Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGETAHUAN ILMU HUKUM

Disusun Oleh:

Yermias Muda Kondo (23110004)


Dominikus Gela Panna (23110005)

Jurusan Ppkn

Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial

Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Saraswati

Tabanan

2023
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang maha esa atas segala limpah rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan susunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan
senang hati untuk perbaikan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

ii
Daftar Isi

Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar..................................................................................................ii
Daftar Isi............................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................1
Pendahuluan......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..........................................................................................................1

BAB II...............................................................................................................2
Pembahasan.......................................................................................................2
2.1 Pengertian Hukum.....................................................................................................2
2.2 Tujuan Hukum...........................................................................................................3
2.3 Pergolongan atau Klasifikasi Hukum........................................................................4

BAB III..............................................................................................................8
Penutup..............................................................................................................8
3.1 Kesmpulan.................................................................................................................8
3.2 Saran .........................................................................................................................8

Daftar Pustaka...................................................................................................9

iii
BAB I

Pendahuluan

1.1Latar belakang
Sebagai makhluk pribadi, tiap-tiap manusia mempunyai sifat, watak,
kehendak, dan kepentingan masing-masing Kehendak dan kepentingan
individu mungkin sejalan atau mungkin berbeda bahkan bertentangan dengan
kehendak dan kepentingan individu lainnya. Pertentangan kepentingan antar
individu ini mengakibatkan terganggunya pemenuhan kepentingan para
individu itu sendiri.
Perbedaan kepentingan antar individu tersebut menumbuhkan
kesadaran akan suatu kebutuhan bersama, yaitu kebutuhan agar kepentingan
para individu terjamin dari gangguan individu lainnya. Kebutuhan inilah yang
menjadi cikal-bakal terbentuknya tata kehidupan bersama yang dikenal dengan
tata kehidupan bermasyarakat. Kenyataan tersebut, diperkuat lagi oleh hakikat
manusia sebagai makhluk sosial Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak
berdaya, memerlukan pertolongan dan bantuan orang lain, sehingga manusia
melakukan berbagai bentuk pola-pola kerjasam. penegak hukum, serta
penegakan hukum di masyarakat merupakan salah satu bagian penting yang
dijalani setiap individu dalam proses sosialisasinya. Warga masyarakat yang
baik adalah warga yang mampu menjunjung tinggi dan mentaati norma-norma
yang berlaku dalam masyarakatnya.
Dengan demikian, sebagai seorang guru kita harus bisa membelajarkan
materi hukum dan penegakan hukum kepada anak didik, agar anak didik kita
kelak bisa menjadi warga masyarakat yang baik dalam mentaati hukum yang
berlaku

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimana pengertian hukum?
2. Bagaimana tujuan hukum?
3. Bagaimana klasifikasi atau pengolongan hokum?
4. Bagaiman fungsi hukum dalam masyarakat?

1.3 Tujuan masalah


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian hukum.
2. Untuk mengetahui bagaimana tujuan hukum.
3. Untuk mengetahui bagaimana klasifikasi atau penggolongan hukum.
4. Untuk mengetahui bagaimana fungsi hukum dalam masyarakat.

1
BAB II

Pembahasan

2.1Pengertian hukum
Pengertian Hukum Menurut Kelsen (1995) hukum adalah suatu tata yang
bersifat memaksa. Suatu tata sosial yang berusaha menimbulkan perilaku para
individu sesuai dengan yang diharapkan melalui pengundangan tindakan- tindakan
paksaan (Winataputra, 2006:8.6).

Hukum adalah keseluruhan norma oleh penguasa masyarakat yang berwenang


menetapkan hukum, dinyatakan atau dianggap sebagai peraturan, dengan tujuan untuk
mengadakan suatu yang mengikat bagi sebagian atau seluruh tata yang dikehendaki
oleh penguasa tersebut. Adapun pengertian hukum menurut para ahli adalah sebagai
berikut.

1. Van Kan
Hukum ialah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa
untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat. Peraturan
dalam menjalankan kehidupan diperlukan untuk melindungi kepentingan
dengan tertib.
2. Utrecht

Hukum adalah himpunan peraturan (baik berupa perintah maupun


larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya
ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena itu,
pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari pihak
pemerintah.
3. Wiryono Kusumo
Hukum adalah keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang mengatur tata tertib dalam masyarakat dan terhadap
pelanggarnya umumnya dikenakan sanksi. Sedangkan tujuan dari hukum
adalah untuk mengadakan keselamatan, kebahagiaan, dan ketertiban dalam
masyarakat.
4. Mochtar Kusumaatmadja
Hukum merupakan keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang
mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat, dan juga mencakupi
lembaga-lembaga (institutions) dan proses-proses (processes) yang
mewujudkan berlakunya kaidah-kaidah itu dalam kenyataan.
5. Soetandyo Wigjosoebroto
Bahwa tidak ada yang konsep tunggal mengenai apa yang disebut
hukum itu. Karena sebenarnya hukum terdiri dari 3 konsep: hukum sebagai
asas moralitas, hukum sebagai kaidah-kaidah positif yang berlaku pada waktu

2
dan tempat tertentu, dan yang ketiga, hukum dikonsepkan sebagai institusi
yang riil dan fungsional dalam sistem kehidupan bermasyarakat.

6. Austin
Hukum adalah tiap-tiap undang-undang positif yang ditentukan secara
langsung atau tidak langsung oleh seorang pribadi atau sekelompok orang
yang berwibawa bagi seorang anggota atau anggota-anggota suatu
masyarakat politik yang berdaulat, dimana yang membentuk hukum adalah
yang tertinggi.
7. Hans Kelsen
Hukum adalah sebuah ketentuan sosial yang mengatur perilaku mutual
antar manusia, yaitu sebuah ketentuan tentang serangkaian peraturan yang
mengatur perilaku tertentu manusia dan hal ini berarti sebuah sistem norma.
Jadi hukum itu sendiri adalah ketentuan.

2.2 Tujuan Hukum


Menurut Soerjono Soekanto (1993), norma atau kaidah hukum
bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam kehidupan bersama. Kedamaian
tersebut akan tercapai dengan menciptakan suatu keserasian antara ketertiban
(yang bersifat lahiriah) dengan ketenteraman (yang bersifat batiniah).
Tujuan dari hukum adalah mencapai suatu kedamaian di dalam
masyarakat. Kedamaian berarti adanya tingkat keserasian tertentu antara
ketertiban dan ketentraman. Ketertiban diperlukan bagi kepentingan umum,
sehingga merupakan suatu prinsip yang diperlukan, sedangkan ketentraman
diperlukan bagi kepentingan pribadi yang mempunyai prinsip kenikmatan
Apabila ketertiban mencerminkan maka diperlukan bagi kepentingan
pribadi yang mempunyai prinsip kenikmatan. keterikatan atau disiplin, maka
ketentraman merupakan pencerminan dari kebebasan, sehingga di dalam
kehidupan bersama kedua nilai tersebut berpasangan dan selalu harus
diserasikan, supaya tidak mengganggu masyarakat maupun pribadi-pribadi
yang menjadi bagiannya (Soekanto, 1986:13)
Ketentraman akan terjadi apabila warga masyarakat tidak mengalami
kekhawatiran. Juga tidak ada perasaan terjadinya ancaman dari luar serta tidak
adanya konflik batiniah di dalam diri pribadi. Hal itu hanya mungkin terwujud
apabila tidak ada hambatan dari pihak lain, yaitu bahwa pribadi dinaksa oleh
pihak lain tersebut Disamping itu maka pribadi perlu diberikan. terwujud
apabila tidak ada hambatan dari pihak lain, yaitu bahwa pribadi dipaksa oleh
pihak lain tersebut. Disamping itu, maka pribadi perlu diberikan pilihan-
pilihan tertentu, sehingga dia tidak di dalam keadaan terpaksa.
Ketertiban akan dapat dicapai apabila hukum menerapkan tugass
kepastian (hukum), sedangkan ketentraman akan dapat dicapai
kalau hukum menerapkan tugas kesebandingan (hukum). Landasan
dari kepastian hukum adalah kesamaan; artinya, untuk siapa saja,

3
kapan dan di mana saja. Kalau yang dikehendaki adalah kepastian
hukum yang bermanfaat, maka kepastian hukum harus senantiasa
diserasikan dengan kesebandingan hukum yang dasarnya atau
landasannya adalah kebedaan. Apabila tidak, maka kepastian hukum
hanyalah berarti kepastian undang-undang belaka yang biasanya
akan menjurus kearah kepastian dari ketidaksesuaian hukum
(Soekanto, 1986:14).
Dengan demikian dapat disebutkna tujuan hukum adalah sebagai
berikut:
1. Mendatangkan kemakmuran masyarakat yang mempunyai
tujuan
2. Mengatur pergaulan hidup manusia secara damai
3. Memberikan petunjuk bagi orang-orang dalam pergaulan
masyarakat
4. Menjamin kebahagiaan sebanyak-banyaknya pada semua orang
5. Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan
batin
6. Sebagai sarana penggerak pembangunan

2.3 Penggolongan atau Klasifikasi Hukum


Menurut Winataputra (2006), hukum dapat digolongkan menurut hal-
hal berikut.
1. Sumber-sumber dan bentuk sumber keberlakuannya
Di tinjau dari sumber-sumbernya, hukum dapat kita golongkan
ke dalam klasifikasi berikut.
a. Hukum undang-undang
b. Hukum persetujuan
c. Hukum traktat (perjanjian antarnegara)
d. Hukum kebiasaan dan hukum adat
e. Hukum yurisprudensi
Mengingat sumber hukum itu ada yang berbentuk naskah
(tertulis) dan ada yang tidak berbentuk naskah (tidak tertulis) maka
penggolongannya dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam berikut
ini.
a. Hukum tertulis, meliputi hukum undang-undang. Hokum
perjanjian, hukum traktat.
b. Hukum tidak tertulis, meliputi hukum kebiasaan dan hukum
adat.

2. Kepentingan yang diatur atau dilindunginya


Ditinjau dari sudut kepentingan yang diaturnya, hukum dapat
digolongkan ke dalam hukum privat dan hukum publik. Hukum
privat adalah hukum perseorangan yang mengatur kepentingan-

4
kepentingan dan juga kepentingan-kepentingan negara orang dalam
kedudukannya bukan sebagai penguasa. Hukum publik adalah
hukum yang mengatur atau melindungi kepentingan-kepentingan
negara sebagai penguasa. Mengikuti susunan tradisional, terdapat
penggolongan hukum sebagai berikut.

1. Hukum Privat
a. Hukum Perdata
b. Hukum Dagang
c. Hukum Privat Internasional

2. Hukum Publik
a. Hukum Tata Negara
b. Hukum Tata Usaha Negara
c. Hukum Antarnegara
d. Hukum Pidana
e. Hukum Acara Pidana
f. Hukum Acara Perdata
g. Hukum (Acara) Pengadilan Tata Usaha Negara

3. Hubungan aturan-aturan hukum satu sama lain


Dilihat dari hubungan antara aturan-aturan hukum satu
sama lain, hukum dapat digolongkan menjadi 2 macam, yaitu
hukum seragam dan hukum beraneka ragam. Hukum seragam
dimaksudkan sebagai hukum kesatuan dan hukum beraneka
ragam dimaksudkan sebagai hukum antar tata hukum. Dengan
kata lain, hukum seragam mengandung pengertian bahwa
hanya ada dan berlaku satu macam hukum, baik dilihat dari
faktor waktunya, tempat atau wilayah berlakunya, dan orang-
orang terhadap siapa aturan hukum itu berlaku. Sementara itu,
dengan hukum beraneka ragam mengandung pengertian
terdapat lebih dari satu macam aturan, mungkin yang berlaku
secara susul-menyusul, mungkin karena perbedaan tempat dan
orang. Cabang-cabang dari hukum ini, antara lain sebagai
berikut.
a. Hukum antarwaktu
b. Hukum antartempat
c. Hukum antargolongan
d. Hukum antaragama
e. Hukum privat internasional
Satu hubungan hukum antarwaktu terdapat apabila lebih
dari satu aturan hukum yang selama suatu jangka waktu
tertentu secara berurutan menguasai sesuatu acara tertentu.

5
Hubungan hukum antartempat ada apabila dalam satu
negara, mengenai satu hal pada waktu yang sama terdapat lebih
dari satu aturan, yang berlaku pada masing-masing daerahnya,
tetapi terdapat hal-hal yang mempertemukan aturan-aturan
hukum tersebut.
Hubungan hukum antargolongan terdapat apabila dalam
satu negara dan satu waktu yang sama terdapat lebih dari satu
golongan masyarakat yang masing-masing mengenai sesuatu
acara yang sama mempunyai aturan-aturan hukumnya sendiri,
tetapi ada unsur-unsur yang mempertemukan aturan-aturan itu
satu sama lain. Apabila perbedaan aturan-aturan hukum itu
karena perbedaan agama yang dipeluk oleh golongan-golongan
masyarakat hukum yang bersangkutan maka kita bicara tentang
hukum antaragama.
Hubungan hukum privat internasional terdapat apabila
aturan-aturan hukum yang berbeda itu disebabkan oleh
perbedaan Negara dan oleh itu pila perbedaan hukum privat
yang berlaku bagi masing-masing warga Negara yang
bersangkutan. Hukum antar waktu, antar tempat, antar
golongan, antaragama dan privat internasional memberi
jawaban aturan hukum mana yang berlaku atau apakah
hukumnya apabila terjadi hubungan-hubungan hukum, seperti
yang dimaksudkan di atas.

5. Pertaliannya dengan hubungan-hubungan hukum


Penggolongan hukum berikutnya adalah penggolongan
antara hukum formal dengan hukum materiel. Hukum formal
sering dipersamakan dengan hukum acara, yakni hukum yang
mengatur tentang tata cara bagaimana kaidah-kaidah hukum
(materiel) dipertahankan atau dilaksanakan. Yang dimaksud
dengan hukum materiel ialah ketentuan- ketentuan hukum yang
mengatur wujud dari hubungan-hubungan hukum itu sendiri.
Dengan kata lain hukum materiel adalah hukum yang mengatur
tentang isi dari hubungan-hubungan hukum.

6. Hal kerjanya berikut pelaksanaan sanksinya. Atas dasar tinjauan apakah dalam
suatu cabang hukum diutamakan tentang keharusan/larangan ataukah tentang
sanksinya maka dapat dibedakan menjadi:
a. Hukum kaidah (normenrecht)
Hukum kaidah ialah ketentuan-ketentuan hukum, baik
publik maupun privat, di mana dinyatakan ada perintah atau
larangan atau perkenaan tentang sesuatu. Juga apabila ternyata
ada persetujuan, perintah, larangan, perkenaan atau janji itu
timbul kewajiban dan pada pihak lain hak; jadi diketahuilah

6
hal-hal apa yang diharuskan, diperbolehkan atau dilarang dan
dijanjikan untuk diperbuat seseorang.
b. Hukum sanksi (sanctienrecht)
Hukum sanksi ialah ketentuan-ketentuan hukum yang
menetapkan apakah hukuman yang akan (dapat) dikenakan
kepada seseorang yang melanggar kaidah-kaidah undang-
undang atau kaidah-kaidah hukum lainnya. Yang terakhir ini
umpamanya dalam hukum pidana, yang kaidah-kaidahnya
terdapat pada ukuran agama, kesusilaan. Jadi hukum sanksi ini
menjelaskan tentang reaksi hukum.

BAB III
7
Penutup

3.1Kesimpulan
Hukum adalah keseluluhan norma oleh penguasa masyrakat yang berwenang
mentapkan hukum, dinyatakan atau di anggap sebagai peraturan, dengan tujuan untuk
mengadakan suatu mengingat bagi sebagian atau seluruh tata yang di kehendaki.
Tujuan dari hukum adalah mencapai suatu kedamaian di dalam masyarakat.
Kedamaian berarti adanya tingkat keserasian tertentu antara ketertiban dan
ketentraman. Hukum dapat digongkan menurut sumber-sumber dan bentuk sumber
keberlakuan, kepentingan yang diatur atau yang dilindungi, hubungan aturan-aturan
hukum itu satu sama lain, pertaliannya dengan hubungan-hubungan hukum, dan hal
kerjaannya berikut pelaksanan sanksinya. Hukum berfungsi sebagai sarana
pengendalian (social control) yang berarti bahwa system hukum menerapkan aturan-
aturan mengenai perilaku yang benar atau pantas.

3.2Saran
Adapun saran yang disampaikan penulis, sebagai calon guru kita harus
mengetahui pengertian hukum dan tujuan hukum agar nantinya kita mempunyai dasar
serta pedoman dalam megajar materi ini kepada pesrta didik. Selain itu mempelajari
materi hukum dan tujuan dan hubungan-hubungan aturan lainnya kita juga di
harapkan mampu menguasi materi dengan baik untuk meminimalkan kesalahan-
kesalahan dalam mengajar.

Daftar pustaka
8
Loudoe, john Z, 1985. Menemukan hukum melalui tafsir dan fakta. Jakarta: PT Bina Aksara

Soekanto, Soerjohn. 1986. Beberapa cara dan mekanisme dalam penyuluhan hukum. Jakarta:
PT peradnya Paramita

Soekanto, soerjohn. 1993. Faktor - factor yang mempengaruhi penegakan hukum, Jakarta: PT
Raja Garapinjo Persada

Winataputra, Udin S.2006, materi dan pembelajaran PKn SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai