Sedangkan kaidah adalah pedoman tentang apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang
seyogyanya tidak dilakukan. Ini berarti pemisahan antara yang baik dan buruk. Kaidah hukum
merupakan peraturan yang dibuat atau yang dipositifkan secara resmi oleh penguasa
masyarakat atau penguasa negara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan.
Kaidah hukum ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan nyata yang dilakukan
manusia.
- Asas Kontrak Bisa Dibatalkan Bila Mengandung Perbedaan Besar (gross disparity)
- Asas Contra Proferentem dalam Penafsiran Kontrak Baku
- Asas contra proferentem berarti klausul-klausul yang multitafsir ditafsirkan untuk
kerugian pihak yang menyiapkan kontrak baku
- Asas Diakuinya Kebiasaan Transaksi Bisnis di Negara Setempat
- Asas Kesepakatan Melalui Penawaran (offer) dan Penerimaan (acceptance) atau
Melalui Tindakan
- Asas Larangan Bernegosiasi dengan Itikad Buruk
- Asas Kewajiban Menjaga Kerahasiaan
- Asas Perlindungan Pihak Lemah dari Syarat-syarat Baku
- Asas Menghormati Kontrak Ketika Terjadi kesulitan (hardship)
- Asas Pembebasan Tanggung Jawab dalam Keadaan Memaksa (force majeur)
b. Hukum Pidana
- Asas Legalitas
Asas legalitas atau the principle of legality merupakan asas yang menentukan bahwa tindak
pidana haruslah diatur terlebih dulu dalam undang-undang atau suatu aturan hukum sebelum
seseorang melakukan pelanggaran atau perbuatannya.
- Asas Teritorial
Asas hukum pidana yang satu ini dilandasi oleh kedaulatan negara. Negara yang berdaulat
wajib menjamin ketertiban hukum di wilayahnya dan oleh sebab itu, negara berhak
menjatuhkan pidana bagi siapapun yang melakukan tindak pidana di wilayahnya.
- Asas Nasional Aktif atau Asas Personalitas
Secara sederhana, asas hukum pidana ini menitikberatkan subjek hukum sebagai warga
negara tanpa mempermasalahkan lokasi keberadaannya. Jika diartikan, dengan asas
personalitas atau nasional aktif, peraturan perundang-undangan pidana berlaku bagi semua
perbuatan pidana yang dilakukan warga negara di mana pun warga tersebut berada, sekalipun
di luar negeri.
- Asas Nasional Pasif atau Asas Perlindungan
Menurut asas hukum pidana yang satu ini, berlakunya perundang-undangan pidana didasarkan
pada kepentingan hukum suatu negara yang dilanggar oleh seseorang di luar negeri dengan
tidak dipersoalkan kewarganegaraannya; apakah pelaku adalah warga negara atau orang
asing.
- Asas Persamaan atau Asas Universal
Asas persamaan atau yang dikenal juga dengan asas universal menitikberatkan pada
kepentingan hukum internasional secara luas atau. Makna luas berarti hukum pidana tidak
dibatasi oleh tempat, wilayah, atau bagi orang tertentu saja, melainkan berlaku dimanapun dan
bagi siapa pun.
e. Hukum Internasional
- Asas teritorial adalah asas yang didasarkan pada kedaulatan atau kekuasaan negara
atas wilayahnya. Jika dielaborasikan, negara berhak untuk menerapkan hukum yang
berlaku di wilayahnya untuk warga negaranya (semua orang) tanpa tekanan kekuasaan
dari negara lain. Sehubungan dengan ini, setiap subjek hukum harus mematuhi hukum
yang ditetapkan.
- Asas kebangsaan adalah asas yang didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga
negaranya. Ini berarti, hukum tetap berlaku bagi warga negaranya dimanapun warga
negara tersebut berada, sekalipun jika warga tersebut melakukan perbuatan melawan
hukum di luar negeri atau di negara lain.
- Asas Ne bis in idem adalah asas hukum internasional yang jika diartikan bermakna tidak
seorang pun dapat diadili untuk kedua kalinya atas suatu perkara yang sama. Asas ini
berkaitan dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
- Asas Pacta sunt servanda adalah asas hukum internasional yang dikenal dalam
perjanjian internasional dan menjadi kekuatan hukum serta moral bagi negara yang
mengikatkan diri. Jika diartikan, asas ini bermakna bahwa setiap perjanjian internasional
yang telah disepakati bersama harus ditaati dan dilaksanakan semua pihak tanpa ada
pengingkaran.
- Asas Jus cogens adalah adalah kaidah atau norma yang telah diterima dan diakui oleh
masyarakat internasional secara keseluruhan dan tidak boleh dilanggar. Asas jus
cogens bermakna bahwa suatu perjanjian internasional dapat batal demi hukum jika
dalam atau pada pembentukannya bertentangan dengan kaidah atau norma dasar
hukum internasional umum.
- Asas Inviolability dan immunity adalah asas hukum internasional yang dikenal dalam
pedoman tertib diplomatik dan protokoler. Jika diartikan, inviolability berarti seorang
pejabat diplomatik tidak dapat ditangkap atau ditahan oleh alat perlengkapan negara
penerima.
3. Sampai saat ini masih dibedakan antara hukum privat dan hukum publik.
a. Jelaskan perbedaan antara hukum publik dan hukum privat!
Hukum publik adalah hukum yang mengatur interaksi antara warga dan negara serta
kepentingan umum, sedangkan hukum privat adalah hukum yang mengatur hubungan antar
manusia terkait kepentingan perorangan. Pada klasifikasi berdasarkan kepentingannya, hukum
yang mengatur kepentingan perseorangan dan kepentingan negara yang dalam kedudukannya
bukan sebagai penguasa, adalah hukum privat; sedangkan hukum publik adalah hukum yang
mengatur atau melindungi kepentingan-kepentingan negara sebagai penguasa.
Secara garis besar, menurut pembagiaan saat ini, perbedaannya pada kepentingan yang diatur.
Hukum publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum. Contohnya, hukum pidana.
Sementara itu, hukum privat mengatur relasi sesama manusia atau perorangan.
b. Jelaskan perkembangan hukum pidana beserta peraturan yang mengaturnya! (10 menit)
Hukum pidana pada awalnya dikenal sebagai pertanggungjawaban pidana bagi seorang pelaku
yang melanggar dalam norma dalam undang-undang pidana itu sendiri. Dalam perkembangan
zaman dirasakan bahwa ada kebutuhan untuk memidana setiap orang alias siapa saja yang
terlibat dalam suatu tindak pidana, baik itu turut serta atau hanya memiliki peran sebagai
pembantu dalam suatu tindak pidana, hingga pada sekarang ini korporasi pun dijadikan sebagai
subjek hukum tindak pidana yang dapat bertanggung jawab secara pidana. Selain itu, Hukum
Pidana juga merupakan hukum yang mengikuti perkembangan zaman, dimana sejarah dari
adanya hukum pidana yang berlaku di Indonesia yang salah satunya KUHP ini bermula dari
zaman penjajahan yang sebelumnya tidak ada hukum tertulis yang mengatur masyarakat
melainkan hukum pidana adat yang berbeda di setiap wilayah. Kemudian, pada saat zaman
penjajahan oleh Belanda pada Tahun 1596 mulai dikenalkan Hukum Privat dan Hukum Pidana.
Hukum Pidana tersebut diatur dalam Kitab Hukum Pidana diambil dari Kode Penal Perancis
yang oleh Belanda dibuat dan dipisahkan untuk bangsa Indonesia asli serta Timur Asing.
Setelah itu dilakukan unifikasi hukum pidana yang dibuat oleh Belanda di seluruh wilayah
Indonesia, yang sekarang bernama KUHP. Pada zaman penjajahan dari Jepang di Indonesia
tidak pernah mencabut berlakunya KUHP. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945 dan
diberlakukannya UUD 1945 hingga sekarang belum dilakukan perubahan terhadap KUHP yang
dimana KUHP tersebut adalah warisan Belanda yang masih berlaku di seluruh wilayah
Indonesia.
Oleh sebab itu, dianggap bahwa aturan pidana peninggalan Belanda tersebut sudah tidak
relevan serta tidak dapat lagi menampung berbagai masalah yang terjadi. Sehingga perlu
dilakukan perubahan yang diakibatkan akan adanya perkembangan bangsa Indonesia, serta
mengingat keberlakuan KUHP tersebut dibuat pada saat Indonesia dibawah penjajahan
Belanda yang dianggap masih kaku dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Dimana
diharapkan dari perubahan tersebut dapat memenuhi dan menyesuaikan nilai-nilai dalam
masyarakat Indonesia sesuai dengan sistem hukum yang dianutnya, terlebih juga
memperhatikan ketentuan hukum pidana adat yang berlaku di setiap wilayah. Selain itu,
perubahan dari Hukum Pidana warisan Belanda tersebut juga harus bersumber pada Pancasila
yang merupakan dasar negara dan UUD 1945 yang adalah sumber dari segala sumber hukum
yang juga menjadi landasan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia.
UNDANG-UNDANG TENTANG PERATURAN HUKUM PIDANA
5. Dalam aktivitas bisnis atau keperdataan tidak dapat lepas dari KUHPerdata, perjanjian, dan
perikatan.
a. Jelaskan pembagian sistematika KUHPerdata secara struktur dan ilmu pengetahuan!
Berdasarkan ilmu pengetahuan, hukum perdata dapat dibagi atas 4 bagian, yaitu :
- Hukum tentang orang (Personenrecht) diatur dalam Bab I dan II buku II serta buku IV
bab IV KUH Perdata yang memuat hal-hal tentang manusia sebagai subjek hukum,
kecakapan untuk memiliki hak-hak,kecakapan untuk bertindak sendiri melaksanakan
hak-haknya itu,serta hal lain yang mempengaruhi kecakapan, domisili, nama,
pencatatan sipil (burgerlijke stand).
- Hukum keluarga (Familierecht) diatur dalam Bab IV – XVIII buku I KUH Perdata yang
memuat hal-hal yang berhubungan dengan hubungan hukum yang timbul dari hubungan
kekeluargaan seperti perkawinan beserta hubungannya dalam harta kekayaan antara
suami istri,hubungan antara orang tua dan anak, perwalian, pengampuan (curatele)
serta perceraian.
- Hukum kekayaan /hukum harta kekayaan/ hukum harta benda (Vermogensrecht) diatur
dalam Bab I-IX dan XIX – XXI buku II serta Bab I – XVIII buku III KUH Perdata yang
memuat hal-hal yang berhubungan tentang sesuatu yang dapat dinilai dengan uang,
yang terdiri dari : pertama, Hukum kekayaan mutlak (absolut) yang meliputi hak-hak
kebendaan material dan immaterial seperti, hak atas merek, hak cipta,dan hak oktroi,
dan Kedua, Hukum harta kekayaan relative (nisbi) yaitu hak yang timbul dari suatu
perikatan.
- Hukum kewarisan (Erfrecht) diatur dalam Bab XII – XVIII buku II KUH Perdata yang
memuat hal-hal yang berkaitan dengan pengalihan tentang benda atau kekayaan
seorang jika telah meninggal dunia.
Sedangkan, apabila dilihat dari peraturan hukumnya yaitu KUHPerdata (BW), maka hukum
dapat dibagi menjadi 4 (empat) bagian, yaitu :
Buku I : Tentang orang (Ven Person) dan hukum keluarga (Van Familie);
Buku II : Tentang Benda (Van Zaken), yang didalamnya termasuk hukum waris (Erf Recht);
Buku III : Tentang Perikatan (Verbintenissen Recht) atau hukum perjanjian (Verbintenissen);
Buku IV : Tentang Pembuktian (Van Bewijk) dan Kedaluwarsa (Verjaring).
b. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum perjanjian dan hukum perikatan!
Hukum perjanjian merupakan hukum yang terbentuk akibat adanya suatu pihak yang
mengikatkan dirinya kepada pihak lain. Hukum perjanjian adalah suatu hukum yang terbentuk
akibat seseorang yang berjanji kepada orang lain untuk melakukan sesuatu hal.
Sedangkan hukum perikatan adalah suatu hubungan hukum (dalam lapangan hukum harta
kekayaan) antara dua pihak yang menimbulkan hak dan kewajiban atas suatu prestasi.
c. Jelaskan hubungan antara hukum perjanjian dengan hukum perikatan. (15 menit)
Hubungan perikatan dan perjanjian adalah bahwa perjanjian itu menerbitkan perikatan.
Perjanjian adalah sumber perikatan, di sampingnya sumber-sumber lain. Suatu perjanjian
dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakukan sesuatu. Karena telah
saling mengikatkan diri, salah satu pihak berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, dan
tuntutan itu wajib dipenuhi pihak yang lain sebagaimana telah disepakati bersama.
- Organisasi Internasional
Organisasi nasional bertugas untuk turut serta menyelesaikan pelanggaran hukum
internasional. Klasifikasi organisasi internasional yang menjadi subjek hukum internasional
adalah organisasi yang memiliki keanggotaan secara global dengan tujuan yang bersifat umum
(contohnya: PBB)
- Palang Merah Internasional
Palang Merah Internasional diakui sebagai subjek hukum internasional dalam ruang lingkup
terbatas. Kedudukannya diperkuat dengan adanya perjanjian dan konvensi Palang Merah. Misi
Palang Merah Internasional semata-mata hanya untuk kemanusiaan. Oleh karena itu,
organisasi ini harus independen dan tidak boleh diintervensi oleh negara manapun.
- Pemberontak
Menurut hukum perang, kelompok pemberontak dapat menjadi subjek hukum internasional jika
telah terorganisir, menaati hukum perang, memiliki wilayah yang dikuasai, memiliki kemampuan
untuk mengadakan hubungan dengan negara lain, dapat menentukan nasibnya sendiri,
menguasai sumber daya alam di wilayah yang dikuasainya, dan memilih sistem (ekonomi,
politik, dan sosial) sendiri.
- Individu
Dalam Perjanjian Versailles 1919, terdapat sejumlah pasal yang memungkinkan individu untuk
mengajukan perkara secara internasional ke Mahkamah Arbitrase Internasional. Sehubungan
dengan itu, individu juga merupakan subjek hukum internasional dan bisa menjadi pihak di
hadapan suatu peradilan internasional.
Hukum Perdata Internasional, bukan sumber hukumnya internasional, tetapi materinya (yaitu
hubungan-hubungan /peristiwa-peristiwa yang merupakan objeknya) yang internasional.