MODUL PERKULIAHAN
12
Swarmilah Hariani.,SE.,M.Acc.,CIBA.,CBV
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL, HAK
MERK, RAHASIA DAGANG
A. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
1. Pengertian HAKI
Kekayaan intelektual adalah kekayaan yang timbul dari kemampuan intelektual manusia
yang dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Karya ini
dihasilkan atas kemampuan intelektual melalui pemikiran, daya cipta dan rasa yang
memerlukan curahan tenaga, waktu dan biaya untuk memperoleh “produk” baru dengan
landasan kegiatan penelitian atau yang sejenis.
Dalam pasal 7 TRIPS (tread related aspect of intellectual property right) dijabarkan tujuan
dari perlindungan hak dan penegakan HAKI, yaitu bertujuan untuk mendorong timbulnya
inovasi, pengalihan, penyebaran teknologi, dan diperolehnya manfaat bersama antra
penghasil dan penggunaan pengetahuan teknologi, menciptakan kesejahteraan sosial dan
ekonomi, serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.
a. Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi, yaitu hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif suatu
kemauan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam berbagai bentuk yang
akan memberikan keuntungan kepada pemilik yang bersangkutan.
b. Prinsip Keadilan
Prisip keadilan, yaitu di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang
bekerja membuahkan hasil suatu dari kemampuan intelektual dalam imu
pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat perlindungan dalam
pemilikannya.
c. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni
untuk meningkatkan kehidupan manusia. Dengan menciptakan suatu karya
dapat meningkatkan taraf kehidupan, peradaban, dan martabat manusia yang
akan memberikan keuntungan bagi masyarakat, bangsa, dan negara.
HAKI memiliki ruang lingkup untuk mengetahui berbagai jenis hak intelektual
yang dilindungi. Berikut ini merupakan lingkup perlindungan HAKI:
B. HAK MERK
1. Pengertian Hak Merk
Hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek, terdaftar dalam
daftar umum merek dalam jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek
tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya. Dasar hukum
hak merek : Undang-Undang No 15 tahun 2001 tentang merek.
2. Jenis-Jenis Merk
a. Merk Dagang
Merek dagang merupakan merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan
hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenisnya.
b. Merk Jasa
Merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang sejenisnya.
c. Merk Kolektif
Merek kolektif merupakan merek yang digunakan pada barang dan/ jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/ hal sejenis lainnya.
3. Pendaftaran Merk
Setiap permohonan merek diajukan kepada Direktorat Jendral Merek Departemen
Kehakiman dan HAM dan setiap permohonan yang telah disetujui akan memperoleh
sertifikat merek yang terdaftar dalam daftar umum merek.
4. Jangka Waktu
6. Lisensi
Pemilik merek terdaftar berhak memberikan lisensi kepada pihak lain dengan
perjanjian bahwa penerima lisensi akan menggunakan merek tersebut untuk sebagian atau
seluruh jenis barang atau jasa. Sementara itu, perjanjian lisensi wajib dimohonkan
pencatatannya pada Direktorat Jendral Merek.
7. Sanksi
Setiap tindak pidana terhadap merek merupakan delik aduan yang dikenakan sanksi
C. RAHASIA DAGANG
1. Pengertian Rahasia Dagang
Dalam UU No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, pasal 1 bahwa :
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang tekhnologi
dan/atau bisnis, mempuyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik rahasia dagang. Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia
dagang yang timbul berdasarkan Undang-undang ini. Lisensi adalah izin yang diberikan
oleh pemegang Hak Rahasia Dagang kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menikmati manfaat
ekonomi dari suatu Rahasia Dagang yang diberi perlindungan dalam jangka waktu tertentu
dan syarat tertentu. Dilihat dari definisi tersebut terdapat unsur-unsur, sebagai berikut:
3. Prosedur Perlindungan
Untuk mendapat perlindungan Rahasia Dagang tidak perlu diajukan pendaftaran
(berlangsung secara otomatis), karena undang-undang secara langsung melindungi Rahasia
Dagang tersebut apabila informasi tersebut bersifat rahasia, bernilai ekonomis dan dijaga
kerahasiaannya, kecuali untuk lisensi Rahasia Dagang yang diberikan. Lisensi Rahasia
Dagang harus dicatatkan ke Ditjen. HAKI - DepkumHAM.
a. Di mana pencipta informasi tidak memberikan izin kepada pengguna sama sekali
b. Di mana pencipta informasi mengizinkan penerima menggunakan informasi untuk
tujuan tertentu, tetapi si penerima informasi telah menggunakan informasi itu untuk
tujuan lain dicakupan izin yang diberikan.
Perbuatan memperoleh informasi rahasia dagang secara tidak sah adalah salah satu
bentuk “business torts”. Business torts adalah suatu perbuatan melawan hukum di bidang
bisnis, yaitu perbuatan-perbuatan tidak terpuji dari para pengusaha yang merupakan
pelanggaran terhadap hak-hak perusahaan lain.
Suatu perbuatan tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran rahasia dagang jika
tindakan mengungkapkan rahasia dagang atau penggunaan pertahanan Keamanan,
Kesehatan atau keselamatan masyarakat; serta tindakan rekayasa ulang atas produk yang
dihasilkan dari penggunaan rahasia dagang milik orang lain yang dilakukan dengan
semata-mata untuk kepentingan pengembanganlebih lanjut produk yang bersangkutan.
Secara garis besar penyelesaian sengketa rahasia dagang dapat diselesaikan dengan cara
sebagai berikut :
b) Mediasi
Pada prinsipnya mediasi adalah cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan
melalui perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersifat netral (non intervensi)
dan tidak berpihak (impartial) serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang
bersengketa.
Pihak ketiga tersebut disebut mediator atau penengah yang tugasnya membantu
pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya, tetapi tidak
mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan. Dengan mediasi diharapkan
dicapai titik temu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi para pihak, yang
selanjutnya akan dituangkan sebagai kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan
tidak berada di tangan mediator , tetapi di tangan para pihak yang bersengketa.
Berkenaan dengan tempat mediasi, para pihak dapat menentukan sendiri dan memilih
di mana mereka hendak diselenggarakannya mediasi ini. Mediasi dapat
diselenggarakan di manapun di dunia.
3) Med-Arb
Med-Arb merupakan bentuk kombinasi penyelesaian sengketa antara mediasi dan
arbitrase atau merupakan proses penyelesaian sengketa campuran yang dilakukan
setelah proses mediasi tidak berhasil. Jika para pihak tidak mencapai kesepakatan
secara mediasi, mereka dapat melanjutkan pada proses penyelesaian sengketa melalui
prosedur arbitrase. Caranya sebelum sengketa diajukan kepada arbitrator, terlebih
dahulu diajukan kepada mediator. Mediator membantu para pihak untuk melakukan
perundingan guna mencapai penyelesaian. Jika tidak mencapai kesepakatan, maka
mediator memberikan pendapat agar penyelesaian sengketa tersebut diajukan kepada
arbitrator. Yang dapat bertindak sebagai arbitrator bisa mediator yang bersangkutan
atau orang lain.
4) Negosiasi
5) Konsiliasi
Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk
mencapai persetujuan dan penyelesaian. Namun, Undang-Undang Nomor 30 Tahun
1999 tidak memberikan suatu rumusan yang eksplisit atas pengertian dari konsiliasi.
Akan tetapi, rumusan itu dapat ditemukan dalam Pasal 1 angka 10 dan alinea 9
Penjelasan Umum, yakni konsiliasi merupakan satu lembaga alternative dalam
penyelesaian sengketa.
Bentuk Pelanggaran :
Sekarang ini, banyak kasus pelanggaran hak paten khususnya di bidang industri.
Hal tersebut disebabkan karena si penjiplak menginginkan produk yang didistribusikan ke
seluruh negara atau seluruh daerahnya dapat diakui di masyakarat dan terutama ingin
meraih keuntungan yang besar karena dianggap memiliki kesamaan dengan produk
produsen lain. Padahal, hal tersebut memasuki pelanggaran hak paten karena pemilik awal
telah mendaftar patennya atas kepemilikan dari hasil ciptaan awal.
Motor Bajaj merupakan salah satu produk sepeda motor yang dikenal di kalangan
masyarakat Indonesia, bahkan desain yang dihasilkan menarik dan terlihat elegan. Namun,
tidak disangka hak paten teknologi mesin motor kebanggaan masyarakat India ini menjadi
masalah di Indonesia.
Bajaj Auto Limited sebagai produsen motor Bajaj menggugat Ditjen Hak Kekayaan
Intelektual (HAKI), Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum HAM). Sebab,
permohonan paten untuk sistem mesin pembakaran dalam dengan prinsip empat langkah
ditolak dengan alasan sudah dipatenkan terlebih dahulu oleh Honda Giken Kogyo
Kabushiki Kaisha.
Kuasa hukum perusahaan Bajaj pun meminta agar hakim pengadilan membatalkan
atas penolakan permohonan terhadap kasus tersebut. Kasus tersebut bermula ketika Ditjen
Haki menolak permohonan pendaftaran paten Bajaj pada 30 Desember 2009 dengan alasan
ketidakbaruan dan tidak mengandung langkah inventif. Atas penolakan tersebut, Bajaj
Auto mengajukan banding ke Komisi Banding Paten. Namun Komisi Banding dalam
putusannya pada 27 Desember 2010 sependapat dengan Direktorat Paten sehingga kembali
menolak pendaftaran paten tersebut. Hal tersebut dikarenakan prinsip motor Bajaj
merupakan prinsip yang masih baru berkembang.
Kesaksian dalam sidang tersebut, satu silinder jelas berbeda dengan dua silinder.
Untuk konfigurasi busi tidak menutup kemungkinan ada klaim yang baru terutama dalam
silinder dengan karakter lain. Namun, kebaruannya adalah ukuran ruang yang kecil.
Dimana harus ada busi dengan jumlah yang sama. Keunggulan dari Bajaj ini adalah bensin
yang irit dan memiliki emisi yang ramah lingkungan.
Analisis:
Dari kasus diatas dapat dianalisa bahwa perusahaan Bajaj dimungkinkan kurang jeli dalam
masalah penggunaan mesin yang aman digunakan untuk konsumen. Walaupun
kenyataannya menurut perusahaan Bajaj tersebut menolak atas tuntutan yang diajukan oleh
Ditjen HAKI. Sebaiknya jika terbukti bersalah sebaiknya sesegera mungkin diberi solusi
untuk perbaikan mesin tersebut agar tidak terjadi masalah seperti pencabutan penjualan
dan lainnya. Namun jika pernyataan berbanding terbalik dari tuduhan awal, sebaiknya
perusahaan tersebut menunjukkan bukti fisik yang kuat dan tidak berdiam untuk enggan
berkomentar, karena pada asalnya dari negara produsen awal tidak terjadi masalah pada
pemesinan tersebut.
Kasus ini seperti ulangan dari keputusan Yahoo untuk menggugat Google
menyusul penawaran saham perdana perusahaan itu pada 2004. Sengketa masalah hak
paten itu dimenangi Yahoo yang memperoleh sejumlah pembayaran. Disebutkan, Google
melakukan penyelesaian kasus itu dengan menerbitkan 2,7 juta saham untuk saingannya.
Daftar Pustaka
UU rahasia dagang