DESKRIPSI UMUM
Peserta didik akan melakukan penerapan tentang makhluk hidup dan lingkungannya 8 (delapan)
kali pertemuan. Siswa akan menggali kemampuan menerapkan kegiatan pembuatan Terarium
Sebagai Model Ekosistem Sederhana.
Modul ajar ini akan menjadi materi prasyarat dan berlanjut pada materi berikutnya, dengan
menerapkan pembelajaran berbasis proyek.
1. Guru membuat presentasi tentang materi pengetahuan mahluk hidup dan lingkungannya
2. Guru membuat contoh-contoh kegiatan terkait makhluk hidup dan lingkungannya.
AKTIVITAS
Pertemuan 1 : Pengenalan Masalah / Penentuan Pertanyaan Mendasar (Essential Question)
Pertemuan 2 : Penyusunan Rancangan Proyek (Plan) dan Penyusunan Rencana Kerja (Schedule)
Pertemuan 3 dan 4 : Pelaksanaan dan Monitoring Proyek (Monitor)
Pertemuan 5 dan 6 : Pengujian Hasi/Presentasi (Asses)
Pertemuan 7 dan 8 : Evaluasi dan Refleksi (Evaluate)
Referensi
Refleksi
Lembar Kegiatan
1. Lembar Observasi
2. Soal-soal Latihan Pertemuan 1 (Tes Formatif 1)
Referensi
Refleksi
Lembar Kegiatan
Referensi
Refleksi
Lembar Kegiatan
Referensi
Refleksi
Lembar Kegiatan
Referensi
Refleksi
Lembar Kegiatan
LAMPIRAN
1. BAHAN AJAR
A. PENDAHULUAN
Cobalah Kalian perhatikan lingkungan di sekitar kalian. Kalian akan
menemukan bahwa satu jenis spesies akan tergantung pada spesies lainnya. Contohnya,
lebah mengisap nektar bunga untuk dijadikan madu, sedangkan tanaman memerlukan
lebah untuk membantu proses penyerbukan sehingga tanaman dapat memperbanyak diri
melalui biji. Seperti itulah mahkluk hidup dalam ekosistemnya. Mahkluk hidup harus
berinteraksi dengan mahkluk hidup lainnya dan juga dengan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup.
Alam lingkungan manusia terdiri dari komponen - komponen makhluk hidup
dan tak hidup (benda - benda mati). Dalam mempelajari lingkungan hidup kita perlu
memahami konsep - konsep ekologi. Ekologi merupakan salah satu dasar ilmu lingkungan
juga merupakan suatu cara pendekatan dalam mempelajari makhluk - makhluk hidup,
sedangkan kajian dasar adalah populasi dan komunitas. Ekologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik (interaksi) antara makhluk hidup dan lingkungannya,
baik biotik (makhluk hidup lainnya) maupun abiotik (benda - benda mati). Ernest Haeckel
(1834 - 1914) orang yang pertama kali mengemukakan definisi ekologi tersebut.
Dalam ekologi kita mempelajari makhluk - makhluk hidup itu sebagai suatu
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Di dalam lingkungan hidup ini terdapat saling
hubungan antar komponennya dan membentuk ekosistem. Sedangkan komponen
penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor dan
omnivor) dan dekomposer atau pengurai (mikroorganisme). Di dalam suatu ekosistem
senantiasa terjadi berbagai dinamika kehidupan seperti rantai makanan, jaring - jaring
makanan, pembentukan biomassa, piramida makanan, siklus materi, aliran energi dan lain -
lain.
Dalam mengembangkan kesimpulan rantai makanan yaitu dengan adanya
produsen, konsumen dan dekomposer maka dapat digunakan untuk membahas aliran
energi dalam ekologi. Pada rantai makanan masing - masing kelompok organisme yang
mempunyai jarak transfer makanan dari sumber energi akan menempati suatu tingkatan
trofik tertentu. Pada umumnya produsen akan mempunyai tingkat trofik yang paling
rendah. Dengan demikian biomassa (berat total populasi) dari setiap tingkatan trofik yang
dinyatakan dalam perbandingan luas, akan disusun mulai dari tumbuhan di tempat paling
bawah dan tingkatan trofik yang lebih tinggi di atasnya, maka akan terbentuk sebuah
piramida makanan dan struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk
piramida ekologi.
B. MAHLUK HIDUP
1. PENGERTIAN MAHLUK HIDUP
Makhluk hidup merupakan suatu organisme yang memiliki kemampuan untuk
bernapas, berpindah tempat, merespon perubahan diri dan lingkungannya. Makhluk hidup
terbagi menjadi tiga kelompok yang berbeda, yaitu manusia, hewan, dan tumbuhan.
2. CIRI-CIRI MAHLUK HIDUP
a. Makhluk Hidup Mampu Bernapas
Pernapasan yang juga dikenal sebagai respirasi adalah suatu sistem biologis
yang terdiri dari organ dan struktur lain yang digunakan dalam proses pertukaran gas pada
hewan dan tumbuhan. Pertukaran gas ini berupa penarikan O 2 atau oksigen dan
pembuangan CO2 atau karbon dioksida dalam tubuh suatu makhluk hidup.
Tiap-tiap makhluk hidup diketahui memiliki berbagai jenis organ untuk
bernapas. Organ-organ ini tergantung pada ukuran tubuh, habitat, dan riwayat evolusi
makhluk hidup masing-masing. Misalnya di daerah perairan, organisme ikan bernapas
menggunakan insang. Namun di daerah daratan sebagian besar makhluk hidup bernapas
menggunakan paru-paru, seperti halnya manusia, mamalia, dan burung. Sementara
tumbuhan bernapas menggunakan stomata dan lentisel.
b. Makhluk Hidup Mampu Bergerak
Makhluk hidup dipastikan selalu memiliki kemampuan untuk bergerak.
Berdasarkan posisinya, pergerakan makhluk hidup ini terbagi menjadi dua, yaitu aktif dan
pasif. Sistem geraknya pun dilakukan dengan alat yang berbeda-beda pula tergantung
habitat dan evolusinya.
Seperti pada burung yang bergerak di udara menggunakan kedua sayapnya.
Sementara itu, tumbuhan melakukan gerakan pasif di tempatnya, tapi secara spesifik tetap
ada pergerakan naiknya zat-zat tanah menuju daun yang berguna bagi kelangsungan
hidupnya. Begitu juga dengan hewan seperti gurita yang bergerak menggunakan tentakel
atau lintah yang bergerak menggunakan otot perut.
c. Makhluk Hidup Peka Terhadap Rangsangan
Karakteristik lain dari makhluk hidup adalah kemampuan dalam merasakan
berbagai rangsangan atau iritabilitas. Rangsangan ini dapat diperoleh dari bentuk beragam,
seperti suara, gelombang cahaya, aroma, suhu, hingga sentuhan fisik.
Misalnya pada hewan, ayam jantan yang selalu berkokok di pagi hari, putri
malu yang menurunkan daunnya saat disentuh, atau tikus yang hidungnya sangat peka
dalam mencium aroma makanan.
d. Makhluk Hidup Membutuhkan Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya, hampir semua makhluk hidup selalu
memerlukan asupan energi dan juga nutrisi dalam tubuhnya. Asupan energi dan nutrisi ini
biasanya diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Misalnya pada tumbuhan
yang memerlukan air dan juga unsur hara untuk dijadikan bahan proses fotosintesis.
Sementara pada hewan, berdasarkan jenis makanannya dibagi menjadi
karnivora, herbivor, dan omnivora. Karnivora adalah istilah bagi hewan pemakan daging,
herbivora untuk pemakan tumbuhan dan omnivora pemakan segala.
e. Makhluk Hidup Tumbuh dan Berkembang
Jika dilihat secara fisik, makhluk hidup akan terus tumbuh besar seiring
berjalannya waktu. Perubahan ukuran ini terjadi karena bertambahnya volume jaringan
dan sel tubuh.
Manusia dan hewan diketahui memiliki kerangka tulang yang terus mengalami
pertumbuhan. Proses pertumbuhan tulang di masa awal adalah proses penulangan primer
di mana tulang yang terbentuk adalah tulang rawan atau kartilago. Inilah yang
menyebabkan tulang tersebut terasa lunak. Di bagian tengah tulang ada banyak sekali
osteosit atau sel tulang yang bakal tumbuh menjadi tulang sejati. Melalui proses inilah,
makhluk hidup disebut melakukan pertumbuhannya.
Namun, definisi perkembangan pada tumbuhan cukup berbeda. Berkembang
dalam hal ini merupakan bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi alat-alat tubuh.
Misalnya kecambah akan berkembang menjadi daun, buah, dan juga akar sejati seiring
berjalannya waktu.
f. Makhluk Hidup Bereproduksi
Makhluk hidup melakukan proses reproduksi untuk meneruskan generasinya.
Proses reproduksi ini dilakukan dengan berbagai cara, meliputi seksual ataupun aseksual.
Proses reproduksi seksual biasanya membutuhkan waktu yang relatif lama.
Sebab proses ini memerlukan perkembangan alat reproduksi dan proses pencarian
pasangan yang tepat. Berbeda halnya dengan proses reproduksi aseksual yang hanya
membutuhkan satu individu, namun minim membawa variasi genetika.
Contoh proses aseksual pada hewan terjadi pada protozoa yang bereproduksi
dengan cara membelah diri atau bertunas seperti hydra. Sementara proses seksual terjadi
pada monyet yang melahirkan ataupun ikan yang bertelur meski hidup di dalam air.
Berbeda dengan tumbuhan yang melakukan proses reproduksi secara
vegetatif dan generatif. Untuk reproduksi vegetatif biasanya terjadi pada umbi-umbian.
Sementara reproduksi generatif adalah proses penyerbukan oleh alat kelamin jantan yang
berupa benang sari pada alat kelamin betina berupa putik. Sehingga proses reproduksi
generatif lebih sering terjadi pada tumbuhan yang memiliki bunga dan buah.
g. Makhluk Hidup Mampu Beradaptasi
Adaptasi adalah suatu kemampuan makhluk untuk bertahan hidup dengan
cara menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Setiap makhluk hidup diketahui memiliki
proses adaptasi yang berbeda sesuai kemampuannya dalam menghadapi situasi dan
kondisi lingkungan tersebut.
Pada dasarnya, adaptasi yang dilakukan oleh sebagian besar makhluk hidup ini
terbagi menjadi tiga macam, yaitu bentuk tubuh atau morfologi, adaptasi proses
metabolisme tubuh atau fisiologi, dan yang terakhir adaptasi perilaku.
Contoh adaptasi morfologi bisa kita lihat pada bentuk paruh setiap burung.
Begitu juga dengan aneka bentuk gigi hewan yang berbeda-beda tergantung jenis makanan
yang dikonsumsinya.
Sementara contoh adaptasi fisiologi bisa ditemukan pada hewan ruminansia
seperti sapi, kerbau, dan lembu yang memiliki enzim selulase untuk mencerna makanan di
dalam tubuh. Tak ketinggalan contoh adaptasi perilaku dari ikan paus yang bergerak
menuju permukaan laut untuk sekadar mengambil udara sebagai proses bernapas.
h. Makhluk Hidup Mengalami Ekskresi
Makhluk hidup yang selalu memerlukan makanan untuk bertahan hidup
sehingga selalu mengeluarkan sisa-sisa makanan melalui sistem ekskresi. Contohnya adalah
tumbuhan yang pasti melepas oksigen. Kemudian pada hewan singa yang akan
mengeluarkan air seni dan feses dari tubuhnya sebagai bahan buangan yang tidak
diperlukan oleh tubuh.
3. KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP
Dalam sejarah pengelompokan mahkluk hidup, pada mulanya para ahli
menggunakan dua skema dalam pengelompokan mahkluk hidup, yaitu klasifikasi buatan
dan alami. Kedua klasifikasi ini sama-sama menggunakan ciri-ciri yang menonjol sebagai
dasar klasifikasi tetapi berbeda dalam cara penetapan ciri-ciri tersebut. Pada klasifikasi
buatan, dilakukan dengan cara memilih dengan bebas ciri-ciri pemersatu terlebih dahulu
baru kemudian mengelompokkan organisme yang sesuai. Contohnya ketika melakukan
pengelompokan dengan ciri pemersatu ada tidaknya sirip, maka paus akan dikelompokkan
dengan ikan. Kelebihan dari klasiikasi ini adalah mudah untuk dikembangkan dan tidak
mudah berubah, namun kelemahannya pengelompokannya tidak menunjukkan hubungan
evolusioner. Berbeda halnya dengan klasifikasi buatan, klasifikasi alami pengelompokan
organisme dilakukan berdasarkan kemiripan terlebih dahulu dan baru kemudian
mengidentiikasi ciri-ciri yang dimiliki satu sama lain. Kelemahan klasifikasi ini adalah
pengelompokannya berubah jika ditemukan informasi yang baru. Seperti pengelompokan
gorilla, orang utan dan simpanse yang sebelumnya digolongkan pada famili pongidae tetapi
sekarang digolongkan ke dalam famili hominidae. Begitupula alga, yang sebelumnya
dikelompokkan dalam kingdom plantae, namun sekarang dikelompokkan pada kingdom
protista. Dalam perkembangannya muncul klasifikasi ilogenetik. Klasifikasi ini digunakan
untuk mengelompokkan organisme berdasarkan pada hubungan kekerabatan yang
ditunjukkan pada materi genetis suatu organisme. Organisme yang memiliki tingkat
persamaan yang lebih tinggi dalam urutan DNA atau asam nukleatnya dinilai memiliki
hubungan yang lebih dekat.
Dilihat dari jenis makanannya hewan dapat dikelompokkan ke dalam 3
golongan :
a. Hewan herbivora, adalah hewan pemakan tumbuhan. Contohnya : kambing,
kelinci, sapi dan sebagainya.
b. Hewan predator, adalah hewan pemakan hewan lain. Hewan predator
terbagi atas:
i. Karnivor yaitu binatang buas pemakan hewan berdaging. Contohnya :
harimau, singa dan sebagainya.
ii. Insectivor yaitu binatang pemakan serangga. Contohnya : cecak, katak
dan sebagainya.
c. Hewan omnivor adalah binatang pemakan segala (tumbuhan dan daging).
Contohnya ayam, tikus dan sebagainya.
C. LINGKUNGAN
1. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Menurut E. Haeckel, ekologi adalah suatu keseluruhan pengetahuan yang
berkaitan dengan hubungan. Hubungan total atau organisme dengan lingkungannya, baik
yang bersifat organik (biotik) maupun anorganik (abiotik). Pengertian lain dikemukakan
oleh Andrewartha (1961) yang menyatakan, ekologi adalah studi ilmiah mengenai saling
hubungan yang menentukan distribusi organisme dan kelimpahannya (abundance). Dalam
Webster’s Unabridges Dictionary, ekologi diartikan sebagai “totalitas atau pola hubungan
lingkungan (environment)”. Yang dimaksudkan dari definisi di atas yaitu “The summation of
all biotic (living) and abiotic (non living) factors that surround and pottencially influence an
organism (organism habitat)”. Dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah keseluruhan
faktor biotik (hidup) dan abiotik (tak hidup) yang terdapat di sekeliling organisme (makhluk
hidup) dan berpotensi memengaruhi organisme tertentu atau disebut juga habitat
organisme. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan terdapat
dua macam yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
2. LINGKUNGAN BIOTIK DAN LINGKUNGAN ABIOTIK
Lingkungan biotik adalah keseluruhan organisme yang berpotensi
memengaruhi kehidupan organisme yang lain, sedangkan lingkungan abiotik adalah
keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat fisika maupun kimia (fisika-kimia) yang
berpotensi mengenali kehidupan organisme tertentu. Faktor fisika antara lain suhu,
cahaya, angin, gelombang air laut, arus air, tingkat kejernihan perairan, kelembaban udara
dan sebagainya; sedangkan faktor kimia antara lain kandungan nutrisi tanah, keasaman
(pH), kadar oksigen baik yang terdapat di udara maupun yang terdapat dalam air, kadar
karbondioksida dan sebagainya.
Faktor-faktor abiotik (sebagai contoh) yang disebutkan di atas akan
memengaruhi distribusi dalam kelimpahan organisme. Lingkungan organisme dapat juga
dimaknai sebagai habitat, yaitu tempat hidup alamiah suatu organisme di alam. Jadi,
habitat suatu organisme dapat dipandang sebagai “alamat” organisme tersebut di alam.
Misalnya, habitat ikan mas adalah air tawar, habitat ikan bandeng adalah air payau, dan
habitat harimau adalah hutan.
3. FAKTOR BIOTIK
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi,
baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekologi, tumbuhan berperan sebagai produsen,
hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan - tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan - tingkatan organisme makhluk hidup
tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
a. INDIVIDU
Untuk lebih jelasnya, marilah kita bahas individu dalam keseharian. Anda
tentu pernah melihat seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian atau
sebatang pohon rambutan tumbuh di pekarangan. Apa yang Anda lihat tersebut adalah
satu makhluk hidup. Satu makhluk hidup yang Anda lihat itu disebut individu. Jadi Anda
menyebut Anda sendiri sebagai individu, demikian juga tiap sebatang pohon pisang dalam
rumpunnya. Tentu Anda dapat mengamati dengan jelas setiap jenis individu, Anda dapat
menghitung banyaknya individu dalam kelompoknya. Kita kadang - kadang agak sukar
untuk menentukan individu dari satu kelompok organisme. Misalnya memisahkan individu
rumput pada lapangan rumput, individu binatang pada binatang karang, begitu pula
dengan memisahkan sebatang pohon kunyit dari rumpunnya. Pernahkah Anda menanam
ubi kayu dengan steknya? Potongan ubi kayu itu akan tumbuh menjadi individu baru. Telur
burung berasal dari induk burung betina dapat menetas dan menghasilkan individu burung.
Oleh sebab itu berprinsip bahwa individu selalu bersifat tunggal.
b. POPULASI
Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu
disebut populasi. Misalnya populasi yang ada di sawah antara lain sekelompok tanaman
padi, sekelompok belalang, sekelompok, siput, sekelompok semanggi, sekelempok tikus.
Contoh lain yang dapat kita sebut misalnya populasi yang ada di kolam seperti kumpulan
ikan mas, ikan lele, ikan mujaer, belut, cacing, ganggang hijau, teratai dan sebagainya.
Populasi berhubungan dengan individu, waktu dan tempat. Suatu populasi
dapat bertambah karena terjadinya kelahiran (natalitas) atau adanya pendatang masuk
(imigrasi) dan dapat berkurang karena terjadinya kematian (mortalitas) atau adanya
perpindahan keluar (emigrasi). Penurunan jumlah populasi akan terjadi secara mencolok
bila terjadi gangguan yang drastis terhadap lingkungannya, seperti karena wabah hama
dan penyakit atau bencana alam. Dengan adanya yang lahir, datang meninggal, atau pergi
maka populasi itu sifatnya dinamis.
Seperti telah dijelaskan di depan populasi mengalami pertambahan, karena
kelahiran atau adanya pendatang yang menetap serta pengurangan karena kematian dan
migrasi atau perpindahan keluar. Populasi juga memiliki sifat penyebaran umur, sifat
adaptasi, sifat ketahanan yaitu peluang meninggalkan keturunannya dalam waktu yang
panjang dan sifat kepadatan.
Tahukah Anda apakah yang dimaksud dengan kepadatan populasi? Kepadatan
populasi adalah besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Umumnya
dinyatakan dalam jumlah individu, atau biomassa perencanaan satuan luas atau volume.
Agar bagi Anda lebih jelas, maka akan diberikan beberapa contoh tentang konsep
kepadatan populasi, misalnya 40 siswa per kelas yang luasnya 56 meter persegi, 100 pohon
mangga per hektar, 50 ekor ikan mas per meter persegi kolam, dan atau 200 kambing per
hektar. Kadang - kadang bagi kita lebih penting untuk mengetahui apakah suatu populasi
sedang berkurang atau bertambah (sedang mengalami perubahan atau tidak), misalnya
jumlah ayam yang ada di pekarangan per jam. Kepadatan populasi juga mempengaruhi
komunitas atau ekosistem, di samping jenis organismenya.
c. KOMUNITAS
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berada di suatu daerah yang sama
dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya sawah disusun oleh bermacam -
macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai
terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer.
Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran
nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas
tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan
organisme, tapi juga aliran energi dan makanan.
d. EKOSISTEM
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini
menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem
adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan
dekomposer atau pengurai (mikroorganisme).
Istilah “Ekosistem” pertama kali digunakan oleh Tansley, seorang ahli botani
Inggris, pada tahun 1935. Ekosistem adalah unit struktural dan fungsional ekologi dimana
organisme hidup berinteraksi satu sama lainnya dan dengan lingkungan sekitarnya. Setiap
ekosistem memiliki ciri khas karena adanya perbedaan komponen biotik (mahkluk hidup)
dan abiotik (tak hidup).
Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri. Untuk kelangsungan hidupnya
suatu organisme akan sangat bergantung pada kehadiran organisme lain dan berbagai
komponen lingkungan yang ada di sekitarnya. Kehadiran organisma lain dan berbagai
komponen lingkungan sangat dibutuhkan untuk keperluan pangan, perlindungan,
pertumbuhan, perkembangan, dan lain-lain. Hubungan antar organisme atau dengan
lingkungannya akan sangat rumit dan kompleks, mereka saling berinteraksi satu sama lain
membentuk suatu sistem ekologi atau sering disebut ekosistem.
Ekosistem dibagi menjadi dua berdasarkan macam habitatnya: ekosistem
darat dan akuatik. Ekosistem darat seperti padang rumput, hutan, gurun dan tundra.
Ekosistem Akuatik seperti ekosistem air air tawar, ekosistem estuarina dan ekosistem
marine. Ekosistem darat dibedakan atas dasar vegetasi yang dominan. Ekosistem akuatik
dibedakan atas sifat kimia yaitu kadar garamnya, ekosistem air tawar (kadar garam sangat
rendah) di dalamnya yang termasuk danau, kolam, rawa, ngarai dan sungai. Samudera dan
laut merupakan ekosistem marine (kadar garam sangat tinggi). Teluk, muara sungai dan
rawa pasang surut dimana air tawar bercampur dengan air laut membentuk ekosistem
estuarina.
e. BIOSFER
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk
hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang
cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah
habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, dengan istilah substrat. Dua
spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung
(nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam
niche (nisia) nya organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang
sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat gambaran
antara habitat dan niche (nisia) sebagai berikut : Tiap jenis makhluk hidup mempunyai
tempat hidup yang tertentu, dengan keadaan - keadaan tertentu. Misalnya kecebong,
hidup di air yang tergenang, tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuh - tumbuhan air.
Sehingga kalau kita ingin mencari kecebong kita harus mencarinya pada tempat seperti itu.
Tempat hidup dengan keadaan - keadaan tertentu itulah yang disebut habitat. Kalau boleh
kita katakan habitat adalah “alamat” dari suatu makhluk hidup
4. FAKTOR ABIOTIK
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia.
Faktor fisik utama yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air, tanah,
ketinggian, angin dan garis lintang.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang
diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis - jenis organisme yang hanya dapat hidup
pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh
tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan,
perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air
minum dan sarana hidup lain. Misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi
ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan
pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda
menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan
unsur - unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat
tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang
berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam
penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g. Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda
pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di
permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Interaksi antar mahluk hidup yang dapat terjadi dalam sebuah ekosistem
dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1. Predasi yaitu hubungan antara predator dengan mangsanya. Hubungan antara tikus
dan ular adalah contoh predasi.
2. Kompetisi yaitu hubungan persaingan, seperti hubungan antara pohon dan rumput
yang bersaing mendapatkan unsur hara dan air di dalam tanah.
3. Netral yaitu hubungan tidak saling mengganggu. Contohnya adalah interaksi pohon
dengan ular.
4. Simbiosis yaitu interaksi dua jenis mahkluk hidup yang hidup bersama. Interaksi
simbiosis ini ada yang interaksinya saling menguntungkan (simbiosis mutualisme),
ada yang dalam interaksinya satu organisme mengalami kerugian sedangkan yang
lainnya mengalami keuntungan (simbiosis parasitisme) dan ada yang dalam
interaksinya satu organisme mengalami keuntungan sedangkan yang lainnya tidak
mengalami kerugian ataupun keuntungan (simbiosis komensalisme).
5. Antibiosis yaitu interaksi dua jenis mahkluk hidup dimana salah satu mahkluk hidup
tersebut mengeluarkan racun untuk membunuh mahkluk hidup lainnya. Seperti
interaksi antara jamur Penicillium dengan bakteri, dimana jamur ini mengeluarkan
antibiotik yang dapat membunuh bakteri.
Dalam ekosistem, interaksi bukan hanya antar komponen biotik namun juga
interaksi antara komponen biotik dan abiotik misalnya hubungan antara tanah dan pohon.
Pohon memperoleh unsur hara yang diperlukan untuk tumbuh dari dalam tanah. Disisi lain
daun, ranting pohon yang telah kering dan dibusukkan dapat menambah unsur hara yang
ada di dalam tanah. Jika interaksi-interaksi ini terjadi secara dinamis maka ekosistem
berada dalam keseimbangan. Keseimbangan ekosistem ini perlu dipertahankan untuk
keberlangsungan hidup mahkluk hidup didalamnya. Gangguan pada keseimbangan
ekosistem akan memberikan dampak yang buruk. Coba Kalian perhatikan rantai makanan
pada gambar sebelumnya, jika belalang kita musnahkan dalam ekosistem itu, maka
predatornya yaitu katak akan mengalami penurunan jumlah sedangkan tanaman padi akan
meningkat jumlahnya karena organisme yang memakannya berkurang jumlahnya.
PETUNJUK
TUJUAN
PENGGUNAAN LKPD
Peserta didik mampu memahami pengertian makhluk hidup, mampu Diskusikan dengan
menjabarkan ciri – ciri makhluk hidup, mampu Mengelompokkan teman kelompokmu
makhluk hidup, mampu mendeskrispsikan Lingkungan Biotik dan Abiotik, mengenai Pembuatan
mampu membandingkan konsep individu, populasi, komunitas,
Terarium sebagai
ekosistem dan biosfer, mampu merancang dan merencanakan
pembuatan Terarium, mampu menganalisis interaksi makhluk hidup model ekosistem
dalam ekosistem Terarium dalam bentuk artikel, mampu sederhana
mempresentasikan artikel tentang hubungan mahluk hidup dalam
ekosistem terarium yang dibuat.
N Pertanyaan Jawaban
o
Komponen Biotik apa saja yang akan
1 kelompok ananda tempatkan dalam
Terarium?
Mengapa ananda memilih Komponen Biotik
2
tersebut?
Bahan apa saja yang dibutuhkan dalam
3
membuat Terarium tersebut?
Berapa banyak bahan yang dibutuhkan dalam
4
membuat Terarium tersebut?
Alat apa saja yang dibutuhkan dalam
5
membuat Terarium tersebut?
Bagaimana langkah-langkah dalam membuat
6
Terarium tersebut?
Bagaimana pembagian tugas dalam membuat
7
Terarium tersebut?
PETUNJUK
TUJUAN
PENGGUNAAN LKPD
Peserta didik mampu memahami pengertian makhluk hidup, mampu Diskusikan dengan
menjabarkan ciri – ciri makhluk hidup, mampu Mengelompokkan teman kelompokmu
makhluk hidup, mampu mendeskrispsikan Lingkungan Biotik dan Abiotik, mengenai jadwal
mampu membandingkan konsep individu, populasi, komunitas,
pembuatan proyek
ekosistem dan biosfer, mampu merancang dan merencanakan
pembuatan Terarium, mampu menganalisis interaksi makhluk hidup (tahapan-tahapan dan
dalam ekosistem Terarium dalam bentuk artikel, mampu pengumpulan).
mempresentasikan artikel tentang hubungan mahluk hidup dalam
ekosistem terarium yang dibuat.
3. TUGAS PROYEK
TUGAS KELOMPOK:
Buatlah artikel tentang TERARIUM SEBAGAI MODEL EKOSISTEM SEDERHANA yang sudah
dibuat.
A B C
11. GLOSARIUM
Faktor biotik : faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan
maupun hewan
Populasi : Kumpulan individu sejenis yang hidup pada suatu daerah dan waktu tertentu.