Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH INFORMATIKA

PELANGGARAN HAKI DI INDONESIA

OLEH:
NUR FAIZAL TRI SAPUTRA
THITO NOVA SAPUTRA
MUH. SYAFRIL SYAM
FAIZATUL AWALIAH
MIFTAHUL JANNAH
AULIA ARTALITA
RAHMAT ARFAH
ALMA RAFIFAH
MUH. FARHAN
HUMAIRAH
JELFINA

SMA NEGERI 1 BANTAENG


SULAWESI SELATAN
TAHUN 2024
A. Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

1. Undang-undang nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta.


2. Undang-undang nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
3. Undang-undang nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek
4. Undnag-undang nomor 29 Tahun 2000 tentang Varietas Tanaman.
5. Undang-undang nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
6. Undang-undang nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
7. Undang-undang nomor 10 Tahun 1995 tentang Pembenaan.
8. Undang-undang nomor 12 tahun 1997 tentang Hak Cipta.
9. Undang-undang nomor 14 Tahun 197 tentang Merek.
10. Undang-undang nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

B. Contoh Pelanggaran HAKI

1. Penjiplakan Karya Tulis

Contoh pelanggaran HAKI yang pertama tentu saja penjiplakan karya tulis. Sebuah
karya tulis rentan sekali mengalami kasus penjiplakan atau penyalinan, terutama di era
seperti sekarang ini, sangat mudah dalam menyalin dan menjiplak karya orang lain lalu
mengakuinya sebagai karyanya sendiri, misalnya karya tulis seperti buku, essai, artikel, dan
lain sebagainya.
Ciri-ciri yang termasuk dalam ranah penjiplakan atau penyalinan adalah ketika kamu
menerbitkan atau mempublikasikan sebuah karya tulis yang meniru seluruh atau sebagian isi
karya tulis orang lain, tanpa adanya nama penulis.
Bahkan, apabila isi tulisan 70% sama dengan tulisan milik orang lain yang telah
dipublish atau diterbitkan lebih dulu, maka kamu kan dianggap sebagai penjiplak atau
penyalin. Jadi, kamu harus sangat berhati-hati.

2. Penjiplakan Konten Di Internet

Contoh pelanggaran HAKI beikutnya adalah penyalinan atau penjiplakan konten di


internet, dapat melalui video, tulisan, gambar, dan lain-lain. Umumnya hal ini terjadi sebab
adanya kemudahan distribusi informasi di internet atau di dunia maya.
Hal seperti inilah yang membuat pengguna internet atau pengguna dunia maya dapat
dengan mudah menjiplak dan menyalin konten milik orang lain kemudian mengakuinya
sebagai miliknya sendiri. Penjiplakan dan penyalinan seperti ini rentan terjadi dan sangat
merugikan bagi pemilik konten tersebut.

3. Pembajakan Software

Contoh kasus pelanggaran HAKI selanjutnya adalah pembajakan software. Di mana


oknum akan menyebarkan software tertentu di internet untuk bisa di dapatkan pengguna
secara gratis . Padahal untuk memilikinya membutuhkan lisensi yang harus dibeli.
Banyak sekali pengguna yang menggunakan software bajakan, karena mahalnya
harga software ori/asli. Software yang banyak dibajak seperti Photoshop, Coreldraw,
Microsoft Office, dan berbagai perangkat lunak lainnya.

4. Pelanggaran Hak Cipta Lagu

Contoh pelanggaran HAKI yang terakhir adalah pelanggaran hak cipta lagu. Lagu
juga sering terkena pembajakan atau penjiplakan, misalnya dengan menyediakan fitur link
download atau unduh di sebuah laman atau situs tanpa lisensi. Hal tersebutlah yang akan
merugikan pemilik lagu karena tidak memperoleh royalty dari penjualan lagu mereka.
Untuk menghindari hal ini kamu dapat memakai atau menggunakan layanan
mendengarkan music berlisensi seperti Spotify, Joox, dan masih banyak layanan
mendengarkan musik lainnya. Atau kamu bisa dengan membeli album asli/ori si penyanyi.
Banyak sekali pelaku pelanggaran HAKI atau hak cipta yang tidak sadar bahwa ia sudah
melakukan pelanggaran. Akan tetapi, tidak sedikit pula yang mengetahui bahwa ia telah
melanggar, namun tetap melakukan dan melanjutkannya karena mengejar keuntungan.
beberapa contoh pelanggaran hak cipta diatas hanyalah beberapa saja dari kasus-kasus nyata
di Indonesia.

C. Manfaat Hak Kekayaan Intelektual untuk berbagai pihak

Hak kekayaan intelektual mempunyai beberapa manfaat untuk berbagai pihak, yaitu:
- Bagi dunia usaha: ada perlindungan dari pemalsuan atau penyalahgunaan karya intelektual
dari pihak lain, baik itu di dalam negeri maupun luar negeri. Perusahaan juga akan
mendapatkan citra positif jika mempunyai perlindungan hukum bidang HAKI (Hak
Kekayaan Intelektual)
- Bagi inventor: menjamin kepastian hukum entah itu individu atau kelompok dan terhindar
dari kerugian karna kecurangan atau pemalsuan pihak lain.
- Bagi pemerintah: pemerintah yang menerapkannya akan memperoleh citra positif di tingkat
World Trade Organization (WTO) atau Organisasi Perdagangan Dunia. Di samping itu juga
ada penerimaan devisa dari pendaftaran atas Hak Kekayaan Intelektual. Kepastian hukum
untuk pemegang hak dalam melakukan usaha tanpa adanya gangguan pihak lain. Pemegang
hak dapat memberi izin kepada pihak lain.

D. Penanganan Pelanggaran HAKI di Indonesia

Penanganan pelanggaran HAKI di Indonesia dilakukan melalui berbagai mekanisme


hukum dan penegakan hukum. Beberapa langkah yang dapat diambil dalam penanganan
pelanggaran HAKI antara lain adalah:

1. Pendaftaran dan perlindungan HAKI: Pendaftaran merek dagang, paten, hak cipta,
dan desain industri dilakukan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
(Kemenkumham) atau Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) untuk
mendapatkan perlindungan hukum.

2. Penegakan hukum: Penegakan hukum dilakukan melalui pengawasan dan penindakan


terhadap pelanggaran HAKI oleh aparat penegak hukum seperti Kepolisian,
Kejaksaan, dan Pengadilan.

3. Pembinaan dan sosialisasi: Pemerintah juga melakukan pembinaan dan sosialisasi


mengenai pentingnya perlindungan HAKI kepada masyarakat dan pelaku usaha
untuk mencegah pelanggaran HAKI.

4. Kerja sama internasional: Indonesia juga melakukan kerja sama dengan negara-
negara lain dalam hal penanganan pelanggaran HAKI, baik dalam hal pertukaran
informasi maupun penegakan hukum lintas negara.

Penerapan langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya


perlindungan HAKI dan mengurangi pelanggaran HAKI di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai