MATA KULIAH :
PENGANTAR ILMU HUKUM / PTHI (ISIP4130)
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
Sumber :
Santoso, Anang, dkk. Bahasa
Indonesia Ed 1 cet 3. 2020.
Universitas Terbuka :
Tangerang
Sumber :
Santoso, Anang, dkk. Bahasa
Indonesia Ed 1 cet 3. 2020.
Universitas Terbuka :
Tangerang
Sumber :
Santoso, Anang, dkk. Bahasa
Indonesia Ed 1 cet 3. 2020.
Universitas Terbuka :
Tangerang
1. Pada hakikatnya, sumber hukum dibagi menjadi sumber hukum materiil dan
sumber hukum formil. Sumber hukum materiil merupakan faktor-faktor
yang dianggap dapat membantu pembentukan hukum. Coba jelaskan
menurut analisis saudara disertai contoh.
Jawaban :
Sumber hukum material ialah faktor yang turut menentukan isi hukum. Dapat
ditinjau dari berbagai sudut contohnya sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat,
agama, dll. Dalam kata lain sumber hukum material ialah faktor masyarakat yang
mempengaruhi pembentukan hukum (pengaruh terhadap pembuat UU, pengaruh
terhadap keputusan hakim, dsb).
Atau faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan hukum, atau tempat
dari mana materi hukum itu diambil. Menurut Ultrecht : Perasaan keyakinan hukum
individu dan masyarakat yang menjadi determain material membentuk hukum dan
menentukan isi hukum. Sumber hukum material ini merupakan faktor yang
membentuk pembuatan hukum.
Jawaban :
Pernyataan Hans Kelsen yang berbunyi "hukum tidak lain merupakan suatu kaidah
ketertibanyang menghendaki orang menaatinya sebagaimana seharusnya"menurut
pendapat saya atas pernyataan tersebut, hukum diposisikan sebagai pedoman atas
kegiatan dan perilaku dan diharuskan bagi setiap orang untuk mentaatinya. Dalam
kasus tersebut, sudah terlihat jelas dalam pelaksanaan penegakan hukum yang
berlaku dalam kasus nenek minah dimana dalam kasus tersebut posisi Nenek
Minah yang melakukan pencurian secara tidak sengaja dan telah mengakui
perbuatannya tetap mendapat konsekuensi hukum atas tindakannya sebagaimana
hukum yang berlaku.
Jawaban :
Paradigma hukum progresif yang digagas sang begawan hukum Prof. Dr. Satjipto
Rahardjo adalah sebuah gagasan yang fenomenal yang ditujukan kepada aparatur
penegak hukum terutama kepada sang Hakim agar supaya jangan terbelenggu
dengan positivisme hukum yang selama ini banyak memberikan ketidakadilan
kepada yustisiaben (pencari keadilan) dalam menegakkan hukum karena penegakan
hukum merupakan rangkaian proses untuk menjabarkan nilai, ide, cita yang cukup
abstrak yang menjadi tujuan hukum. Tujuan hukum atau cita hukum memulai nilai-
nilai moral, seperti keadilan dan kebenaran. Nilai-nilai tersebut harus mampu
diwujudkan dalam realitas nyata. Eksistensi hukum diakui apabila nilai-nilai moral
yang terkandung dalam hukum tersebut mampu diimplementasikan atau tidak.
Menurut pendapat saya Paradigma Hukum progresif sangat baik diimplementasikan
dalam penegakan hukum yang berlaku sekarang khususnya pencari keadilan dari
kaum rakyat jelata dimana mereka berharap dapat memberikan hukuman seadil
adilnya tanpa melihat formalistic maupun legalistik dan mempertimbangkan nilai
moral sehingga dapat memberikan keadilan kepada seluruh lapisan masyarakat
tanpa terkecuali. Dalam kasus nenek Minah, menurut saya sang Hakim sudah
berjuang semaksimal mungkin dalam memberikan vonis yang sepantasnya
hukuman kepada nenek Minah namun belum mengacu pada paradigma hukum
progresif. Apabila dalam kasus tersebut diterapkan paradigm hukum progresif,
tentunya akan ada 2 outcome, dimana pihak nenek minah akan merasa keadilan
memang ada dan berlaku sangat baik kepada khususnya rakyat kecil, dan pihak
yang menggugat menilai hakim tidak profesional dalam menegakkan hukum sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Sumber :
Buku Materi Pokok ISIP4130 (Pengantar Ilmu Hukum/PTHI)