8/Sep-Nov/2014
147
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
3 5
Hery Firmansyah, Perlindungan Hukum Terhadap Ibid, hal. 1-2.
6
Merek. Pustaka Yustisia, Cetakan l. Yogyakarta. Ibid, hal. 4 (lihat Sudargo Gautama dan Rizawanto
2011. hal. 1. Winata. Undang-Undang Merek Baru Tahun 2001.
4
Ibid, hal. 5-6. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002:5)
148
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
149
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
pelanggaran dan pembajakan merek adalah tanda garis atau satu tanda titik, ataupun
pengurangan kualitas. Merek dapat terlalu rumit sehingga tidak jelas. Huruf (c):
menjadi jaminan bagi kualitas barang atau Salah satu contoh Merek seperti ini adalah
jasa. Jika suatu merek sudah cukup dikenal tanda tengkorak di atas dua tulang yang
dalam masyarakat, maka merek tersebut bersilang, yang secara umum telah
dianggap telah mempunyai daya pembeda diketahui sebagai tanda bahaya. Tanda
yang cukup dan membawa pengaruh seperti itu adalah tanda yang bersifat
terhadap sikap penerimaan masyarakat. umum dan telah menjadi milik umum. Oleh
Merek memegang peranan sangat penting karena itu tanda itu tidak dapat digunakan
dalam era perdagangan global dan hanya sebagai Merek. Huruf (d): Merek tersebut
dapat dipertahankan jika terdapat iklim berkaitan atau hanya menyebutkan barang
persaingan usaha yang sehat.11 atau jasa yang dimohonkan
Perlindungan konsumen, yaitu segala pendaftarannya, contohnya Merek Kopi
upaya menjamin adanya kepastian hukum atau gambar kopi untuk jenis barang kopi
untuk memberikan perlindungan kepada atau untuk jenis produk kopi.
konsumen.12 Undang-Undang Republik Undang-Undang Republik Indonesia
Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merk,
Merk. Pasal 5 Merek tidak dapat didaftar mengatur mengenai bentuk-bentuk
apabila Merek tersebut mengandung salah pelanggaran hukum atas hak kekayaan
satu unsur di bawah ini : intelektual khususnya merk di Indonesia
a. bertentangan dengan peraturan yang dapat dikenakan sanksi pidana sebagai
perundang-undangan yang berlaku, berikut:
moralitas agama, kesusilaan, atau 1. Dengan sengaja dan tanpa hak
ketertiban umum ; menggunakan Merek yang sama pada
b. tidak memiliki daya pembeda; keseluruhannya dengan Merek terdaftar
c. telah menjadi milik umum; atau milik pihak lain untuk barang dan/atau
d. merupakan keterangan atau berkaitan jasa sejenis yang diproduksi dan/atau
dengan barang atau jasa yang diperdagangkan (Pasal 90);
dimohonkan pendaftarannya. 2. Dengan sengaja dan tanpa hak
Penjelasan Pasal 5 huruf (a): Termasuk menggunakan Merek yang sama pada
dalam pengertian bertentangan dengan pokoknya dengan Merek terdaftar milik
moralitas agama, kesusilaan atau pihak lain untuk barang dan/atau jasa
ketertiban umum adalah apabila sejenis yang diproduksi dan/atau
penggunaan tanda tersebut dapat diperdagangkan (Pasal 91);
menyinggung perasaan, kesopanan, 3. Dengan sengaja dan tanpa hak
ketentraman atau keagamaan dari khalayak menggunakan tanda yang sama pada
umum atau dari golongan masyarakat keseluruhan dengan indikasi-geografis
tertentu. Huruf (b): Tanda dianggap tidak milik pihak lain untuk barang yang sama
memiliki daya pembeda apabila tanda atau sejenis dengan barang yang
tersebut terlalu sederhana seperti satu terdaftar (Pasal 92 ayat 1);
4. Dengan sengaja dan tanpa hak
11 menggunakan tanda yang pada
Ibid. (Lihat Departemen Perindustrian RI. 2007.
“Perlindungan Merek di Indonesia”,Ditjen Depperin,
pokoknya dengan indikasigeografis milik
Jakarta. hal. 12; diakses dari: www.depperin.go.id). pihak lain untuk barang yang sama atau
12
Rocky Marbun, Deni Bram, Yuliasara Isnaeni dan sejenis dengan barang yang terdaftar
Nusya A., Kamus Hukum Lengkap (Mencakup Istilah (Pasal 92 ayat 1);
Hukum & Perundang-Undangan Terbaru, Cetakan
Pertama, Visimedia, Jakarta. 2012, hal. 241.
150
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
151
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
152
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
153
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
Berkenaan dengan Hak Prioritas dalam hasil kreativitas intelektual, maka pada
Undang-undang ini diatur bahwa apabila produk tersebut melekat dua hak, yaitu hak
Pemohon tidak melengkapi bukti ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi
penerimaan permohonan yang pertama kali adalah hak untuk mendapatkan manfaat
menimbulkan Hak Prioritas dalam jangka ekonomi atas ciptaan serta produk hak
waktu tiga bulan setelah berakhirnya Hak terkait. Hak moral adalah hak yang melekat
Prioritas. Permohonan tersebut diproses pada diri si pencipta atau si pelaku yang
seperti Permohonan biasa tanpa tidak dapat dihilangkan atau dirampas
24
menggunakan Hak Prioritas. Hal lain tanpa alasan apa pun, walaupun hak cipta
adalah berkenaan dengan ditolaknya atau hak terkait itu telah dialihkan. Hak
Permohonan yang merupakan kerugian ekonomi dapat berupa royalty dan
bagi Pemohon. Untuk itu perlu pengaturan penghargaan secara materi bagi sang
yang dapat membantu Pemohon untuk pencipta secara eksklusif, sedangkan hak
mengetahui lebih jelas alasan penolakan moral merupakan penghargaan dan
Permohonannya dengan terlebih dahulu pengakuan bahwa produk tersebut
memberitahukannya kepadanya bahwa merupakan karya si pembuatnya.27 HAKI
Permohonan akan ditolak.25 juga merupakan hak eksklusif, di mana
Selain perlindungan terhadap Merek pemegang hak mengontrol secara penuh
Dagang dan Merek Jasa dalam Undang- atas barang yang melekat HAKI nya.
undang ini diatur juga perlindungan Pemegang hak juga dapat memberikan
terhadap indikasi geografis, yaitu tanda kesempatan bagi pihak lain untuk
yang menunjukan daerah asal suatu barang memanfaatkan atau memproduksi barang
karena faktor lingkungan geografis, yang ia ciptakan dengan sistem lisensi.28
termasuk faktor alam atau faktor manusia Pengaturan hukum sesuai dengan
atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, undang-undang mengenai upaya
memberikan ciri dan kualitas tertentu pada mengajukan keberatan atas permohonan
barang yang dihasilkan. Selain itu juga pendaftaran merek oleh pihak tertentu,
diatur mengenai indikasi asal. Selanjutnya termasuk upaya hukum dalam kasus
mengingat Merek merupakan bagian dari pelanggaran HKI khususnya merek dan
kegiatan perekonomian/dunia usaha, pemberlakuan sanksi sebagai bagian dari
penyelesaian sengketa Merek memerlukan perlindungan hukum atas merek.
badan peradilan khusus, yaitu Pengadilan Setiap orang atau badan hukum yang
Niaga sehingga diharapkan sengketa Merek bermaksud hendak mengajukan tuntutan
dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif hak kepada pihak lain guna memperoleh
cepat. Sejalan dengan itu, harus pula diatur perlindungan hak serta mencegah pihak
hukum acara khusus untuk menyelesaikan yang mengajukan tuntutan melakukan
masalah sengketa Merek seperti juga tindakan main hakim sendiri
bidang hak kekayaan intelektual lainnya.26 (eigenrichting), dapat mengajukan
Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) tuntutannya ke pengadilan. Ada 2 (dua)
adalah hak untuk menikmati secara macam perkara yang dapat diajukan ke
ekonomis hasil dari kreativitas intelektual. pengadilan, yaitu tuntutan hak yang
Jadi HAKI merupakan hak yang lahir karena mengandung sengketa yang diajukan ke
hasil kemampuan atau karya cipta manusia.
Jika suatu barang/produk diciptakan dari 27
Much Nurachmad, Segala Tentang HAKI Indonesia
(Buku Pintar Memahami Aturan HAKI Kita) Cetakan
24
Ibid. Pertama. Penerbit Buku Biru. Yogyakarta. 2012, hal.
25
Ibid. 15-16.
26 28
Ibid. Ibid, hal. 16-17.
154
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
155
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
kekasi kepada pemohon kekasi paling hukum yang diduga berdasarkan bukti yang
lama 2 (dua) hari setelah kontra cukup akan merugikan pemohon dan
memori kekasi di terima panitera. pelangaran merek terdaftar.
e. Setelah kontra memori disampaikan Prinsip-prinsip penting berkaitan dengan
pada pemohon kasasi, panitera wajib merek juga ditemukan di dalam UU Merek
memyampaikan berkas perkara kekasi Indonesia. Setidaknya ada 10 prinsip
yang bersangkutan kepada mahkamah penting yang dapat disimpulkan dari UU
Agung paling lama 7 (tuju) hari. Merek tersebut, yaitu:
f. Mahkamah Agung wajib mempelajari 1. Merek adalah sebuah tanda yang
berkas perkara kekasi dan menetapkan membedakan sebuah produk barang
hari sidang paling lama 2 (dua) hari atau jasa dengan produk atau jasa yang
setelah tanggal permohonan kasasi lain yang sejenisnya. Dalam
diterima oleh Mahkamah Agung. menentukan tanda tersebut, UU Merek
g. Sidang acara pemeriksaan atas Indonesia hanya berdasar pada unsur-
permohonan kasasi dilakukan paling unsur tradisional seperti gambar, nama,
lama 60 (enam puluh) hari setelah kata, huruf, angka dan kombinasi antara
tanggal pemohon kekasi di terima oleh unsur-unsur tersebut, sedangkan unsur-
Mahkamah Agung. unsur baru seperti suara, bau dan
h. Putusan atas permohonan kasasi bentuk suatu produk belum dimasukkan
diterima oleh Mahkamah Agung dan di dalam UU Merek Indonesia.
putusan tersebut harus diucapkan 2. Perlindungan merek diberikan
dalam sidang terbuka untuk umum. berdasarkan permohonan. Dengan kata
i. Panitera Mahkamah Agung wajib lain, pendaftaran merek merupakan
memyampaikan isi putusan kasasi syarat utama perlindungan merek.
kepada penitra paling lama 3 (tiga) hari 3. Pihak yang mengajukan merek tidak
setelah tanggal putusan atas hanya dibatasi pada orang (persoon)
permohonan kekasi. tetapi juga badan hukum (recht
j. Juru sita selanjutnya wajib persoon) maupun beberapa orang atau
memyampaikan isi putusan kekasi, badan hukum;
kepada pemohon dan termohon kasasi 4. Tidak seperti cabang-cabang HKI yang
paling lama 2 (dua) hari setelah putusan lain, jangka waktu perlindungan merek
kasasi diterima.32 dapat terus diperpanjang asalkan
permohonan perpanjangan merek
3) Penetapan Sementara dilakukan dua bulan sebelum jangka
Penetapan sementara atau injuction ini waktu tersebut berakhir;
merupakan hal baru dalam sistem hukum 5. Berkaitan dengan pendaftaran merek,
acara di Indonesia. Penetapan sementara UU Merek menyediakan pengecualian
ini adalah sistem yang sering diterapkan khusus terhadap perlindungan indikasi
dalam commont wealth legal system. asal yang tidak harus didaftarkan;
Sedangkan prinsip yang digunakan tetap 6. UU Merek menganut asas pendaftar
pada praduga tak bersalah atau pertama atau first to file. Melalui asas
presumption of innocence. Perlunya ini, pihak yang mendaftarkan mereknya
penetapan sementara ini sebagai sarana terlebih dahulu dianggap dianggap
atau upaya hukum bagi pemohon terhadap sebagai pemilik Merek yang sah;
pihak yang melakukan tindakan melawan 7. UU Merek menggunakan prinsip
pemohon merek yang beritikad baik.
32 Prinsip ini mengandung arti bahwa
Ibid, hal. 78.
156
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
157
Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014
158