Anda di halaman 1dari 12

Lex et Societatis, Vol. II/No.

8/Sep-Nov/2014

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK pelanggaran Merek: 1. Pembajakan Merek;


KEKAYAAN INTELEKTUAL KHUSUSNYA Pembajakan Merek terjadi ketika suatu
MEREK DI INDONESIA1 merek, biasanya merek terkenal asing yang
Oleh : Ronna Novy Yosia Taliwongso2 belum terdaftar kemudian didaftarkan oleh
pihak yang tidak berhak. 2. Pemalsuan
ABSTRAK Merek; Pemalsuan merek dapat terjadi
Permasalahan HKI adalah permasalahan ketika suatu produk palsu atau produk
yang terus berkembang dan dari tahun ke dengan kualitas lebih rendah di tempeli
tahun semakin bertambah kompleks, ini dengan merek yang terkenal. 3. Peniruan
disebabkan karena perannya yang semakin Merek; Peniruan merek hampir mirip
menentukan terhadap laju percepatan dengan pemalsuan suatu produk,bedanya
pembangunan nasional terutama dalam era pada pemalsuan merek label atau kemasan
globalisasi. Era globalisasi dapat ditandai produk yang digunakan adalah tiruan dari
dengan transparansi semakin canggih yang aslinya. Kedua, Perlindungan hukum
sehingga berbagai kejadian atau penemuan atas hak kekayaan intelektual di bidang
di suatu belahan dunia akan lebih mudah merek di Indonesia terdiri dari
diketahui dan segera tersebar dibelahan perlindungan hukum Prevensif dan
dunia lainnya. Upaya perlindungan Represif. Secara Prefentif yakni melakukan
terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual pencegahan terjadinya pelanggaran merek
sudah saatnya menjadi perhatian, dagang melalui saran-saran kepada pemilik
kepentingan dan kepedulian semua pihak merek untuk mendaftarkan mereknya agar
agar tercipta kondisi yang kondusif. Di dapat dilindungi secara hukum. Secara
Indonesia sendiri hal tersebut mulai terjadi Represif yaitu perlindungan yang dilakukan
sejak Indonesia meratifikasi convention menangani pelanggaran hak atas merek
Establishing The WTO (World Trade sesuai dengan perlindungan peraturan
Organization) dengan UU No.7 Tahun perundang-undangan yang berlaku melalui
1994,di ikuti dengan perkembangan- lembaga peradilan dan aparat penegak
perkembangannya. Dalam penelitian ini, hukum lainnya seperti kepolisian, pejabat
peneliti menggunakan pendekatan yuridis pegawai negara sipil(PPNS), dan kejaksaan
normatif. Bahan-bahan hukum yang untuk melakukan penindakan terhadap
digunakan diperoleh dari penelitian pelanggaran merek. Dari hasil penelitian
kepustakaan dan terdiri dari bahan-bahan dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk-
hukum primer, dan bahan hukum bentuk pelanggaran hukum atas Hak
sekunder. Bahan-bahan hukum yang telah Kekayaan Intelektual di bidang Merek di
dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dan Indonesia yaitu dengan sengaja dan tanpa
normatif. Hasil penelitian menunjukkan hak menggunakan merek yang sama pada
tentang bagaimana bentuk-bentuk pokoknya atau keseluruhannya dengan
pelanggaran hukum atas hak kekayaan merek terdaftar milik pihak lain atau barang
intelektual di bidang merek di Indonesia dan/atau jasa sejenis yang diproduksi
dan bagaimana perlindungan hukum atas dan/atau diperdagangkan. Perlindungan
hak kekayaan intelektual di bidang merek di hukum atas hak kekayaan intelektual di
Indonesia. Pertama, ada 3 bentuk bidang merek di Indonesia terdiri dari
perlindungan hukum Prevensif dan
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Fernando J. J. Represif.
Karisoh, SH, MH; Daniel F. Aling, SH, MH; Hengki
Korompis, SH, MH
2
NIM. 100711442. Mahasiswa pada Fakultas Hukum
Unsrat

147
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

A. PENDAHULUAN perlindungan terhadap hak atas kekayaan


Hak kekayaan intelektual (selanjutnya intelektual sudah saatnya menjadi
disingkat sebagai HKI) timbul dari perhatian, kepentingan, dan kepedulian
kemampuan intelektual manusia. semua pihak agar tercipta kondisi yang
permasalahan HKI adalah permasalahan kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
yang terus berkembang. Pada awalnya kegiatan inovatif dan kreatif yang menjadi
masalah HKI adalah masalah yang sangat syarat batas dalam menumbuhkan
sederhana, namun seiring perjalanan waktu kemampuan penerapan pengembangan,
dari tahun ke tahun permasalahan yang ada dan penguasaan teknologi.5
di dalam HKI semakin bertambah Di antara bidang-bidang HKI yang ada
kompleks.3 pasca hadirnya TRPs (Trade-Related Aspects
Hak atas kekayaan intelektual menjadi of Intellectual Property Rights), masalah
isu yang semakin menarik untuk di kaji mereka merupakan hal yang penting. Inti
karena perannya yang semakin permasalahan tersebut berhubungan
menentukan terhadap laju percepatan dengan perlindungan terhadap pemegang
pembagunan nasional, terutama dalam era merek yang sah yang kemudian diakui oleh
globalisasi. Dalam hubungan ini, era orang lain secara melawan hukum.
globalisasi dapat ditandai dengan Permasalahan hukum merek merupakan
terbukanya secara luas hubungan antar hal yang bersifat kompleks, hal ini dapat di
bangsa dan antarnegara yang didukung lihat dari penjelasan berikut ini:
dengan transparansi dalam informasi. perkembangan yang terjadi dalam hukum
Dalam kondisi transparansi informasi yang merek juga pengharuskan pemerintah
semakin canggih dan mengalami kecepatan untuk selalu memperbaruhi peraturan yang
akses ini, berbagai kejadian atau penemuan ada agar dapat mengikuti perkembangan
di suatu belahan dunia akan dengan mudah dan zaman. Perkembangan di bidang
diketahui dan segera tersebar kebelahan perdagangan dan investasi telah semakin
dunia lainnya. Hal ini membawa implikasi, pesat, sehingga dengan adanya undang-
bahwa pada saatnya segala bentuk upaya undang merek yang dapat menampung
penjiplakan, pembajakan, dan sejenisnya perkembangan yang ada diharapkan tidak
tidak lagi mendapatkan tempat dan hanya memberikan perlindungan bagi
tergusur dari fenomena kehidupan pemilik merek tetapi juga meningkatkan
antarbangsa.4 pelayanan terhadap masyarakat.6
Era globalisasi membuka peluang semua Salah satu perkembangan yang aktual
bangsa dan negara di dunia untuk dapat dan memperoleh perhatian saksama dalam
mengetahui potensi, kemampuan, dan masa sepuluh tahun terakir ini dan
kebutuhan masing-masing. Kendati pun kecenderungan yang masih akan
tendensi yang mungkin terjadi dalam berlangsung di masa yang akan datang
hubungan antarnegara didasarkan pada adalah semakin meluasnya arus globalisasi
upaya pemenuhan kepentingan secara baik di bidang sosial, ekonomi, budaya
timbal balik, namun justru negara yang maupun bidang-bidang kehidupan lainnya.
memiliki kemampuan lebih akan Perkembangan teknologi informasi dan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Mengacu pada dua hal tersebut, upaya

3 5
Hery Firmansyah, Perlindungan Hukum Terhadap Ibid, hal. 1-2.
6
Merek. Pustaka Yustisia, Cetakan l. Yogyakarta. Ibid, hal. 4 (lihat Sudargo Gautama dan Rizawanto
2011. hal. 1. Winata. Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001.
4
Ibid, hal. 5-6. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002:5)

148
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

transportasi telah menempatkan dunia setempat karena dianggap serupa dengan


sebagai pasar tunggal bersama.7 merek yang sudah terdaftar.8
Pemalsuan merek dapat terjadi ketika
B. RUMUSAN MASALAH suatu produk palsu atau produk dengan
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk kualitas lebih rendah ditempeli dengan
pelanggaran hukum atas hak kekayaan merek terkenal. Di Indonesia, pemalsuan
intelektual di bidang merek di Indonesia merek terkenal sering terjadi terutama
? terhadap produk-produk garmen merek
2. Bagaimanakah perlindungan hukum luar negeri seperti Levi’s, Wrangler, Osella,
atas hak kekayaan intelektual di bidang Country Fiesta, Hammer, Billabong, Polo,
merek di Indonesia ? dan Ralp Laurent. Pemalsuan merek dapat
dikatakan sebagai kejahatan ekonomi,
C. METODE PENELITIAN karena para pemalsu merek tidak hanya
1. Metode Penelitan yang digunakan menipu dan merugikan konsumen dengan
dalam penyusunan Skripsi ini ialah produk palsunya, namun juga merusak
metode penelitian yuridis normatif. reputasi dari pengusaha aslinya.9
2. Bahan-bahan hukum yang digunakan Pelanggaran merek yang mirip dengan
diperoleh dari penelitian kepustakaan pemalsuan merek adalah peniruan label
dan terdiri dari bahan-bahan hukum dan kemasan produk. Bedanya pada
primer, yaitu Undang-Undang Nomor pemalsuan merek label atau kemasan
tentang Merek dan peraturan produk yang digunakan adalah tiruan dari
perundang-undangan lainnnya. Bahan- yang aslinya, sedangkan pada peniruan,
bahan hukum sekunder ialah literature- label yang digunakan adalah miliknya
literatur, karya-karya ilmiah hukum dan sendiri dengan dengan menggunakan
referensi lainnya. Bahan-bahan hukum namanya sendiri. Pelaku peniruan ini
sekunder, ialah kamus-kamus hukum. bukanlah seorang keriminal tetapi lebih
3. Bahan-bahan hukum yang telah kepada pesaing yang melakukan perbuatan
dikumpulkan dianalisis secara deskriptif curang. Pelaku peniruan berusaha
dan normatif. mengambil keuntungan dengan cara
memirip-miripkan produknya dengan
PEMBAHASAN produk pesaingnya atau menggunakan
1. Bentuk-bentuk Pelanggaran Hukum merek yang begitu mirip sehingga dapat
Hak Kekayaan Intelektual Khususnya menyebabkan kebingungan di
Merk Di Indonesia masyarakat.10
Ada 3 (tiga) bentuk pelanggaran merek Secara luas telah dipahami bahwa
yang perlu diketahui, yaitu: (a) pembajakan pelanggaran dan pembajakan merek
merk; (b) pemalsuan merek dan (c) memiliki pengaruh yang bersifat merusak
peniruan label dan kemasan suatu produk. terhadap masyarakat. Aspek lain yang
Pembajakan merek terjadi ketika suatu bersifat merusak dengan terjadinya
merek, biasanya merek terkenal asing yang
belum terdaftar kemudian didaftarkan oleh 8
pihak yang tidak berhak. Akibatnya Iswi Hariyani, Op.Cit. hal. 119 (Lihat Dwi Agustine
Kurniasih, “Perlindungan Hukum Pemilik Merk
permohonan pendaftaran pemilik merek Terdaftar Dari Perbuatan Passing Off
yang asli ditolak oleh kantor merek (Pemboncengan Reputasi) Bagian I”, Media HKI.
Volume V. Nomor 6 Desember 2008. Penerbit:
7
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Ditjen HKI. Jakarta, hal. 2-3.
9
Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Ibid.
10
I.Umum. Ibid, hal. 120.

149
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

pelanggaran dan pembajakan merek adalah tanda garis atau satu tanda titik, ataupun
pengurangan kualitas. Merek dapat terlalu rumit sehingga tidak jelas. Huruf (c):
menjadi jaminan bagi kualitas barang atau Salah satu contoh Merek seperti ini adalah
jasa. Jika suatu merek sudah cukup dikenal tanda tengkorak di atas dua tulang yang
dalam masyarakat, maka merek tersebut bersilang, yang secara umum telah
dianggap telah mempunyai daya pembeda diketahui sebagai tanda bahaya. Tanda
yang cukup dan membawa pengaruh seperti itu adalah tanda yang bersifat
terhadap sikap penerimaan masyarakat. umum dan telah menjadi milik umum. Oleh
Merek memegang peranan sangat penting karena itu tanda itu tidak dapat digunakan
dalam era perdagangan global dan hanya sebagai Merek. Huruf (d): Merek tersebut
dapat dipertahankan jika terdapat iklim berkaitan atau hanya menyebutkan barang
persaingan usaha yang sehat.11 atau jasa yang dimohonkan
Perlindungan konsumen, yaitu segala pendaftarannya, contohnya Merek Kopi
upaya menjamin adanya kepastian hukum atau gambar kopi untuk jenis barang kopi
untuk memberikan perlindungan kepada atau untuk jenis produk kopi.
konsumen.12 Undang-Undang Republik Undang-Undang Republik Indonesia
Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merk,
Merk. Pasal 5 Merek tidak dapat didaftar mengatur mengenai bentuk-bentuk
apabila Merek tersebut mengandung salah pelanggaran hukum atas hak kekayaan
satu unsur di bawah ini : intelektual khususnya merk di Indonesia
a. bertentangan dengan peraturan yang dapat dikenakan sanksi pidana sebagai
perundang-undangan yang berlaku, berikut:
moralitas agama, kesusilaan, atau 1. Dengan sengaja dan tanpa hak
ketertiban umum ; menggunakan Merek yang sama pada
b. tidak memiliki daya pembeda; keseluruhannya dengan Merek terdaftar
c. telah menjadi milik umum; atau milik pihak lain untuk barang dan/atau
d. merupakan keterangan atau berkaitan jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
dengan barang atau jasa yang diperdagangkan (Pasal 90);
dimohonkan pendaftarannya. 2. Dengan sengaja dan tanpa hak
Penjelasan Pasal 5 huruf (a): Termasuk menggunakan Merek yang sama pada
dalam pengertian bertentangan dengan pokoknya dengan Merek terdaftar milik
moralitas agama, kesusilaan atau pihak lain untuk barang dan/atau jasa
ketertiban umum adalah apabila sejenis yang diproduksi dan/atau
penggunaan tanda tersebut dapat diperdagangkan (Pasal 91);
menyinggung perasaan, kesopanan, 3. Dengan sengaja dan tanpa hak
ketentraman atau keagamaan dari khalayak menggunakan tanda yang sama pada
umum atau dari golongan masyarakat keseluruhan dengan indikasi-geografis
tertentu. Huruf (b): Tanda dianggap tidak milik pihak lain untuk barang yang sama
memiliki daya pembeda apabila tanda atau sejenis dengan barang yang
tersebut terlalu sederhana seperti satu terdaftar (Pasal 92 ayat 1);
4. Dengan sengaja dan tanpa hak
11 menggunakan tanda yang pada
Ibid. (Lihat Departemen Perindustrian RI. 2007.
“Perlindungan Merek di Indonesia”,Ditjen Depperin,
pokoknya dengan indikasigeografis milik
Jakarta. hal. 12; diakses dari: www.depperin.go.id). pihak lain untuk barang yang sama atau
12
Rocky Marbun, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan sejenis dengan barang yang terdaftar
Nusya A., Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah (Pasal 92 ayat 1);
Hukum & Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta. 2012, hal. 241.

150
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

5. Terhadap pencatuman asal sebenarnya diintegrasikan sedemikian rupa sehingga


pada barang yang merupakan hasil tubrukan-tubrukan itu bisa ditekan sekecil-
pelanggaran ataupun pencantuman kata kecilnya. Pengorganisasian kepentingan-
yang menunjukkan bahwa barang kepentingan itu dilakukan dengan
tersebut merupakan tiruan dari barang membatasi dan melindungi kepentingan-
yang terdaftar dan dilindungi kepentingan tersebut. Memang dalam
berdasarkan indikasi-geografis; (Pasal 92 suatu lalu-lintas kepentingan, perlindungan
ayat (3): terhadap kepentingan-kepentingan
6. Dengan sengaja dan tanpa hak tertentu hanya dapat dilakukan dengan
menggunakan tanda yang dilindungi cara membatasi kepentingan di lain pihak.14
berdasarkan indikasi-asal pada barang Hukum melindungi kepentingan
atau jasa sehingga dapat memperdaya seseorang dengan cara mengalokasikan
atau menyesatkan masyarakat mengenai suatu kekuasaan kepadanya untuk
asal barang atau asal jasa tersebut (Pasal bertindak dalam rangka kepentingannya
93); tersebut. Pengalokasian kekuasaan ini
7. Memperdagangkan barang dan/atau dilakukan secara teratur dalam arti
jasa yang diketahui atau patut diketahui ditentukan keluasaan dan kedalamannya.
bahwa barang dan/atau jasa tersebut Kekuasaan yang demikian itulah yang
merupakan hasil pelanggaran disebut sebagai “hak”. Dengan demikian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, tidak setiap kekuasaan dalam masyarakat
Pasal 91, Pasal 92, dan Pasal 93 (Pasal 94 itu bisa disebut sebagai hak, melainkan
ayat 1); hanya kekuasaan tertentu saja, yaitu yang
Pasal 94 ayat (2) menyatakan Tindak diberikan oleh hukum kepada seseorang.15
pidana sebagaimana dimaksud pada Pasal
94 ayat (1) adalah pelanggaran dan sesuai 2. Perlindungan Hukum Hak Kekayaan
dengan Pasal 95: Tindak pidana Intelektual Khususnya Merk Di
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, Indonesia
Pasal 91, Pasal 92, Pasal 93, dan Pasal 94 Terhadap sengketa antara pemegang
merupakan delik aduan. merek dengan pihak lain yang sama-sama
Pengaturan hukum atas tindak pidana di mendaftarkan merek yang sama akan
bidang Hak dan Kekayaan Intelektual (HAKI) diberikan perlindungan hukum dengan
tercantum dalam 3 (tiga) undang-undang, menempuh mekanisme upaya hukum
yaitu: untuk memberikan perlindungan terhadap
1. Undang-Undang Nomor 19 tahun 2002 pemilik merek yang sah.16 Perlindungan
tentang Hak Cipta; hukum atas hak kekayaan intelektual
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 khususnya merek dapat dilakukan dengan
tentang Paten; cara preventif dan represif.
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Berkaitan dengan kerangka
tentang Merk.13 perlindungan hukum berikut Philipus M.
Kehadiran hukum dalam masyarakat di Hadjon dengan menintikberatkan pada
antaranya adalah untuk mengintegrasikan “tindakan pemerintahan”
suatu kekuasan dan mengkoordinasikan
kepentingan-kepentingan yang bisa 14
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cetakan ke- IV,
bertubrukan satu sama lain itu oleh hukum PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 53
15
M.S.Syamsuddin, Norma Perlindungan Dalam
Hubungan Industrial, Cetakan Pertama, Sarana
13
Aziz Syamsudin, Tindak Pidana Khusus, Cetakan Bhakti Persada, Jakarta, 2004, hal. hal. 53-54.
16
Pertama, Sinar Grafika. Jakarta. 2011, hal. 64. Hery Firmansyah, Op. Cit, hal. 67.

151
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

(bestuurshandeling) atau (administrative Sehubungan dengan hal tersebut, Pasal 5


action) membedakan perlindungan hukum undang-undang merek menetukan
bagi rakyat ke dalam dua macam: bahwa merek tidak dapat di daftar
1. Perlindungan hukum represif yaitu apabila merek tersebut mengadung
perlindungan hukum yang bertujuan salah satu unsur di bahwa ini:
untuk menyelesaikan sengketa termasuk 1) Bertentangan dengan peraturan
di dalamnya adalah penanganan perundang-undangan yang berlaku,
perlindungan hukum bagi rakyat oleh moralitas agama, kesusilaan, atau
peradilan umum dan peradilan ketertiban umum;
administrasi di Indonesia. 2) Tidak milik daya pembeda;
2. Perlindungan hukum Preventif yaitu 3) Telah menjadi milik umum; atau
perlindungan hukum yang bertujuan 4) Merupakan keterangan atau
untuk mencegah terjadinya sengketa. Di berkaitan dengan barang atau jasa
dalam perlindungan preventif, rakyat yang dimohonkan pendaftarannya.
diberi kesempatan untuk mengajukan b. Faktor Aparat Direktorat Merek.
keberatan (inspraak) atau pendapatnya Aparat Direktorat Merek, Direktorat
sebelum keputusan pemerintah Jenderal HKI bertugas untunk memeriksa
mendapat bentuk yang definitif, permohonan pendaftaran merek. Hal
perlindungan hukum preventif sangat yang paling mendasar yang perlu
besar artinya bagi tindakan dicermati oleh aparat Direktorat Merek:
pemerintahan yang didasarkan kepada 1) Terjadinya pendaftaran suatu merek
kebebasan bertindak karena pemerintah tertentu yang sama dan menyerupai
terdorong untuk bersikap hati-hati dengan merek terkenal milik pihak
dalam pengambilan keputusan yang lain dapat terjadi, salah satunya di
didasarkan pada diskresi.17 sebabkan kelemahan dari aparat
Menurut Hery Firmasyah, perlindungan Direktorat Merek dalam melakukan
hukum preventif merupakan sebuah proses filterisasi di awal pengajuan
bentuk perlindungan yang mengarah pada Merek tersebut oleh masyarakat.
tindakan yang bersifat pencegahan. 2) Penguasaan bahasa asing di
Tujuanya adalah memimalisasi peluang lingkungan aparat Direktorat Merek
terjadinya pelanggaran merek dagang. perlu terus ditngkatkan, persoalan ini
Langka ini difokuskan pada pengawasan menjadi problematika tersediri ketika
pemakaian merek, perlindungan terhadap dilakukan pemeriksaan merek,
hak eksklusif pemegang hak atas merek pengusaan teknologi di era sekarang
dagang terkenal asing, dan ajuran-ajuran ini juga harus menjadi bahan peratian
kepada pemilik merek untuk mendaftarkan serius Direktorat Merek seperti:
mereknya agar haknya terlindungi.18 pengunaan internet on-line kepada
Faktor-faktor yang harus diperhatikan masyarakat tentunya sangat
dalam upaya preventif adalah: memudahkan bagi pihak-pihak ingin
a. Faktor hukum. melakukan pendaftaran merek untuk
Undang-undang No. 15 Tahun 2001 segera dapat mengetahui apakah
bertujuan untuk lebih memberikan merek yang akan di daftarkanya
perlindungan hukum bagi pemegang hak tersebut telah di miliki oleh pihak lain
atas merek dagang terkenal asing. atau belum. Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya merek yang
17
sama yang terdaftar dua kali didalam
Ahmad, Zein, Op.Cit, hal. 54. daftar umum merek, serta dapat
18
Hery Firmansyah, Op. Cit, hal. 67.

152
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

memudahkan kerja Direktorat Merek memegang peranan yang sangat penting


dalam mempertimbangkan adanya yang memerlukan sistem pengaturan yang
merek-merek terkenal asing yang lebih memadai. Berdasarkan pertimbangan
belum didaftarkan di Indonesia.19 tersebut dan sejalan dengan perjanjian-
Merek digunakan untuk membedakan perjanjian internasional yang telah
barang atau produksi satu perusahaan diratifikasi Indonesia serta pengalaman
dengan barang atau jasa produksi melaksanakan administrasi Merek,
perusahaan lain yang sejenisnya. Dengan diperlukan penyempurnaan Undang-
demikian merek adalah tanda pengenal asal undang Merek yaitu Undang-undang
barang dan jasa yang bersangkutan dengan Nomor 19 tahun 1992 (Lembaran Negara
produsennnya, dengan demikian Tahun 1992 Nomor 81) sebagaimana
menggambarkan jaminan kepribadian diubah dengan Undang-undang Nomor 14
(individuality) dan reputasi barang dan jasa Tahun 1997 (Lembaran Negara Tahun 1997
hasil usahanya tersebut sewaktu Nomor 31) selanjutnya disebut Undang-
diperdagangkan. Fungsi merek dapat dilihat undang Merek lama, dengan satu Undang-
dari sudut produsen, pedagang dan undang tentang Merek yang baru.22
konsumen. Dari pihak produsen merek Beberapa perbedaan yang menonjol
digunakan untuk jaminan produksinya, dalam undang-undang ini dibandingkan
khususnya mengenai kualitas, kemudian dengan Undang-undang Merek lama antara
pemakaiannya. Dari pihak pedagang, merek lain menyangkut proses penyelesaian
digunakan untuk promosi barang-barang permohonan. Dalam undang-undang ini
dagangannya guna mencari dan meluaskan pemeriksaan substantif dilakukan setelah
pasaran. Dari pihak konsumen merek Permohonan dinyatakan memenuhi syarat
digunakan untuk mengadakan pilihan secara administratif. Semula pemeriksaan
barang yang akan dibeli.20 substantif dilakukan setelah selesainya
Jadi merek memberikan jaminan nilai masa pengumuman tentang adanya
atau kualitas dari barang dan jasa yang Permohonan. Dengan perubahan ini di
bersangkutan. Hal ini tidak hanya berguna maksudkan agar dapat lebih cepat
bagi produsen pemilik merek tersebut, diketahui apakah Permohonan tersebut di
tetapi juga memberikan perlindungan dan setujui atau ditolak dan memberi
jaminan mutu barang kepada produsen. kesempatan kepada pihak lain untuk
Selanjutnya merek juga berfungsi sebagai mengajukan keberatan terhadap
sarana promosi atau reklame bagi produsen Permohonan yang telah disetujui untuk
atau pedagang atau pengusaha-pengusaha didaftar. Sekarang jangka waktu
yang memperdagangkan barang atau jasa pengumuman dilaksanakan selama 3 (tiga )
bersangkutan. Merek adalah symbol bulan lebih singkat dari jangka waktu
dengan mana pihak pedagang memperluas pengumuman berdasarkan Undang-undang
pasarannya dan juga mempertahankan Merek lama. Dengan dipersingkatnya
pasaran tersebut.21 jangka waktu pengumuman secara
Era perdagangan global hanya dapat keseluruhan akan dipersingkat pula jangka
dipertahankan jika terdapat iklim waktu penyelesaian Permohonan dalam
persaingan usaha yang sehat. Di sini Merek rangka meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat.23
19
Ibid, hal, 68-69.
20 22
Suyud Margono, Aspek Hukum Komersialisasi Aset Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
Intelektual. CV. Nuansa Aulia. Cet. l. Bandung. 2010, Indonesia Nomor INomor 15 Tahun 2001 tentang
hal. 20-21. Merk, I.Umum.
21 23
Ibid, hal. 21. Ibid.

153
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

Berkenaan dengan Hak Prioritas dalam hasil kreativitas intelektual, maka pada
Undang-undang ini diatur bahwa apabila produk tersebut melekat dua hak, yaitu hak
Pemohon tidak melengkapi bukti ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi
penerimaan permohonan yang pertama kali adalah hak untuk mendapatkan manfaat
menimbulkan Hak Prioritas dalam jangka ekonomi atas ciptaan serta produk hak
waktu tiga bulan setelah berakhirnya Hak terkait. Hak moral adalah hak yang melekat
Prioritas. Permohonan tersebut diproses pada diri si pencipta atau si pelaku yang
seperti Permohonan biasa tanpa tidak dapat dihilangkan atau dirampas
24
menggunakan Hak Prioritas. Hal lain tanpa alasan apa pun, walaupun hak cipta
adalah berkenaan dengan ditolaknya atau hak terkait itu telah dialihkan. Hak
Permohonan yang merupakan kerugian ekonomi dapat berupa royalty dan
bagi Pemohon. Untuk itu perlu pengaturan penghargaan secara materi bagi sang
yang dapat membantu Pemohon untuk pencipta secara eksklusif, sedangkan hak
mengetahui lebih jelas alasan penolakan moral merupakan penghargaan dan
Permohonannya dengan terlebih dahulu pengakuan bahwa produk tersebut
memberitahukannya kepadanya bahwa merupakan karya si pembuatnya.27 HAKI
Permohonan akan ditolak.25 juga merupakan hak eksklusif, di mana
Selain perlindungan terhadap Merek pemegang hak mengontrol secara penuh
Dagang dan Merek Jasa dalam Undang- atas barang yang melekat HAKI nya.
undang ini diatur juga perlindungan Pemegang hak juga dapat memberikan
terhadap indikasi geografis, yaitu tanda kesempatan bagi pihak lain untuk
yang menunjukan daerah asal suatu barang memanfaatkan atau memproduksi barang
karena faktor lingkungan geografis, yang ia ciptakan dengan sistem lisensi.28
termasuk faktor alam atau faktor manusia Pengaturan hukum sesuai dengan
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, undang-undang mengenai upaya
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada mengajukan keberatan atas permohonan
barang yang dihasilkan. Selain itu juga pendaftaran merek oleh pihak tertentu,
diatur mengenai indikasi asal. Selanjutnya termasuk upaya hukum dalam kasus
mengingat Merek merupakan bagian dari pelanggaran HKI khususnya merek dan
kegiatan perekonomian/dunia usaha, pemberlakuan sanksi sebagai bagian dari
penyelesaian sengketa Merek memerlukan perlindungan hukum atas merek.
badan peradilan khusus, yaitu Pengadilan Setiap orang atau badan hukum yang
Niaga sehingga diharapkan sengketa Merek bermaksud hendak mengajukan tuntutan
dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif hak kepada pihak lain guna memperoleh
cepat. Sejalan dengan itu, harus pula diatur perlindungan hak serta mencegah pihak
hukum acara khusus untuk menyelesaikan yang mengajukan tuntutan melakukan
masalah sengketa Merek seperti juga tindakan main hakim sendiri
bidang hak kekayaan intelektual lainnya.26 (eigenrichting), dapat mengajukan
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tuntutannya ke pengadilan. Ada 2 (dua)
adalah hak untuk menikmati secara macam perkara yang dapat diajukan ke
ekonomis hasil dari kreativitas intelektual. pengadilan, yaitu tuntutan hak yang
Jadi HAKI merupakan hak yang lahir karena mengandung sengketa yang diajukan ke
hasil kemampuan atau karya cipta manusia.
Jika suatu barang/produk diciptakan dari 27
Much Nurachmad, Segala Tentang HAKI Indonesia
(Buku Pintar Memahami Aturan HAKI Kita) Cetakan
24
Ibid. Pertama. Penerbit Buku Biru. Yogyakarta. 2012, hal.
25
Ibid. 15-16.
26 28
Ibid. Ibid, hal. 16-17.

154
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

pengadilan yang melibatkan Penggugat Dalam pengaturan lisensi, selain pemilik


dengan tergugat untuk mendapatkan merek, penerima lisensi (license) mereka
putusan. Tuntutan tersebut sering disebut terdaftar dapat mengajukan gugatan baik
dengan “gugatan” Misalnya, gugatan secara sendiri maupun bersama-sama
mengenai warisan, wanprestasi atau ingkar dengan pemilik merek terdaftar sersebut.
janji, perbuatan melawan hukum, gugatan Dalam masa pemerksaan dan dalam rangka
pembatalan Hak Kekayaan Intelektual dan untuk mencegah kerugian secara lebih
lain sebagainya. Tuntutan yang lainnya besar, atas permohonan pemilik merek
diajukan ke pengadilan oleh seorang atau atau penerima lisensi selaku penggugat,
lebih “Pemohon” yang di dalamnya tidak hakim dapat meritahkan tergugat untuk
terdapat sengketa, misalnya permohonan menghentikan produksi, peredaran, dan
menjadi wali dari anak yang belum dewasa /atau perdagangan barang atau jasa yang
(pengampuan), permohonan pengangkatan menggunakan merek tersebut tanpa hak.
anak, permohonan Penetapan Sementara Terhadap tututan penyerahan barang
Pengadilan dan sebagainya. Tuntutan kepada tergugat, hakim dapat juga
seperti ini sering disebut “Permohonan”.29 memerintahkan bahwa penyeraan barang
Keberhasilan suatu gugatan di tersebut dapat dilaksanakan, setelah
pengadilan, selain tergantung pada alasan- adanya putusan pengadilan yang
alasan yang menjadi dasar pengajuan mempunyai kekuatan hukum tetap.
gugatan beserta bukti-bukti pendukungnya,
tidak kalah pentingnya juga mengenai 2) Pengajuan Kasasi
langkah-langkah awal yang perlu Terhadap putusan pengadilan Niaga,
dipersiapkan. Langkah-langkah awal itupun penyelesaian sengketa merek dapat
selain berkenaan dengan kewenangan diajukan kekasi. Tata cara mengajukan
pengadilan di mana gugatan diajukan juga permohonan kekasi sebagai berikut:
langkah-langkah untuk menjamin agar a. Permohonan kasasi, diajukan paling
gugatan tidak sia-sia.30 lama 14 (empat belas) hari setelah
Upaya hukum yang dapat digunakan tanggal putusan yang dimohonkan
dalam kasus pelanggaran HKI, yaitu: kekasi di ucapkan atau diberitahukan
1) Gugatan Ke Pengadilan Niaga kepada para pihak dengan
Langka pertama yang dapat dilakukan mendaftarkan kepada penitra yang
oleh pemilik merek yang sah, yaitu pemilik telah memutuskan gugatan tersebut.
merek terdaftar dapat mengajukan gugatan b. Pemohon kasasi sudah harus
kepada pengadilan Niaga terhadap pihak menyampaikan memori kasasi kepada
yang secara tanpa hak mengunakan merek penitra dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak
yang mepunyai persamaan pada pokoknya tanggal permohonan kekasi
atau seluruhnya untuk barang atau jasa didaftarkan.
yang sejenis berupa gugatan ganti rugi dan c. Panitera wajib mengirimkan
penghentian semua perbuatan yang permohonan kekasi dalam waktu paling
berkaitan dengan pengunaan merek lama 2 (dua) hari setelah permohonan
tersebut.31 kasasi didaftarkan.
d. Termohon kasasi dapat mengajukan
kontra memori kekasi kepada panitra
29
Djamal, Hukum Acara Hak Kekayaan Intelektual di paling lama 7 (tujuh) hari setelah
Indonesia, Pustaka Reka Cipta, Cetakan Pertama, tanggal termohon kasasi menerima
Bandung, 2009, hal. 27. memori kekasi dan selanjutnya panitra
30
Ibid, hal. 31. wajib menyampaikan kontra memori
31
Hery Firmasyah, Op.Cit, hal. 75.

155
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

kekasi kepada pemohon kekasi paling hukum yang diduga berdasarkan bukti yang
lama 2 (dua) hari setelah kontra cukup akan merugikan pemohon dan
memori kekasi di terima panitera. pelangaran merek terdaftar.
e. Setelah kontra memori disampaikan Prinsip-prinsip penting berkaitan dengan
pada pemohon kasasi, panitera wajib merek juga ditemukan di dalam UU Merek
memyampaikan berkas perkara kekasi Indonesia. Setidaknya ada 10 prinsip
yang bersangkutan kepada mahkamah penting yang dapat disimpulkan dari UU
Agung paling lama 7 (tuju) hari. Merek tersebut, yaitu:
f. Mahkamah Agung wajib mempelajari 1. Merek adalah sebuah tanda yang
berkas perkara kekasi dan menetapkan membedakan sebuah produk barang
hari sidang paling lama 2 (dua) hari atau jasa dengan produk atau jasa yang
setelah tanggal permohonan kasasi lain yang sejenisnya. Dalam
diterima oleh Mahkamah Agung. menentukan tanda tersebut, UU Merek
g. Sidang acara pemeriksaan atas Indonesia hanya berdasar pada unsur-
permohonan kasasi dilakukan paling unsur tradisional seperti gambar, nama,
lama 60 (enam puluh) hari setelah kata, huruf, angka dan kombinasi antara
tanggal pemohon kekasi di terima oleh unsur-unsur tersebut, sedangkan unsur-
Mahkamah Agung. unsur baru seperti suara, bau dan
h. Putusan atas permohonan kasasi bentuk suatu produk belum dimasukkan
diterima oleh Mahkamah Agung dan di dalam UU Merek Indonesia.
putusan tersebut harus diucapkan 2. Perlindungan merek diberikan
dalam sidang terbuka untuk umum. berdasarkan permohonan. Dengan kata
i. Panitera Mahkamah Agung wajib lain, pendaftaran merek merupakan
memyampaikan isi putusan kasasi syarat utama perlindungan merek.
kepada penitra paling lama 3 (tiga) hari 3. Pihak yang mengajukan merek tidak
setelah tanggal putusan atas hanya dibatasi pada orang (persoon)
permohonan kekasi. tetapi juga badan hukum (recht
j. Juru sita selanjutnya wajib persoon) maupun beberapa orang atau
memyampaikan isi putusan kekasi, badan hukum;
kepada pemohon dan termohon kasasi 4. Tidak seperti cabang-cabang HKI yang
paling lama 2 (dua) hari setelah putusan lain, jangka waktu perlindungan merek
kasasi diterima.32 dapat terus diperpanjang asalkan
permohonan perpanjangan merek
3) Penetapan Sementara dilakukan dua bulan sebelum jangka
Penetapan sementara atau injuction ini waktu tersebut berakhir;
merupakan hal baru dalam sistem hukum 5. Berkaitan dengan pendaftaran merek,
acara di Indonesia. Penetapan sementara UU Merek menyediakan pengecualian
ini adalah sistem yang sering diterapkan khusus terhadap perlindungan indikasi
dalam commont wealth legal system. asal yang tidak harus didaftarkan;
Sedangkan prinsip yang digunakan tetap 6. UU Merek menganut asas pendaftar
pada praduga tak bersalah atau pertama atau first to file. Melalui asas
presumption of innocence. Perlunya ini, pihak yang mendaftarkan mereknya
penetapan sementara ini sebagai sarana terlebih dahulu dianggap dianggap
atau upaya hukum bagi pemohon terhadap sebagai pemilik Merek yang sah;
pihak yang melakukan tindakan melawan 7. UU Merek menggunakan prinsip
pemohon merek yang beritikad baik.
32 Prinsip ini mengandung arti bahwa
Ibid, hal. 78.

156
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

hanya pihak yang berhak terhadap pelanggaran merk dagang melalui


merek yang dapat mengajukan saran-saran kepada pemilik merek
permohonan merek; untuk mendaftarkan mereknya agar
8. Penghapusan Merek direktorat jenderal dapat dilindungi secara hukum. Secara
terjadi karena sempat kemungkinan represif yaitu perlindungan yang
yaitu: a) atas prakarsa DJHKI; b) atas dilakukan untuk menangani
permohonan dari pemegang merek; c) pelanggaran hak atas merek sesuai
putusan pengadilan berdasarkan dengan peraturan perundang-undangan
gugatan penghapusan merek dan d) yang berlaku melalui lembaga peradilan
tidak diperpanjangnya jangka waktu dan aparat penegak hukum lainnya
pendaftaran merek; seperti kepolisian, pejabat pegawai
9. Untuk mempercepat penyelesaian Negara Sipil (PPNS), dan Kejaksaan
perkara merek, putusan Pengadilan untuk melakukan penindakan terhadap
Niaga hanya dapat diajukan kasasi; pelanggaran merek.
10. UU Merek menyandarkan proses
tuntutan pidana berdasarkan prinsip 2. Saran
delik aduan. Melalui prinsip ini, pihak 1. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum atas
pemilik merek yang dirugikan harus hak kekayaan intelektual di bidang merk
melapor terlebih dahulu pelanggaran di Indonesia perlu diselesaikan melalui
yang telah dilakukan pihak lain sebelum prosedur hukum yang berlaku. Gugatan
tuntutan tersebut diproses lebih lanjut atas Pelanggaran Merek oleh Pemilik
oleh penyidik.33 Merek terdaftar dapat dilakukan
dengan mengajukan gugatan terhadap
F. PENUTUP pihak lain yang secara tanpa hak
1. Kesimpulan menggunakan Merek yang mempunyai
1. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum atas persamaan pada pokoknya atau
hak kekayaan intelektual di bidang merk keseluruhannya untuk barang atau jasa
di Indonesia yaitu dengan sengaja dan yang sejenis berupa: gugatan ganti rugi,
tanpa hak menggunakan merek yang dan/atau; penghentian semua
sama pada pokoknya atau perbuatan yang berkaitan dengan
keseluruhannya dengan merek penggunaan Merek tersebut.
terdaftar milik pihak lain untuk barang 2. Perlindungan hukum atas hak kekayaan
dan/atau jasa sejenis yang diproduksi intelektual di bidang Merk di Indonesia
dan/atau diperdagangkan. Dengan yang dilakukan secara preventif
sengaja dan tanpa hak menggunakan maupun represif memerlukan
tanda yang sama pada pokoknya atau dukungan dari pihak pemerintah
keseluruhan dengan indikasi-geografis melalui Direktorat Jenderal Hak
milik pihak lain untuk barang yang sama Kekayaan Intelektual, untuk
atau sejenis dengan barang yang memimalisasi peluang terjadinya
terdaftar. pelanggaran merek dagang. Langka ini
2. Perlindungan hukum atas hak kekayaan difokuskan pada pengawasan
intelektual di bidang merk di Indonesia pemakaian merek, perlindungan
terdiri dari perlindungan hukum terhadap hak eksklusif pemegang hak
preventif dan represif. Secara preventif atas merek dagang terkenal asing, dan
yakni melakukan pencegahan terjadinya ajuran-ajuran kepada pemilik merek
untuk mendaftarkan mereknya agar
33 haknya terlindungi. Apabila terjadi
Tomi Suryo Utomo, Op.Cit. hal. 206-207.

157
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014

sengketa diajukan ke pengadilan niaga Rahardjo Satjipto, Ilmu Hukum, Cetakan


harus diupayakan untuk menyelesaikan ke- IV, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
sengketa tersebut dan untuk Penyidik 2006.
yang diberi wewenang khusus sebagai Syamsudin Aziz, Tindak Pidana Khusus,
penyidik sebagaimana dimaksud dalam Cetakan Pertama, Sinar Grafika. Jakarta.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 2011.
tentang Hukum Acara Pidana, wajib Syamsuddin M.S., Norma Perlindungan
melakukan penyidikan tindak pidana di Dalam Hubungan Industrial, Cetakan
bidang Merek. Pertama, Sarana Bhakti Persada, Jakarta,
2004.
DAFTAR PUSTAKA Supramono Gatot, Hak Cipta dan Aspek-
Bintang Sanusi dan Dahlan, Pokok-Pokok Aspek Hukumnya, Rineka Cipta, Jakarta.
Hukum Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra 2010.
Aditya Bakti, Cetakan ke-l. Bandung, Utomo Suryo Tomi, Hak Kekayaan
2000. Intelektual (HKI) Di Era Global, Graha
Djamal, Hukum Acara Hak Kekayaan Ilmu, Edisi Pertama. Cetakan Pertama.
Intelektual di Indonesia, Pustaka Reka Yogyakarta. 2010.
Cipta, Cetakan Pertama, Bandung, 2009. Zein, Ahmad, Yahya, Problematika Hak
Hariyani Iswi, Prosedur Mengurus HAKI Asasi Manusia, Edisi Pertama. Cetakan
(Hak Atas Kekayaan Intelektual) Yang Pertama, Liberty. Yoyakarta, 2012.
Benar. Membahas Secara Runtut dan
Detail tentang Tata Cara Mengurus Hak
Atas Kekayaan Intelektual, Pustaka
Yustisia, Cet. l. Yogyakarta, 2010.
Marbun Rocky, Deni Bram, Yuliasara
Isnaeni dan Nusya A., Kamus Hukum
Lengkap (Mencakup Istilah Hukum &
Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta. 2012.
Firmansyah Hery, Perlindungan Hukum
Terhadap Merek. Pustaka Yustisia,
Cetakan l. Yogyakarta. 2011.
Gautama Sudargo, Hak Milik Intelektual
Indonesia Dan Perjanjian Internasional
TRIPS-GATT Putaran Uruguay (1994).
PT. Citra Aditya Bakti. Cetakan l.
Bandung. 1994.
Margono Suyud, Aspek Hukum
Komersialisasi Aset Intelektual. CV.
Nuansa Aulia. Cet. l. Bandung. 2010.
Nurachmad Much, Segala Tentang HAKI
Indonesia (Buku Pintar Memahami
Aturan HAKI Kita) Cetakan Pertama.
Penerbit Buku Biru. Yogyakarta. 2012.
Purwaningsih Endang, Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) Dan Lisensi, Cetakan Ke-
1. CV. Mandar Maju. Bandung. 2012.

158

Anda mungkin juga menyukai