Anda di halaman 1dari 16

Pertemuan ke-3

PENGANTAR ILMU
HUKUM
Oleh :
Hj. Evi Susilawati, S.Sos., S.H., M.Kn.
HUKUM SEBAGAI OBYEK ILMU HUKUM
A. Pengertian tentang Hukum

Arti hukum dari segi etimologi


• Hukum
Di dalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan pengertian yang dapat
melakukan paksaan.
• Recht
Recht berasal dari "Rectum" (bahasa latin) yang mempunyai arti bimbingan, tuntutan atau
pemerintahan. Recht dapat diartikan hukum yang mempunyai dua unsur penting yaitu "kewibawaan
dan keadilan".
• Ius
Kata Ius (Latin) berarti hukum, berasal dari bahasa Latin "Iubere" artinya mengatur atau memerintah
• Lex
Kata Lex berasal dari bahasa latin dan berasal dari kati "Lesere", Lesere artinya mengumpulkan ialah
mengumpulkan orang-orang untuk diberi perintah
Definisi hukum oleh berbagai pakar

• Prof.Dr.P.Borst.
Menurut Borst hukum ialah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di
dalam masyarakat, yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata
atau keadilan.

• Prof.Dr.van Kan.
Dalam bukunya yang terkenal (Inleiding tot de Rechtswetenschap), Juris dari negeri Belanda
ini, mendefinisikan hukum sebagai berikut: "Hukum, adalah keseluruhan peraturan hidup
yang bersifat memaksa untuk melindungi kepentingan manusia di dalam masyarakat".

• Prof.Mr.Dr.L.J.Van Apeldoorn.
Di dalam bukunya yang berjudul "Inleiding tot de studie van het Nederlandse recht" Apeldoorn
seorang juris Belanda memberikan pengertian sebagai berikut: "Memberikan definisi/batasan
hukum, sebenarnya hanya bersifat menyamaratakan saja, dan itupun tergantung siapa yang
memberikan".
• W.Levensbergen
Hukum menurut W.Levensbergen,
pertama-tama merupakan
pengatur, khususnya untuk
pengaturan perbuatan manusia
di dalam masyarakat.
• Kantorowich
Menurutnya :"Hukum adalah
keseluruhan peraturan-peraturan
sosial yang mewajibkan perbuatan
lahir yang mempunyai sifat keadilan
serta dapat dibenarkan".

Bahwa secara umum hukum dapat diberi definisi sebagai himpunan peraturan-peraturan yang
dibuat oleh yang berwenang, dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat
yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempu- nyai sifat memaksa dengan
menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
• Hukum dalam berbagai arti

1. Hukum dalam arti keputusan


penguasa, Putusan Hakim termasuk
hukum sebagai keputusan Penguasa,
karena ia mempunyai kekuatan hukum
sebagai manifestasi atau perwujudan di
dalam masyarakat Peraturan dari 2. Hukum dalam arti sikap tindak
Sikap tindak yang sah tersebut meluas serta
Keputusan Penguasa adalah para berkaitan menjadi wujud pergaulan yang tertib
penegak hukum. dan teratur sehingga menjadi hukum, di sini
hukum bekerja dan mendorong masyarakat
menjadi wujud sikap tidak yang teratur dan
mapan
3. Hukum dalam arti tata hukum
Hukum dalam arti tata hukum adalah hukum
yang sedang berlaku di suatu negara. Tata
hukum biasanya juga disebut hukum positif atau
Ius Constitutum. 4. Hukum dalam arti petugas
Di sini yang dianggap hukum adalah
para petugas Penegak Hukum
5. Hukum dalam arti gejala sosial
Pertentangan-pertentangan tersebut dapat menimbulkan 6. Hukum dalam arti kaidah
perselisihan dan kekacauan di dalam masyarakat, untuk Sebagai kaidah/norma/hukum itu dapat
mengatasinya diadakan ketentuan yang mengatur yaitu dirumuskan sebagai berikut.
tata-tertib yang dapat mengembangkan kepentingan yang Ilmu hukum adalah himpunan petunjuk hidup
bertentangan tersebut, sehingga timbul kedamaian (Rust (perintah- perintah) dan larangan-larangan
en orde). Ketentuan-ketentuan tersebut merupakan yang mengatur tata tertib dalam sesuatu
petunjuk hidup yang merupakan hukum yang masyarakat dan seharusnyalah ditaati oleh
berkembang bersama-sama masyarakat atau dengan lain anggota masyarakat yang bersangkutan.
perkataan hukum berarti gejala sosial.

7. Hukum dalam arti disiplin 8. Hukum dalam arti ilmu hukum


Suatu disiplin adalah sistem mengenai kenyataan atau Hukum dalam arti sebagai ilmu hukum berarti ilmu
gejala gejala yang dihadapi. Dalam hal ini hukum dalam tentang kaidah atau norma wissenschaft atau
arti disiplin melihat hukum sebagai gejala kenyataan yang Sollen wissenschaft yaitu ilmu yang menelaah
ada di tengah tengah masyarakat. (Dr. Soedjono hukum sebagai kaidah, atau sistem kaidah- kaidah,
Dirdjosisworo, SH). dengan dogmatik hukum dan sistematik hukum.
B. Hukum terdapat dimana saja
1) Hukum terdapat di seluruh dunia, asal ada masyarakat
manusia. Hukum itu ada di mana-mana, pada setiap waktu
dan bagi setiap bangsa. (Surojo Wignjodipuro, SH 1974.2)

2) Apeldoorn pernah menulis "Recht is over de gehele wen


overal waar een samenleving van mensen is" artinys
"Hukum terdapat di seluruh dunia; di mana-mana asal ada
kehidupan masyarakat manusia" (Prof. Achmad Sanusi, SH
1977:28).
C. Peran dan Fungsi Hukum

• Peranan hukum dalam masyarakat


1. Dalam keluarga :Seorang laki-laki
dan perempuan yang akan hidup benan
sebagai suami-isteri mengikatkan diri
dalam perkawina melakukan perbuatan
2. Dalam hubungan pekerjaan :Orang
yang telah diatur dalam Undang bekerja dalam suatu instansi menandatangani
undang Perkawinan (UU Perkawinan perjanjian kerja adalah sesuai dengan
No.1 Tahun 1974 peraturan yang berlaku (KUH Perdata Bab 7A
pasal 1601, 1601 a sampai dengan 1601 c).

3. Dalam menjalankan profesi :Seorang


advokad atau pengacara harus melaksanakan
profesinya sesuai dengan Reglement op de 3. Hubungan dengan hak
Rechtelijke Organisatie en het beleid der justitie Untuk mempertahankan haknya, orang
in Indonesie (Staatsblad No.23 jo Staatsblad tentu menggunakan hukum yang
1848. No. 47).
berlaku seperti : Seorang pemilik tanah
akan menuntut ganti rugi kepada pihak
yang menggusur atau menguasai
tanahnya.
Fungsi hukum
Dalam perkembangan masyarakat fungsi hukum dapat terdiri dari:
• Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat.
• Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin.
• Sebagai sarana penggerak pembangunan.
• Sebagai fungsi kritis

Agar fungsi hukum dapat terlaksana dengan baik, maka bagi para penegak hukum
dituntut kemampuannya untuk melaksanakan dan menerapkan hukum dengan
baik, dengan seni yang dimiliki masing-masing petugas, misalnya:
• Menafsirkan hukum sesuai dengan keadilan dan posisi masing-masing.
• Bila perlu diadakan penafsiran analogis penghalusan hukum atau memberi
ungkapan a contrario.
D. Tujuan Hukum
Menurut pendapat para ahli :
• Dr. Wirjono Prodjodikoro. SH, mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah
mengadakan keselamatas, kebahagiaan dan tata tertib dalam masyarakat.
• Prof. Subekti, SH., mengemukakan bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan negara
yang intinya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan rakyatnya.
• Prof. Mr. Dr. L.J. Apeldoorn, menyatakan bahwa tujuan hukum adalah mengatur tata
tertib dalam masyarakat secara damai dan adil.
• Aristoteles, bahwa tujuan hukum menghendaki keadilan semata-mata dan isi dari pada
hukum ditentukan oleh kesadaran etis mengenal apa yang dikatakan adil dan apa yang
tidak adil.
• Jeremy Bentham, mengatakan bahwa hukum bertujuan semata-mata apa yang
berfaedah bagi orang.
• Prof. Mr. J van Kan, hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak dapat diganggu
E. Hukum ditaati Orang

Menurut Utrecht orang menaati hukum, karena bermacam-macam sebab


:
a. Karena orang merasakan bahwa peraturan-peraturan itu dirasakan sebagai hukum
b. Karena ia harus menerimanya supaya ada rasa ketenteraman
c. Karena masyarakat menghendakinya
d. Karena adanya paksaan (sanksi) sosial
Beberapa mazhab dan teori yang menyebabkan mengapa hukum ditaati orang :

Mazhab Hukum Alam atau Hukum Kodrat adalah suatu aliran yang menelaah hukum
dengan bertitik tolak dari keadilan yang mutlak, artinya bahwa keadilan tidak boleh
a
diganggu. Apabila keadilan itu terganggu akan menimbulkan reaksi manusia yang akan
berusaha untuk mengembalikan kepada situasi semula yaitu situasi yang adil menurut
pandangan orang yang berpikir sehat
b. Mazhab Sejarah
Mazhab sejarah dipelopori oleh Friedrich Carl von Savigny. Mazhab sejarah berpendapat bahwa
tiap-tiap hukum itu ditentukan secara historis, selalu berubah menurut waktu dan tempat.
c. Teori Theokrasi
Teori ini menganggap bahwa hukum itu kemauan Tuhan. Dasar kekuatan hukum dari teori ini ialah
kepercayaan kepada Tuhan.

d. Teori Kedaulatan Rakyat (Perjanjian Masyarakat)


Pada zaman Renaissance, timbul teori yang mengajarkan bahwa dasar hukum itu ialah: "akal"
atau "rasio" manusia (aliran Rasionalisme). Menurut aliran Rasionalisme ini bahwa Raja dan
penguasa Negara lainnya memperoleh kekuasaannya itu bukanlah dari Tuhan, tetapi dari
rakyatnya.
e. Teori kedaulatan negara.
Menurut teori ini:
1. Hukum adalah kehendak negara. Hukum bukan kemauan bersama anggota masyarakat,
dan negara mempunyai kekuasaan tak terbatas.
2. Hukum ditaati orang karena negara menghendakinya Hans Kelsen penganjur teori
kedaulatan Negara menyebutkan dalam bukunya "Reine Rechtslehre", bahwa hukum adalah
"Wille des States" (hukum adalah kemauan negara). Ditaatinya hukum oleh masyarakat
bukan karena negara yang meng- hendaki, tetapi orang merasa wajib menaati sebagai
perintah negara.

f. Teori kedaulatan hukum


Teori ini berpendapat :
• Hukum berasal dari perasaan hukum yang ada pada sebagian besar anggota
masyarakat.
• Hukum mewujudkan perasaan hukum sebagian besar anggota masyarakat.
Oleh karenanya hukum ditaati oleh anggota masyarakat.
F. Kodifikasi Hukum dan Perkembangan

APAKAH KODIFIKASI ITU?


Kodifikasi hukum adalah pembukuan hukum dalam suatu himpunan
Undang-Undang dalam materi yang sama.
Tujuan daripada kodifikasi hukum adalah agar didapat suatu
rechtseenheid (kesatuan hukum) dan suatu rechts-zakerheid (kepastian
hukum). Yang dianggap sebagai suatu kodifikasi nasional yang pertama
adalah Code Civil Prancis atau Code Napoleon; dinamakan Code
Napoleon karena Napoleonlah yang memerintahkan dan mengundangkan
Undang-undang Prancis sebagai Undang-undang Nasional permulaan
abad XVIII setelah berakhirnya revolusi politik dan sosial di Prancis.
Perkembangan Kodifikasi Hukum
Di Prancis, kodifikasi hukum dimulai pada abad ke-19 dengan
dikeluarkannya Code Civil pada tahun 1804. Di Indonesia, kodifikasi
hukum dimulai pada masa penjajahan Belanda dengan
dikeluarkannya Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata)
pada tahun 1847. Sedangkan di Eropa Barat, kodifikasi hukum
dimulai pada abad ke-18 dengan dikeluarkannya Code Napoleon pada
tahun 1804. Kodifikasi hukum memiliki pengaruh besar terhadap
kehidupan masyarakat, seperti meningkatkan kepastian hukum,
meningkatkan efektivitas hukum, meningkatkan keadilan, dan
meningkatkan kemajuan masyarakat.
G. Aliran-Aliran (Praktik) hukum
1. Aliran Legisme: Aliran ini berpendapat
bahwa tidak ada hukum selain undang- 2. Aliran Freie Rechtslehre atau Freie
undang. Hakim hanya melakukan pelaksanaan Rechtsbewegung atau Freie Rechtsschule:
undang-undang belaka dengan cara yuridische Aliran ini berpendapat bahwa hukum harus
sylogisme, yakni suatu deduksi logis dari bebas dari nilai-nilai moral dan politik.
perumusan yang umum kepada suatu keadaan Hukum harus berdasarkan pada logika dan
yang khusus, sehingga sampai kepada suatu rasionalitas semata.
kesimpulan. .
Indonesia mempergunakan aliran
3. Aliran Rechtsvinding (Penemuan Rechtsvinding. Ini berarti bahwa hakim
Hukum): Aliran ini berpendapat bahwa hukum dalam memutuskan perkara berpegang pada
harus ditemukan oleh hakim melalui undang-undang dan hukum lainnya yang
interpretasi undang-undang dan prinsip-prinsip berlaku di dalam masyarakat secara gebonden
hukum yang berlaku. Aliran ini terbagi menjadi vrijheid dan vrije gebondenheid.
beberapa jenis, seperti aliran legisme, historis,
sosiologis, fungsional, teologis, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai