Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana Melakukan Pemecahan

Sertifikat Tanah? Inilah Prosedur dan


Syaratnya
Membagi sebidang tanah adalah perkara yang akan/pernah dialami pemilik tanah.
Biasanya pembagian tanah bertujuan untuk jual beli atau pembagian warisan. Maklum
saja, jumlah penduduk yang semakin meningkat menyebabkan tanah semakin susah
untuk didapatkan. Kelak saat tiba waktunya sebagai orang tua, Anda akan memikirkan
bagaimana membagi-bagikan tanah kepada anak-anak.
Setelah memikirkan itu kemudian timbul pertanyaan, bagaimana cara mengurus
sertifikatnya? Bisa saja Anda meminta bantuan orang lain untuk mengurusnya.
Padahal, mengurus pemecahan sertifikat tanah adalah hal yang mudah dan sederhana.
Yang sebaiknya Anda lakukan sendiri.

Ada dua macam pemecahan sertifikat tanah. Pertama, pemecahan yang dilakukan
developer atas nama perusahaan. Pemecahan ini dilakukan berdasarkan site plan yang
telah dapat persetujuan dari instansi terkait. Biasanya pemecahan sertifikat oleh
perusahaan ini mencakup suatu kawasan. Kedua, pemecahan sertifikat atas nama
pribadi. Pemecahan sertifikat inilah yang ada hubungannya dengan apa yang akan kita
bahas.
Pemecahan Sertifikat Atas Nama Pribadi
Pemecahan sertifikat atas nama pribadi pada umumnya untuk luasan yang tidak terlalu
besar. Pemecahan ini perlu dilakukan oleh orang yang namanya tercantum dalam
sertifikat. Berikut adalah syarat-syarat yang perlu diketahui dan dilengkapi agar bisa
melakukan pemecahan.

1. Sertifikat asli.
2. Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB).
3. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) pemohon.
4. Surat pernyataan pemecahan yang ditandatangani pemegang hak. Dalam surat pernyataan ini,
perlu dicantumkan alasan pemecahan dan gambar lokasi yang akan dipecah. Gambarnya boleh
hanya berupa sketsa kasar lokasi dan rencana pemecahannya.
5. Surat kuasa jika pengurusan dikuasakan ke pihak lain, biasanya dikuasakan ke notaris.
6. Mengisi beberapa formulir yang sudah disediakan lembaga pertanahan dalam hal ini Badan
Pertanahan Nasional (BPN), seperti surat pernyataan telah memasang tanda batas.
Proses Pemecahan Sertifikat
Seperti yang sudah diterangkan di atas, pemecahan sertifikat tanah bisa Anda lakukan
dengan bantuan notaris ataupun sendiri. Jika Anda memutuskan untuk mengurus
pemecahan sertifikat sendiri, prosedurnya tidaklah sulit. Pastikan Anda mempersiapkan
dokumen-dokumen yang harus disediakan, seperti fotokopi identitas diri pemohon dan
kuasanya, sertifikat tanah, serta izin perubahan penggunaan tanah. Untuk izin
perubahan penggunaan tanah, perlu dimasukkan apabila terjadi alih fungsi lahan.

Selain dokumen tersebut, Anda juga perlu mempersiapkan surat kuasa dan Sertifikat
Hak Atas Tanah yang asli. Surat kuasa dibutuhkan kalau pemecahan tidak dilakukan
pemilik tanah. Sertifikat Hak Atas Tanah yang asli diperlukan kalau Anda adalah
pengembang. Dan sebagai pengembang, Anda juga harus menyertakan site
plan kawasan.
Proses pemecahan sertifikat atas nama pribadi dilakukan di lapangan dan di lembaga
pertanahan. Setelah melakukan pendaftaran berkas dan pemohon mendapatkan tanda
terima, petugas yang bertanggung jawab atas pengukuran akan pergi ke lokasi dengan
didampingi pemilik atau kuasanya. Selanjutnya, petugas akan menggambar hasil
pengukuran dan memetakan lokasi pada peta yang disediakan. Tahapan berikutnya
adalah penerbitan surat ukur untuk tiap-tiap bidang yang dipecahkan. Surat ukur ini
ditandatangani kepala seksi pengukuran dan pemetaan.

Usai mendapatkan surat ukur, tahapan selanjutnya adalah penerbitan sertifikat di


Subseksi Pendaftaran Hak dan Informasi (PHI). Sertifikat itu nantinya ditandatangani
kepala lembaga pertanahan. Dengan demikian, proses pemecahan sertifikat secara
pribadi sudah selesai. Anda tinggal menunggu sertifikat baru dikeluarkan.

Berdasarkan Lampiran IX Peraturan Kepala BPN RI No.6 Tahun 2008, waktu yang
dibutuhkan untuk memecah sertifikat adalah lima belas hari kerja. Waktu tersebut
dihitung sejak berkas yang diterima lengkap dan telah dilakukan pengukuran. Selain itu,
sertifikat tanah yang akan dipecah haruslah bersih tanpa masalah.

Biaya yang harus Anda keluarkan untuk pemecahan sertifikat ini tidaklah besar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2002, biayanya sekitar Rp25.000
untuk setiap sertifikat yang diterbitkan. Jadi, apabila Anda ingin memecah sertifikat
menjadi dua, biayanya adalah Rp50.000. Jika sertifikat dipecah menjadi tiga, biayanya
adalah Rp75.000. Namun, biaya tersebut belum termasuk pengukuran tanah.

Anda mungkin juga menyukai