1
Asas-asas hukum
2
Balleffroid, Asas Hukum adalah norma dasar
yang dijabarkan dari hukum positif dan yang
oleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari
aturan-aturan yang lebih umum.
Paul Scholten, Asas Hukum adalah
kecenderungan-kecenderungan yang
disyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita
pada hukum dan merupakan sifat-sifat umum
dengan keterbatasannya sebagai pembawaan
yang umum itu, tetapi harus ada.
3
Eikema Hommes, Asas Hukum bukanlah norma-norma
hukum konkrit, tetapi ia adalah sebagai dasar-dasar
pikiran umum atau petunjuk-petunjuk bagi hukum yang
berlaku.
4
Paton, mengatakan :
– Asas Hukum ini tidak akan habis kekuatannya dengan
melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan akan
tetap saja ada dan akan melahirkan peraturan-
peraturan selanjutnya.
– Selanjutnya Paton, menyebutkan Asas Hukum sebagai
suatu sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh
dan berkembang dan ia menunjukkan, bahwa hukum
itu bukan sekedar kumpulan dari peraturan-peraturan
belaka.
– Dengan adanya asas hukum, hukum itu bukan sekedar
kumpulan peraturan-peraturan, maka hal itu
disebabkan, karena asas itu mengandung nilai-nilai dan
tuntutan-tuntutan etis.
5
Karena asas hukum mengandung
tuntutan etis, maka asas hukum
merupakan jembatan antara
peraturan-peraturan hukum dengan
cita-cita sosial dan pandangan etis
masyarakat.
7
Asas Hukum adalah merupakan dasar-
dasar pemikiran yang umum dan abstrak,
serta didalamnya terkandung nilai-nilai
etis, sehingga peraturan hukum yang lahir
nantinya mengndung nilai yang etis pula.
8
Perbedaan Asas dan Norma
9
Asas-asas peraturan perundang-
undangan
Asas kekeluargaan
Asas kewarganegaraan
Ius sanguinis
Ius solii
11
Asas yang berlaku dalam Hukum
Pidana dan Hukum Acara Pidana
• Asas legalitas
• Asas noella peona sine culpa
• Asas oportunitas
• Asas presumption of innocence
• Asas in dubrio pro reo
• Asas persamaan dimuka hukum
• Asas peradilan cepat, etc.
12
Asas-asas yang berlku dalam hukum
perdata dan hukum acara perdata
• Asas konsensualitas
• Asas individualiteit
• Asas totaliteit
14
Asas-asas Pengadilan (UU.No.4 Tahun 2004)
15
Asas-asas Pengadilan (UU.No.48 Tahun 2009)
16
Tujuan Hukum
17
L.J. Van Apeldoorn mengatakan tujuan hukum
ialah mengatur pergaulan hidup secara
damai. Hukum menghendaki perdamaian.
18
Dengan terciptanya ketertiban di dalam
masyarakat diharapkan kepentingan manusia
akan terlindungi.
Dalam mencapai tujuan itu hukum bertugas
menjadi hak dan kewajiban antar perorangan di
dalam masyarakat, membagi wewenang dan
mengatur cara memecahkan masalah hukum
serta memelihara kepastian hukum.
20
TEORI
ETIS
TEORI YANG
BERKAITAN
DENGAN
TUJUAN
HUKUM
TEORI TEORI
CAMPUR
AN UTILITIS
21
Teori Etis
Menurut teori etis, hukum semata-mata bertujuan
keadilan.
Isi hukum ditentukan oleh keyakinan kita yang etis
tentang yang adil dan tidak.
Dengan perkataan lain hukum menurut teori ini bertujuan
merealisir atau mewujudkan keadilan. Geny termasuk
salah seorang pendukung teori ini.
Sekarang timbul pertanyaan : “Apakah keadilan itu” ?
Pertanyaan mengenai keadilan itu meliputi dua hal, yaitu
yang menyangkut hakekat keadilan dan yang
menyangkut isi atau norma untuk berbuat secara konkrit
dalam keadaan tertentu.
22
Hukum mempertahankan perdamaian dengan
menimbang kepentingan yang bertentangan
secara teliti dan mengadakan keseimbangan di
antaranya, karena hukum hanya dapat
mencapai tujuan jika ia menuju peraturan yang
adil, artinya peraturan yang mana terdapat
keseimbangan antara kepentingan-kepentingan
yang dilindungi, yang mana setiap orang
memperoleh sebanyak mungkin yang menjadi
bagiannya.
Demikian keadilan yang diuraikan oleh
Aristoteles dalam “Rhetorica”.
23
Teori Etis, bahwa hukum semata-mata
menghendaki keadilan.
Isi hukum semata-mata harus ditentukan oleh
kesadaran etis kita mengenai apa yang adil dan
apa yang tidak adil. Teori ini berat sebelah, ia
melebih-lebihkan kadar keadilan hukum, tanpa
memperhatikan keadaan sebenarnya.
Hukum harus menentukan peraturan umum,
harus menyamaratakan, keadilan melarang
menyamaratakan, keadilan menuntut supaya
tiap-tiap perkara harus ditimbang tersendiri
(“Suum Cuique Tribuere”).
24
Jika pembentuk undang-undang memerintahkan hakim
supaya ia dalam keputusannya memperhatikan keadilan
dalam arti dalam penerapan peraturan-peraturan umum
dalam hal-hal yang khusus, jangan mengakibatkan
ketidak adilan atau adanya kepantasan (redelijkheid)
atau itikad baik.
26
Keadilan distributif (justitia distributiva), adalah
keadilan yang memberikan kepada tiap orang menurut
jatahnya (haknya).
Ia tidak menuntut supaya tiap-tiap orang mendapat
bagian yang sama banyaknya, bukan persamaan,
melainkan kesebandingan.
29
Pendapat lain tentang tujuan hukum, yaitu :
30
b. Yang kedua kita perlu mencari keseimbangan
antara :
Gelijkheid en gezag, kesamaan manusia dan
kewibawaan. Pada asasnya manusia adalah
sama, apapun pangkatnya dalam masyarakat.
31
Radbruch, mengatakan bahwa tujuan dari hukum
perlu berorientasi pada tiga hal :
a. Kepastian hukum, tuntutan pertama kepada hukum
ialah, supaya ia positif, yaitu berlaku dengan pasti.
Hukum harus ditaati agar hukum itu sungguh-
sungguh positif.
32
Ada tiga nilai yang penting bagi hukum, yaitu :
Individualwerte, nilai-nilai pribadi yang penting untuk
mewujudkan kepribadian manusia.
Gemeinschaftswerte, nilai-nilai masyarakat, yang
hanya dapat diwujudkan dalam masyarakat
manusia.
Werkwerte, nilai-nilai dalam karya manusia (ilmu,
kesenian) dan pada umumnya dalam
kebudayaan.
33
Mochtar Kusumaatmadja, dalam analisa
terakhir, tujuan pokok dari pada hukum apabila
hendak direduksi pada suatu hal saja, adalah
ketertiban (order).
Kebutuhan akan ketertiban syarat pokok
(fundamental) bagi adanya suatu masyarakat
manusia yang teratur.
Lepas dari segala kerinduan akan hal-hal lain
yang juga yang menjadi tujuan daripada hukum,
ketertiban sebagai tujuan utama hukum,
merupakan suatu fakta obyektif yang berlaku
bagi segala masyarakat manusia dalam segala
bentuknya.
34
Mengingat bahwa kita tak mungkin
menggambarkan hidupnya manusia tanpa
atau di luar masyarakat, maka : manusia
masyarakat dan hukum merupakan
pengertian yang tak dapat dipisahkan.
Pameo Romawi “ubi secietas ibi ius”
yang artinya dimana ada masyarakat
disitu ada hukum.
35
FUNGSI HUKUM
36
Mochtar Kusumaatmadja, mengatakan
berbicara tentang arti hukum dan fungsi hukum,
dapat dikembalikan kepada pertanyaan dasar :
apakah tujuan hukum itu.
Di depan sudah dibahas, dari kesimpulannya
dapat kita katakan bahwa hukum merupakan
suatu “alat untuk memelihara ketertiban” dalam
masyarakat.
Bahwa hukum menjamin keteraturan
(kepastian) dan ketertiban, bukan tujuan akhir
dari hukum melainkan lebih baik disebut fungsi
hukum.
37
Mengingat fungsinya di atas sifat hukum pada
dasarnya adalah konservatif, artinya hukum
bersifat memelihara dan mempertahankan yang
telah dicapai.
38
Fungsi hukum dapat diberi arti :
39
Telah banyak para ahli yang menguraikan
berkenaan dengan fungsi hukum dalam
hubungan antar anggota masyarakat dan yang
pada dasarnya mengatakan sebagai berikut :
1. Pemeliharaan ketertiban dan kepastian
hukum.
2. Pembagian hak dan kewajiban di antara
anggota masyarakat.
3. Distributor wewenang untuk mengambil
keputusan dalam masalah. publik atau
secondary rules menurut paham Hart.
4. Perelai perselisihan-perselisihan.
40
Menurut E.A. Goebel seorang antropolog, terdapat
empat fungsi dasar dari hukum di dalam masyarakat,
yaitu :
a. Menetapkan pola hubungan antara anggota-anggota
masyarakat dengan cara menunjukkan jenis-jenis
tingkah laku yang mana yang diperbolehkan dan
yang mana yang dilarang.
b. Menentukan alokasi wewenang merinci siapa yang
boleh melakukan paksaan, siapa yang harus
mentaatinya, siapa yang memilih sanksinya yang
tepat dan efektif.
c. Menyelesaikan sengketa.
d. Memelihara kemampuan masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi
kehidupan yang berubah, yaitu dengan cara
merumuskan kembali hubungan-hubungan esensial
antara anggota-anggota masyarakat
41
Talcott Parson seorang sosiologi menganggap
hukum sebagai suatu sarana pengendalian sosial,
yaitu melakukan integratif, mengurangi konflik-
konflik dan melancarkan proses interaksi pergaulan
masyarakat.
42