PENDAHULUAN
bumi ini dalam proses mendunia (globalised). Proses mendunia ini meliputi segala
hal yang ada dikehidupan manusia contohnya dalam bidang ekonomi. Hal ini
semakin luas. Jadi tidak heran lagi jika kita banyak menemukan merek atau merek
jasa yang sama diberbagai daerah yang berbeda. Penyebar luasan produk ekonomi
tersebut.
menggunakan dan percaya dengan suatu produk atau produk jasa terkait. Sudah
pasti merek terkenal lah yang mendapatkan untung lebih besar karena sudah lebih
dikenal dan lebih banyak digunakan oleh para konsumen. Hal ini yang membuat
banyak para tangan tangan nakal yang menggunakan merek atau merek jasa yang
sama, karena tergiur akan keuntungan yang sudah diketahui pasti lebih besar.
Pemanfatan merek terkenal ini pun bermacam macam, ada yang secara halus
menggunakan nama merek salah satu merek terkenal dengan menggunakan huruf
yang berbeda tetapi dengan penyebutan yang sama (dengan pembeda) atau malah
pembeda). Membuat peraturan atau undang undangan mengenai merek pun sudah
1
pasti menjadi jalan keluar untuk permasalahan tersebut. Tetapi untuk membuat
mendapatkan kesulitan dalam dua prinsip yang mendasar dari hukum merek.
Pertama, karena bentuk lain dari hak kekayaan intelektual, ruang lingkup
dimana merek dagang terdaftar. Kedua, ketika sebagian perlindungan untuk merek
terkenal secara internasional yang dicantum dalam artikel 6bis Konvensi Paris,
perlindungan itu hanya berlaku pada barang barang identikk atau mirip dengan
merek dagang terdaftar dan yang digunakan – yang dikenal sebagai prinsip
khusus.
Dari sinilah kita memerlukan perlindungan yang pasti terhadap merek yang
2
ketentuan yang diatur dalam Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual
undangan yang baru mengenai HKI khususnya merek yakni UU no. 15 Tahun
Akan tetapi penegakan hukum HKI masih belum terlaksana secara optimal,
hal ini disebabkan oleh masih banyaknya pelanggaran pelanggaran yang terjadi
yang dilakukan oleh PT. Gala Bumi Perkasa terhadap merek “Prada”. Mereka
menggunakan nama “Prada” sebagai nama dari hotel yang mereka naungi yakni
“The Rich Prada Hotel”, walaupun penerapan merek mereka tidak secara terang
terangan (dengan menggunakan pembeda) hal ini tentu saja menyesatkan para
konsumen yang berpikir bahwa “The Rich Prada Hotel” ini berada dibawah
Contoh kasus di atas merupakan salah satu dari sekian banyak pelanggaran
mengenai hak merek, hal menunjukan bahwa ternyata masih banyak yang
melakukan pelanggaran terhadap hak merek. Entah itu merek dagang atau merek
jasa. Dengan adanya prinsip HKI sebagai dasar prinsip pembuatan undang
undang, apakah ini menunjukan bahwa undang undang Merek di Indonesia belum
3
Indonesia khususnya merek kemudian dituangkan dalam penulisan proposal untuk
skripsi dengan judul “Analisis Yuridis Normatif Penerapan Prinsip HKI (Hak
mengenai merek yakni UU no. 15 Tahun 2001 tentang Merek dengan hukum
regulasi Internasional
Prada Hotel?
4
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian hukum ini berdasarkan tujuan penelitian diatas,
yaitu
1.4.1 Memberikan informasi dalam perkembangan ilmu hukum mengenai hak kekayaan
intelektual
1.4.2 Memeberikan wawasan dan kepastian khususnya pada penulis dan umumnya bagi
1.4.3 Dapat digunakan sebagai literatur tambahan bagi yang berminat untuk meneliti
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
dilaksanakan dalam sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara
menurut hukum atau secara hukum.4 Pengertian yuridis adalah hukum baik secara
tertulis maupun secara lisan. Yuridis yang tertulis diantaranya adalah undang-
undang sedangkan yuridis yang berupa lisan adalah hukum adat. Sekalipun dalam
bentuk lisan namun adanya adat tersebut harus dipenuhi oleh masyarakat. Jika
seseorang atau beberapa orang melanggar hukum lisan maka dia tetap
masyarakat dan jika mereka melanggarnya maka akan mendapatkan sanksi. Jika
hukum tertulis maka sanksinya adalah dari pemerintah tau pihak yang berwenang.
Namun jika hukum lisan sanksi pelanggaran bisa datang dari masyarakat sendiri.5
2
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), keyword “Analisis”,app IOS, Ikon Media Indonesia
3
Wikipedia, “Analisis”, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis, pada tanggal 11
mei 2017
4
KBBI op. cit., keyword “Yuridis”
5
Pengertian Yuridis, diakses dari http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-
yuridis/, pada tanggal 12 mei 2017
6
Normatif sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah berpegang
teguh pada norma atau menurut norma atau kaidah yang berlaku. 6 Jadi Analisis
peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya sesuai dengan norma atau
berhubungan erat dengan benda tidak berwujud serta melindungi karya Intelektual
yang lahir dari cipta, rasa dan karsa manusia. World Intellectual Property
dari pikiran manusia yang meliputi: invensi, karya sastra, simbol, nama, citra dan
Milik Intelektual adalah padanan kata yang biasa digunakan untuk Intellectual
Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa Jermannya. Istilah
kalinya pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan
6
KBBI op. cit., keyword “Normatif”
7
repository USU, HKI, diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56526/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=D45062DDBE401E13B296301C3104237F?sequence=3, pada tanggal
12 mei 2017
7
tentang hak milik dari si pencipta ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak
milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam pengertian isinya.
Istilah HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.
dijual.8
Defenisi yang bersifat lebih umum dikemukakan oleh Jill Mc Keough dan
oleh hukum untuk melindungi investasi ekonomi dari usaha-usaha yang kreatif”.
Defenisi HKI yang tidak jauh berbeda juga dikemukakan oleh United Nations
HKI merupakan “Hasil-hasil usaha manusia kreatif yang dilindungi oleh hukum.”9
8
Wikipedia, “Kekayaan Intelektual”, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kekayaan_intelektual pada tanggal 12 mei 2017
9
Tomi Suryo Utomo, 2009, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global: Sebuah Kajian
Kontemporer, Yogyakarta, hlm 9
8
Hak cipta sebenarnya dapat lagi diklasifikasikan ke dalam dua bagian,
yaitu:
hak yang berkaitan atau berhubungan dengan hak cipta. Dalam undang-undang
terkait.10
1. Patent (patent)
2. Utility Models (model dan rancang bangun) atau dalam hukum Indonesia,
10
H. OK. Saidin, 2015, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights),
Jakarta, , Rajawali Pers hlm. 16
11
ibid, hlm. 17
9
Prinsip utama pada HKI yaitu hasil kreasi dari pekerrjaan dengan memakai
terus didukung, dan dianut banyak sarjana, mulai dari Locke sampai kepada kaum
bawah system masyarakat, ekonomi, dan hukum yang berlaku sebagai perolehan
sipil dan dipahamkan bahwa asas suum cuique tribuere menjamin, bahwa pada
Pencipta sebuah karya atau orang lain yang bekerja membuahkan hasil dari
dapat berupa materi maupun bukan materi, seperti adanya rasa aman karena
dalam rangka kepentingannya trersebut, yang disebut hak. Setiap hak menurut
hukum itu mempunyai title, yaitu suatu peristiwa tertentu yang menjadi alas
12
Muhammad Djumahana, Hak Miik Intelektual, (Sejarah, Teori Dan Prakteknya Di Indonesia),
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm 23
10
an melekatnya hak itu pada pemiliknya. Menyangkut hak milik intelektual,
maka peristiwa yang menajadi alasan melekatnya itu, adalah penciptaan yang
luar batas negaranya. Hal itu karena hak yang ada pada seseorang ini
dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapat perlindungan
dalam pemiliknya.
Hak atas kekayaan intelektual ini merupakan hak yang berasal dari hasil
kepemilikan itu wajar karena sifat ekonomis manusia yang menjadikan hal itu
Prinsip keadilan, yakni di dalam menciptakan sebuah karya atau orang yang
13
ibid, hlm.26
14
op.cit., Repository USU diakses dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56526/Chapter
II.pdf;jsessionid=D45062DDBE401E13B296301C3104237F?sequence=3, pada tanggal 13
mei 2017
15
op.cit., Muhammad Djumahana
11
bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan intelektual dalam ilmu
pemiliknya.
untuk memungkinkannya hidup, selanjutnya dari karya itu pula akan timbul
pula suatu gerak hidup yang harus menghasilkan lebih banyak karya lagi.
kreasi, karya, karsa, dan cipta manusia yang dibaukan dalam sitem Hak Milik
berdiri sendiri, terlepas dari manusia yang lain, tetapi hukum mengatur
ikatan kemasyarakatan. Dengan demikian, hak apa pun yang diakui oleh
hukum dan diberikan kepada perseorangan atau yang diakui oleh hukum dan
16
ibid, hlm. 27
12
diberikan kepada perseorangan atau suatu persekutuan atau kesatuan lain,
perseorangan atau suatu prsekutuan, atau ksatuan itu saja, tetapi pemberian
Merek menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tanda yang dikenal
oleh pengusaha (pabrik, produsen, dsb) pada barang yang dihasilkan sebagai tanda
definisi entang merek yaitu; tanda yg berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau
jasa.18
suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan, sehingga dapat
17
op.cit., KBBI, keyword “Merek”
18
Republik Indonesia, Lembara Negara Tahun 2001, UU no. 15, Jakarta, Pasal 1 butir 1
13
2. Prof. R. Soekardono, S.H., memberikan rumusan bahwa, ”Merek ada sebuah
lain.”
rumusan bahwa, ”Suatu merek pabrik atau merek perniagaan ada suatu tanda
barang yang bersangkutan dari barang sejenis lainya oleh karna itu, barang
yang bersangkutan dengan diberi merek tadi mempunyai: tanda asal, nama,
definition can be given for a trade mark generally it is any sign, symbol mark,
person has the legal right to use it. Originally, the sign or trade mark,
ada definisi yang lengkap yang dapat diberikan untuk suatu merek dagang,
secara umum adalah suatu lambang, symbol, tanda, perkataan atau susunan
14
kata-kata di dalam bentuk suatru etiket yang dikutip dan dipakai oleh
hususnya, dan tida ada orang lain mempunyai hak sah untuk memakainya
desain atau trade mark menunjukkan keaslian tetapi sekarang itu di pakai
pengenal yang membedakan milik seseorang dengan milik orang lain, seperti
pada pemilikan ternak dengan memberi tanda cap pada punggung sapi yang
membedakan tanda atau merek di gunakan inisial dari mana pemilik sendiri
mark used in conextion with goods which a trader uses in order to dignity that
a certain type og good are his trade need not be the actual manufacture of
goods, in order to give him the right to use a trade mark, it will suffice if they
marely pass through his hand is the course of trade. (Merek dagang adalah
suatu tanda yang di pakai oleh seorang penusaha atau pedagang , untuk
15
merek, cukup memadai jika barang-barang itu ada di tangannya dalam
lalulintas perdagangan).19
jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan jasa-jasa sejenis lainnya. Merek kolektif adalah merek yang digunakan
pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan
oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. Menurut David A. Aaker, merek
usaha sebagai penanda identitasnya dan produk barang atau jasa yang
barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain. Secara konvensional,
merek dapat berupa nama, kata, frasa, logo, lambang, desain, gambar, atau
Mei 2017
16
Perjalanan sejarah tentang pengaturan hukum Hak Kekayaan Intelektual di
Indonesia memiliki catatan tersendiri. Ia tidak lahir begitu saja secara tiba-tiba.
Sejalan dengan tumbuh kembangnya peradaban umat manusia, seiring itu pula
tentang Hak Kekyaan Intelektual bukanlah hukum yang bercorak Indonesia asli.
Bukan hukum yang berpangkal pada kultur (budaya) Indonesia. Hukum tentang
Hak Kekayaan Intelektual yang berlaku hari ini berlaku di Indonesia adalah
colonial Belanda tidak dengan mudah begitu saja dapat digantikan dengan
Negara Indonesia yang bebas dari penjajahan. Demikian pula dengan tata tertib
hukum yang di cita citakan, yakni yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945, tidaklah mudah untuk dirumuskan dalam waktu yang singkat,
akademis.
dikeluarkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan dimuat dalam lembaran Negara
Hindia Belanda Tahun 1912 no. 545 yang digantikan dengan UU merek no. 21
21
op.cit., H. OK. Saidin, Hlm 2
17
tahun 1961, kemudian juga mengalami revisi pada tahun tahun berikutnya. 22 Di
Indonesia sendiri revisi UU ini juga bukan hanya dialami oleh hak merek saja
akan tetapi dialami oleh seluruh komponen. Undang undang merek yang
Lembaran Negara HIndia Belanda tahun 1912 no. 545 kemudian direvisi melalui
1997 dan terakhir UU tersebut telah dicabut dan digantikan dengan UU Republik
Konferensi Marakesh pada bulan April 1994 disepakati pula kerangka GATT
akan diganti dengan system perdagangan dunia yang dikenal dengan WTO (World
no. 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade
diundangkan dalam LNRI 1994 nomor 57, tanggal 2 november 1994. Dalam
struktur lembaga WTO terdapat dewan umum (General Council) yang berada di
bawah Dirjen WTO. Dewan umum ini selanjutnya membawahi tiga dewan, yang
salah satu diantaranya adalah Dewan TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual
Property Rights).
22
ibid, H. OK. Saidin, hlm 4
18
TRIPs ini dapatlah dikatakan sebagai isu penting dalam kancah
mekanisme yang sangat efektif untuk mencegah alih teknologi, yang memainkan
BAB III
METODE PENELITIAN
23
ibid, hlm. 8
19
3.1. Jenis Penelitian
dihadapi.24
bahan pustaka yang ada.25 Dalam hal ini mengenai analisis yuridis normatif
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data kepustakaan atau dikenal dengan bahan hukum penelitian hukum sperti
24
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2005.
Hal . 133
25
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat,
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta,2009. Hal 13-14
26
Ibid, hlm. 97
20
ada kesepakatan yang tidak tertulis dari para ahli peneliti hukum, bahwa
diklarifikasi dan diseleksi untuk dicari data khususnya yaitu yang berkaitan
21