Anda di halaman 1dari 40

POLITIK HUKUM PIDANA

Dr. SUBIHARTA,S.H.,M.Hum.
Pendahuluan

• Roscoe Pound (tokoh Sociological • Sunarjati Hartono:


Jurisprudence)
• Hukum adalah a tool for social
• Tatanan hukum positif pada
engineering zaman Hindia Belanda tersusun
• Mochtar Kusumaatmadja: atas tiga subsistem:
• Hukum mempunyai dua fungsi: • 1. Hukum Barat
• 1. sebagai sarana pemeliharaan • 2. Hukum Adat, dan
ketertiban masyarakat (menjamin
adanya kepastian dan ketertiban • 3. Hukum Islam.
masyarakat).
• 2. sarana pembaharuan masyarakat
Cita-cita Kemerdekaan RI

• Negara RI yang dicita-citakan • Fakta yang ada:


berasaskan Pancasila adalah • Adanya kesenjangan antara
Negara hukum yang das sollen dan das sein,
berdasarkan asas kerakyatan membawa pemikiran pada kita
yang bertujuan untuk semua untuk mencari
mewujudkan kesejahteraan penyebabnya dan dilakukan
berkeadilan (keadilan sosial) langkah dan tindakan nyata
bagi seluruh rakyat Indonesia (konkrit) agar cita-cita Negara
serta perdamaian dunia. tercapai.
Cicero

• Cicero mengatakan bahwa “ubi • Masyarakat ada dan


societas ibi ius”, dimana ada berkembang akan memberi
masyarakat maka di situ ada pengaruh pada perubahan
hukum. tatanan kehidupan
• Pernyataan ini menggambarkan masyarakat, sehingga akhirnya
bahwa pada setiap masyarakat lahirlah tatanan hukum untuk
pasti ada hukumnya dan terciptanya tatanan kehidupan
perkembangan masyarakat yang aman, tertib dan
tersebut akan mempengaruhi memberikan jaminan
pertumbuhan hukum tersebut
kehidupan yang damai.
(Abdul Manan).
Hukum dan Masyarakat

• Perkembangan hukum dan • Diperlukan langkah konkrit


masyarakat menimbulkan (nyata) bagi tindakan
kesenjangan, konflik sosial memberikan manfaat bagi
yang ada dalam masyarakat masyarakat banyak. Sehingga
tidak terkecuali adanya keadilan dan kesejahteraan
perbuatan melanggar hukum masyarakat tercapai. Konflik
(pidana) dan lainnya sehingga sosial yang ada dalam
menimbulkan masyarakat menjadi
penderitaan/kerugian kepada berkurang.
masyarakat.
Tatanan Hukum

• Perlu dibuat suatu tatanan • Memang tidak dapat dipungkiri


hukum berupa produk hukum kekuatan politik memegang peranan
yang responsif, bukan represif penting bagi lahirnya produk
agar hak-hak masyarakat tidak hukum.
dilanggar. • Tetapi kemauan politik dari
legistlatif harus menghormati
• Tatanan hukum yang dapat
kekuatan hukum sebagai
mengatur kehidupan masyarakat konsekuensi dari Negara hukum.
yang harmoni, modern, Oleh karena itu dengan adanya
bermanfaat dan memberikan produk hukum yang sah harus
jaminan keadilan dan kepastian dihormati oleh eksekutif, legislative
hukum dan judikatif.
van Apeldorn

• Hukum itu sendiri sebenarnya • Soerjono Soekanto:


merupakan kekuasaan. Hukum juga • Baik buruknya suatu kekuasaan, sangat
merupakan salah satu sumber daripada
bergantung dan bagaimana kekuasaan
kekuasaan, di samping sumber-sumber
tersebut digunakan. Artinya, baik
lainnya seperti kekuatan (fisik dan
buruknya kekuasaan senantiasa harus
ekonomi), kewibawaan (rohaniah,
intelegensia, dan moral). Selain itu diukur dengan kegunaannya untuk
hukum juga merupakan pembatas bagi mencapai suatu tujuan yang sudah
kekuasaan, oleh karena biasanya ditentukan atau disadari oleh
kekuasaan itu mempunyai sifat yang masyarakat lebih dahulu. Hal ini
buruk yaitu selalu merangsang merupakan suatu unsur yang mutlak
pemegangnya untuk memiliki kekuasaan bagi kehidupan masyarakat yang tertib
yang melebihi apa yang dimilikinya. dan bahkan bagi setiap bentuk
organisasi yang teratur.
Aspek Hukum dalam Perubahan Sosial

• Masyarakat terus bergerak dan • Hukum Pidana sebagai hukum


berkembang menuju pada era yang mengatur perilaku
modernisasi. Perubahan manusia (badan hukum) agar
masyarakat memasuki taat pada hukum,
transformasi teknologi melaksanakan segala
informasi membawa pengaruh ketentuan dan menjauhi
pada penguatan posisi dari pelanggaran dengan sanksi
aspek hukum tidak terkecuali pidana yang ditegakkan oleh
pada hukum pidana aparatur penegak hukum.
• Agar tercapai kehidupan • Politik hukum pidana tidak hanya
masyarakat yang taat hukum, dilihat dari aspek normatif
kesejateraan, harmoni, semata, tetapi harus dilihat dari
kepastian hukum dan keadilan berbagai dimensi agar politik
hukum pidana memberikan
maka diharapkan lahirnya
manfaat bagi lahirnya produk
produk hukum yang hukum pidana yang berkualitas.
berkualitas. Oleh karena itu Termasuk di dalamnya
diperlukan politik hukum berjalannya proses peradilan
pidana yang aktual dan pidana (Sistem Peradilaan Pidana)
responsif sebagaimana yang diharapkan.
• Hukum sebagai realisasi • Nilai-nilai ini berhubungan dengan apa
yang benar dan apa yang salah,
ungkapan pikiran manusia kebajikan dan kejahatan, kebaikan dan
mula-mula berupa nilai-nilai keburukan yang dikehendaki dan
abstrak sifatnya dan berakar ditolak.
dalam kenyataan masyarakat • Nilai-nilai ini kemudian dikristalisasi
serta pada nilai-nilai yang menjadi asas hukum, tetapi asas hukum
dipilih sebagai pedoman hidup ini tidak “larut” dalam konkretisasi
tetapi mempunyai nilai “lebih”, karena
oleh kehidupan bersama tetap mempertahankan sifatnya yang
(Nieiuwenhuis, 1979). umum dan abstrak (Sudikno
Mertokusumo, 2011).
ASAS HUKUM

• Bellefroid: • Van Eikema Hommes:


• Asas hukum umum adalah • Asas hukum itu tidak boleh dianggap
sebagai norma-norma hukum yang
norma dasar yang dijabarkan konkrit, akan tetapi perlu dipandang
dari hukum positif dan yang sebagai dasar-dasar umum atau
oleh ilmu hukum tidak petunjuk-petunjuk bagi hukum yang
dianggap berasal dari aturan- berlaku. Pembentukan hukum
aturan yang lebih umum. Asas praktis perlu berorientasi pada asas-
asas hukum tersebut. Dengan kata
hukum umum itu merupakan lain asas hukum ialah dasar-dasar
pengendalian hukum positif atau petunjuk arah dalam
dalam suatu masyarakat. pembentukan hukum positif.
• The Liang Gie: • P. Scholten:
• Asas hukum adalah dalil umum • Asas hukum adalah
yang dinyatakan dalam istilah kecenderungan-kecenderungan
umum tanpa menyarankankan yang disyaratkan oleh pandangan
cara-cara khusus mengenai kesusilaan kita pada hukum,
pelaksanaannya, yang merupakan sifat-sifat umum
diterapkan pada serangkaian dengan segala keterbatasannya
sebagai pembawaan yang umum
perbuatan untuk menjadi itu, tetapi tidak boleh tidak
petunjuk yang tepat bagi harus ada.
perbuatan itu.
Asas hukum:

Kesimpulan: • dapat ditemukan dengan


Asas hukum (prinsip hukum) bukanlah mencari sifat-sifat umum
peraturan hukum konkrit, melainkan dalam peraturan konkrit (lihat
merupakan pikiran dasar yang umum Scholten).
sifatnya atau merupakan latar
belakang dari peraturan yang konkrit • Fungsi ilmu hukum adalah
yang terdapat dalam dan di belakang mencari asas hukum ini dalam
setiap sistem hukum yang terjelma hukum positif (Sudikno
dalam peraturan perundang- Mertosukumo).
undangan dan putusan hakim yang
merupakan hukum positif dan
Hans Kelsen

• Legal order is a system of norm. • Politik hukum (Legal Policy)


• Kelsen menyebutkan bahwa tertib • Padmo Wahyono berpendapat
hukum (legal order) merupakan
sistem norma yang keutuhannya bahwa Politik Hukum adalah
diketahui dari fakta bahwa semua kebijakan penyelenggara yang
norma itu memiliki alasan bersifat mendasar dalam
keberlakuan dan keabsahan yang menentukan arah, bentuk
sama. Adapun alasan keabsahan dari maupun isi dari hukum yang
sebuah norma adalah norma dasar
(pen.grundnorm) yang merupakan
akan dibentuk dan tentang apa
sumber keabsahan bagi semua yang akan dijadikan kriteria
norma di dalam legal order tersebut. untuk menghukum sesuatu.
Politik Hukum

• Mahfud MD • Politik Hukum mengandung dua sisi


yang tidak terpisahkan, yakni
• Politik hukum adalah “legal
policy atau garis (kebijakan) • 1. sebagai arahan pembuatan hukum
resmi tentang hukum yang akan atau legal policy lembaga-lembaga
Negara dalam pembuatan hukum.
diberlakukan baik dengan
pembuatan hukum baru yang • 2. sebagai alat untuk menilai dan
akan diberlakukan baik dengan mengkritisi apakah sebuah hukum
pembuatan hukum baru maupun yang dibuat sudah sesuai atau tidak
dengan kerangka pikir legal policy
dengan penggantian hukum lama,
untuk mencapai tujuan (Jamal
dalam rangka mencapai tujuan Wiwoho).
Negara”.
Tujuan Pembentukan Hukum

• Tujuan pembentukan hukum • Setiap penyelenggara Negara


harus sesuai dengan cita-cita dan pemerintah di dalam
didirikannya Negara menuju menjalankan tugasnya harus
tatanan masyarakat yang adil berdasarkan hukum. Demikian
dan makmur, kehidupan pula masyarakat harus taat
masyarakat yang demokratis pada hukum, harus
sehingga tidak ada menghormati hukum tanpa
pelanggaran terhadap hukum kecuali. Sehingga hukum
dan hak asasi manusia. sebagai living law, juga adanya
equality before the law.
Objek Ilmu Hukum menurut van Apeldorn

• van Apeldorn: objek ilmu hukum - Metode sosiologis dimaksudkan


adalah sebagai gejala untuk meneliti hubungan
kemasyarakatan. Ilmu hukum tidak antara hukum dengan gejala-
hanya menjelaskan apa yang
menjadi ruang lingkup dari hukum
gejala sosial lainnya;
itu sendiri, tetapi juga menjelaskan - Metode sejarah, untuk meneliti
hubungan antara gejala-gejala perkembangan hukum, dan
hukum dengan gejala sosial lainnya.
- Metode perbandingan hukum,
• Untuk mencapai tujuannya itu,
maka digunakan metode sosiologis,
untuk membandingkan berbagai
sejarah, dan perbandingan hukum: tertib hukum dari bermacam-
macam masyarakat.
Tiga macam kekuasaan dalam negara

Kekuasaaan legistlatif • Keuasaan legislatif dipegang oleh


Kekuasaan eksekutif, dan wakil rakyat atas dasar pemilihan
umum oleh masyarakat. Wakil
Kekuasaan judikatif rakyat ini duduk dalam lembaga
Ketiga kekuasaan tersebut tidak DPR dan DPD. Anggota DPR
dalam posisi penyebutan adanya diduduki oleh anggota yang
pemisahan kekuasaan tetapi dalam berasal dari partai politik peserta
posisi pembagian kekuasaan dan pemenang pemilu. Sedangkan
sistem rekruitmen eksekutif dan
Posisi di dalam partai politik ada judikatif berbeda dengan sistem
supra struktur politik dan infra perekruitmen anggota DPR/DPD.
struktur politik.
Dahrendorf

• Ada enam ciri kelompok dominan atau • 4. kelas penguasa hanya terdiri dari
kelompok pemegang kekuasaan orang-orang yang memegang posisi
politik: dominan dalam bidang politik sehingga
• 1. jumlahnya selalu kecil dari jumlah elite penguasa diartikan sebagai elite
kelompok yang dikuasai. penguasa dalam bidang politik.
• 2. memiliki kelebihan kekayaan khusus • 5. kelas penguasa selalu berupaya
untuk memelihara dominasinya berupa monopoli dan mewariskan kekuasaan
kekayaan material, intelektual dan politiknya kepada kelas/kelompoknya
kehormatan moral. sendiri.
• 3. dalam pertentangan selalu • 6. ada reduksi perubahan sosial
terorganisir lebih baik dari pada yang terhadap perubahan komposisi kelas
ditundukkan. penguasa.
POLITIK HUKUM DI INDONESIA

Definisi: • 2. Soedarto
1. T.M. Radhie (mantan Kepala Kebijakan Negara melalui badan-
BPHN) badan Negara yang berwenang
Suatu pernyataan kehendak untuk menetapkan peraturan-
penguasa Negara mengenai peraturan yang dikehendaki yang
hukum yang berlaku di diperkirakan akan dipergunakan
untuk mengekspresikan apa yang
wilayahnya dan mengenai arah
terkandung dalam masyarakat
perkembangan hukum yang
dan untuk mencapai apa yang
dibangun.
dicita-citakan.
• Usaha untuk mewujudkan • 4. Abdul Hakim Garuda Nusantara:
peraturan-peraturan yang baik • Legal Policy/kebijakan hendak
sesuai dengan keadaan dan diterapkan atau dilaksanakan secara
situasi pada suatu waktu. nasional oleh suatu pemerintahan
Negara tertentu yang dapat meliputi:
• 3. Satjipto Rahardjo • 1. pelaksanaan secara konsisten
• Aktivitas memilih dan cara ketentuan hukum yang telah ada.
yang hendak dipakai untuk • 2. pembangunan hukum yang
mencapai suatu tujuan sosial berintikan pembaharuan atas hukum
dan hukum tertentu dalam yang telah ada dan pembuatan
hukum-hukum baru.
masyarakat.
• 3. penegasan fungsi lembaga • Mahfud M.D.
penegak hukum serta Pembina • Arahan atau garis resmi yang
para anggotanya. dijadikan dasar pihak dan cara
• 4, peningkatan kesadaran untuk membuat dan
hukum masyarakat menurut melaksanakan hukum dalam
persepsi elite pengambil rangka mencapai tujuan
kebijakan. Negara.
Unsur-unsur dari Politik Hukum

• 1. adanya penguasa yang • 5. kebijakan dalam berbagai


berwenang (Negara) dengan hal kaitannya dengan aspek
perangkatnya. hukum termasuk di dalamnya
• 2.serangkaian kebijakan dapat aspek hukum pidana.
dalam bidang hukum
• 3. membuat aturan/hukum • Catatan:
• 4. dalam rangka pelaksanaan • Politik Hukum Pidana tidak
dari tujuan negara berbeda dengan istilah
Kebijakan Hukum Pidana
Dimensi Politik Hukum

• Jamal Wiwoho mengatakan • 3. Keseimbangan antara hukum


bahwa Politik Hukum sebagai alat untuk memajukan
mempertemukan tiga sistem dan hukum sebagai cermin
nilai dan meletakkan dalam nilai-nilai yang hidup di dalam
hubungan keseimbangan: masyarakat.
• 1. Keseimbangan antara • 4. keseimbangan antara
individualism dan kolektivisme Negara agama dan Negara
• 2. keseimbangan antara sekuler (Theo Demokratis atau
Rechtstaat dan The Rule of Religious Nation State).
Law
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019

• Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 • Huruf b.


tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang • Bahwa untuk memperkuat
Pembentukan Peraturan Perundang-
Undangan. pembentukan peraturan
• Konsideran huruf a. perundang-undangan yang
• Bahwa pembangunan hukum nasional yang berkelanjutan, dibutuhakn
terencana, terpadu, dan berkelanjutan penataan dan perbaikan
harus benar-benar mencerminkan mekanisme pembentukan
kedaulatan berada di tangan rakyat dan
menjamin perlindungan hak dan kewajiban peraturan perundang-undangan
segenap rakyat Indonesia berdasarkan sejak perencanaan hingga
Undang-Undang Dasar Negara Republik pemantauan dan peninjauan.
Indonesia Tahun 1945;
Politik Pembangunan Hukum Nasional

• Pembangunan hukum nasional • Untuk memperkuat


yang terencana, terpadu dan pembentukan peraturan
berkelanjutan (sustainable). peundang-undangan yang
• Pembangunan hukum nasional berkelanjutan, dibutuhkan
harus mencerminkan kedaulatan penataan dan perbaikan
berada di tangan rakyat. mekanisme pembentukan
• Pembangunan hukum nasional peraturan perundang-
harus menjamin perlindungan hak undangan sejak perencanaan
dan kewajiban segenap rakyat hingga pemantauan dan
Indonesia berdasar Pancasila dan peninjauan.
UUD 1945.
PROLEGNAS

• Prolegnas merupakan politik hukum • Prolegnas disusun oleh DPR bersama


yang menyangkut rencana pemerintah yang dalam
pembangunan materi hukum di penyusunannya dikoordinasikan
Indonesia pada saat ini termuat di oleh DPR (Pasal 20 ayat (1) UUD
dalam program legislasi nasional 1945.
(Prolegnas). • Kedudukan Prolegnas sebagai
• Pemetaan atau potret rencana wadah politik hukum.
tentang hukum-hukum apa yang • Prolegnas adalah instrument
akan dibuat dalam periode tertentu
perencanaan program pembentukan
(pen.tahun anggaran) sebagai politik
undang-undang yang disusun secara
hukum dapat dilihat dalam
berencana, terpadu dan sistematis.
Prolegnas.
Prolegnas Tahun 2022

• Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI • Pembahasan RUU Prolegnas


Ibnu Multazam menyampaikan Prioritas tahun 2022 dan evaluasi
laporan Baleg atas Penyusunan dan Prolegnas RUU Tahun 2020-2024.
Pembahasan RUU Prolegnas Prioritas
Tahun 2022 dan Prolegnas RUU
Perubahan Ketiga Tahun 2020-2024 • RUU Prolegnas Prioritas Tahun 2022
dalam Rapat Paripurna. sebanyak 40 RUU dengan rincian:
• Multazam mengatakan bahwa Baleg • 26 RUU diusulkan DPR RI
DPR RI, Menteri Hukum dan HAM • 12 RUU diusulkan pemerintah, dan
serta Panitia Perancang Undang-
Undang telah menyepakati hasil • 2 RUU diusulkan oleh DPD
penyusunan dan
• Pada kesempatan yang sama juga telah • 3. RUU tentang Wisata Khusus.
ditetapkan Prolegnas Perubahan Ketiga • 4. RUU tentang Tindak Pidana Kesusilaan.
Tahun 2020-2024 yang semula
• 5. RUU Pelelangan (usulan pemerintah)
berjumlah 247 RUU menjadi 254 RUU.
• 6. RUU tentang Penilai (usulan pemerintah)
• 7. RUU tentang Perubahan atas UU No.32
• RUU yang ditetapkan meliputi: Tahun 2014 tentang Kelautan (usulan DPR)
• 1. RUU tentang Perubahan atas UU • 8. RUU tentang Perlindungan dan
No.23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Pelestarian Adat Kerajaan Nusantara
Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan (usulan DPR), dan
Negara. • 9. RUU tentang Pemerintahan Digital
• 2. RUU tentang Pelaksanaan Hak dan (usulan DPR).
Kewajiban DPR RI.
Rapat Paripurna DPR RI ke-15

• Rapat Paripurna DPR RI ke-15 Masa • Catatan:


Persidangan III Tahun Sidang 2021-
2022 telah memutuskan untuk • dalam rangka politik
memperpanjang pembahasan hukum/kebijakan hukum
sejumlah Rancangan Undang- inisiatif pengajuan RUU maka
Undang, di antaranya RUU tentang dapat diajukan oleh:
Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang • 1. Pemerintah
Aparatur Sipil Negara, RUU tentang • 2. DPR
Praktik Psikologi,RUU tentang
Hukum Acara Perdata dan RUU • 3. DPD.
tentang Penanggulangan Bencana.
POLITIK HUKUM PIDANA

• Globalisasi dan perkembangan ilmu • Penggunaan alat komunikasi dan


dan teknologi membawa pengaruh teknologi di samping memberikan
pada peradaban manusia. Sehingga manfaat juga memberikan dampak
manusia dalam hidupnya sudah sangat pada semakin maraknya kejahatan
bergantung pada perkembangan ilmu (tindak pidana) dari tindak pidana
dan teknologi. konvensional menjadi tindak pidana
• Hubungan antar manusia yang semakin dengan menggunakan sarana
mudah membawa pengaruh pada teknologi (cyber crime).
semakin mudahnya orang melakukan • Oleh karena itu perlunya
berbagai aktivitas (transaksi) sehingga
pengembangan berbagai kebijakan
orang bisa ada dalam berbagai tempat
untuk melakukan pekerjaan.
yang berkaitan dengan regulasi dan
penanggulangannya.
• Politik/kebijakan hukum pidana • Marc Ancel mengemukakan
memegang peranan penting bagi bahwa “modern criminal science”
salah satu peran untuk melakukan terdiri dari tiga komponen yaitu
penanggulangan kejahatan di era “Criminology”, “Criminal Law”,
globalisasi sekarang ini. dan “Penal Policy”.
• Semakin kompleksnya • Criminoligi: ilmu yang berkaitan
permasalahan yang ada juga dengan kejahatan.
menuntut kita semua untuk • Criminal Law: undang-undang
semakin siap untuk melakukan hukum pidana.
berbagai kebijakan bagi manfaat
yang lebih besar. • Penal Policy: Politik Hukum.
Istilah Politik Hukum

• Kebijakan, Policy (Ing.), Politiek (Bld.) • Politik Hukum menurut Sudarto:


• Dapat diartikan sebagai prinsip-prinsip • 1. Usaha untuk mewujudkan peraturan-
umum yang berfungsi untuk mengarahkan peraturan yang baik sesuai dengan
pemerintah dalam mengelola, mengatur keadaan dan situasi pada uatu saat;
atau menyelesaikan urusan-urusan
publik, masalah-masalah masyarakat • 2. kebijakan dari Negara melalui
atau bidang-bidang penyusunan badan-badan yang berwenang untuk
peraturan perundang-undangan dan menetapkan peraturan-peraturan yang
pengaplikasian hukum/peraturan, dengan dikehendaki yang diperkirakan bisa
suatu tujuan (umum) yang mengarah digunakan untuk mengekpresikan apa
pada upaya mewujudkan kesejahteraan yang terkandung dalam masyarakat dan
atau kemakmuran masyarakat (warga untuk mencapai apa yang dicita-
Negara). Al.Wisnubroto. citakan,
Penal Policy

• Marc Ancel mendefinisikan • Kebijakan hukum pidana (penal


penal policy sebagai suatu ilmu policy/criminal law
sekaligus seni yang bertujuan policy/strafrechtspolitiek) dapat
untuk memungkinkan didefinisikan sebagai usaha
peraturan hukum positif mewujudkan peraturan
perundang-undangan pidana yang
(hukum pidana) dirumuskan sesuai dengan keadaan dan situasi
secara baik. pada suatu waktu dan untuk masa
• Pendapat ini sesuai dengan yang akan datang. (Marc Ancel)
pandangan dari Barda Nawawi • Sesuai: baik, memenuhi syarat
Arief. keadilan dan dayaguna.
Pembaharuan Hukum Pidana

• Di dalam Penal Policy • Di dalam hukum ada budaya


terkandung maksud agar hukum (kultur hukum), struktur
dilakukan pembaharuan hukum hukum dan substansi hukum.
pidana. Pembaharuan hukum • Kultur hukum berkaitan dengan
pidana disini jangan diartikan peningkatan pemahaman dan
dalam arti sempit yaitu kesadaran hukum dari
pembaharuan undang-undang masyarakat. Sedangkan struktur
hukum pidana semata tetapi hukum berkaitan dengan
harus diartikan pembaharuan kelembagaan, subtansi hukum
hukum dalam arti luas. berkaitan dengan produk hukum.
• Di dalam penal policy perlu adanya • Sesuai pandangan Al.Wisnubroto
pelibatan pemangku kepentingan sebenarnya ruang lingkup kebijakan
(stakeholder) yang luas, sehingga hukum pidana lebih luias dari pada
pembangunan hukum di Indonesia pembaharuan hukum pidana. Hal ini
khususnya hukum pidana dilakukan disebabkan karena kebijakan hukum
secara bersama-sama, secara pidana dilaksanakan melalui tahap-
berkesinambungan bagi terwujudnya tahap
tata kehidupan masyarakat yang konkretisasi/operasionalisasi/fungsion
aman, damai dan sejahtera serta alisasi hukum pidana yang terdiri dari:
diperolehnya jaminan manfaat, • 1. kebijakan formulatif/legislasi, yaitu
keadilan dan kepastian hukum. tahap perumusan/penyusunan hukum
pidana.
• 2. kebijakan • Penal Policy pada hakikatnya
aplikatf/yudikatif, yaitu juga berkaitan dengan Sistem
tahapan penerapan hukum Peradilan Pidana (SPP) sebab
pidana. SPP mempunyai tujuan agar
penegakan hukum pidana
• 3. kebijakan berhasil, dan adanya
administrated/eksekutif, yaitu keterpaduan antara sistem
tahap pelaksanaan pidana. dalam penegakan hukum dari
tahap penyidikan sampai dengan
pelaksanaan pemidanaan.
• Di dalam SPP dikenal adanya • Meskipun demikian kerjasama
Integrated Criminal Justice dalam ICJS tidak boleh
System dimana di dalamnya mencampuri independensi
perlunya adanya keterpaduan masing-masing penegak
antara penegak hukum dalam hukum, agar kemandirian
SPP, sehingga ada kerjasama lembaga masing-masing tetap
dalam aspek administrasi dan terjaga khususnya lembaga
manajemen dalam rangka peradilan yang kemandirian
berhasilnya penegakan hukum dan kebebasannya dijamin
pidana (law enforcement). oleh konstitusi.
• Sesuai dengan pandangan Marc • Sistem hukum pidana terdiri:
Ancel bahwa setiap • 1. peraturan hukum pidana
masyarakat yang terorganisir beserta sanksinya (norma
memiliki sistem hukum pidana materiil)
yang terdiri dari peraturan-
peraturan hukum pidana • 2. prosedur hukum pidana
beserta sanksinya, suatu (hukum prosedural/hukum
prosedur hukum pidana dan acara)
suatu mekanisme pelaksanaan • 3. mekanisme pelaksanaan
pidana. putusan pidana.
Pandangan A. Mulder:

• A.Mulder mengemukakan bahwa • 3. cara bagaimana penyidikan,


kebijakan hukum pidana ialah penuntutan, peradilan dan
garis kebijakan untuk pelaksanaan pidana harus
menentukan: dilaksanakan.
• 1. seberapa jauh ketentuan-
ketentuan hukum pidana yang
berlaku perlu dirubah atau • Pandangan A.Mulder lebih luas
diperbaharui. dari tujuan IJCS?
• 2. apa yang dapat diperbuat untuk
mencegah terjadinya tindak
pidana.

Anda mungkin juga menyukai