BAGIAN LIMA
TUJUAN DAN FUNGSI HUKUM
A. Tujuan Hukum
Apakah yang merupakan tujuan hukum? Dalam fungsinya sebagai
perlindungan kepentingan manusia hukum mempunyai tujuan. Hukum
mempunyai sasaran yang hendak dicapai. Adapun tujuan pokok hukum
adalah menciptakan tatanan masyarakat yang tertib, menciptakan ketertiban
dan keseimbangan. Dengan tercapainya ketertiban di dalam masyarakat
diharapkan kepentingan manusia akan terlindungi.
Beberapa pendapat para pakar mendefinisikan tujuan hukum,
diantaranya adalah:
1) Subekti, dalam bukunya yang berjudul "Dasar-dasar Hukum Dan
Pengadilan" mengatakan bahwa hukum itu mengabdi pada tujuan Negara
yang dalm pokoknya ialah mendatangkan kemakmuran dan kebahagiaan
pada rakyatnya.
2) L.J Van Apeldoorn, dalam bukunya yang berjudul "Inleiding ,tot de studie
van het Nederlandse recht" mengatakan bahwa tujuan hukum ialah
mengatur pergaulan hidup manusia secara damai. Hukum menghendaki
perdamaian.
3) Geny, dalam "Scierie etteuhnique en droit prive positif," mengajarkan
bahwa hukum bertujuan semata-mata untuk mencapai keadilan
disebutkannya " kepentingan daya guna dan kemanfatan."
4) Jeremy Bentham, dalam bukunya "Introducion to the moral and legislation"
berpendapat bahwa hukum bertujuan untuk mewujudkan semata-mata
apa yang berfaidah bagi orang. Karena apa yang berfaidah bagi orang
yang satu, mungkin merugi kan orang lain, maka menurut teori utilitis
tujuan hukum ialah menjamin adanya kebahagiaan sebanyak-banyaknya
pada orang sebanyak-banyaknya.
5) Mr. J. Van Kan, dalam bukunya "Inleiding tot de reschtswetenschap"
menulis antara lain sebagai berikutjadi terdapat kaedah-kaedah
kesusilaan kesopanan, yang semuanya bersama-sama ikut berusaha
dalam penyelenggaraan dan perlindungan kepentingan-kepentingan orang
dalam masyarakat.
2
2. Ajaran Modern
Berbeda dengan ketiga ajaran yang konvensional di atas yang sangat
ekstrem dan menganggap tujuan hukum hanya salah satu di antara keadilan,
kemanfaatan dan kepastian; maka dua ajaran yang modern lebih moderat,
dengan menerima ketiga-tiganya men-jadi tujuan hukum, tetapi dengan
prioritas tertentu. Persolan prio-ritas inilah yang kemudian membedakan
antara ajaran prioritas baku dan ajaran prioritas kasuistis.
4
2. Hifzh ad-din min janib al-adam, aspek yang mengantisipasi agar kelima
tersebut tidak terganggu dan terjaga dengan baik. Contoh: adanya hukum
pidana.
Lima tujuan hukum Islam tersebut, dalam perkembangan modern
difokuskan menjadi tiga peringkat kebutuhan berdasarkan skala prioritas
masing-masing, yaitu:
a. Kebutuhan Dharuriyah.
Kebutuhan dharuriyah atau kebutuhan utama, yang menjadi skala
prioritas yang paling essential, yakni kelima tujuan syariat itu sendiri
memelihara agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara
keturunan, dan memelihara harta.
b. Kebutuhan Hajjiyah.
Kebutuhan hajjiyah ditujukan untuk menghilangkan kesulitan di dalam
pelaksanaannya, karena hukum Islam tidak menghendaki kesulitan
yang tidak wajar.
c. Kebutuhan Tahsiniyah.
Kebutuhan tahsiniyah ditujukan untuk mengendalikan ke-hidupan
manusia agar selalu harmoni, serasi dan penuh dengan nilai-nilai
estetika sehingga terjaminlah manusia oleh perilaku atau akhlaqnya
yang terpuji.
Beberapa prinsip yang menjadi dasar tujuan hukum Islam, yaitu:
Segala yang bermanfaat dibolehkan, dan segala yang mudharat
dilarang.
Jangan menimbulkan kemudharatan, dan jangan menjadi korban
kemudhraratan.
Bahaya harus dihilangkan (ad-darar yuzal).
B. Ciri dan Sifat Hukum
1. Ciri-ciri Hukum
Untuk dapat mengenal hukum juga harus dapat mengenal ciri-ciri
hukum yaitu:
1. Adanya perintah dan/atau larangan
8
3. Fungsi Hukum
Untuk mencapai tujuannya, hukum harus difungsikan menurut fungsi-
fungsi, tertentu. Apkah fungsi dari hukum? Fungsi hukum itu luas, tergantung
tujuan-tujuan hukum umum dan tujuan-tujuan yang spesifik yang ingin
dicapai. Tujuan umum dari hukum telah kita bicarakan di atas, dan apapun
dari hukum,
seyogianya dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
Menurut. Lawrence M.Friedmann, dalam bukunya "Law and Society an
Introduction", fungsi hukum adalah:
a. pengawasan/pengendalian sosial (social control) ;
b. penyelesaian sengketa (dis pute settlement);
c. rekayasa sosial (social engineering).
9
a) Fungsi Langsung:
Fungsi langsung yang bersifat primer, mencakup:
10
a. Penerapan hukum dalam hal tidak ada konflik, contohnya jika seorang
pembeli barang membayar harga barang, dan penjual menerima uang
pembayaran.
b. Penerapan hukum dalam hal terjadinya konflik, contohnya si pembeli
sudah membayar lunas harga barang, tetapi penjual tidak mau
menyerahkan barang yang telah dijualnya.
Sehubungan dengan hal di atas, hukum berfungsi sebagai "mekanisme
untuk melakukan integrasi" terhadap berbagai kepentingan warga
masyarakat, dan juga berlaku baik jika tidak ada konflik maupun setelah ada
konflik. Namun demikian harus diketahui bahwa dalam penyelesaian konflik-
konflik kemasyarakatan, bukan hanya hukum satu-satunya sarana
pengintegrasi, melainkan masih terdapat sarana pengintegrasi lain seperti
kaidah agama, kaidah moral, dan sebagainya.