2. Pengetahuan sejarah sangat penting dalam Strata Ilmu, oleh karena itu jelaskan tentang
Sejarah Advokat di Indonesia?
Jawab :
Sejarah profesi advokat di Indonesia meliputi beberapa tahapan penting, yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Persatuan Advokat Indonesia (PAI): Pertama organisasi advokat di Indonesia muncul
pada tahun 1963, di mana Persatuan Advokat Indonesia (PAI) didirikan pada tanggal
14 Maret 1963. PAI didirikan melalui Seminar Hukum Nasional yang
diselenggarakan di Jakarta.
2. Kongres I Musyawarah Advokat Indonesia: Pada tanggal 30 Agustus 1964 di Solo,
PAI mengatur Musyawarah I atau Kongres Advokat, di mana Mr. Iskaq
Tjokrohadisuryo (mantan Menteri Perekonomian) terpilih sebagai Ketua Umum PAI
untuk periode 1964-1969.
3. Persatuan Advokat Indonesia (PERADIN): Pada tanggal 30 Agustus 1964, PAI
dileburkan menjadi Persatuan Advokat Indonesia (PERADIN) melalui aklamasi dan
penerimaan nama.. Sejak itu, PERADIN menggantikan PAI sebagai singkatan
organisasi advokat di Indonesia.
4. Pengakuan dari Presiden: Sebagai satu-satunya organisasi advokat di Indonesia,
PERADIN mendapatkan pengakuan dari Presiden Soeharto yang menjabat sebagai
Presiden saat itu.
5. Wadah profesi advokat lainnya di Jakarta: Beberapa organisasi advokat lainnya di
Jakarta, seperti Pusat Bantuan dan Pengabdian Hukum (PUSBADHI), Forum Studi
dan Komunikasi Advokat (FOSKO ADVOKAT), Himpunan Penasehat Hukum
Indonesia (HPHI), Bina Bantuan Hukum (BHH), PERNAJA, dan LBH Kosgoro.
6. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN): Pada tanggal 10 November 1985, IKADIN
didirikan sebagai Organisasi baru dan satu-satunya wadah bagi profesi advokat.
7. Komite Kerja Advokat Indonesia (KKAI): Pada tanggal 11 Februari 2002, 7
organisasi advokat (IKADIN, AAI, IPHI, SPI, HAPI, HKHPM, AKHI, dan API)
membentuk KKAI untuk melakukan verifikasi advokat Indonesia dan mengesahkan
kewenangan organisasi advokat sebagaimana dimaksud oleh Pasal 32 ayat (3)
Undang-Undang No.18/2003
8. Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI): Pada tanggal 21 Desember 2004,
PERADI dideklarasikan dan dirikan pada tanggal 7 April 2005
9. Komisi Pendidikan Profesi Advokat Indonesia (KP2AI): Berdasarkan Keputusan
Perhimpunan Advokat Indonesia No.KEP.03/PERADI/2005, KP2AI telah
dibertentukan sebagai badan pelaksana pendidikan khusus profesi advokat
3. Keadilan berdasarkan Hukum didambakan semua pihak, sebutkan sikap juang Advokat?
Jawab :
Sikap juang advokat adalah sikap yang menunjukkan semangat dan tekad untuk
memperjuangkan keadilan berdasarkan hukum. Advokat memiliki tanggung jawab untuk
memastikan bahwa hak-hak klien mereka dihormati dan dilindungi, serta memastikan
bahwa keadilan terpenuhi dalam setiap kasus hukum. Advokat harus memiliki integritas
yang tinggi dan mematuhi kode etik profesi mereka, serta berjuang untuk memastikan
bahwa hukum ditegakkan dengan adil dan benar. Selain itu, advokat juga harus memiliki
kemampuan untuk berbicara di depan umum dan mempertahankan argumen mereka
dengan baik, serta memiliki kemampuan untuk berpikir kritis dan analitis dalam
menyelesaikan masalah hukum
6. Untuk membuat “legal opinion” yang dimaksud, anda harus melakukan “legal audit”
meliputi?
Jawab :
Untuk membuat "legal opinion" yang dimaksud, Anda harus melakukan "legal audit"
yang meliputi audit kepatuhan, audit keuangan, dan audit hukum. Audit kepatuhan
melibatkan pemeriksaan terhadap kepatuhan perusahaan terhadap peraturan dan undang-
undang yang berlaku. Audit keuangan mencakup pemeriksaan terhadap laporan
keuangan perusahaan, sementara audit hukum melibatkan pemeriksaan terhadap aspek
hukum yang relevan dengan perusahaan. Di Indonesia, legal audit harus dilakukan oleh
auditor hukum profesional berlisensi. Audit keuangan perusahaan harus dilakukan oleh
akuntan publik yang terdaftar di Indonesia jika perusahaan memenuhi salah satu kriteria
tertentu, seperti memiliki aset lebih dari 50 miliar rupiah, menjadi perusahaan publik,
atau menerbitkan instrumen utang. Selain itu, audit hukum juga harus dilakukan oleh
auditor hukum profesional berlisensi. Oleh karena itu, untuk membuat "legal opinion,"
Anda harus melakukan legal audit yang mencakup audit kepatuhan, audit keuangan, dan
audit hukum.
8. Advokat wajib memberikan Bantuan Hukum secara Cuma-Cuma bagi orang miskin
(ekonomi lemah), ketentuan ini diatur pada Undang-undang apa? Pasal? Serta Peraturan
Pemerintah Nomor?
Jawab :
Menurut Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat,
Advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada orang miskin
(ekonomi lemah). Selain itu, Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 juga mengatur
syarat dan tata cara pemberian bantuan hukum dan penyaluran dana bantuan hukum.
Lebih lanjut, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum juga
mengatur tentang bantuan hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum.
9. Advokat Indonesia diatur dengan Undang-Undang Advokat Npomor 18 tahun 2003 juga
diatur dengan Hukum Internasional. Jelaskan!
Jawab :
Advokat Indonesia diatur dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat, yang mengatur tentang hak dan kewajiban advokat dalam menjalankan
profesinya. Selain itu, advokat juga diatur dengan hukum internasional, terutama dalam
hal perlindungan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental yang diakui oleh hukum
nasional dan internasional. Advokat juga harus menjunjung tinggi supremasi hukum dan
hak asasi manusia dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan profesinya, advokat
harus mematuhi kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan yang mengatur
profesi advokat. Advokat juga wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma
kepada orang miskin (ekonomi lemah) sesuai dengan Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
10. Legal Reasoning di Indonesia (Civil Law) penalaran analogi mengacu pada?
Jawab :
Penalaran analogi dalam hukum sipil Indonesia mengacu pada penggunaan analogi
hukum. Penggunaan analogi hukum ini diatur dalam Pasal 1 ayat (3) Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) yang menyatakan bahwa "Apabila dalam
undang-undang tidak terdapat suatu aturan yang mengatur suatu permasalahan, maka
hakim dapat menggunakan hukum yang sejenis atau prinsip keadilan dan kemanfaatan
umum". Dengan demikian, penalaran analogi dalam hukum sipil Indonesia mengacu
pada penggunaan hukum yang sejenis atau prinsip keadilan dan kemanfaatan umum
ketika tidak terdapat aturan yang mengatur suatu permasalahan dalam undang-undang
yang berlaku.
13. Sebutkan hubungan Advokat dalam melaksanakan profesinya dengan Catur Wangsa
Penegak Hukum?
Jawab :
Advokat memiliki hubungan dengan Catur Wangsa Penegak Hukum, yang terdiri dari
polisi, jaksa, dan hakim. Masing-masing pihak dalam Catur Wangsa Penegak Hukum
memiliki peran dan kewenangan yang berbeda dalam penegakan hukum. Advokat,
sebagai bagian dari Catur Wangsa Penegak Hukum, memiliki peran khusus dalam
memberikan bantuan hukum, membela klien, dan menjaga keadilan dalam proses
hukum. Hubungan ini menunjukkan bahwa advokat merupakan bagian integral dari
sistem penegakan hukum dan bekerja sama dengan pihak lain dalam Catur Wangsa
Penegak Hukum untuk mencapai keadilan dalam masyarakat.
15. Siapakah yang melakukan pengawasan terhadap pelanggaran Kode Etik Advokat?
Jawab :
Pengawasan terhadap pelanggaran Kode Etik Advokat Indonesia dilakukan oleh Dewan
Kehormatan. Dewan Kehormatan ini berperan dalam menjaga integritas, kepribadian,
dan bebas advokat dalam menjalankan profesinya. Selain itu, Dewan Kehormatan juga
mengatur cara bertindak jujur, bertanggung jawab, dan menghormati hukum, undang-
undang, dan Kode Etik Advokat
16. Siapakah yang mengadili jika Advokat melanggar Kode Etik Advokat?
Jawab :
Jika Advokat melanggar Kode Etik Advokat, pengawasan terhadap pelanggaran ini
dilakukan oleh Dewan Kehormatan. Dewan Kehormatan ini berperan dalam menjaga
integritas, kepribadian, dan bebas advokat dalam menjalankan profesinya.
17. Mengapa dalam Surat Kuasa harus diberi meterai dan diberi tanggal? Bagaimana jika
dalam dalam meterai yang ditanda tangani tidak diberikan tanggal?
Jawab :
Dalam surat kuasa, meterai berfungsi sebagai pemungutan pajak atas dokumen yang
dibebankan oleh negara untuk dokumen-dokumen tertentu, terutama dokumen yang
berharga. Tanda tangan di dalam surat kuasa dapat disertai dengan pencantuman tanggal,
bulan, dan tahun pada saat itu. Namun, pencantuman tanggal tidak diharapkan sebagai
soal kalau di meterai lupa diberi tanggal. Sebagai contoh, jika surat kuasa sudah diberi
tanggal, maka tidak ada masalah kalau di meterai lupa diberi tanggal.
Meterai juga berperan dalam mencegah dokumen yang tidak sah atau tidak mengikat
secara hukum. Hal ini diatur dalam Pasal 7 ayat (5) UU Bea Meterai, yang menyatakan
bahwa pembubuhan tanda tangan disertai dengan pencantuman tanggal, bulan, dan tahun
sehingga sebagian tanda tangan di atas kertas dan sebagian sisanya di atas meterai.
Bagaimana jika penandatangan tidak dilakukan sesuai dengan aturan tersebut, maka
dokumen tersebut dianggap tidak bermeterai sehingga perlu dilakukan pemeteraian
kemudian
19. Dalam LEGAL AUDIT, pemeriksaan hukum suatu transaksi untuk mencari kebenaran?
Jawab :
Legal audit adalah suatu pemeriksaan dan/atau penilaian permasalahan hukum mengenai
atau berkaitan dengan suatu perusahaan. Legal audit diperlukan untuk hal-hal antara lain
sebagai berikut: a. Perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO); b.
Perusahaan yang akan melakukan merger, konsolidasi, akuisisi; c. Perusahaan yang akan
melakukan transaksi kredit sindikasi; d. Perusahaan yang akan dijual (Legal Audit
dilaksanakan apabila pihak pembeli menginginkannya); e. dan sebagainya. Legal audit
melibatkan penelitian secara fisik atau penelitian area, peninjauan lapangan, pengamatan
terhadap suatu obyek untuk memastikan kebenaran, penelitian dokumen yang berkaitan
dengan obyek, serta penelitian yang didasarkan pada sumber informasi lainnya. Dengan
demikian, dalam legal audit, pemeriksaan hukum suatu transaksi bertujuan untuk
memastikan kebenaran dan keabsahan transaksi tersebut.
20. Jelaskan 3 (tiga) bidang pekerjaan dengan sistem (cara) Due Diligence yang harus
diselesaikan oleh Advokat?
Jawab :
Dalam proses legal audit, ada tiga bidang pekerjaan utama yang harus diselesaikan oleh
advokat:
1. Memeriksa hukum: Advokat harus memeriksa hukum yang berlaku untuk
mengidentifikasi keseluruhan, konflik, atau masalah yang mungkin terjadi dalam
transaksi atau perusahaan. Hal ini mencakup peninjauan ketentuan-ketentuan hukum,
peraturan perundang-undangan, dan kode etik yang berpengaruh pada transaksi atau
perusahaan.
2. Memeriksa dokumen: Advokat harus memeriksa berbagai jenis dokumen yang
berhubungan dengan transaksi atau perusahaan, seperti perjanjian, deed, kartu tanda,
atau dokumen lainnya yang berpengaruh pada transaksi. Dalam proses ini, advokat
harus memastikan bahwa dokumen tersebut legitim dan telah diberikan oleh pihak
yang sah.
3. Menilai risiko hukum: Advokat harus menilai risiko hukum yang mungkin terjadi
dalam transaksi atau perusahaan, seperti ketidakpastian hukum, ketidaksesuaian, atau
ketidakadilan. Risiko ini dapat mempengaruhi keputusan pemeriksaan dan dapat
mempengaruhi hasil akhir transaksi atau perusahaan.
Dalam menjalankan tugas ini, advokat harus berprofesi dan berkepribuan dalam menjaga
integritas, kepribadian, dan bebas dari pengaruh lain dalam menjalankan profesinya
22. Advokat dalam menangani litigasi dapat melakukan Due Diligence terhadapa apa saja?
Jawab :
Dalam menangani litigasi, advokat dapat melakukan due diligence terhadap beberapa
hal, antara lain:
1. Bukti dan Fakta Hukum: Advokat perlu melakukan due diligence terhadap bukti-
bukti dan fakta hukum yang mendukung kasus yang sedang ditanganinya. Hal ini
mencakup pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen, kesaksian, dan bukti-bukti lain
yang relevan dengan kasus.
2. Klien dan Pihak Terkait: Advokat perlu melakukan due diligence terhadap klien dan
pihak terkait dalam kasus yang ditanganinya. Hal ini mencakup pemeriksaan latar
belakang, kepentingan, dan informasi terkait pihak-pihak yang terlibat dalam litigasi.
3. Hukum dan Peraturan yang Relevan: Advokat juga perlu melakukan due diligence
terhadap hukum dan peraturan yang relevan dengan kasus yang sedang ditanganinya.
Hal ini mencakup pemeriksaan terhadap regulasi, putusan pengadilan terkait, dan
perkembangan hukum terkini yang dapat memengaruhi kasus.
Dengan melakukan due diligence terhadap hal-hal tersebut, advokat dapat memastikan
bahwa mereka memiliki pemahaman yang mendalam terkait dengan kasus yang
ditanganinya, serta dapat mempersiapkan strategi hukum yang tepat.
23. Pasal 8 No. 2 RV, 1955 BW siapa yang tidak mungkin beracara tanpa diwakili?
Jawab :
Pasal 8 No. 2 RV, 1955 BW menyatakan bahwa badan hukum tidak dapat beracara tanpa
diwakili oleh pengurus atau wakilnya. Artinya, badan hukum harus diwakili oleh
pengurus atau wakilnya dalam melakukan tindakan hukum, termasuk dalam melakukan
litigasi. Sedangkan untuk individu, tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa mereka
tidak dapat beracara tanpa diwakili oleh advokat atau pengacara. Namun, dalam
praktiknya, individu yang tidak memiliki latar belakang hukum atau pengalaman dalam
litigasi seringkali memilih untuk diwakili oleh advokat atau pengacara untuk memastikan
bahwa hak-hak mereka terlindungi dan kasus mereka ditangani secara profesional
26. Jelaskan perbedaan mendasar system hukum “Civil Law”dan “Common Law”dalam
melakukan penalaran analogi?
Jawab :
Perbedaan mendasar antara sistem hukum "Civil Law" dan "Common Law" dalam
melakukan penalaran analogi adalah sumber hukum yang digunakan. Sistem hukum
"Civil Law" menggunakan kodifikasi sebagai sumber hukum, sedangkan sistem hukum
"Common Law" menggunakan putusan hakim sebelumnya sebagai sumber hukum atau
yang lebih dikenal dengan doktrin stare decisis. Dalam sistem "Civil Law", penalaran
analogi didasarkan pada interpretasi teks hukum dan prinsip-prinsip umum hukum,
sedangkan dalam sistem "Common Law", penalaran analogi didasarkan pada putusan
pengadilan sebelumnya dan doktrin stare decisis. Dalam sistem "Civil Law", hakim
memiliki peran yang lebih besar dalam menafsirkan hukum, sedangkan dalam sistem
"Common Law", hakim memiliki peran yang lebih besar dalam membuat hukum melalui
putusan pengadilan
28. Bank diluar negeri meminta saudara untuk memberikan “legal opinion” atas suatu
perjanjian kredit dengan nasabahnya di Indonesia, salah satu “loan agreement” tersebut
menetapkan bahwa pelaksanaan perjanjian kredit tersebut digantungkan pada “satisfied
legal opinion from independence counsel”.
Jawab :
Dalam perjanjian kredit di antara bank lokal dan nasabahnya di Indonesia, saudara yang
diminta untuk memberikan "legal opinion" mengacu pada pasalan yang menetapkan
bahwa pelaksanaan perjanjian kredit tersebut digantungkan pada "satisfied legal opinion
from independence counsel". Berikut ini adalah beberapa aspek penting yang terkait
dengan "legal opinion" dalam konteks ini:
1. Pemahaman Hukum: Legal opinion harus memberikan pemahaman hukum yang
mendalam tentang perjanjian kredit dan apa yang diperlukan untuk memastikan
pelaksanaan perjanjian tersebut sesuai dengan hukum dan regulasi yang berlaku
2. Pengakuan Hukum: Legal opinion harus mengakui hukum yang relevan dengan
perjanjian kredit, termasuk mengidentifikasi kasus yang mengancam atau
mempengaruhi perjanjian kredit
3. Analisis Risiko: Legal opinion harus memberikan analisis mengenai risiko yang
terkait dengan perjanjian kredit, termasuk mengidentifikasi kesulitan atau potensi
masalah yang mungkin muncul selama proses perjanjian kredit
4. Pengarahan Hukum: Legal opinion harus memberikan pengarahan hukum yang
relevan dengan perjanjian kredit, termasuk mengarah keputusan hukum yang
mungkin diberikan oleh hakim atau pengacara dalam masa dihadapi
5. Kehilangan Hukum: Legal opinion harus memberikan informasi tentang kehilangan
hukum yang mungkin terjadi selama proses perjanjian kredit, termasuk
mengidentifikasi kasus yang mengancam atau mempengaruhi perjanjian kredit
Dalam konteks ini, saudara yang memberikan legal opinion harus memiliki keahlian dan
pengalaman yang cukup dalam bidang hukum yang relevan dengan perjanjian kredit agar
memastikan bahwa legal opinion yang diberikan adalah akurat dan berguna untuk bank
dan nasabahnya dalam memastikan pelaksanaan perjanjian kredit yang sesuai dengan
hukum dan regulasi yang berlaku.
29. Sesuai SEMA No 2 Tahun 1959 tanggal 19 Januari 1959, Surat Kuasa harus
mencantumkan?
Jawab :
Sesuai dengan SEMA No 2 Tahun 1959 tanggal 19 Januari 1959, Surat Kuasa harus
mencantumkan beberapa informasi penting, seperti:
1. Nama pihak: Nama pihak yang terlibat dalam perjanjian atau perkiraan harus
disertakan pada surat kuasa
2. Tanggal: Tanggal perjanjian atau perkiraan harus disertakan pada surat kuasa
3. Jumlah: Jumlah total pengobatan atau biaya yang harus dibayar oleh pihak yang
mengakui perjanjian harus disertakan pada surat kuasa
4. Rencana pembayaran: Rencana pembayaran pengobatan atau biaya yang harus
diterima oleh pihak yang mengakui perjanjian harus disertakan pada surat kuasa
5. Kondisi pengawasan: Kondisi pengawasan atau kondisi penyelesaian perjanjian harus
disertakan pada surat kuasa
6. Penugasan: Penugasan yang diberikan kepada advokat harus disertakan pada surat
kuasa
Dalam pemeriksaan surat kuasa, perlu diperhatikan apakah surat kuasa mencakup
informasi-informasi penting yang disebutkan oleh SEMA No 2 Tahun 1959 tanggal 19
Januari 1959. Jika surat kuasa kurang mencakup informasi-informasi tersebut, maka
surat kuasa tidak berlaku untuk mengakui perjanjian atau perkiraan
CARA MENJAWAB:
Jawab dengan singkat.
Jawaban diketik dengan rapi.
Sesuai urutan nomor dan tidak perlu ditulis soalnya.