Anda di halaman 1dari 23

Penemuan Hukum

Oleh
Dr Herlina Manullang S.H, M.H
Latar Belakang
• Apakahhukum yang ada sudah dapat menyelesaikan
semua perbedaan pendapat atau konflik yang terjadi di
masyarakat ?
• Apakah penemuan hukum sudah dapat menyelesaikan
problematik setiap pencari keadilan dalam suatu perkara
konkrit?
• Apakah hukum/peraturan sudah lengkap dan sudah jelas ?;
• Apakah hukum hanya UU?
(1) Apakah Hukum Itu?
• Kata Hukum berasal dari bahasa Arab “Hukuman” (kata jamaknya
ahkam) yang berarti putusan yang berarti putusan (judgement, verdict,
dicision), ketetapan (provision), perintah (command), pemerintahan (
govermment), kekuasaan (authority,power), hukuman (sentence), dll
• Asal usul kata Hakam mempunyai arti mengendalikan dengan satu
pengendali
• Pengertian hukum secara etimologie berasal dari kata hukum, Recht,
Lex, Ius, Droit, Law
Lanjut (2) Apakah Hukum ?
• Hukum adalah himpunan petunjuk hidup, perintah-
perintah dan larangan-larangan yg mengatur tata
tertib dlm suatu masyarakat, dan seharusnya ditaati
oleh anggota masyarakat ybs.
• Oleh karena petunjuk hidup tsb. dapat menimbulkan
kerugian kepada masyarakat maka diperlukan
tindakan oleh Pemerintah atau Penguasa untuk
penegakan hukum tersebut.
Lanjutan
• Black’s Law Dictionary : law in generic tense, is a body of rules of action or
conduct prescribed by controlling authority and having binding legal force. (Hukum
dalam pengertian umum adalah kumpulan aturan tindakan atau perilaku yang
ditetapkan oleh otoritas pengendali dan memiliki kekuatan hukum yang mengikat).
• Sri Sumantri Martosoewignjo (secara sederhana) : hukum adalah seperangkat
aturan tingkah laku yang berlaku dalam masyarakat.

Oxford English Dictionary adalah ”law is the body of role, whether formally enacted
or customory, whish a state or community recognises as binding on its members
or subjects” (Hukum adalah kumpulan aturan, perundang-undangan atau hukum
kebiasaan, di mana suatu negara atau masyarakat mengakuinya sebagai suatu
yang mempunyai kekuatan mengikat terhadap warganya).
Lanjutan Apakah Hukum
• Hukum sebagai kaedah : (Utrecht)
“hukum adalah himpunan petunjuk hidup, perintah-perintah
dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat
ybs. Oleh karena pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
menimbulkan kerugian kepada masyarakat, maka diperlukan
tindakan oleh pemerintah atau penguasa untuk menegakkan
hukum tersebut”.
Walaupun demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa
hukum meliputi beberapa unsur :
a. Hukum merupakan peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat;
b. Peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa;
c. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi;
d. Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dikenakan sanksi
yang tegas;
e. Hukum bisa juga berbentuk tidak tertulis berupa kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat;
f. Tujuan hukum adalah untuk mengadakan keselamatan,
kebahagian dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat
Kesimpulan
• Dariberbagai definisi Hukum sebagaimana tersebut
di atas, maka secara sederhana dapat di kemukakan
bahwa : ”Hukum adalah seperangkat peraturan
tentang tingkah laku manusia yang diakui
sekolompok masyarakat, disusun oleh orang-orang
yang diberi wewenang oleh masyarakat itu, berlaku
dan mengikat untuk seluruh anggota masyarakat
dalam suatu negara”.
• Fungsi Hukum
• STANDARD OF CONDUCT. (SANDARAN ATAU UKURAN TINGKAH LAKU ATAU
KESAMAAN SIKAP) YANG HARUS DITAATI OLEH SETIAP MASYARAKAT)
• AS A TOOL OF SOCIAL ENGENEERING. (HUKUM SEBAGAI ALAT/SARANA
UNTUK MEROBAH MASYARAKAT YANG LEBIH BAIK).
• AS A TOOL OF JUSTIFICATION. (HUKUM SEBAGAI ALAT UNTUK MENYATAKAN
BENAR TIDAKNYA SESUATU TINGKAH LAKU).
• AS A TOOL OF SOCIAL CONTROL. (SEBAGAI ALAT UNTUK MENGONTROL
PEMIKIRAN DAN LANGKAH- LANGKAH MANUSIA AGAR MEREKA SELALU
TERPELIHARA MORALNYA, TIDAK MELAKUKAN PERBUATAN YANG MELANGGAR
NORMA HUKUM, SUSILA DAN AGAMA).
• AGAR ADA KEPASTIAN HUKUM DALAM MASYARATKAT (RECHTZEKER HEID).
Peran Hukum di Dalam Kehidupan Masyarakat

1. Hukum merupakan aturan-aturan yang harus bersifat tetap


2. Hukum harus diketahui dengan jelas oleh masyarakat yang
kepentingnya diatur oleh Hukum
3. Hukum harus dimengerti oleh umum
4. Tidak ada keputusan yang saling bertentangan
5. Tidak boleh berlaku surut (Retroaktif)
6. Penerapannya harus memperhatikan budaya hukum masyarakat
7. Hukum harus memiliki landasan yuridis, sosiologis dan filosofis
8. Hukum harus berbentuk tertulis.
Pasal 1 Ayat 3 UUD 1945 :
Indonesia berdasarkan Hukum
• Psl 24 Ayat (1) UUD 1945
• Kekuasaan
Kehakiman Merupakan Kekuasaan Yang
Merdeka Untuk Menyelenggarakan Peradilaan guna
Menegakkan Hukum dan Keadilan
- Peradilan Yang Mandiri, Netral dan Tidak Memihak, dalam
Pelaksanaan Peradilan yang bebas dan campur tangan
kekuasaan negara lainnya.
- Peradilan sebagai lembaga Yudikatif pelaksana kekuasaan
kehakiman dilakukan oleh MA dan Badan Peradilan yang
berada dibawahnya tidak dapat dicampuri oleh Kekuasaan
negara lainnya
• Pasal 18 UU Nomor 48 Tahun 2009 ttg Kekuasaan Kehakiman
Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan
peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum,
peradilan agama, peradilan meliter, dan peradilan tata usaha negara dan
oleh sebuah Mahkamah Kosntitusi
• Pasal 10 ayat (1) UU No.48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
Pengadilan Dilarang Menolak Untuk Memeriksa, Mengadili, dan
memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak
ada dan atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan
mengadilinya.
• Pasal 5 Ayat (1) UU No.48 Tahun 2009
Hakim dan Hakim Konstitusi wajib mengali, mengikuti, dan memahami
nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat
Tugas Hakim
• Memberi keputusan dalam setiap perkara atau konflik yang
dihadapkan kepadanya, menetapkan hal-hal seperti
hubungan hukum, nilai hukum dari perilaku, serta kedudukan
hukum pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perkara,
sehingga untuk dapat menyelesaikan perselisihan atau
konflik secara imparsial berdasarkan hukum yang berlaku,
maka hakim harus mandiri dan bebas dari pengaruh pihak
manapun, terutama dalam mengambil suatu keputusan.
Peristilahan Dalam Penemuan Hukum

Ada beberapa peristilahan yang sering dikaitkan dengan penemuan hukum


yaitu:
a.Rechtsvorming (pembentukan hukum), yaitu merumuskan peraturan-
peraturan yang berlaku secara umum bagi setiap orang. Lazimnya dilakukan
oleh pembentuk undang-undang. Hakim juga dimungkinkan sebagai
pembentuk hukum (judge made law) kalau putusannya menjadi yurisprudensi
tetap (vaste jurisprudence) yang diikuti oleh para hakim dan merupakan
pedoman bagi kalangan hukum pada umumnya.
b.Rechtstoepassing (penerapan hukum), yaitu menerapkan peraturan hukum
yang abstrak sifatnya pada peristiwanya. Untuk itu peristiwa konkret harus
dijadikan peristiwa hukum terlebih dahulu agar peraturan hukumnya dapat
ditetapkan.
c. Rechtshandhaving (pelaksanaan hukum), dapat berarti menjalankan hukum baik
ada sengketa/pelanggaran maupun tanpa sengketa.

d. Rechtschepping (penciptaan hukum), berarti bahwa hukumnya sama sekali tidak


ada, kemudian diciptakan, yaitu dari tidak ada menjadi ada.

e. Rechtsvinding (penemuan hukum atau law making- Inggris), dalam arti bahwa
bukan hukumnya tidak ada, tetapi hukumnya sudah ada, namun masih perlu digali
dan diketemukan. Hukum tidak selalu berupa kaidah (das sollen) baik tertulis
ataupun tidak, tetapi dapat juga berupa perilaku atau peristiwa (das sein). Dari
perilaku itu sebenarnya dapat digali atau diketemukan hukumnya (vida Pasal 28 UU
No. 4 Tahun 2004). Di dalam perilaku itulah terdapat hukumnya. Oleh karena itu
istilah penemuan hukum dirasakan lebih tepat.

16
Pengertian Penemuan Hukum
“ Adalah suatu proses pembentukan hukum oleh
hakim, atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan
untuk penerapan peraturan hukum umum pada
peristiwa hukum konkrit, lebih lanjut dapat dikatakan
bahwa penemuan hukum adalah proses konkretisasi
atau individualisasi peraturan hukum (das solen) yang
bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa
konkrit (das sein) tertentu“
PENGERTIAN DAN ISTILAH PENEMUAN HUKUM MENURUT
PARA AHLI

• Menurut Paul Scholten, penemuan hukum oleh hakim


merupakan sesuatu yang lain dari pada hanya penerapan
peraturan-peraturan pada peristiwanya, kadang-kadang dan
bahkan sangat sering terjadi bahwa peraturannya harus
ditemukan, baik dengan jalan interpretasi maupun dengan jalan
analogi ataupun rechtssvervijning (pengkongkritan hukum).

• John Z Laudoe, mengemukakan penemuan hukum adalah


penerapan ketentuan pada fakta dan ketentuan tersebut
kadangkala harus dibentuk karena tidak selalu terdapat dalam
undang-undang yang ada.
Mauwissen
• Penemuan hukum merupakan pengembanan
hukum (rechtsboefening) yang merupakan
kegiatan manusia berkenaan dengan adanya
dan berlakunya hukum di masyarakat, yang
meliputi kegiatan, membentuk, melaksanakan,
menerapkan, menemukan, menafsirkan secara
sistemmatis, mempelajari, dan mengajarkan
hukum
Istilah Penemuan Hukum Dalam Praktek
di Pengadilan
• Sudikno Mertokusumo memberikan pengertian dari istilah-
istilah penemuan hukum :
a.Pelaksanaan hukum adalah dalam rangka menjalankan
hukum tanpa adanya sengketa atau pelanggaran mis; warga
negara dalam kehidupannya sehari-hari menyeberang jalan
di Jembatan penyeberangan, berjalan di trotoar dll.
Lanjutan
b. Penerapan hukum, yang berarti menerapkan (peraturan)
hukum yang abstrak sifatnya pada peristiwanya, sehingga
secara langsung menerapkan(peraturan) hukum pada
peristiwa konkret. Contoh dalam pandangan kaum
positivistis, dikatakan hakim hanya sebagai corong undang-
undang.
c. Pembentukan hukum adalah merumuskan peraturan umum
yang berlaku umum bagi setiap orang. Lazimnya
pembentukan hukum dilakukan oleh pembuat UU akan
tetapi hakim dapat melakukannya melalui
yurisprudensi..yang pada akhirnya dapat diikutu oleh
masyarakat.
d. Penciptaan hukum, adalah istilah sebenarnya bukan istilah
yang tepat, sebab seolah olah memberi kesan bahwa
hukumnya sama sekali tidak ada yang kemudian diciptakan.
(lihat pasal 5 ayat (1) UU No 48 Tahun 2009)
Mengapa Urgen Mempelajari
Penemuan Hukum ?

• Hukum/peraturan tidak lengkap (ada kekosongan hukum);


• Hukum/peraturan tidak selalu jelas;
• Hukum tidak hanya tertulis (UU), tetapi juga hukum tidak tertulis dan
putusan Hakim (yurisprudensi);
• Sering terjadi perbedaan pendapat tentang penyelesaian hukum yg
berhubungan dgn. konflik yang harus dipecahkan;
• Problematik penemuan hukum merupakan problematik setiap pencari
keadilan dalam suatu perkara konkrit
• (Sudikno Mertokusumo (2001:37)
•Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai