Anda di halaman 1dari 19

RESUME

MATERI 3 PEMBELAJARAN PENGANTAR ILMU HUKUM


(PIH)
Diajukan untuk memenuhi tugas terstruktur
maupun tugas mandiri
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Hukum (PIH)
Dosen Pengampu: Dr. H. Didi Sukardi, M.H

Disusun Oleh kelompok 3:


Biur Teguh Satria Alam (2383120045)
Rifdah Nazihah (2383120046)
Ahmad Faozan (2383120068)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULAS SYARIAH
IAIN SYEIK NURJATI CIREBON
1444 H / 2023 M
Nama : Rifdah Nazihah (2383120046)

PENGERTIAN KAIDAH HUKUM

Kaidah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi
oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat
dipaksakan oleh Kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan nyata
yang dilakukan manusia. Kaidah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang
itu baik atau buruk, yang diperhatikannya adalah bagaimana perbuatan lahiriyah orang
itu.Pengertian kaidah hukum ini juga banyak di definisikan oleh para ahli secara tidak
langsung kaidah hukum itu meruapakan salah satu kaidah yang sangat meliputi masyarakat
secara umum.

Kaidah hukum berasal dari dua kata, yakni: kaidah dan hukum. Kaidah berarti
perumusan dari asas-asas yang menjadi hukum, antara yang pasti, patokan, dalil dalam ilmu
pasti. Sedangkan hukum sendiri berarti peraturan yang dibuat atau disepakati baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, peraturan, undang-undang yang mengikat perilaku setiap
masyarakat tertentu. Dari sini dapat dikemukakan bahwa keberlakuan tingkah laku didalam
masyarakat.

Kaidah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh
penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat
dipaksakan oleh kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan nyata
yang dilakukan manusia. Kaidah hukum tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang
itu baik atau buruk, yang diperhatikan adalah bagaimana perbuatan lahiriyah orang itu.
Pengertian kaidah hukum ini juga banyak didefinisikan oleh para ahli secara tidak langsung
kaidah hukum itu merupakan salah satu kaidah yang sangat meliputi masyarakat secara
umum.

Kaidah adalah patokan atau ukuran ataupun pedoma untuk berpelikelakuan atau
bersikap tindak dalam hidup. Apabila ditinjau bentuk hakikatnya, maka kaidah merupakan
rumusan suatu pandangan mengenai perilaku atau sikap tindak. Ada yang menganggap
kaidah datangnya dari luar manusia, misalnya dari Tuhan yang maha esa. Ada pula yang
beranggapan bahwa kaedah datangnya dari manusia itu sendiri, yaitu melalui pikiran dan
perasaanya sendiri.
Kaidah HukumKaidah hukum berasal dari dua kata, yakni: kaidah dan hukum.
Kaidahberarti perumusan dari asas-asas yang menjadi hukum, antara yang
pasti,patokan, dalil dalam ilmu pasti. Sedang hukum sendiri berarti peraturan yangdibuat
dan disepkati baik secara tertulis meupun tidak tertulis, peraturan,undang-undang
yang mengikat prilaku setiap masyarakat tetentu. Dari sinidapat di kemukakan bahwa
keberlakuan tingkah laku didalm masyarakat.Kaidah hukum merupakan ketentuan
tentang prilaku. Pada hakikatnya apayang dinamakan kaidah adalah nilai karena berisi apa
yang “ seyogyanya ”harus dilakukan. Sehingga harus dibedakan dari peraturan konkrir yang
dapatdilihat dalam bentuk kalimat-kalimat.

Kaidah hukum dapat berubah sementara undang-undang nya (Peraturan


konkritnya) tetap.Kaidah hukum adalah hasil dari perundang-undangan atau tertulis yangdi
buat melalui proses yang sah serta tidak tertulis, yang harus ditaati olehwarga masyarakat.
Kaidah hukum di tujukan pada sikap lahir manusia atau perbuatan konkrit manusia. Kaidah
hukum tidak mempersoalkan sikap batin manusia apakan baik atau buruk, dan yang
menjadi perhatianya adalah bagaimana sikap dan perbuatan lahiriah manusia.1Ditinjau dari
segi isinya kaidah hukum dapat dibagi dua, yaitu:1. Kaidah hukum yang berarti perintah,
yang mau tidak mau harus dijalankan atau di taati seperti misalnya ketentuan dalam
pasal 1 UU no.1tahun 1947 yang menentukan, bahwa perkawinan adalah ikatan
lahirbatin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membenmtuk
keluarga yang berbahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha Esa

Kaidah hukum yang berisi larangan , seperti yang tercantum dalam pasal8 UU no.1
tahun 1974 mengenai larangan perkawinan antara dua orang laki-laki dan perempuan dalam
keadaan tertuentu.

Kaidah yang lebih rendah senantiasa tergantung atau didasarkan padakaidah-


kaidah yang lebih tinggi pada tingkat tertib hukum nasional (Nationallegal order), konstitusi
menduduki tempat yang paling tinggi. Jadi dalam tata tertib hukum nasional negara kita,
undang-undang dasar 1945 merupakan kaidah hukum yang tertinggi, sehingga segala
bentuk perundang-undanganyang ada seharusnya merupakan pencerminan jiwa dan
asas-asas yangterkandung dalam undang-undang dasar 1945.Konsekuensi dari ajaran Hans
Kelsen tersebutlah bahwa setiap bentukperundang-undangan Yang tidak sesuai dengan
undang-undang dasar 1945seharus nya dinyatakan tidak berlaku atau dicabut,
setelah melalui suatuproses pengujian melalui Mahkamah Konsitusi (Psl.24 c
UUD45).Pengujian terhadap peraturan perundang-undangan yang menyangkutisinya
dinamakan pengujian secara material (meteriele toetsingrecht).

Sedangkan pengujian yang menyangkut tentang tata cara


pembuatannyadinamakan pengujian secara formal (formeele toetsingscrecht).Menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku undang-undangno.14 tahun 1970.
Pengujian secara material terhadap perundang-undangan di Indonesia hanya dimungkinkan
terhadap peraturan-peraturan yang derajatnya lebih rendah dari undang-undang. Hal tersebut
dapat dibaca dalam pasal 26ayat (1) Undang-undang no.14 tahun 1970 tentang
pokok kekuasaan kehakiman yang berbunyi sebagai berikut:

“Mahkamah Agung berwenang, untuk menyatakan tidak sah perundangan dari


tingkat yang lebih rendah dari Undang-undang atas alasanbertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi”.Konstitusi sebagai kaidah
hukum positif merupakan kaidah hukumtertinggi yang tidak tergantung pada
suatu bentuk kaidah hukum positif, tetapiditentukan oleh suatu kaidah yang
dirumuskan oleh pemikiran yuridis yangmerupakan kaidah dasar hipotesis.Proses
lahirnya Kaidah Hukum Kaidah hukum yang merupakan bagiandari kaidah sosial
lahir ada kalanya berbentuk tulisan dan ada pula dalambentuk yang tidak
tertulis.Yang tertulis ada kalanya dianggap bersumber dari Tuhan, seperti hukum
dalam Al-Quran, Injil, Taurat, Zabur dan lainnya. Atauyang bersumber dari
pemegang otoritas tertinggi, seperti undang-undangdasar dan peraturan lainnya.
Sedangkan dilihat dari asal usul kaidah hokum tersebut dapat dibedakan menjadi 2 :1.
Kaidah hukum yang berasal dari kaidah-kaidah sosial lainnya di dalam masyarakat,
yang dalam istilah Paul Bohannan dinamakan kaidah hokum yang berasal dari
proses double legitimacy atau pemberian legitimasi ulang dari kaidah sosial
non hukum (agam, kesusilaan/moral, dankesopanan menjadi suatu kaidah
hukum). Misalnya, Larangan membunuh, larangan mencuri, larangan menipu, dll.

kemudian melauli proses double legitimacy (pemberian legitimasi ulang larangan-


larangan tadi dijadikan pula sebagai kaidah hukum yang tertuang dalam
kitabundang-undang Hukum pidana (KUHP) Indonesia pasal 262, 338, 285dan lain-lain.2.
Kaidah hukum yang diturunkan dari otoritas tertinggi (dalam konteks Indonesia
berasal dari penyelenggara negara baik eksekutif (presiden)maupun legislative (DPR).
Sesuai dengan kebutuhan masyarakat padasaat itu, dan langsung terwujud dalam wujud
kaidah hukum, serta sama sekali tidak berasal dari kaidah social lainnya (non hukum),
contohnya undang-undang lalu-lintas dan angkutan jalan, undang-undang Perseroan dan lain-
lain. Pada konteks ini, kaidah hukum sebagai salah satu kaidah sosial mempunyai dua sifat
alternatif, yaitu:3a Ada kemungkinan bersifat imperatif, yaitu secara a priori wajib ditaati.
Kaidah ini tidak dapat di kesampingkan dalam suatu keadaan konkrit, hanya karena para
pihak membuat perjanjian.b Ada kemungkinan bersifat fakultatif, yaitu tidaklah secara a
priori mengikat dan wajib di taati.jadi kaidah yang bersifat fakultatif ini merupakan kaidah
hukum yang ada di dalam keadaan konkrit dapat di kesampingkan oleh perjanjian yang di
buat oleh para pihak.

Roscoe Pound (1972: 37) justru menggangap, bahwa kaidah hukum


merupakan seuatu kekangan terhadap kebebasan manusia, dan kekangan itu walau sedikit,
berdasarkan pada “pembenaran yang kuat”.4Ahmad Ali (1996: 55) menialai bahwa kaidah
hukum sebagai salah satu kaidah sosial mempunyai dua sifat alternatif yaitu sebagai
berikut :51. Ada kemungkinan bersifat imperatif, yaitu secara a priori wajib di taati.Kaidah
ini tidak dapat di kesampingkan dalam suatu keadaan konkrit,hanya karena para pihak
membuat perjanjian.2.
Ada kemungkinan bersifat fakultatif, yaitu tidaklah secara a priorimengikat
dan wajib di taati.jadi kaidah yang bersifat fakultatif ini merupakan kaidah hukum
yang ada di dalam keadaan konkrit dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang di buat oleh
para pihak.Pelanggaran terhadap kaidah hukum mendapatkan sanksi yang bersifat heteronom,
dalam hal ini lahir dari kekuasaan lain yang berada diluar diri pelanggar. Umpamanya
tidak boleh membunuh, tidak boleh mencuri, tidak boleh bersaing secara tidak sehat,
harus memenuhi perjajian yang dibuat,harus membayar pajak dan sebagainya. Kaidah
Hukum:1. Sumbernya dari masyarakat yang diwakili oleh suatu otoritas tertinggi dan
terorganisir.2. Sanksinya bersifat eksternal, dalam wujud ganti rugi
perdata,denda,kurungan penjara sampai hukuman mati.3. Isinya ditujukan mutlak pada sikap
lahir. Bertujuan untuk ketertiban masyarakat Daya kerjanya mengharmoniskan hak dan
kewajiban.5 Ciri-ciri kaidah hukum yang membedakan dengan kaidah lainnya :

1. Hukum bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara kepentingan.


2. Hukum mengatur perbuatan manusia yang bersifat lahiriah.
3. Hukum dijalankan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat
4. Hukum mempunyai berbagai jenis sanksi yang tegas dan bertingkat.
5. Hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian (ketertiban danketentraman)

Rincian kaidah hukum yaitu sebagai berikut:


1. Kaidah hukum hanya ditunjukan kepada sikap lahir, konkret nyata dari manusia.
2. Kaidah hukum ditunjukan kepada pelaku yang konkret, yaitu si pelaku pelanggar
yang nyata berbuat, bukan untuk penyempurnaan masyarakat tetapi untuk
kepentingan masyarakat.
3. Masyarakat secara resmi diberikan kekuasaan untuk memberikan sanksi atau
menjatuhkan hukuman melalui pengadilan sebagai wakilnya.
4. Kaidah hukum membebani kewajiban kepada manusia namun juga memberikan
hak.

Kaidah hukum sebagai bagian dari tata kaidah yang mengatur aspek hidup antar
pribadi bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup bersama. Seperti halnya dengan
kaidah-kaidah yang lain, kaidah hukum juga mematok atau memberi pedoman, di samping
sifat membatasi, perilaku/sikap tindak pribadi dalam hubunganya dengan pribadi lain.
Supaya pedoman tersebut dapat dimengerti, maka kaidah hukum perlu dirumuskan
sedimikian rupa sehingga dengan rumusan-rumusan tersebut selanjutnya dapat dijadikan
pedoman bersama.

Perumusan kaidah hukum dapat digolongkan ke dalam dua pandangan yakni:

a. Pandangan hipotetis atau bersyarat


Suatu kaidah hukum digolongkan ke dalam pandangan hipotetis bilamana
perumusan kaidah tersebut menunjuk adanya hubungan antara suatu kondisi tertentu
dengan konsekuensi tertentu. Berbagai ketentuan dalam undang-undang pidana
menunjukkan adanya hubungan tersebut. Sebagai contoh dapat dibaca bunyi pasal-pasal,
dalam KUHP, misalnya pasal 362

“ barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagaian kepunyaan
orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana paling lama 5 tahun atau denda paling banyak sembilan ratus
rupiah.

b. Pandangan kategoris
Dari berbagai pasal undang-undang dapat ditemukan adanya pasal-pasal yang
tidak menunjukkan hubungan kondisi dan konsekuensi. Pasal pasal seperti itu termasuk
dalam pandangan kategoris contohnya: pasal 10 KUHP. Tidak ada kaidah hukum yang
memaksa melainkan kaidah hukum tersebut dapat menimbulkan adanya paksaan, dengan
kata lain sifat memaksa bukan esensil dari kaidah hukum.

Sifat kaidah hukum ada 2 yaitu: konstruktif dan eksekutif. Konstruktif adalah
pernyataan kaidah hukum yang langsung maupun tidak langsung, merupakan pernyataan
kaidah hukum individuil sekaligus pernyataan kaidah hukum umum. Sedangkan
eksekutif adalah pernyataan kaidah hukum dimana pentataan kaidah hukum individual
yang berdasarkan kaidah hukum umum.

Ditinjau dari segi isinya kaidah hukum dapat dibagi dua yaitu:

1. Kaidah hukum yang berarti perintah, yang mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati
seperti misalnya ketentuan dalam pasal 1 UU tahun 1947 yang menentukan, bahwa
perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seseorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang berbahagia dan kekal berdasarkan ketentuan
yang maha esa.

Kaidah hukum yang berisi larangan, seperti yang tercantum dalam pasal 8 UU tahun
1974 mengenai larangan perkawinan angtara dua orang laki-laki dan perempuan dalam
kedaan tertentu.
Nama : Biur Teguh Satria Alam (2383120045)

MACAM MACAM KAIDAH

Kaidah Kesopanan,Kesusilaan,Adat Istiadat ( Kaidah Sosial )

Pengertian Norma

Beberapa ahli hukum menganggap kata “norma” sinonim dengankata


“kaidah”.namun jika ditinjau dari kamus bahasa Indonesia makakedua kata tersebut
memiliki arti yang berlainan namun tetap merujukpada satu pokok bahasan yakni
aturan. Kata “norma” dalam KamusBahasa Indonesia diartikan sebagai aturan atau
ketentuan yang mengikatsemua atau sebagaian warga masyarakat; aturan yang baku, ukuran
untukmenentukan sesuatu. Sedangkan kata “kaidah” dalam kamus berartiperumusan
asas-asas yang menjadi hukum; aturan tertentu; patokan;dalil.[ CITATION Pus08 \l
1033 ]Ditinjau dari segi etimologi, kata “norma” berasal dari bahasa Latinsedangkan kata
“kaidah” berasal dari bahasa Arab. Norma berasal darikata nomos yang berarti nilai
dan kemudian dipersempit maknanyamenjadi norma hukum. Sedangkan kaidah dalam
bahasa Arab berasaldari kata qo’idah yang berarti ukuran atau nilai pengukur.
[ CITATIONAss11 \l 1033 ]

Beberapa ahli hukum menggunakan kedua kata tersebut secarabersamaan


(kata norma dan kaidah dianggap sinonim). Menurut PurnadiPurbacarakan dan Soerjono
Soekanto, norma atau kaidah adalah ukuranataupun pedoman untuk perilaku atai
bertindak dalam hidupnya.[ CITATION Pur82 \l 1033 ] Menurut Maria Farida, norma
adalah suatuukuran yang harus dipatuhi seseorang dalam hubungannya
dengansesamanya ataupun lingkungannya. Menurut Kelsen, yang dimaksuddengan norma
adalah “…… that something ought to be or ought tohappen, especially that a
human being ought to behave in a specific way”(sesuatu yang seharusnya ada atau
seharusnya terjadi, khususnya bahwamanusia seharusnya berperilaku dengan cara tertentu)

Menurut Sudikno Mertokusumo kaidah diartikan sebagai peraturanhidup yang


menetukan bagaimana manusia itu seyogyanya berperilaku,bersikap di dalam masyarakat
agar kepentingannya dan kepentinganorang lain terlindungi, atau dalam arti sempit kaidah
hukum adalah nilaiyang terdapat dalam peraturan konkret.[ CITATION Mer06 \l 1033 ]
Menurut Jimmly Asshiddiqie, norma atau kaidah merupakanpelembagaan nilai-nilai
baik dan buruk dalam bentuk tata aturan yangberisi kebolehan, anjuran atau perintah. Baik
anjuran maupun perintahdapat berisi kaidah yang bersifat positif atau negatif mencakup
normaanjuran untuk mengerjakan atau anjuran untuk tidak mengerjakansesuatu, dan
norma perintah untuk melakukan atau perintah untuk tidakmelakukan sesuatu. [ CITATION
Ass11 \l 1033 ]Norma atau kaidah pada umumnya dibagi menjadi dua yaitu normaetika dan
norma hukum. Norma etika meliputi norma susila, normaagama, dan norma
kesopanan.

Ketiga norma atau kaidah tersebutdibandingkan satu sama lain dapat dikatakan
bahwa norma agama dalamarti vertikan dan sempit bertujuan untuk kesucian hiudp pribadi,
normakesusilaan bertujuan agar terbentuk kebaikan akhlak pribadi, sedangkannorma
kesopanan bertujuan untuk mencapai kesedapan hidup bersamaantar pribadi.[ CITATION
Ass11 \l 1033 ]Dilihat dari segi tujuannya maka norma hukum bertujuan kepada
citakedaiman hidup antar pribadi, keadaan damai terkait dimensi lahiriah danbatiniah yang
menghasilkan keseimbangan anatara ketertiban danketentraman. Tujuan kedamaian
hidup bersama dimaksud dikaitkan puladalam perwujudan kepastian, keadilan dan
kebergunaan.[ CITATIONAss11 \l 1033 ]Dari segi isi norma hukum dapat dibagi
menjadi tiga, pertama,norma hukum yang berisi perintah yang mau tidak mau harus
dijalankanatau ditaati. Kedua, norma hukum yang berisi larangan, dan
ketiga,norma hukum berisi perkenaan yang hanya mengikat sepanjang parapihak
yang bersangkutan tidak menentukan lain dalam perjanjian.[ CITATION Ass11 \
l 1033 ]

Sifat Norma

Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, norma hukummemiliki sifat


antara lain [ CITATION Pur82 \l 1033 ]:a. Imperatif, yaitu perintah yang secara apriori harus
ditaati baik berupasuruhan maupun larangan; b. Fakultatif, yaitu tidak secara apriori mengikat
atau wajib dipatuhi. Sifat imperatif dalam norma hukum biasa disebut dengan
memaksan(dwingenrecht), sedangkan yang bersifat fakultatif dibedakan antaranorma
hukum mengatur (regelendrecht) dan norma hukum yangmenambah
(aanvullendrecht). Terkadang terdapat pula norma hukumyang bersifat campuran atau
yang sekaligus memaksa dan mengatur.Norma hukum dapat pula dibedakan antara yang
bersifat umum danabstrak dan yang bersifat konkret dan individual. Norma hukum
bersifatabstrak karena ditujukan kepada semua subjek yang terkait tanpamenunjuk
atau mengaitkan dengan subjek konkret, pihak dan individutertentu.

Sedangkan norma hukum yang konkret dan individual ditujukankepada orang


tertenu, pihak atau subjek-subjek hukum tertentu atauperistiwa dan keadaan-keadaan
tertentu.E. Pembagian dan Perbedaan Kaidah Hukum dan Norma Hukum1. Pembagian
Kaidah Hukuma. Kaidah Kesusilaan Atau MoralKaidah kesusilaan menurut Prof. Dr.
Sudikno Mertokusumo,S.H. (1986 : 7) adalah kaidah yang berhubungan dengan
manusiasebagai individu karena menyangkut kehidupan pribadi manusia.Salah satu
ciri kaidah kesusilaan dibandingan dengan kaidah hukumialah bersifat kaidah kesusilaan
yang otonom, berarti bahwa diikutiatau tidaknya suatu aturan tingkah laku tersebut
tergantung padasikap batin manusianya.

Sebagai contoh, Mencuri itu adalahperbuatan yang dilarang. Kaidah


kesusilaan itu dituruti olehmanusia, bukan karena manusia tadi yang takut
pada sanksi berdosa pada tuhan akan tetapi kata batinnya sendiri yang
menganggapperbuatan itu tidak patut untuk dilakukan.b. Kaidah AgamaKaidah agama yakni
aturan tingkah laku yang diyakini olehpenganutnya berasal dari tuhan. Sebagai
contoh, Pemeluk agamaislam meyakini bahwa kewajiban menjalankan shalat lima
waktubersumber dari perintah Allah SWT. Kaidah agama ini pun masihdibedakan menjadi
kaidah agama yang khusus mengatur hubunganmanusia dengan tuhan dan kaidah
agama yang umum, mengaturhubungan manusia dengan sesama manusia.

Kaidah dalam agamaislam misalkan, masih dibedakan atas kaidah dengan sanksinya
didunia dan kaidah dengan sanksinya di akhirat kelak.[ CITATIONAss11 \l 1033 ]Satu
hal yang sangat penting untuk diketahui bahwa adakalanyadari kaidah agama di lembagakan
menjadi kaidah hukum. Sebagaicontoh kaidah agama islam dibidang hukum perkawinan dan
hukumwaris, oleh pemerintah Indonesia dilembagakan menjadi kaidahhukum yang
sudah diberlakukan secara positif di Indonesia. Bahkan penyelesaian sengketanya pun
memiliki peradilan khusus, yakniperadilan agama.c. Kaidah KesopananAdapun yang di
maksud kaidah kesopanan adalah didasarkanatas kebiasaan, kepatutan dan kepantasan
yang berlaku di dalammasyarakat. Salah satu perbedaannya dengan kaidah kesusilaan
ataumoral adalah kaidah kesopanan justru ditunjukan pada sikap lahirmanusia, demi
penyempurnaan dan ketertiban dalam masyarakat.Sanksi bagi pelanggaran terhadap
kaidah kesopanan berwujudteguran, celaan, cemoohan, pengucilan dan sejenisnya
yang tidakdilakukan oleh masyarakat secara terorganisasi, melainkan dilakukansendiri -
sendiri. Sebagai contoh : jika Si A seorang gadis remajadatang ke kampusnya dengan
mengenakan pakaian yang seronok,yang dianggap oleh masyarakat kampusnya
sebagai tidak sopan, maka warga kampusnya akan memberikan sanksi si A
denganteguran, cercaan, bahkan bisa saja di kucilkan dari pergaulankampusnya.
[ CITATION Pur82 \l 1033 ]2.

Pembagian Norma Hukum

Hukum Tertulis

Hukum tertulis adalah aturan yang dibuat oleh lembaga yangberwenang dalam
bentuk tertulis. Lembaran, seperti undang-undangdan peraturan pemerintah, merupakan
aturan hukum tertulis yangdibuat oleh lembaga negara sehingga kuat untuk digunakan
dalamkehidupan masyarakat secara luas.[ CITATION Bak96 \l 1033 ]Hukum ini berlaku
secara menyeluruh dan mengikat bagi setiapwarga di suatu negara karena telah
disahkan secara tertulis, baikwilayah provinsi, kabupaten, kecamatan maupun desa.
Selain itu,norma hukum tertulis dibagi menjadi dua bagian, yakni sebagaiberikut.
[ CITATION Ali02 \l 1033 ]1)

Contoh kasusnya, perampokan danpembunuhan terhadap korban (pemilik


rumah). Pelakuperampokan akan dijatuhi hukuman penjara dan denda sesuaidengan apa
yang tercantum dalam Kitab Undang-UndangHukum Pidana (KUHP)[ CITATION
Hud11 \l 1033 ]2) Hukum PerdataHukum perdata adalah bagian dari norma hukum
tertulisyang berisi tentang aturan untuk kepentingan seseorang maka warga
kampusnya akan memberikan sanksi si A denganteguran, cercaan, bahkan bisa
saja di kucilkan dari pergaulankampusnya.[ CITATION Pur82 \l 1033 ]2. Pembagian
Norma Hukuma. Hukum TertulisHukum tertulis adalah aturan yang dibuat oleh lembaga
yangberwenang dalam bentuk tertulis. Lembaran, seperti undang-undangdan peraturan
pemerintah, merupakan aturan hukum tertulis yangdibuat oleh lembaga negara sehingga
kuat untuk digunakan dalamkehidupan masyarakat secara luas.[ CITATION Bak96 \l
1033 ]Hukum ini berlaku secara menyeluruh dan mengikat bagi setiapwarga di suatu
negara karena telah disahkan secara tertulis, baikwilayah provinsi, kabupaten,
kecamatan maupun desa.
Selain itu,norma hukum tertulis dibagi menjadi dua bagian, yakni
sebagaiberikut.[ CITATION Ali02 \l 1033 ]1) Hukum PidanaHukum pidana adalah
peraturan-peraturan yangmenentukan perbuatan apa saja yang dilarang dan
tergolongsebagai tindak pidana.

Hukum Pidana

Hukum pidana adalah peraturan-peraturan yangmenentukan perbuatan apa


saja yang dilarang dan tergolongsebagai tindak pidana. Hukum ini juga mengatur
hukuman apasaja yang diberikan kepada pelanggar tindak pidana tersebut.Biasanya,
sanksi yang berat harus melibatkan penegak hukum.[ CITATION Dal11 \l 1033 ]. Pelanggar
hukum dapat dikenai sanksi karena menyebabkankerugian, baik material maupun
nonmaterial, pada orang lainmaupun masyarakat luas.

Hukum ini juga mengatur hukuman apasaja yang diberikan kepada pelanggar
tindak pidana tersebut.Biasanya, sanksi yang berat harus melibatkan penegak hukum.
[ CITATION Dal11 \l 1033 ]Pelanggar hukum dapat dikenai sanksi karena
menyebabkankerugian, baik material maupun nonmaterial, pada orang lainmaupun
masyarakat luas. Contoh kasusnya, perampokan danpembunuhan terhadap korban
(pemilik rumah). Pelakuperampokan akan dijatuhi hukuman penjara dan denda
sesuaidengan apa yang tercantum dalam Kitab Undang-UndangHukum Pidana
(KUHP)[ CITATION Hud11 \l 1033 ]2) Hukum PerdataHukum perdata adalah bagian dari
norma hukum tertulisyang berisi tentang aturan untuk kepentingan seseorang
(individu) di lingkungan kelompok sosial (masyarakat). Hak dankewajiban juga diatur di
dalamnya. Biasanya, hukum perdataberkaitan dengan persoalan personal yang tidak
merugikanbanyak pihak (masyarakat luas). Sebagai hukum sipil atauprivat, hukum
perdata akan berlaku dalam jenis tulisan maupuntidak tertulis.[ CITATION Kan89 \l
1033 ]Contohnya, persoalan utang-piutang yang tidak melibatkanmasyarakat lain.
Kerugiannya hanya dirasakan oleh salah satupihak (individu).

Pelanggar hukum ini akan dikenakan sanksisesuai dengan aturan pada kitab
hukum perdata, yakni KitabUndang-Undang Hukum Perdata.b. Hukum Tidak
TertulisHukum tidak tertulis berlaku untuk seluruh pengguna hukumdan mengikat.
Akan tetapi, hukum ini tidak secara resmi dituangkandalam lembaran-lembaran negara yang
memiliki kekuatan hukum.Biasanya, hukum tidak tertulis ditemukan dalam
kehidupanmasyarakat adat. Mereka mengatur kehidupan dan aktivitasmasyarakatnya
dengan hukum-hukum yang tidak diatur dalamlembaran hukum tertulis.[ CITATION
Mas15 \l 1033 ]Umumnya, mereka menitikberatkan pada kepercayaan yangsecara
turun temurun diwariskan kepada pengguna hukum lainnya,dengan cakupan yang lebih
sempit. Terkadang, hukum ini berubahsesuai dengan kebutuhan masyarakat karena sifatnya
tidak tertulis.Selain itu, hukum tidak tertulis juga memiliki ketentuan sanksibagi pelanggar,
yang dapat berupa hukuman sosial, kurungan,denda, atau dikeluarkan dari suku adat
tersebut. Biasanya, wewenangmenentukan hukum tidak tertulis diberikan kepada ketua adat
atautokoh adat.[ CITATION Soe02 \l 1033 ]Contohnya, suku adat tertentu memiliki
kepercayaan, bagisiapapun yang melanggar norma akan mendapatkan hukuman
yangbersifat mistis, seperti kutukan. Hukum ini tidak ditulis seperti halnya
Undang-Undang atau KUHP, tetapi secara berantaidisampaikan kepada
keturunannya.3. Perbedaan Kaidah dan Norma HukumPerbedaan norma dan kaidah ialah
kaidah merupakan peraturan yangdibuat asecara resmi oleh penguasa masyarakat. Kaidah
bersifat mengikatdan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat masyarakat oleh karena
itudapat dipertahankan. Sedangkan norma adalah seluruh kaidah danperaturan yang
telah ditetapkan dan diterapkan melalui lingkungan sosial.Norma menghasilkan sanksi
yang mana membedakan norma denganproduk sosial lainnya seperti budaya dan
adat.[ CITATION Hud11 \l1033 ]

1. Kaidah Kesusilaan

Kaidah kesusilaan adalah Kaidah yang mengatur hidup manusia yang berlaku
secara umum dan bersumber dari hati nurani manusia. Tujuan Kaidah kesusilaan, yaitu
mewujudkan keharmonisan hubungan antarmanusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu rasa
bersalah dan penyesalan mendalam bagi pelanggarnya. Contoh Kaidah kesusilaan, antara
lain:

1) jujur dalam perkataan dan perbuatan;


2) menghormati sesama manusia;
3) membantu orang lain yang membutuhkan;
4) tidak mengganggu orang lain;
5) mengembalikan hutang.
2. Kaidah Kesopanan

Kaidah kesopanan adalah Kaidah yang muncul dan berkembang dalam pergaulan
masyarakat tertentu. Oleh karena itu, Kaidah kesopanan bersifat lokal dan bergantung
kepada adat istiadat atau kebiasa. masyarakat tertentu.
Sumber Kaidah kesopanan adalah kebaikan dalam suatu masyarakat yang ditaati sebagai
pedoman untuk mengatur manusia. Sanksi bagi pelanggarnya, yaitu dicemooh atau
dikucilkan. Contoh Kaidah kesopanan, antara lain:

1) orang muda harus menggunakan bahasa yang lebih halus jika berbicara dengan orang yang
lebih tua;
2) mempersilakan wanita duduk, jika bus atau kereta telah penuh;
3) mengetuk pintu jika bertamu;
4) gotong royong untuk kepentingan bersama; dan
5) mengundang tetangga jika menyelenggarakan acara.

3. Kaidah sopan santun

Kaidah sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan
sekelompok itu. Kaidah kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai
Kaidah kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.

Contoh-contoh Kaidah kesopanan ialah:

1. Menghormati orang yang lebih tua.


2. Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.

3. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan sombong.

4. Tidak meludah di sembarang tempat.

5. tidak menyela pembicaraan.

4. Kaidah kesopanan

Kaidah kesopanan sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam


bermasyarakat, karena Kaidah ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja
ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanki dari
masyarakat, semisal cemoohan. kesopanan merupakan tuntutan dalam hidup bersama.
Ada Kaidah yang harus dipenuhi supaya diterima secara sosial.

Sanksi bagi pelanggar Kaidah kesopanan adalah tidak tegas, tetapi dapat diberikan
oleh masyarakat, yang berupa cemoohan, celaan, hinaan,
atau dikucilkan dan diasingkan daripergaulan serta di permalukan.

PENGERTIAN KAIDAH ADAT (SOSIAL)

Adat adalah aturan, kebiasaan-kebiasaan yang tumbuh dan terbentuk dari suatu
masyarakat atau daerah yang dianggap memiliki nilai dan dijunjung serta dipatuhi
masyarakat pendukungnya. Di Indonesia aturan-aturan tentang segi kehidupan manusia
tersebut menjadi aturan-aturan hukum yang mengikat yang disebut hukum adat. Adat
telah melembaga dalam dalam kehidupan masyarakat baik berupa tradisi, adat upacara
dan lain-lain yang mampu mengendalikan perilau warga masyarakat dengan perasaan
senang atau bangga, dan peranan tokoh adat yang menjadi tokoh masyarakat menjadi
cukup penting.

Adat merupakan Kaidah yang tidak tertulis, namun sangat kuat mengikat sehingga
anggota-anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita, karena sanksi
keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan. Misalnya pada masyarakat
yang melarang terjadinya perceraian apabila terjadi suatu perceraian maka tidak hanya
yang bersangkutan yang mendapatkan sanksi atau menjadi tercemar, tetapi seluruh
keluarga atau bahkan masyarakatnya.
Nama : Ahmad Faozan (2383120068)

A. PERBEDAAN KAIDAH HUKUM DENGAN KAIDAH SOSIAL

Seperti yang di jelaskan di atas pengertian kaidah hukum dan kaidah sosial, jadi
kita bisa membedakan kaidah hukum dan kaidah sosial tersebut . dan perbedaan kaidah
hukum kaidah hukum dan kaidah sosial adalah .

Kaidah hukum adalah peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi
oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya
dapat dipaksakan oleh Kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau
perbuatan nyata yang dilakukan manusia.

Kaidah sosial adalah peraturan yang tidak di buat oleh penguasa negara tetapi
berlaku dan di akui di dalam masyarakat. Kaidah sosial mempunyai pengaruh yang cukup
signifikan di dalam masyarakat dan memiliki sanksi sosial .

Selain dari segi perbedaan pengertiannya kaidah hukum dan kaidah sosial
mempunyai perbedaan dari dampaknya. Dampak dari kaidah hukum apabila di langgar
akan mengakibatkan terkena sanksi yang sudah di tetapkan oleh pemerintah sesuai
dengan peraturan yang mengatur kaidah hukum tersebut sementara dampak dari kaidah
sosial tersebut yakni apabila di langgar akan terkena sanksi yang sudah terdapat di
masyarakat itu dan juga akan mengakibatkan sanksi yang bersifat sosial dan akan juga
mengakibatkan anggapan yang tidak bagus dari masyarakat secara tidak langsung akan di
kucilkan di masyarakat jadi secara tidak langsung kaidah hukum mendampakkan sanksi
secara langsung tetapi kaidah sosial tidak tetapi kaidah sosial itu mengakibatkan hukuman
yang berupa pengucilan di masyarakat.

B. Hubungan Antara Kaidah Hukum Dan Kaidah Sosial

Hukum umum aturan Pada tanggal mahadada serupa Ulum syariyyah koleksi
Pada tanggal Desember aturan peraturan hukum misalnya digunakan untuk pembubaran
tholaq pernikahan (b) Khosh termasuk mail Modern hukum Juli Pada saat yang sama
Soetandyo koleksi membentuk jenis hubungan antara kecenderungan umum dari hukum
dengan alasan bahwa aturan unit sosial adalah jenis kecil manusia salmanfachry
Indonesia Wikipedia ensiklopedia bebas koleksi salmanfachry koleksi Pada tahun hukum
dan norma norma sosial lainnya Aturan mirip dengan produk dari laba laba (web)
dijelaskan dalam hal hubungan ada aturan yang berbeda.

C. Kaidah Kaidah Sosial Dan Hukum

Berlaku untuk melayani sebagai panduan untuk aturan hukuman BAB baik sifat
dari norma norma Kebiasaan adat istiadat dan mirip dengan koleksi Juni norma norma
sosial dari perilaku dalam arti hubungan antara individu atau menerapkan aturan hukum
dan sosiologi intraksi bahwa hubungan antara norma norma sosial dari bantuan hukum
timbal balik dengan anggota lain dari dirayakan sosiologi koleksi mirip dengan aturan
hukum ontologi hukum dan praktis dari hukum dan fenomena sosial lainnya adalah
untuk memahami interaksi antara pikiran etimlogis barang ilmu sosial berasal dari
bahasa Yunani dan bingkisan dari hukum dan ilmu.

Ilmu sosial Pada tanggal Februari mirip dengan koleksi untuk menjelaskan
perbedaan antara Ontologi Ontologi Tertulis atau aturan tidak tertulis yang berlaku
dalam masyarakat hubungan antara objek bagaimana dirumuskan Kaidah Kaidah Sosial
Dan Hukum dalam bentuk norma hukum koleksi hubungan antara norma norma sosial
dari Kaidah Kaidah Sosial Dan Hukum aturan hukum berlaku bagi anggota masyarakat
merayakan rasa kenaikan pemberian sosial serupa mengikat Pada tanggal Oktober norma
norma sosial tentang posting dan jangka panjang mirip dengan struktur proses sosial
norma norma sosial dan norma sosial masyarakat dan serta struktur proses sosial koleksi
pluralisme komunikasi aturan hukum dan kontrol sosial PPT tim.

Hukum masyarakat dan FHUI untuk koleksi adalah fenomena sosial yang mirip
dengan abstrak dan aturan aturan hukum yang konkret untuk memajukan hubungan
antara hukum dan aturan hukum norma norma sosial dan aturan lain dari standar deviasi
pencarian dengan aturan hukum Perbedaan antara aturan hukum dan norma norma sosial
dan standar hukum hubungan.
KESIMPULAN

Dari penjelasan ringkas diatas dapat kita ketahui kaidah hukum berasaldari dua
kata, yakni: kaidah dan hukum. Kaidah berarti perumusan dari asas-asas yang menjadi
hukum, antara yang pasti, patokan, dalil dalam ilmu pasti.Sedang hukum sendiri berarti
peraturan yang dibuat dan disepkati baik secaratertulis meupun tidak tertulis,
peraturan, undang-undang yang mengikatprilaku setiap masyarakat tetentu. Kaidah
hukum adalah hasil dari perundang-undangan atau tertulis yang di buat melalui
proses yang sah serta tidaktertulis, yang harus ditaati oleh warga
masyarakat.Beberapa ahli hukum menganggap kata “norma” sinonim dengan
kata“kaidah”.namun jika ditinjau dari kamus bahasa Indonesia maka kedua katatersebut
memiliki arti yang berlainan namun tetap merujuk pada satu pokokbahasan yakni
aturan. Kata “norma” dalam Kamus Bahasa Indonesiadiartikan sebagai aturan
atau ketentuan yang mengikat semua atau sebagaianwarga masyarakat; aturan yang
baku, ukuran untuk menentukan sesuatu.Sedangkan kata “kaidah” dalam kamus
berarti perumusan asas-asas yangmenjadi hukum; aturan tertentu; patokan; dalil .
Perbedaan norma dan kaidah ialah kaidah merupakan peraturan yangdibuat
asecara resmi oleh penguasa masyarakat. Kaidah bersifat mengikat danberlakunya dapat
dipaksakan oleh aparat masyarakat oleh karena itu dapatdipertahankan. Sedangkan
norma adalah seluruh kaidah dan peraturan yangtelah ditetapkan dan diterapkan
melalui lingkungan sosial. Normamenghasilkan sanksi yang mana membedakan
norma dengan produk sosiallainnya seperti budaya dan adat
*SUMBER:

http://rizkifahrian09.blogspot.com/2012/09/perbedaan-kaidah-hukum-dengan-kaidah

http://rizkifahrian09.blogspot.com/2012/09/perbedaan-kaidah-hukum-dengan-kaidah

Huda, Ni’Matul, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:PT Raja Grafindo


Persada,2011, hlm 21

Ali. Achmat, menguak tabir hukum : suatu kajian filosofi dan sosiologis, Jakarta :Gunung
Agung, 2002, hml 43.8

Anda mungkin juga menyukai