Anda di halaman 1dari 4

Hukum Eropa Kontinental (Civil Law)

Hukum Romawi merupakan cikal bakal dari sistem hukum Eroapa Kontinental, meskipun hukum
Romawi merupakanroh dari sitem hukum Eropa Kontinental, tetapi pengaruh hukum romawi sangat
kuat dalam perkembangan sistem hukum Anglo Saxon. Karena banyak pencipta kaidah dalam sistem
hukum Anglo Saxon sudah terlebih dahulu mempelajari sistem hukum Romawi atau sistem hukum Eropa
Kontinentel. Dari sanalah sistem hukum Eropa Kontinental bisa disebut sebagai sistem hukum Romano-
Germania, atau juga disebut Civil Law System. 1

Sejarah dari Civi Law yaitu:

1. Fase Formasi Hukum Romawi

Dimulai sejak berlakunya The Twelve Tables ( Undang – Undang 12 Pasal ) di tahun 450 SM. The Twelve
Tables ini diyakini sebagai tonggak pertama hukum Romawi yang merupakan kumpulan peraturan dasar
yang terdiri dari adat istiadat latin dan juga kombinasi dari beberapa hukum Yunani. The Twelve Tables
dibuat oleh oleh komisi khusus yang telah ditunjuk pada saat itu, akan tetapi belum dapat dikatakan
sebagai bagian dari Legislasi yang definitif dan komprehensif, mengingat substansinya hanya berupa
peraturan dasar. 2

2. Fase Kematagan Hukum Romawi

Terjadi sejak berlakunya Corpus Juris Civilis di abad VI Masehi, yang merupakan kompilasi aturan hukum
yang dibuat atas arahan Raja Justinian berupa kondifikasi hukum yang bersumber dari keputusan dan
maklumat raja – raja sebelumnya dengan tambahan modifikasi yang di sesuaikan dengan kondisi sosial
dan ekonomi pada saat itu.3

Hukum Romaawi dalam Corpus Juris Civilis terus berlaku dan berkembang, kecuali beberapa abad
setelah jatuhnya kerajaan Romawi. Sejak jatuhnya kerajaan Romawi, maka hukum perdata Romawi
yang lebih mentah dan di sederhanakanlah yang diaplikasikan. Hukum ini terdiri atas gabungan dan
adatistiadat Germanik dan hukum Romawi yang di peruntukan juga untuk bangsa Jerman dan Romawi.

3. Fase Kebangkitan Kembali hukum Romawi

Terjadi sekitar abad XI Masehi mulai diberlakukannya lagi Corpus Juris Civilis yang disebabkan oleh 2
hal yaitu:

a. Adanya konsep Impirium Romawi Suci (Holy Roman Empire) dimana Jostinian dianggap sebagai
raja suci dengan Corpus Juris Civilis sebagai legislasi Imperiumnya.
b. Pengakuan dari banyak ahli yang menyatakan bahwa Corpus Juris Civilis sebagai hukum yang
berkualitas.

1
Munir Fuady,Perbandingan Ilmu Hukum, PT.EFIKA Aditama,Bandung, 2007, h.32
2
Peter De Cruz, op.cit., h.51
3
Ibid.h.53
Hukum Romawi berkembang di Universitas – Universitas di Bologna Italia yang kemudian menjadi
rujukan hukum di seluruh penjuru Eropa, yang melahirkan ahli – ahli hukum di antaranya Glossator dan
Commentator.

4. Fase Resepsi Hukum

Dimulai sekitar abad XVI Masehi sejak hukum Romawi Jus Commune diberlakukan di seluruh penjuru
Eropa.Pusat pendidikan hukum berpindah dariPrancis ke Belanda dan muncullah kelompok The
Humanist yang mengembangkan aliran kajian ukum alam modern menggunakan teknik kajian sejarah
dan filosofi sehingga Corpus Juris Civilis dipandang sebagai bahan ajaran saja,akan tetapi hasil kajian pra
ahli hukum di Belanda ini mampu mengembangkan sistem hukum yang sistematis sebagai suatu
hukum alam yang berlaku universal.

5. Fase Kondifikasi Hukum

Terjadi ketika dibuatnya beberapa kondifikasi di berbagai negara. Salah satu kondifikasi yang terkenal
adalah Code Napoleon di Pracis. Fase ini merupakan imbas dari aliran hukum alam yang mengakibatkan
semangat kondifikasi sebagai upaya untuk mempertahankan sejumlah peraturan dan prinsip yang
konsisten secara logis.

6. Fase Resepsi Kondisi

Terjadi tidak lama setelah berlakunya Code Napoleon di Perancis. Fase kematangan Hukum Romawi
terjadi pada saat mulai berlakunya kumpulan Undang – Undang yang sangat spektakuler di Romawi,
yakni saat di mulainya Civil Law sebagai sebuah sistem hukum yang otonom, lahir dan berkembang di
Eropa Kontinental serta pengaruh Kolonoalisasi. Sistem hukum ini senantiasa mengalami
perkembangan, perubahan atau menjalani suatu evolusi. Selama evolusi ini, ia mengalami
penyempurnaan yaitu menyesuaikan kepada tuntutan dan kebutuhan masyarakatyang berubah.

Sistem hukum Eropa Kontinental cenderung aksiomatik kepada hukum yang dibuat secara sadar

Oleh manusia atau hukum perundang – undangan. Sistem hukum ini mula – mula berlaku di daratan
Eropa Barat yaitu di Jerman kemudian ke Prancisdan selanjutnya ke Belanda kemudian di negara –
negara sekitarnya. Belanda yang pernah menjajah Indonesia membawa sistem hukum ini dan
memberlakukannya di seluruh wilayah jajahannya ( asas konkordasi ).

Karakteristik Utama dari Civil Law

1. Adanya sistem kondifikasi

Hukum memperoleh kekuatan mengikat karena di wujudkan dalam peraturan – peraturan yang
berbentuk undang – undang tersusun secara sistematik di dalam kondifikasi. Hakim tidak leluasa
menciptakan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat umum, hakim hanya berfungsi
menetapkandan menafsirkan peraturan – peraturan dalam batas – batas wewenangnya.
2. Hakim tidak terikat dengan presiden atau doktrin store decicis , sehingga undang – undang
menjadi rujukan hukumnya yang utama

Yang menjadi pegangan hakim adalah aturan yang di buat oleh parlemen, yaitu undang – undang.

3. Sistem peradilannya bersifat inkuisikorial

Haakim mempunyai peranan besar dalam mengarahkan dan memutuskan perkara, hakim aktif dalam
menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti.Sistem ini mengandalkan profesionalisme dan
kejujuran hakim.

Sistem Hukum Anglo Amerika (Common Law)

Diterapkan dan mulai berkembang sejak abad ke-16 di Inggris. Dalam sistem ini tidak di kenal sumber
hukum baku seperti halnya di Civil Law sumber hukum tertinggi hanyalah kebiasaan masyarakat yang di
kembangkan di pengadilan atau telah menjadi putusan pengadilan. Sumber hukum yang berasal dari
kebiasaan inilah yang kemudian menjadi sistem hukum ini yang disebut Common Law System atau
Unwritten Law (hukum tidak tertulis).

Sejarah Common Law

Dimulai pada tahun 1066 ketika sistem pemerintahan di inggris bersifat feodalistis, dengan melakukan
pembagian wilayahyang dikuasakan ketangan Lord dan rakyat harus menyewa kepada Loed
tersebut.Kekutan Lord yang semakin besar menyebabkan ia membentuk pengadilan sendiri yang
dinamakan dengan Minoral Court.

Krakteristik Common Law

1. Yurisprudensi sebagai sumber hukum utama

Menurut sistem Common Law, menempatkan undang – undang sebagai acuan utama merupakan suatu
perbuatan yang berbahaya karena aturan undang – undang itu merupakan hasil karya kaum teoritis
yang bukan tidak mungkin berbeda dengan kenyataan dan tidak sinkron dan kebutuhan.

2. Dianutnya doktrin stare decicis / sistem preseden

Mengandung makna bahwa hakim terikat untuk mengikuti dan atu menerapkan putusan pengadilan
terlebih dahulu baik yang ia buat sendiri atu pendahulunya untuk kasus serupa.

3. Adversary system dalam proses peradilan

Dalam sistem ini ke dua belah pihak yang bersengketa masing – masing menggunakan lawyernya
behadapan di depan hakim. Para pihak masing – masing menyusun strategi sedemikian rupa dan
mengemukakan dalil – dalil dan alat bukti sebanyak – banyaknya di pengadilan.

Sistem Hukum Yang Berlaku di Indonesia


1. Sistem Hukum Eropa Kontinental

Adalah sistem hukumyang dasar atau acuan hukum yang berlaku mengutamakan sumber hukum aturan
tertulis.

2. Sistem Hukum Anglo Saxon

Merupakan suatu sistem hukum yang di dasarkan pada yurisprudensi, yaitu keputusan – keputusan
hakim terlebih dahulu yang kemudian menjadi dasar putusan hakim – hakim selanjutnya.

3. Sistem Hukum Adat

Adalah hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat sejak lama yang berdasarkan nilai – nilai
yang hidup dalam masyarakat itu baik nilai asli maupun sinkretis nilai – nilai asli dengan nilai – nilai yang
datang dari luar dan hanya berlaku bagi masyarakat itu saja.

4. Hukum Islam

Hukum Islam masuk ke Indonesia dibawa ole pedagang – pedagang Gujarat ke Indonesia untuk
melakukan perdagangan, selain itu mereka juga menyebarkan agama islam. Semenjak itu Indonesia
mulai menerapkan hukum islam dimana ada beberapa macam perundang – undangan yaitu: undang –
undang perkawinan, undang – undang peradilan agama, undang – undang penyelenggaraan ibadah haji,
undang – undang pengelolaan zakat, undang – undang penyelenggaraan keistimewaan di aceh.

Anda mungkin juga menyukai