Pd
LEMBAR KERJA MAHASISWA BAGIAN B
EVALUASI PEMBELAJARAN BIOLOGI
“Membuatrancangankisikisi instrument danskoringpenilaiansikap
(afektif) danpengetahuan (kognitif)”
CPMK SUB-CPMK
Mampumenelaah, mendifrensiasikan, 1. Mahasiswamampumembuatran
menganalisiskonsepevaluasihasilbelajarbiologi yang canganteknikdan instrument
inovatifdalambentukpresentasi, mind mapping, menghasilkan penilaiankompetensisikap
instrument penilaiandenganmenggunakan media, (afektif) (M2)
sumberbelajarberbasis IPTEK
sertadikaitkandalamkontekssituasi di
lapangandenganmenjunjungtingginilaikemanusiaandalammenj
alankantugasberdasarkan agama, moral, danetika (S2, P17,
KU1)
Mampumerencanakansecaramandiri, 2. Mahasiswamampumembuatran
melaksanakandanmenentukannilaiakhirevaluasihasilbelajarbiol canganteknikdan instrument
ogidenganbertanggungjawab, menghargaipendapat orang lain penilaiankompetensipengetahu
sertamenjunjungetika (S2, S5, P14, KU2, KK6) an (kognitif) (M2)
INDIKATOR
1. Merancangkisikisiinstrumendanskoringpenilaiansikap
daninstrumennilainilaikeislaman
4. Merancangkisikisiinstrumendanskoringpengetahuan (kognitif)
5. Merancangkisikisiinstrumentessubjektifdanobjektif
6. Merancangkisikisiinstrumenmetakognisi
8. Merancangksiikisiinstrumen HOTS
9. Merancangkisikisiinstrumenkemampuanberpikirkrtisdankreatif, miskonsepsisertapemahamankonsep
IDENTITAS
FOTO DIRI
(sertakanfotomudisini
(pastikanwajahterlihatjelas
SELAMAT MENGERJAKAN
Do the best^_^
Nukhbatulbidayati haka, M.Pd
Kegiatanpembelajaran
1. Objective Finding
Anda di wajibkanmenyimakpaparanpenyajimateridalam link gdrive yang disematkan di bawahini,
proses penelaahan di perbolehkanlintaskelasuntukmendapatkanpemahaman yang komprehensif.
Silahkanlakukanpemahamandanpengamatanlebihdahuluke link :
a. Kelas a :
https://drive.google.com/drive/folders/1aZ1oe8ZOOgsXwVuMvhyklDzK_UqgpM0o?usp=shari
ng
b. Kelas B : https://drive.google.com/drive/folders/1_2k_NyVVEtjKY4xOK-H4o8GXeq-
y3DYW?usp=sharing
c. Kelas C :
https://drive.google.com/drive/folders/1WW4HrVzpjmPtJPB17Aqqp9mXvXX495ll?usp=sharin
g
d. Kelas D :
https://drive.google.com/drive/folders/1jaIPEhoicyKRIDSJuOfXxjcvld5rWh9G?usp=sharing
e. Kelas E :
https://drive.google.com/drive/folders/18cQq8UeB3iA91TXpXLcYxK4Jj0B065ZJ?usp=sharing
f. Kelas F :
https://drive.google.com/drive/folders/1SF_yaaLJlgwNP4pvqgrP3od3UOxYy4La?usp=sharing
A. Setelah mengamati dan menganalisis video serta refrensi yang disajikan tim penyaji,
buatkan dalam bentuk mind mapping/tabulasi/peta konsep (pilih salah satu) yang
dapat merangkum ulasan “Membuat rancangan kisi-kisi instrument dan scoring penilaian sikap
(afektif) dan pengetahuan (kognitif)”?
Jawab :
1. Membuat rancangan kisi-kisi instrument dan scoring penilaian sikap (afektif)
Kelas/Semester : X/Ganjil
Kelas :
Nama Sekolah :
Petunjuk :
1. Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang paling sesuai dengan diri Anda.
2. Keterangan :
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak Setuju
No Aspek Afektif Pernyataan Pilihan Sikap
1 2 3 4
1. Menerima (A1) Saya menyatakan kekaguman
terhadap ciptaan Tuhan secara lisan
dan tulisan.
Dengan melestarikan
keanekaragaman hayati berarti
sudah melindungi keanekaragaman
hayati.
KOMPETENSI INTI
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi.
3.7 Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.
4.7 Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat fluida untuk mempermudah suatu pekerjaan.
Jawab :
LKM A :
Nurjannah, Amalia. 2019. ‘Penilaian Sikap Berbasis Kurikulum 2013 Di Sekolah Menengah
Pertama’. Raudhah Proud To Be Professionals : Jurnal Tarbiyah Islamiyah. 4.1, 33–
42.
Sawitri, Dyah and Rahayu, E., M. 2018. Modul PKT. 08 - Penilaian Hasil Belajar.
Saftari, Maya and Fajriah, N. 2019. ‘Penilaian Ranah Afektif Dalam Bentuk Penilaian Skala
Sikap Untuk Menilai Hasil Belajar’. Edutainment : Jurnal Ilmu Pendidikan Dan
Kependidikan. 7.1, hal 71–81.
Sukanti. 2011. "Penilaian Afektif Dalam Pembelajaran Akuntansi". Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia. 9.1, hal 74–82 .
LKM B :
Adityawarman Hidayat, Meta Analisis : Pentingnya self dan peer assessment dalam
pembelajaran, Jurnal Basicedu, Universitas Phalawan Tambusai, Vol.2 No. 1 Than
2019 Hal. 95-101.
Asti Widya Putri, Pengaruh Gaya Belajar Siswa (Visual, Kinestetik, Dan Auditorial) Pada
Mata Pelajaran Mengelola Peralatan Kantor Terhadap Hasil Belajar, Jurnal
Universitas Negri Surabaya.
Giska Khairunisha. 2016. Analisis Hubungan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Seni Tari, Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia.
Iwai, Y. 2011. The effects of metacognitive reading strategies: Pedagogical implications for
efl/esl teachers [Versi electronik]. The Reading Matrix, 11, 2, 150-159.
Kuntjojo. 2009. Metakognisi dan Keberhasian Belajar Peserta Didik.
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-dan-keberhasilan-belajar-
peserta-didik/.
Malone, L.K. 2007. The Convergence of Knowledge Organization, Problem-Solving
Behavior, and Metacognition Research with The Modeling Method of Physics
Instruction – Part II. Journal Physics Teacher Education.
M. Yasdar; Muliyadi, Penerapan Teknik Regulasi Diri (Self Regulation) Untuk
Meningkatkan Kemandirian Belajar Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling
Stkip Muhammadiyah Enrekang, Jurnal Pendidikan Edupaspul, Stkip
Muhammadiyah Enrekang, Volume 2 – Nomor 2, Oktober 2018, 50-60.
Naylina Farah Ismawa, Implementasi Nilai-Nilai Keislaman Kepada Peserta Didik,
Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 23 Maret 2021, ISSN. 2720-9148.
Ozsoy, G. & Ataman, A. 2009. The effect of metacognitive strategy training on mathematical
problem solving achievement. International Electronic Journal of Elementary
Education, 1, 2, 67-82. http://www.iejee.com/1_2_2009/ozsoy_ataman.pdf.
2. Data Finding
Perhatikan visualisasi dibawah ini!
B. Bagaimana tata cara pembuatan instrument penilaian diri dan penilaian teman sebaya
diatas? Uraikan teknis pembuatan yang kamu ketahui.
Jawab:
Terdapat sepuluh langkah yang harus diikuti dalam pengembangan perangkat penilaian
afektif:
a) Menentukan spesifikasi instrument;
b) Menulis instrument;
c) Menentukan skala pengukuran;
d) Menentukan sistem penskoran;
e) Menelaah instrument;
f) Melakukan uji coba ;
g) Menganalisis instrument;
h) Merakit instrumen ;
i) Melaksanakan pengukuran, dan
j) Menafsirkan hasil pengukuran.
Welman (1985) dalam Usman Mulbar (2008: 4) menyatakan bahwa “Metacognition is a form
of cognition, a second or higher order thingking process wich involves active control over
cognitive processes. It can be simply define as thinking or as a person’s cognition about
cognition”. Metakognisi sebagai suatu bentuk kognisi, atau proses berpikir dua tingkat atau
lebih yang meibatkan pengendalian terhadap aktivitas kognitif. Karena itu, metakognisi dapat
dikatakan sebagai berpikir seseorang tentang berpikirnya sendiri atau kognisi seseorang
tentang kognisinya sendiri. Schneider (2010: 55) juga mengungkapkan bahwa metakognitif
adalah pengetahuan seseorang “of their own information-processing skills, as well as to
knowledge about the nature of cognitive tasks, and about strategies for coping with such
tasks.” Metakognitif adalah pengetahuan seseorang terhadap kemampuan mereka sendiri
dalam mengolah informasi, maupun pengetahuan tentang tugas-tugas berpikir, dan tentang
strategi untuk menyalin tugas-tugas yang serupa.
Pemahaman tersebut diperoleh atas dasar refleksi yang dilakukan oleh dirinya sendiri
berkaitan dengan penggunaan strategi yang efektif atau deskripsi yang jelas dari strategi-
strategi yang digunakan dalam menjawab suatu pertanyaan atau soal. Sebagai tambahan,
Quirk (2006: 4) mengungkapkan bahwa metakognitif adalah “the ability to think about one’s
thinking and feeling and to predict what others are thinking.” Metakognitif adalah
kemampuan seseorang untuk berpikir tentang pikiran dan perasaannya sendiri dan untuk
memprediksi apa yang orang lain pikirkan.
Selain itu, metakognisi melibatkan pengetahuan dan kesadaran seseorang tantang aktivitas
kognitifnya sendiri atau segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas kognitifnya
(Woolfolk, 2009: 35). Secara sederhana, metakognisi adalah pengetahuan tentang proses
kognisi. Lebih rinci, metakognisi adalah pengetahuan, kesadaran, dan kendali atas proses
kognisi. Metakognisi mempunyai peranan sebagai suatu bentuk representasi kognisi yang
didasarkan pada proses memonitor dan mengontrol berdasarkan representasi kognisi.
Secara umum metakognisi dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang dalam belajar,
yang mencakup bagaimana sebaiknya belajar dilakukan, apa yang sudah dan belum
diketahui, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu perencanaan mengenai apa yang harus
dipelajari, bagaimana, kapan mempelajari, pemantauan terhadap proses belajar yang sedang
ia lakukan, serta evaluasi terhadap apa yang telah direncanakan, dilakukan, dan hasil dari
proses tersebut.
3. Angket gaya belajar merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh siswa dalam
belajarnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar yang baik.
Karakteristik gaya belajar menurut De Porter dibagi dalam tiga kelompok VAK, yakni
gaya belajar visual (mengandalkan mata dalam perolehan informasi, tidak terganggu
keributan, memilih membaca tekun), gaya belajar auditorial (mengutamakan indera
pendengaran, membaca dengan bersuara sampai telinga mendengar, dan lebih suka
berdiskusi) dan gaya belajar kinestetik (berbicara perlahan, menghafal disertai berjalan
dan melihat, tidak bisa duduk dalam waktu lama, juga memilih menggerakkan tubuh).
Indikator angket gaya belajar yaitu:
Adanya hasrat dan keinginan berhasil:
1. Aktif dalam belajar;
2. Senang dalam belajar;
3. Tidak cepat putus asa;
4. Tidak cepat puas dengan hasil yang didapatkan;
5. Ulet dalam menghadapi kesulitan belajar.
5. Angket nilai keislaman, secara hakiki nilai keislaman merupakan nilai yang memiiki
dasar kebenaran yang paling kuat dibandingkan dengan nilai yang lainnya. Nilai ini
bersumber dari kebenaran tertinggi yang datang dari tuhan. Karakteristik nilai keislaman
yaitu: 1) empati, 2) hati nurani, 3) kontrol diri, 4) rasa hormat, 5) kebaikan hati, 6)
toleransi, dan 7) keadilan. Indikator dalam nilai keislaman yaitu nilai akidah, nilai akhlak
dan nilai syariah.
B. Apa yang kamu ketahui tentang Literasi sains? Bagaimana penilaian literasi
sains? Apa saja komponen dalam literasi sains menurut OECD, PISA, dan
TIMSS?
Jawab:
Sains didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan. Sains berasal dari kata Science atau
natural science, yaitu ilmu-ilmu alam yang kajiannya meliputi fisika, kimia dan biologi,
serta ilmu-ilmu lain yang serupa. Sains merupakan suatu keilmuan yang berfokus pada
Menurut Resnick diantaranya adalah non algoritmik, yang bersifat kompleks, multiple
solutions (banyak solusi), serta melibatkan variasi dalam pengambilan keputusan dan
interpretasi, penerapan yang banyak kriteria, serta dalam pembelajaran membutuhkan
banyak usaha.
Conklin mengungkapkan karakteristik HOTS sebagai berikut karakteristik keterampilan
berpikir tingkat tinggi yang mencakup berpikir kritis dan berpikir kreatif peserta didik.
Berpikir kritis dan kreatif merupakan dua kemampuan manusia yang paling mendasar
karena dari keduanya dapat mendorong peserta didik untuk senantiasa memandang setiap
permasalahan yang dihadapi secara kritis dan serta, memecahkan dan mencari
jawabannya secara kreatif sehingga didapatkan suatu hal yang baru lebih baik dan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
4. Idea Finding
A. Tuliskan bagaimana “self regulation learning, self efficacy, angket gaya belajar,
angket motivasi belajar, dan angket nilai keislaman” dinilai? Bagaimana bentuk
instrument penilaian, scoring instrument penilaian, dan interpretasi criteria
penilaian yang didapat.
Jawab :
1. Self regulation learning : Instrumen evaluasi dapat berupa informasi lapangan
yang terdiri asal pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan
peserta didik dalam mengatur saat, memotivasi diri sendiri, mengatur tujuan, dan
lain sebagainya. Skor instrumen evaluasi bisa diberikan berdasarkan skala likert,
menggunakan rentang nilai yang sudah dipengaruhi. Interpretasi kriteria evaluasi
dapat dilakukan dengan menggunakan rubrik yang sudah disusun sebelumnya,
dan memperhatikan tingkat kemampuan self regulation learning yang dimiliki
sang siswa.
2. Self efficacy ; Instrumen penilaian dapat berupa survey yang terdiri dari
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan menggunakan keyakinan peserta didik
terhadap kemampuannya pada menyelesaikan tugas atau tantangan yang
dihadapinya. Skor instrumen penilaian bisa diberikan sesuai skala likert,
menggunakan rentang nilai yg telah ditentukan. Interpretasi kriteria evaluasi dapat
dilakukan dengan memperhatikan tingkat self efficacy yang dimiliki oleh peserta
didik.
4. Angket motivasi belajar : Instrumen evaluasi bisa berupa survey yang terdiri
dari pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan menggunakan motivasi siswa dalam
belajar, seperti motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Skor instrumen penilaian bisa
diberikan berdasarkan skala likert, menggunakan rentang nilai yang sudah
1
Giska Khairunisha, Analisis Hubungan Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Seni Tari, (Jakarta : Universitas Pendidikan Indonesia, 2016), hal.37-38
5. Angket nilai keislaman : Instrumen evaluasi dapat berupa kuesioner yang terdiri
berasal pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan nilai-nilai keislaman yang
dipelajari pada konteks pembelajaran. Skor instrumen penilaian bisa diberikan
sesuai skala likert, dengan rentang nilai yang sudah dipengaruhi. Interpretasi
kriteria penilaian bisa dilakukan menggunakan memperhatikan taraf pemahaman
siswa terhadap nilai-nilai keislaman yang dipelajari.
Berpikir kritis
5. Solution Finding
Menurutmu apa yang dapat kamu simpulkan mengenai tema “merancang
instrument penilaian ranah afektif dan kognitif” (kamu dapat menguraikan dalam
bentuk apapun yang dapat membuat materi ini dikemas untuk mudah dipahami)
Jawab :
1. Merancang instrument penilaian ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom,
segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Ke enam jenjang
yang dimaksud adalah pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian.
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untukmengingat-ingat kembali
atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya,
tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pemahaman (comprehension)
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian atau faktor-faktor
yang satu dengan yang lainnya. Sintesis (synthesis) adalah suatu proses yang memadukan
bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang
berstruktur.
Penilaian (nevaluatio) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Dengan demikian aspek kognitif adalah
subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi.
Contoh pengukuran ranah penilaian kognitif
Pengukuran hasil belajar ranah kognitif dilakukan dengan tes tertulis. Bentuk tes kognitif
diantaranya adalah tes atau pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, uraian obyektif,
uraian non obyektif atau uraian bebas, jawaban atau isian singkat, menjodohkan,
portopolio dan performans. Kata kerja oprasional atau instrumen yang dapat mengukur
kemampuan ini adalah sebagai berikut:
Tahap Pengetahuan
Instrumennya Menyebutkan, mendefinisikan, melukiskan,
mencocokkan, mengidentifikasikan, memberi nama,
6. Accaptance Finding
****************************SELAMAT MENGERJAKAN****************************