individu.

6
Sumber-sumber hukum ini membentuk landasan penting dalam sistem hukum Civil Law
Perancis dan memberikan kerangka kerja untuk penyelesaian sengketa, interpretasi hukum, dan
pengembangan hukum yang lebih lanjut.

4. Struktur Peradilan dalam Sistem Hukum Civil Law Perancis

Dalam sistem hukum Civil Law Perancis, struktur peradilan terdiri dari beberapa tingkatan
pengadilan yang memiliki yurisdiksi yang berbeda. Berikut ini adalah struktur peradilan dalam
sistem hukum Civil Law Perancis:

1. Pengadilan Negeri (Tribunal de Grande Instance): Pengadilan Negeri merupakan


pengadilan tingkat pertama dalam sistem peradilan Perancis. Mereka memiliki yurisdiksi
umum dalam penyelesaian berbagai perkara, termasuk perkara perdata, pidana, dan
administratif. Pengadilan Negeri dipimpin oleh satu atau beberapa hakim yang
memutuskan kasus-kasus berdasarkan hukum yang berlaku.
2. Pengadilan Banding (Cour d'Appel): Pengadilan Banding adalah tingkat pengadilan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan Pengadilan Negeri. Mereka memiliki yurisdiksi
banding atas keputusan Pengadilan Negeri. Pengadilan Banding terdiri dari sejumlah
hakim yang memeriksa kembali kasus-kasus yang diajukan dalam banding untuk
memastikan penerapan hukum yang tepat.
3. Mahkamah Kasasi (Cour de Cassation): Mahkamah Kasasi merupakan tingkat pengadilan
tertinggi di Perancis. Mereka memiliki yurisdiksi kasasi dan bertugas mengawasi
kesesuaian penerapan hukum oleh pengadilan-pengadilan di bawahnya. Mahkamah
Kasasi tidak memutuskan kasus-kasus secara substansi, tetapi memeriksa apakah proses
hukum telah dijalankan dengan benar. Keputusan Mahkamah Kasasi bersifat final dan
mengikat.

Selain tingkatan pengadilan di atas, terdapat juga pengadilan administratif yang khusus
menangani sengketa administratif. Pengadilan administratif meliputi:

4. Dewan Negara (Conseil d'État): Dewan Negara merupakan pengadilan tertinggi dalam
yurisdiksi administratif. Mereka mengadili sengketa yang melibatkan tindakan
pemerintah, administrasi publik, dan hukum administrasi. Dewan Negara juga memiliki
fungsi yurisdiksi kasasi dan memberikan pandangan hukum kepada pemerintah.

Selain struktur peradilan di atas, terdapat juga pengadilan khusus untuk beberapa bidang hukum
tertentu, seperti pengadilan buruh (Conseil de prud'hommes), pengadilan perdagangan (Tribunal
de Commerce), dan pengadilan anak (Tribunal pour enfants). Struktur peradilan dalam sistem
hukum Civil Law Perancis menunjukkan adanya pembagian tugas dan wewenang yang jelas
antara pengadilan-pengadilan tingkat pertama, tingkat banding, dan pengadilan tertinggi. Hal ini

7
memberikan kepastian hukum dan mekanisme banding yang memungkinkan peninjauan ulang
terhadap keputusan-keputusan pengadilan.

2. SISTEM HUKUM COMMON LAW DI NEGARA INGGRIS

1. Sejarah Perkembangan Civil Law di Negara Perancis.

Sejarah perkembangan Common Law di negara Inggris memiliki akar yang panjang dan
kompleks. Berikut ini adalah ikhtisar singkat tentang sejarah perkembangan Common Law di
negara Inggris:

1. Zaman Anglo-Saxon (abad ke-5 hingga abad ke-11): Pada periode ini, Inggris didominasi
oleh hukum adat suku-suku Anglo-Saxon. Hukum adat ini berpusat pada praktik dan
kebiasaan yang ditetapkan oleh masyarakat setempat. Namun, tidak ada sistem hukum
formal yang terstruktur pada saat itu.
2. Zaman Normandia (1066-1154): Pada tahun 1066, William sang Penakluk dari
Normandia menaklukkan Inggris, dan hukum Normandia, yang didasarkan pada sistem
hukum Romawi, diperkenalkan ke Inggris. William memerintahkan penyusunan sebuah
dokumen hukum yang dikenal sebagai Domesday Book, yang berisi catatan tentang tanah
dan kepemilikan. Pengaruh hukum Normandia pada sistem hukum Inggris terus
berkembang seiring waktu.
3. Zaman Piagam Magna Carta (1215): Pada tahun 1215, Raja John dari Inggris terpaksa
menandatangani Piagam Magna Carta yang mengamanatkan batasan kekuasaan raja dan
memberikan hak-hak kepada kaum bangsawan. Piagam Magna Carta adalah salah satu
tonggak penting dalam sejarah hukum Inggris, karena menekankan pentingnya prinsip
supremasi hukum dan perlindungan hak individu
4. Pembentukan Pengadilan Tinggi (High Court) (sekitar abad ke-12): Pengadilan Tinggi
dibentuk sebagai pengadilan yang berfungsi untuk mengadili kasus-kasus yang tidak
dapat diselesaikan oleh pengadilan-pengadilan lokal. Pengadilan Tinggi mulai
membangun kaidah hukum sendiri berdasarkan putusan-putusan yang diberikan dalam
kasus-kasus sebelumnya, membentuk prinsip-prinsip yang menjadi dasar Common Law.
5. Zaman Inkuisisi (abad ke-12 hingga abad ke-16): Pada periode ini, pengaruh gereja
Katolik sangat kuat dalam sistem peradilan Inggris. Hukum kanon (hukum gereja)
diberlakukan dan digabungkan dengan hukum sipil dalam pengadilan gerejawi. Namun,
seiring berjalannya waktu, pengadilan sipil mulai memisahkan diri dari pengadilan
gerejawi.
6. Pembentukan Pengadilan Raja (King's Bench) (abad ke-13): Pengadilan Raja atau King's
Bench merupakan salah satu pengadilan tinggi di Inggris yang mengadili kasus-kasus
yang melibatkan kepentingan raja. Pengadilan ini juga memainkan peran penting dalam

8
pengembangan Common Law, menghasilkan putusan-putusan yang membentuk prinsip-
prinsip hukum yang berlaku secara umum.
7. Pendirian Pengadilan Tinggi Bersatu (Supreme Court of Judicature) (1873): Pada tahun
1873, pengadilan-pengadilan tinggi di Inggris digabung menjadi Pengadilan Tinggi
Bersatu. Pengadilan ini menggabungkan pengadilan-pengadilan hukum umum dan
hukum ekuitas, yang sebelumnya berfungsi secara terpisah. Pembentukan Pengadilan
Tinggi Bersatu memungkinkan penyatuan dan harmonisasi hukum dalam sistem
peradilan Inggris.

Perkembangan Common Law di negara Inggris melibatkan faktor-faktor sejarah, politik,


dan sosial yang kompleks. Prinsip-prinsip Common Law yang terbentuk dari pengadilan-
pengadilan tinggi menjadi dasar bagi sistem hukum Inggris yang berlaku hingga saat ini.

2. Prinsip-prinsip asas Common Law di Negara Inggris

Prinsip dan asas Common Law di negara Inggris mencerminkan karakteristik sistem hukum
tersebut. Berikut adalah beberapa prinsip dan asas utama Common Law di negara Inggris:

1. Precedent (Preseden): Precedent adalah prinsip yang penting dalam Common Law. Hal
ini berarti bahwa keputusan pengadilan dalam kasus-kasus sebelumnya menjadi otoritas
yang mengikat untuk kasus serupa di masa depan. Pengadilan harus mengikuti dan
menghormati preseden yang telah ditetapkan, sehingga memastikan konsistensi dan
kepastian hukum.
2. Stare Decisis (Memegang Keputusan yang Telah Ditetapkan): Stare Decisis adalah
prinsip yang terkait erat dengan preseden. Prinsip ini menyatakan bahwa pengadilan
harus mempertahankan keputusan yang telah ditetapkan sebelumnya, kecuali jika ada
alasan yang kuat untuk mengubahnya. Stare Decisis memberikan stabilitas dan
kontinuitas dalam interpretasi hukum.
3. Equity (Hukum Ekuitas): Hukum ekuitas adalah bagian integral dari Common Law di
Inggris. Prinsip ini berkaitan dengan pemberian keadilan yang adil dan berpihak kepada
pihak yang mungkin tidak didukung oleh hukum formal. Pengadilan dapat mengeluarkan
perintah ekuitas untuk memperbaiki ketidakadilan yang tidak dapat diatasi oleh hukum
biasa.
4. Diskresi Hakim: Common Law memberikan tingkat diskresi yang luas kepada hakim
dalam memutuskan kasus-kasus. Hakim memiliki kebebasan untuk menafsirkan hukum,
menilai fakta, dan membuat keputusan berdasarkan pertimbangan yang adil dan sejalan
dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku.
5. Interpretasi Literal: Common Law cenderung mengadopsi interpretasi literal dalam
menafsirkan hukum tertulis. Hakim berfokus pada bahasa yang jelas dan arti harfiah dari
teks hukum, meskipun interpretasi tersebut dapat diperluas atau dikurangi melalui
pembentukan preseden.

9
6. Sistem Kasus Berdasarkan Fakta: Common Law mendasarkan penyelesaian sengketa
pada fakta-fakta yang terungkap dalam kasus. Hakim mengambil keputusan berdasarkan
bukti yang disajikan di pengadilan, dan keputusan ini dapat menjadi preseden untuk
kasus serupa di masa depan.
7. Pembagian Kekuasaan: Prinsip pembagian kekuasaan antara kehakiman, eksekutif, dan
legislatif juga menjadi asas Common Law di negara Inggris. Kekuasaan dan kewenangan
legislatif untuk membuat hukum, kekuasaan eksekutif untuk mengimplementasikan
hukum, dan kekuasaan kehakiman untuk mengadili dan menafsirkan hukum dipisahkan
untuk mencegah konsentrasi kekuasaan yang berlebihan.

Prinsip-prinsip dan asas Common Law tersebut membentuk dasar yang kokoh bagi sistem
hukum di negara Inggris, dengan memperhatikan preseden dan interpretasi yang cermat terhadap
hukum tertulis, sambil tetap memberikan ruang untuk keadilan dan fleksibilitas dalam
penyelesaian sengketa.

3. Sumber Hukum dalam Sistem Common Law Inggris

Dalam sistem hukum Common Law di negara Inggris, sumber hukum utama adalah sebagai
berikut:

1. Keputusan Pengadilan (Case Law): Keputusan pengadilan merupakan sumber hukum


yang sangat penting dalam Common Law. Keputusan yang diberikan oleh pengadilan
dalam kasus-kasus sebelumnya membentuk preseden yang mengikat pada kasus serupa di
masa depan. Pengadilan tingkat tinggi, seperti Mahkamah Agung (Supreme Court) dan
Pengadilan Banding (Court of Appeal), memiliki otoritas yang tinggi dan keputusan
mereka memiliki kekuatan mengikat pada pengadilan yang lebih rendah.
2. Doktrin Hukum (Legal Doctrine): Doktrin hukum adalah interpretasi, analisis, dan
pandangan hukum yang dikembangkan oleh sarjana hukum, akademisi, dan pakar
hukum. Karya-karya ini, seperti buku teks, artikel, dan panduan hukum, memberikan
penjelasan tentang prinsip-prinsip hukum dan interpretasi hukum dalam sistem Common
Law. Meskipun doktrin hukum tidak memiliki kekuatan mengikat secara hukum, mereka
sering digunakan oleh pengadilan dalam membuat keputusan.
3. Undang-Undang Parlemen (Statutory Law): Undang-undang yang dibuat oleh Parlemen
juga merupakan sumber hukum dalam sistem Common Law. Meskipun Common Law
mengandalkan keputusan pengadilan, undang-undang parlemen tetap penting dalam
mengatur berbagai aspek kehidupan hukum. Undang-undang tersebut dapat
menggantikan atau mengoreksi preseden yang ada, dan pengadilan harus mengikuti
ketentuan undang-undang yang berlaku.
4. Prinsip Umum Hukum (Principles of Common Law): Prinsip-prinsip umum hukum yang
dikembangkan melalui preseden dan interpretasi hukum juga menjadi sumber hukum

10
dalam sistem Common Law. Prinsip-prinsip ini termasuk prinsip-prinsip seperti
perlakuan yang adil, persamaan di hadapan hukum, kebebasan berpendapat, kepastian
hukum, dan lain-lain. Prinsip-prinsip ini membentuk dasar hukum yang lebih luas yang
diterapkan dalam pengambilan keputusan oleh pengadilan.

Selain sumber-sumber utama di atas, faktor-faktor lain, seperti perjanjian internasional yang
diratifikasi oleh Inggris dan keputusan pemerintah, juga dapat menjadi sumber hukum dalam
sistem Common Law Inggris. Penting untuk dicatat bahwa dalam sistem Common Law, sumber
hukum bersifat dinamis, dan pengadilan memiliki peran penting dalam mengembangkan hukum
melalui interpretasi dan penerapan preseden dalam kasus-kasus yang dihadapi

D. KESIMPULAN

Sistem hukum adalah kerangka yang mengatur tatanan hukum di suatu negara atau
yurisdiksi. Dua sistem hukum yang paling dominan di dunia adalah Civil Law dan Common
Law. Kedua sistem hukum ini memiliki pendekatan dan prinsip yang berbeda dalam
menyelesaikan perselisihan hukum dan membentuk hukum yang berlaku. Makalah ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang sistem hukum Civil Law dan
Common Law. Sementara itu, sistem hukum Common Law berkembang di Inggris dan telah
mempengaruhi negara-negara yang berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris, seperti Amerika
Serikat, Kanada, Australia, dan negara-negara Persemakmuran lainnya. Sistem hukum Common
Law didasarkan pada keputusan pengadilan sebelumnya yang membentuk preseden hukum.
Keputusan pengadilan menjadi sumber utama dalam menginterpretasi hukum dan memberikan
panduan dalam kasus-kasus serupa di masa depan.

Perbedaan mendasar antara sistem hukum Civil Law dan Common Law terletak pada
sumber hukum, metode interpretasi, dan peran pengadilan. Seiring dengan pengaruhnya yang
luas, sistem hukum Civil Law Perancis telah membentuk landasan hukum yang kokoh dalam
berbagai aspek kehidupan, termasuk hak kepemilikan, kontrak, keluarga, warisan, dan tanggung
jawab sipil. Prinsip-prinsip asas dalam sistem hukum ini mencerminkan tradisi hukum Perancis
yang mendalam dan berakar pada nilai-nilai keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum. salah
satu sistem hukum yang paling berpengaruh di dunia. Sistem hukum ini telah menjadi dasar bagi
banyak negara dalam pengembangan hukum mereka, termasuk negara-negara Persemakmuran
dan sebagian besar negara Anglo-Saxon Sistem hukum Common Law Inggris memiliki akar
yang berasal dari zaman medieval Inggris, di mana keputusan pengadilan didasarkan pada
prinsip-prinsip hukum yang berkembang secara bertahap dari kasus-kasus konkret.

11

Anda mungkin juga menyukai