Disusun Oleh :
Sitti Jahra
D101 20 074
BT 1 [A]
Pokok Bahasan :
01 Fungsi ilmu perundang-undangan
Fungsi Ilmu
Perundang-undangan
Fungsi ilmu perundangan-undangan dalam
pembentukan hukum
Menurut B. Hestu Cipto Handoyo, Ilmu Perundang-undangan merupakan cabang dari ilmu
hukum yang secara khusus objek kajiannya adalah meneliti tentang gejala peraturan peraturan
perundang-undangan yakni setiap keputusan tertulis yg dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang untuk mengatur tingkah laku manusia yang bersifat dan berlaku mengikat umum.
Selain dalam rangka merubah masyarakat, tentunya kearah yang lebih baik sesuai dengan
doktrin hukum sebagai alat rekayasa sosial (law as tool of social enginering),
Fungsi ilmu perundang-undangan yaitu sebagai berikut :
A. Memudahkan praktik hukum, terutama bagi kalangan akademisi,
praktisi hukum maupun pemerintah
01 02
Norma Kesopanaan Norma kesusilaan
03 04
Norma Agama Norma Hukum
Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah norma yang bersumber dari masyarakat.
Ciri-ciri norma kesopanan ialah berhubungan dengan aturan-aturan tak tertulis yang
disepakati bersama di masyarakat untuk dijadikan sebagai pedoman berperilaku.
Norma kesopanan terkait erat dengan tata kehidupan, budaya, adat istiadat, dan
kebiasaan-kebiasaan suatu kelompok masyarakat sehingga bersifat lokal alias
berlaku setempat oleh karena itu norma kesopanan tidak berlaku umum dan
berbeda di setiap daerah.
Contohnya :
Mencium tangan orang tua saat berpamitan, berpakaian dan bertutur kata yang
sopan dan lain sebagainya
Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang
berkenaan dengan bisikan kalbu dan suara hati nurani
manusia tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
Contohnya :
Tidak mencuri barang orang lain walaupun ada
kesempatan, tidak berbohong mengenai sesuatu hal dan
sebagainya.
Sanksi norma kesusilaan ialah penyesalan terhadap diri
sendiri
Norma
Agama
Norma agama adalah aturan hidup yang bersumber dari agama, kepercayaan,
dan keyakinan terhadap Tuhan. Norma agama juga berupa aturan hidup yang
harus diterima manusia sesuai perintah-Nya, larangan-Nya, dan ajaran-Nya.
Contoh : Melaksanakan ibadah sesuai aturan agama masing-masing.
Sanksi norma agama adalah dosa.
Norma Hukum
Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh negara melalui lembaga-
lembaga negara. Norma hukum ini bersifat memaksa dan mengikat setiap orang warga
negara untuk menaati perintah dan larangan yang harus dipatuhi.
Sanksi norma hukum berupa hukuman dan denda ganti rugi kepada negara dan tujuan
norma hukum ialah untuk menciptakan ketertiban, keteraturan, dan keadilan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
03
karna kondisi geografis wilayah negara kita yang terdiri dari berbagai pulau dan suku
bangsa serta dijaminnya kemerdakaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk dan
beribadah menurut agamannya dan kepercayaannya [ Pasal 29 UUD 1945], maka
norma agama,norma kesopanan dan norma kesusilaan yang berlaku, juga berbeda-
beda anatar satu daerah dengan daerah lainnya [relatif] akan tetapi suatu norma
hukum bersifat mutlak yang dimana berlaku bagi seluruh masyarakat atau warga
Indonesia.
B. Suatu norma hukum bersifat heteronom
sedangkan norma lainnya bersifat otonom
Artinya bahwa norma hukum itu datangnya dari luar diri kita sendiri.
Contohnya: dalam hal pembayaran pajak, kewajiban itu datangnya
bukan dari diri kita sendiri tetapi dari Negara sehingga kita harus
memenuhi kewajiban tersebut, senang atau tidak senang sedangkan
norma lainnya bersifat otonom dalam arti norma itu datangnya dari kita
sendiri, misalnya apabila kita menghormati orang tua atau akan
berpuasa. Hal itu kita lakukan atas kehendak dan keyakinan kita sendiri
untuk menjalankan norma itu sehingga tindakan tersebut tidak dapat
dipaksakan dari luar.
C. Suatu norma hukum itu dapat dilengkapi dengan sanksi
pidana ataupun sanksi pemaksa secara fisik sedangkan norma
lainya tidak dapat lekati oleh sanksi pidana maupun sanksi
pemaksa secara fisik
Contohnya :
Apabila seseorang melanggar norma hukum, misalnya
menghilangkan nyawa orang lain, ia akan dituntut dan
dipidana tetapi bila seseorang melanggar norma
lainnya, tidak dapat dituntut dan dipidana
D. Dalam norma hukum sanksi pidana atau sanksi pemaksa itu
dilaksanakan oleh aparat Negara sedangkan terhadap
pelanggaran norma-norma lainya sanksi itu datang nya dari
kita sendiri
Contohnya :
Jika kita melanggar norma-norma lainnya maka
sanksinya tidak dilaksankan oleh aparat negara
melainkan datang dari diri sendiri seperti timbulnya
perasaan bersalah, berdosa terhadap pelanggaran
norma moral atau norma adat tertentu yang dilakukan
dan para pelanggarnya akan dikucilkan dari
masyarakatnya.
04
Norma Hukum
dalam Negara
Menurut Hans Kelsen norma-norma hukum itu berjenjang dan berlapis-lapis dalam
suatu hierarki, yang berarti suatu norma hukum yang lebih rendah
berlaku,bersumber dan bersandar pada norma yang lebih tinggi.
Norma yang paling tinggi adalah norma dasar yang bersifat Pre-Supposed dimana
ialah yang paling tinggi yang artinya norma dasar tidak bersandar pada norma
apapun dan telah ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat oleh karena itu
norma dasar inilah yang menjadi tempat bergantung norma-norma hukum di
bawahnya. Di Indonesia norma dasarnya ialah UUD 1945.
Teori jenjang norma hukum dari Hans Kelsen diilhami oleh seorang
muridnya yang bernama Adolf Merkl yang mengemukakan bahwa
suatu norma hukum selalu memiliki dua wajah.
Menurut Adolf Merkl, suatu norma hukum itu ke atas ia bersumber
dan menjadi sumber bagi norma hukum di bawahnya sehingga suatu
norma hukum itu mempunyai masa berlaku (rechtskracht) yang relatif
oleh karena itu masa berlakunya suatu norma hukum itu tergantung
pada norma hukum yang berada diatasnya sehingga apabila norma
hukum yang berada diatasnya dicabut atau dihapus, maka norma-
norma hukum yang berada dibawahnya tercabut dan terhapus pula.
B. Sturktur Norma dan Sturktur Lembaga
Menyelenggarakan
yang tegas-tegas
4
menyebutnya
pengaturan lebih lanjut
pengaturan di
ketentuan dalam 3 bidang materi
Undang-Undang Dasar konsitusi
1945 yang tegas-tegas
2
menyebutnya
Asas-asas Pembentukan
Peraturan perundang-undangan
Asas pembentukan peraturan perundang-undangan