Disusun Oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Berbicara tentang masyarakat nampaknya tak pernah terlepas dari nilai dan norma yang
berlaku. Namun tak dapat dipungkiri juga keberadaan hukum sebagai pengaturan terhadap
sebuah masyarakat atau negara. Hukum merupakan suatu sistem yang berlaku dan dibuat untuk
membatasi serta mengatur tindak tanduk agar lebih terkontrol. Selain itu, hukum merupakan
penegak tertinggi dalam sebuah lembaga maupun kelompok dalam pelaksanaanya. Hukum pun
mempunyai tugas untuk menjamin adanya rasa nyaman serta kepastian dalam masyarakat.
Hukum berisi sebuah pengaturan atau peraturan dengan ketentuan-ketentuan yang tertulis
maupun tidak tertulis yang dapat mengatur tiap-tiap kehidupan individu pada suatu masyarakat
atau negara, apabila diketahui melanggar maka dapat dijatuhi sanksi.
Dalam Arifah;2014 Hukum sebagai peraturan yang di buat oleh suatu kekuasaan atau adat
yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak, undang-undang, ketentuan, kaedah,
patokan, dan keputusan hakim (Suharso dkk, 2005:171). Hukum merupakan petunjuk hidup,
perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, yang seharusnya
ditaati oleh seluruh anggota masyarakat karena dapat menimbulkan tindakan pelanggaran oleh
pemerintah atau penguasa (Utrecht, 2012:11). Karena itulah,dalam masyarakat diperlukan
adanya pengaturan berbagai kepentingan yang ada, agar kepentingan-kepentingan itu tidak
saling berbenturan satu dengan yang lain. Di sini hukum berperan, hukum dibuat dalam rangka
menciptakan ketertiban dan mengatur relasi antar masyarakat. Dalam melaksanakan fungsinya
untuk menciptakan ketertiban, hukum berlaku sebagai sistem peraturan, yang kemudian
melahirkan peraturan hukum dengan berdasar pada asas hukum yang harus dipatuhi oleh
setiap subjek hukum (dalam hal ini,masyarakat).
Maka dengan ini, makalah ini disusun untuk mengetahui bagaimana hukum menjadi
sebuah sistem pengaturan bagi masyarakat. Karena Indonesia merupakan negara hukum tak
akan terlepas dari yang namanya aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan ini dan
sepenuhnya mesti ditaati. Aturan tersebut guna menjaga ketertiban dalam masyarakat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud anatomi peraturan?
2. Bagaimana peraturan hukum dan peristiwa hukum?
3. Apa akibat hukum, dasar hukum dan peristiwa hukum?
BAB II
PEMBAHASAN
Peraturan adalah suatu tata cara yang dilakukan oleh pihak tertentu untuk
menertibkan dan menyelaraskan dengan keperluan suatu pihak tersebut. Peraturan juga
berguna menumbuhkan rasa hormat serta pembentukan pribadi yang baik. Dari poin utama
di atas bisa disimpulkan bahwa, “Peraturan adalah perangkat yang berisi patokan dan
ketentuan untuk dijadikan pedoman yang merupakan hasil dari keputusan yang telah
disepakati dalam suatu organisasi yang bersifat mengikat, membatasi dan mengatur dan
harus ditaati serta harus dilakukan untuk menghindari sangsi dengan tujuan menciptakan
ketertiban, keteraturan, dan kenyaman”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
peraturan adalah Tataan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang dibuat untuk mengatur ; hukum
prinsip yang menyatakan bahwa keunggulan hukum membatasi pejabat negara dalam
menyelenggarakan kekuasaannya; pemerintah bentuk perundang-undangan yang dibuat
atau ditetapkan oleh presiden untuk melaksanakan undang-undang; presiden peraturan
yang dikeluarkan oleh presiden untuk melaksanakan ketetapan presiden.
1. Norma Kultur
Norma Alam dan Norma Susila memiliki perbedaan perbedaan, seperti berikut:
a. Norma alam:
• Norma yang mengatakan tentang apa yang pasti terlaksana.
• Sesuatu yang dijadikan norma karna kesesuaiannya dengan kenyataan.
• Norma yang menggambarkan dunia kenyataan, yaitu mengutarakan sesuatu yang memang
sudah ada.
b. Norma susila:
• Norma yang mengatakan tentang sesuatu yang mungkin tidak akan terlaksana.
• Sesuatu yang dijadikan norma, sekalipun ia nantinya ternyata tidak bersesuaian dengan
kenyataan.
• Norma yang menggambarkan suatu rencana atau suatu keadaan yang ingin dicapai. Norma
ini mengutarakan sesuatu yang masih ingin dicapai.
Dalam buku “ Ilmu Hukum”, Prof. Dr. Satjipto Rahardjo mengatakan norma adalah sarana
yang dipakai oleh masyarakatnya untuk menertibkan, menuntut, dan mengarahkan tingkah
laku anggota masyarakat dalam hubungannya satu sama lain. Selanjutnya, untuk menjalankan
fungsi menertibkan masyarakat tersebut, norma sudah tentu harus memiliki kekuatan yang
bersifat memaksa. Ciri paksaan ini kemudian menjadi ciri yang paling menonjol dari norma.
Norma merupakan pencerminan dari kehendak masyarakat. Kehendak masyarakat untuk
mengarahkan tingkah laku anggota masyarakat dilakukan dengan membuat pilihan antara
tingkah laku yang disetujui dan yang tidak disetujui. Pilihan itulah yang kemudian akan
menjadi norma dalam masyarakat. Karena itulah, norma hukum merupakan persyaratan dari
tumbuh dan munculnya penilaian-penilaian yang ada dalam masyarakat. Dari kesimpulan
diatas, dapat disimpulkan norma hukum mempunyai 2 unsur yaitu:
a. Patokan penilaian. Hukum digunakan untuk menilai kehidupan masyarakat, yaitu dengan
menyatakan apa yang dianggap baik dan buruk. Penilaian inilah yang kemudian akan
melahirkan petunjuk tentang tingkah laku masyarakat.
b. Patokan tingkah laku. Pandangan tingkah laku ini lahir bila hukum dipandang sebagai
perintah, yaitu ketika masyarakat bertingkah laku sesuai yang diperintahkan oleh hukum.
Norma hukum mengandung nalar tertentu. Nalar terletak pada penilaian masyarakat
terhadap tingkah laku dan perbuatan orang dalam masyarakat. Hukum membentuk masyarakat
menurut pola tertentu seperti yang dikehendakinya.Norma hukummemuat suatu penilaian
mengenai perbuatan tertentu. Hal yang paling jelas tampak dalam bentuk perintah dan
larangan.Peraturan hukum memuat rumusan yang bersifat abstrak karena abstrak adalah ciri
khas hukum. Peraturan hukum merupakan bagian dari tatanan hukum. Tatanan hukum
memeberikan suatu kualifikasi hukum terhadap kenyataan kehidupan sehari-hari.
Peristiwa hukum adalah “semua kejadian atau fakta yang menjadi dalam kehidupan
masyrakat yang mempunyai akibat hukum”. Misalnya, peristiwa jual-beli suatu barang,
dimana peristiwa itu menimbulkan akibat hukum, yaitu timbulnya hak dan kewajiban kedua
belah pihak (penjual dan pembeli). Sajtipto Rahardjo (1986:74) mengartikan peristiwahukum
adalah suatu kejafdian dalam masyarakat yang menggerakan suatu peratruran hukum tertentu,
sehingga ketentuan-ketentuan yang tercantum didalamnya lalu diwujudkan.
a) Peristiwa hukum karena perbuatan subyek hukum, yaitu suatu peristiwa hukum yang
terjadi karena akibat perbuatan hukum. Misalnya, peristiwa pembuatan surat wasiat, atau
menghibahkan barrang.
b) Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subyek hukum atau peristiwa hukum lainnya, yaitu
peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat yang bukan merupakan akibat dari
perbuatan subyek hukum. Misalnya, kelahiran seorang bayi, kematian seeorang, dan
daluarsa yang terdiri atas dua jenis, yaitu :
• Daluarsa acquistief, yaitu daluarsa atau lewat waktu yang menimbulkan hak.
Misalnya, sewa-menyewa rumah yang telah selesai masanya maka si pemberi sewa
“berhak” unyuk menguasai kembali obyek yang disewakn.
• Daluarsa extinctief, yaitu daluarsa atau lewat waktu yang melenyapkan kewajiban.
Misalnya, A seorangsatuan pengamanan (satpam) yang menjaga gudang, tetapi
tugasnya selama jangka waktu tertentu telah diantika oleh B anggota satpa lainnya,
maka “selesailah kewajiban” A menjaga keamanan gudang.
2. Peraturan hukum
Negara Hukum menghendaki agar segala bidang kehidupan dan segala tindakan negara
dan atau Pemerintahan dan Peradilan serta berdasar atas hukum. Tata Hukum (Nasional
Indonesia) merupakan penataan jenis aturan dan tingkatan aturan Hukum (tertulis) secara
berurutan atau hierarki yang berlaku dalam NKRI dengan UUD 1945 (Perubahan). Makna tata
urutan atau hierarki atau tingkatan dalam Tata Hukum/Peraturan Perundang-undangan adalah
:
• Peraturan hukum atasan merupakan dasar hukum pembentukan peraturan hukum bawahan.
• Peraturan hukum bawahan merupakan pelaksanaan peraturan hukum atasan, oleh karena
itu kedudukannya lebih rendah dan materi muatannya tidak boleh bertentangan.
• Manakala terdapat dua peraturan Perundang-undangan dengan materi muatan mengatur
materi sama dan dengan kedudukan sama maka berlaku peraturan perundang-undangan
baru.
Akibat hukum yaitu akibat sesuatu Tindakan hukum. Tindakan hukum adalah Tindakan
yang dilakukan guna memperoleh sesuatu akibat yang dikehendaki dan yang diatur oleh
hukum. Atau akibat hukum adalah akibat yang ditimbulkan oleh peristiwa hukum. Akibat
hukum dapat berupa:
• Lahirnya, ubahnya atau lenyapnya sesuatu keadaan hukum. Contoh: Menjadi umur 21
tahun cukup untuk melakukan Tindakan hukum Dalam pengampunan jadi kehilangan
kecakapan melakukan Tindakan hukum diatas
• Lahirnya, ubahnya atau lenyapnya sesuatu hukum (hubungan antara dua subjek hukum
atau dimana hak dan kewajiban disatu pihak berhadapan dengan hak dan kewajiban dipihak
yang lain). Contoh A mengadakan perjanjian jual beli dengan B lahir hubungan hukum
A/B. Sesudah dibayar lunas lenyap hubungan itu.
• Sanksi apabila melakukan Tindakan melawan hukum, contoh A menabrak seseorang
hingga berakibat luka berat, A harus mendapat sanksi berupa pidana penjara atau pidana
denda.
b) Peristiwa Hukum
Perbuatan hukum, yaitu segala perbuatan yang secara sengaja dilakukan oleh seseorang
untuk menimbulkan hak dan kewajiban-kewajiban. Perbuatan hukum dibagi menjadi 2:
• Perbuatan hukum sepihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja dan
menimbulkan hak dan kewajiban pada satu pihak pula. Contoh surat waasiat, pemberian
hadiah
• Perbuatan hukum dua pihak, yaitu perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak dan
menimbulkan hak dan kewajiban pada dua sehingga ada hubungan timbal balik. Contoh
jual beli, sewa menyewa
Yaitu suatu peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat yang tidak merupakan akibat
dari perbuatan subjek hukum, misalnya kelahiran seorang bayi, kematian seseorang,
kadaluarsa (aquistief dan extincief). Kelahiran langsung menimbulkan hak anak yang
dilahirkan untuk mendapat pemeliharaan dari orang tuanya dan menimbulkan kewajiban bagi
orang tuanya untuk memelihara anaknya. Kematian juga merupakan peristiwa hukum karena
kematian seseorang menimbulkan hak dan kewajiban para ahli warisnya. Kemudian kadaluarsa
dapat mengakibatkan seseorang memperoleh suatu haka tau dibebaskan dari suatu tanggung
jawab/kewajiban setelah habis masa tertentu dan syarat yang ditentukan oleh undang-undang
terpenuhi
c) Dasar Hukum
Dasar hukum adalah norma hukum yang menjadi landasan bagi setiap Tindakan hukum
oleh subjek hukum baik orang perorangan ataupun yang berbentuk badan hukum. Berikut
dasar-dasar hukum yang berada di Indonesia:
• Pasal 1 ayat 3 UUD 1945: menegaskan bahwa kekuasaan negara dijalankan atas dasar
hukum yang baik dan adil.
• Pasal 24 ayat 1 UUD 1945; menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman harus bebas dari
campur tangan kekuasaan lainnya .
• Pasal 24 ayat 2 UUD 1945; menegaskan bahwa kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada di bawahnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan