Anda di halaman 1dari 2

1.

•Sumber hukum materiil yaitu: tempat darimana materi (isi) hukum diambil, dapat
dikatakan darimana bahan hukum diambil. Yang memiliki kaitan erat dengan keyakinan/
perasaan dari setiap individu maupun pendapat umum yang dapat menentukan isi dari
sebuah hukum. Misalnya, KUHP yang mengatur mengenai pidana umum, kejahatan
pelanggaran. Atau KUHper yang mengatur mengenai masalah individu dengan sesamanya,
perikatan, perjanjian, pembuktian, kadaluwarsa, dll.
•Sumber hukum formil : tempat darimana mengambil hukum dengan melihat cara
terjadinya atau bentuknya,bisa digunakan secara langsung.

Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor yang dianggap dapat membantu pembentukan
hukum. Faktor-faktor yang dimaksud yaitu:

a. Faktor idiil : beberapa patokan yang tetap tentang keadilan yang harus ditaati oleh para
pembentuk undang-undang atau pun pembentuk hukum lainnya.
b. Faktor riil : hal-hal yang benar-benar hidup dalam masyarakat dan merupakan petunjuk hidup
bagi masyarakat yang bersangkutan antara lain yaitu struktur ekonomi dan kebutuhan
masyarakat, adat istiadat/tradisi masyarakat, keyakinan agama dan kesusilaan, berbagai gejala
dalam masyarakat, hasil penelitian ilmiah, hingga keadaan geografis.

Sumber hukum materil dapat ditinjau dari berbagai sudut, misalnya dari sudut ekonomi,
sejarah, sosiologi, filsafat, dsb.
Contohnya : Seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi
dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum/ seorang sosiolog akan
mengatakan bahwa sumber hukum adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

2. Hans Kelsen mendefinisikan hukum tidak merupakan suatu rumusan yang dibutuhkan orang
seperti yang seharusnya. Menurut pendapat saya, maksud dari pernyataan tersebut adalah
teori hukum murni atau disebut teori hukum positif yaitu pola pemikiran yang menguraikan
tentang konsep keadilan dan mengetahui kemurnian hukum dan menjelaskan bagaimana
tujuan hukum yang sebenarnya. Teori ini berupaya menjawab apa itu keadilan secara das
sein dan das sollen dari hukum itu sendiri karena teori hukum murni adalah ilmu hukum
(yurisprudence) bukan politik hukum dan disebut teori hukum murni karena menjelaskan
hukum dan berupaya membersihkan objek penjelasannya dari segala hal yang tidak
berhubungan dengan hukum serta membersihkan ilmu hukum dari unsur asing.

3.Paradigma Hukum Progresif

Pada era tahun 2002, Prof. Dr. Satjipto Rahardjo telah mengungkapkan tentang hukum progresif
kepada publik. Tumbuhan tersebut muncul karena dihadapkan pada keterpurukan publik dan hukum
yang semakin meningkat kinerja hukum dan pengadilan. Hal tersebut ternyata mendapatkan
apresiasi yang luas dan istilah hukum progresif pada saat ini sudah mulai banyak digunakan. Makna
hukum progresif ini bertujuan untuk mendorong komunitas penegak hukum untuk berani membuat
inovasi atau terobosan baru dalam menjalankan hukum di Indonesia dan tidak hanya menerapkan
hukum tertulis saja.

Penegakan hukum merupakan sarana untuk mencapai tujuan hukum, maka sudah seharusnya
seluruh energi dikerahkan agar hukum mampu bekerja untuk mewujudkan nilai hukum.
Implementasi hukum yang buruk terhadap nilai-nilai moral akan memberikan jarak dan diskriminasi
dari masyarakat. Sebaliknya, keberhasilan penegakan hukum akan menentukan dan menjadi
barometer legitimasi hukum ditengah-tengah realitas sosial dikaitkan dengan masa kini, hukum juga
meningkatkan ketergantungannya disebabkan oleh lalu lintas yang memunculkan dunia siber,
sehingga dalam hal ini dapat memperoleh kebebasan dari hukum tersebut.

Hukum progresif tidak melihat bahwa masa tidak akan berubah lagi ketika sudah mencapai puncak,
namun hukum progresif memandang dunia dan hukum dengan pandangan yang mengalir. Seperti
”panta rei” (semua mengalir) dari Herakleitos, yaitu:Paradigma hukum progresif menjelaskan bahwa
hukum itu untuk manusia, yang berarti manusialah yang berada di titik pusat perputaran hukum.

Hukum progresif ini menolak untuk mempertahankan status quo dalam hukum, karena dengan
mempertahankan status quo memberi efek bahwa hukum merupakan tolak ukur segala sesuatu
Manusia adalah untuk hukum.Dengan demikian, hukum progresif merupakan cara berhukum yang
selalu gelisah untuk membangun diri, sehingga memiliki kualitas untuk melayani dan memberikan
kebahagiaan dan kesejahteraan kepada rakyat.

Hukum kemajuan itu sederhana, yang merupakan suatu hal kemajuan baik dalam cara berpikir
maupun cara bertindak dalam hukum. Sehingga hukum dapat sesuai dengan tugas yang seharusnya,
yaitu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan.

Referensi : BMP ISIP4130/MODUL

6https://www.pn-palopo.go.id/index.php/berita/artikel/184-paradigma- hukum-progresif#

Anda mungkin juga menyukai