PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era perdagangan global, saat ini peranan merek menjadi sangat penting,
terutama dalam menjaga persaingan usaha yang sehat. Dengan merek produk
bahwa produk itu original. Seringkali yang membuat suatu produk menjadi mahal
adalah mereknya. Publik sering mengaitkan suatu image (citra), kualitas atau
Dampak dari globalisasi ditandai banyaknya merek produk luar negeri dan
praktik. Masalah merek erat kaitannya dengan persaingan tidak jujur (unfair
kehidupan masyarakat yang tak dapat dipisahkan. Di mana pun kita berada, kita
selalu melihat merek melekat pada suatu produk, baik berupa komoditas maupun
jasa. Dari pakaian yang kita pakai, peralatan yang kita gunakan, makanan yang
kita makan, hingga transportasi yang kita pilih hampir selalu ada logo yang
1
Hertanti Pindayan, “Tanggung Jawab Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual
Terhadap Pemegang Hak Atas Merek Dalam Hal Ada Putusan Pembatalan Merek” Jurnal
Authentica Vol. 1 No. 1 tahun 2018, hlm 43
2
Ibid
dilampirkan dalam bentuk merek dagang untuk membedakan produk dari yang
lain. Dengan kata lain, merek memainkan peran penting dalam perilaku
pemilik usaha guna memperdagangkan barang/jasa milik pelaku usaha baik asing
maupun domestik, agar barang/jasa terlindungi para pelaku usaha akan melakukan
dengan istilah merek, ke kantor merek yang berada di bawah naungan Direktorat
Merek digunakan untuk membedakan barang atau jasa sejenis, dari produksi
pemakaiannya.5
bersangkutan. Hal ini tidak saja berguna bagi produsen pemilik merek tersebut,
konsumen. Merek juga dapat menjadi sarana promosi dan reklame bagi produsen
bersangkutan.6
jasa. Atas dasar reputasi merek, banyak konsumen yang semakin mengenal merek
tersebut, lalu munculah istilah merek terkenal. Menurut Riswandi dan syamsudin,
istilah merek terkenal berawal dari tinjauan terhadap merek yang didasarkan pada
sehingga jenis barang apa saja yang berada di bawah merek itu langsung
merek yang terjadi di Indonesia masi tergolong cukup tinggi, penggunaan atau
peniruan merek secara tidak sah bukan hanya terhadap merek dalam negeri
melainkan merek asing pun juga menjadi sasaran. Persoalan mengenai merek
terkenal terkadang tidak mudah untuk di putuskan, karena adjektif terkenal yang
6
Ibid
7
Endang purwaningsih,“ Paten Dan Merek”. (Malang: Setara press,2020) hlm 113
menjadikan merek tersebut berbeda dengan merek pada umumnya.8 Semakin
merek terkenal sangat marak terjadi di Indonesia. Bisa sangat mudah kita temukan
berbagai macam produk merek terkenal yang di jual bebas di pasaran, baik di
toko, pasar tradisional maupun di jual di samping jalan raya (di trotoar jalan).
Salah satu praktek yang ditemukan yaitu banyak dijualnya produk berupa sepatu,
jaket, baju dan lain sebagiannya di pasaran. Barang yang di perjual belikan
tersebut mempunyai mutu yang kurang baik dari segi bahan nya sendiri. Produk
tersebut mencantumkan merek terkenal yang juga sudah dikenal luas oleh
masyarakat.
Produk-produk tersebut biasanya dijual dengan harga yang lebih murah atau
yang lebih terjangkau, bahkan beberapa produk dijual dengan harga yang sangat
murah jika di bandingkan dengan harga produk aslinya. Hal tersebut sudah sangat
terkenal dan dijual dengan harga yang relatif miring. Tentunya dapat berakibat
merek yang asli. Indonesia di kacamata internasional merupakan lahan yang subur
memakai nama merek yang sudah cukup terkenal karena masi lemahnya sistem
8
Intan purnamasari, ‘’Perlindungan Hukum Terhadap Merek Terkenal di Indonesia’’,
Jurnal Ilmu Hukum ALETHEA. Vol.2 No.1, 2018. Hlm 2
9
Achmad Peter Viney, Perlindungan hukum terhadap merek asing di Indonesia, Jurnal
Nestor Magister Hukum, Vol.3, No.5, hlm 5
pemboncengan terhadap merek dagang terkenal (well-known or famous mark)
secara umum dikenal dengan Tindakan passing off. Tindakan passing off terkait
erat dengan apa yang disebut dengan goodwill, goodwill sering digunakan dalam
arti yang bersamaan dengan kata reputasi yaitu sebagai sesuatu yang melekat
dalam merek dan selain itu kata goodwill sering juga di artikan sebagai “ itikad
baik‟.10
menjaga persaingan komersial yang sehat. Merek dagang adalah definisi hukum
oleh pihak yang tidak berwenang. Merek sebagai kekayaan intelektual pada
Hill pada tahun 1742. Regulasi merek dagang pertama adalah Trade Marks Act
tahun 1862, sedangkan pada tahun 1857, Inggris telah mengadopsi sistem
Indonesia mengenal Hak Merek pertama kali pada saat penjajahan Belanda
Osamu Seirei No. 30 tentang Menyambung Pendaftar Cap Dagang, dan mulai
berlaku pada tanggal 1 bulan 9 tahun Showa (2603) dan selanjutnya diperbarui
dirubah dengan Undang-Undang No. 14 tahun 1997 Tentang Merek. Pada tahun
2001 dan terakhir untuk kesekian kalinya Indonesia kembali merubah nya menjadi
ditujukan untuk mengatur suatu persaingan tidak sehat dari tindakan pemalsuan
barang agar membuat konsumen mengetahui asal dari suatu barang. Perlindungan
merek memmiliki prinsip awal yang mengharuskan bahwa tidak seorang pun
lainnya, yaitu dengan menggunakan tanda yang sama yang telah dikenal
milik orang lain yang telah menggunakannya dan yang membedakannya dengan
barang lain yang tidak menggunakan merek tersebut. Merek sekarang menjadi
aset yang sangat berharga bagi produsen dan pengecer, bahkan bagi tenaga
penjualan tingkat terendah. David Heigh mengatakan bahwa sumber tunggal
terbesar dari nilai yang tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah merek.
merek masih terhitung sebagai asset yang berjumlah sangat besar. Oleh karena itu,
promosi, ruang lingkup pemasaran barang menjadi semakin luas. Situasi ini
meningkatkan pentingnya merek dagang, yang membedakan asal usul dan kualitas
Establishing The World Trade Organization dengan Undang- Undang No. 7 tahun
12
Agung Indriyanto dan Irnie Mela Yusnita, Op.Cit, hlm.1-2
konsumen membuat pilihan. Tentu saja jika non-brand, konsumen tidak akan
menyadarinya atau membutuhkannya, sehingga wajar jika branding itu baik atau
buruk. Bahkan merek yang sudah dikenal luas oleh konsumen baik kualitas
maupun harganya akan selalu dikejar oleh orang lain yang mengaku sebagai
pemilik asli merek tersebut dan merek tersebut adalah miliknya, sangat mungkin
Bahkan sangatlah memungkinkan bahwa merek yang telah dikenal luas oleh
konsumen karena mutu dan harganya akan selalu diikuti, ditiru, dibajak oleh
orang lain yang mengaku-ngaku bahwa dia lah pemilki asli dari merek tesebut dan
sudah merek tersebut oleh mereka. Bahkan juga masih sering terjadi pemalsuan
akan suatu produk terkenal demi mendapatkan sebuah keuntungan dari nama
merek terenal tersebut. Dan tentunya perilaku persaingan curang tersebut bukan
hanya terjadi di indonesia saja, melainkan juga sering diberbagai negara di dunia
juga.
itu teknologi dan komunikasi yang semakin maju dan dominan, telah
nilai etika dan standar hukum yang ada dalam praktik bisnis. Dalam dunia bisnis,
13
Sulastri,Satino, Yuliana Yuli W, Perlindungan Hukum Terhadap Merek (Tinjauan
Terhadap Merek Dagang Tupperware Versus Tulipware) Fakultas Hukum Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta Vol.5 No.1 Juni 2018 hal. 162.
terutama penggunaan merek dagang secara masif tanpa hak merek terkenal yang
tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan keuntungan mata dibuat pihak yang
Persaingan bisnis saat ini semakin ketat dan dengan cepat sehingga banyak
orang menghalal kan segala cara untuk bisa mendapatkan keuntungan dengan cara
Perlindungan merek dagang sangat lah dibutuhkan karena merek itu penting
bagi sebuah produk dan juga dalam dunia bisnis, terutama untuk merek asing di
pasaran. Indonesia adalah pasar potensi bagi para pebisnis sebab masih lemahnya
Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan pemerintah kepada pemilik
Merek dapat menjadi suatu aset yang sangat berharga secara komersial,
sehingga tidak jarang merek lebih bernilai tinggi dibandingkan asset riilnya. Dan
untuk membuat suatu merek menjadi terkenal tentu lah juga harus membutuhkan
usaha keras dan biaya modal yang tidak sedikit pula baik biaya produksi,
14
Meli Hertati Gultom, Perlindungan Hukum Bagi Pemegang Hak Merek Terdaftar
Terhadap Pelanggaran Merek, Universitas Dharmawangsa, Jurnal Warta Edisi:56, April 2018
15
Indonesia (UUMIG), Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Geografis. Pasal 1 butir 5
masyarakat.16
dagang milik orang asing yang menyatakan bahwa permohonan harus ditolak
yang sudah terkenal milik pihak lain untuk barang dan jasa sejenis merupakan
jaminan terhadap hasil karya intelektual seseorang maupun beberapa orang atau
badan hukum yang telah terdaftar pada Kantor Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Undang Nomor 21 Tahun 1961 Tentang Merek perusahaan dan merek perniagaan
hukum nasional saja, melainkan juga terikat pada hukum internasional. Dapat
internasional bahwa hukum nasional sesuai dengan asas teritorial, melahirkan atau
Adanya perlindungan hukum terhadap merek terkenal dalam hal ini merek
asing sebenarnya tidak memberikan jaminan yang konklusif, karena masih banyak
pihak yang memalsukan dan meniru merek asing yang ada di Indonesia. Hal ini
kepada pemilik merek dagang. Mereka dilndungi oleh undang-undang dan semua
orang wajib untuk menghormati setiap hak-hak orang lain. Hukum merek
berkembang dalam kaitan erat dengan hukum persaingan tidak sehat. Keduanya
sama-sama melindungi merek dari tindakan tertentu pihak ketiga. Namun, kedua
Adapun duduk peristiwa dari kasus sengketa merek ini ialah pihak pemilik
merek Hugo Boss yaitu Hugo Boss Trade Mark Management Gmbh Co.Kg,
merasa dirugikan akibat adanya itikat tidak baik dari para pengusaha-pengusaha
local di Indonesia yaitu Teddy Tan, Anthony Tan dan juga Alexander Wong saat
dengan pemilik asli dari merek Hugo Boss. Pihak pemilik resmi dari merek Hugo
Boss mengklaim bahwa para pengusaha local tidak memiliki itikad baik dan
ketenaran dari merek Hugo Boss yang sudah terkenal sehingga seluruh konsumen
mengganggap merek yang mereka produksi merupakan merek asli dari keluaran
pihak Hugo Boss. Hal itu pun dibuktikan dengan hasil survei yang dilakukan
Lembaga Survei Daya Makara dari Universitas Indonesia. Hasil survei tersebut
masyarakat di Indonesia tersebut ialah hasil bentuk kerjasama dengan pemilik asli
terhadap para konsumen. Maka dari itu pemilik resmi dari merek Hugo Boss yaitu
Hugo Boss yaitu Hugo Boss Trade Mark Management Gmbh Co. Kg,
Berdasarkan seluruh gugatan yang diajukan oleh Hugo Boss Trade Mark
Management Gmbh Co. Kg, terhadap Teddy Tan, Anthony Tan dan juga
Alexander Wong, hakim memutus bahwa Hugo Boss Trade Mark Management
Gmbh Co. Kg, merupakan pemilik resmi dari merek Hugo Boss sehingga seluruh
merek Hugo Boss beserta variasinya dari para tergugat dianggap batal demi
Boss:
20
Anggar Septiadi dan Yudho Winarto, Hugo Boss menggugat tujuh merek Hugo lokal,
https://nasional.kontan.co.id/news/hugo-boss-menggugat-tujuh-merek-hugo-lokal, diakses pada
tanggal 25 Oktober 2022, Pukul 15:16
a. Putusan Nomor 30/Pdt.Sus.Merek/2016/PN Niaga.Jkt.Pst ;
Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan pada latar belakang masalah
diatas, penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis Yuridis Sengketa Merek
Hugo Boss )
B. Rumusan Masalah
konvensi-konvensi internasional ?
C. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
ada di Indonesia
Indonesia
D. Manfaat Penulisan
1. Secara Teoretis
2. Secara Praktis
Sumatera Utara
E. Keaslian Penulisan
Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penelitian di Perpustakaan Universitas
Sumatera Utara dan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara diketahui tidak
terdapat penulisan yang serupa mengenai Analisis Yuridis Sengketa Merek Hugo
lain:
Ditjen KI ?
2. Bagaimana akibat hukum terhadap merek yang terdaftar pada Ditjen KI,
Adapun kesimpulan dari penelitian ini ialah kasus tersebut terbukti secara sah
memiliki persamaan pada pokoknya hal tersebut sesuai dengan Pasal 21 ayat (1)
pokoknya” adalah kemiripan yang disebabkan oleh adanya unsur yang dominan
antara Merek yang satu dengan Merek yang lain sehingga menimbulkan kesan
adanya persamaan, baik mengenai bentuk, antara unsur, maupun persamaan bunyi
ucapan, yang terdapat dalam Merek tersebut. Sesuai dengan kasus bahwa dari
kedua merek yang terdaftar setelah diperiksa oleh Majelis Hakim memiliki
pengucapan, persamaan jenis barang yang dijual, dan persamaan jenis jasa yang
diperdagangkan.
merek lain
Kesimpulan dalam penelitian hukum yang telah dilakukan atas Putusan MA No.
sesuai dengan hukum yang berlaku. Dimana pembuktian itikad tidak baik serta
Kata Umum yang Memiliki Persamaan dengan Merek Dagang yang Sudah
Medan) ?
tahun 2001 Tentang Merek dan perubahan mengenai merek dagang yang tidak
dapat didaftar dan ditolak berdasarkan Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang No.
20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Perlindungan Hukum Hak
pokok atau keseluruhanya dengan pihak lain. Akibat Hukum terhadap merek
Crunchy Banana Medan secara yuridis normatif tidak bisa didaftarkan, karena
Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Merek Crunchy Banana
terdaftar dapat dilakukan penolakan merek sebagaimana diatur dalam Pasal 20
dana Pasal 21 yang menetukan tentang Merek yang tidak dapat didaftar dan
ditolak.
penelitian ini :
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek, merek yang tidak dipergunakan selama 3
tahun berturut-turut merupakan salah satu syarat pembatalan merek dari Daftar
Umum Direktorat Jenderal. Namun berbeda apabila pihak yang menggugat merek
tersebut menggugat atas dasar itikad tidak baik dalam arti memiliki alasan
tersendiri yang dapat menimbulkan kerugian bagi pihak lain. Putusan Majelis
Hakim dalam perkara ini tidak tepat karena Tergugat tidak terbukti tidak
menggunakan mereknya selama 3 tahun berturut. Dan dalam hal ini Majelis
Hakim terkesan menerima bukti Penggugat begitu saja tanpa memperhatikan lebih
Merek dan Indikasi Geografis (Studi Kasus Pasar Palangkaraya Medan). Adapun
asing di Indonesia ?
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain bahwa perdagangan barang
palsu dengan menggunakan merek terkenal yang dilakukan oleh para pedagang di
Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis yang berada di Pasar
kesadaran pedagang akan sebuah pelanggaran merek. Dari hasil penelitian ini
palsu.
Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis Antara Geprek
Bensu dengan I Am Geprek Bensu (Studi Kasus Putusan Pengadilan Nomor
atas merek . Tanpa pendaftaran negara tidak akan memberikan hak atas merek
kepada pemilik merek . Hal ini berarti tanpa mendaftarkan merek , seseorang
tidak akan diberikan perlindungan hukum oleh negara apabila mereknya ditiru
oleh orang lain. Jika dianalisis terhadap putusan tersebut, dipandang dari azas
pendaftaran merek , yaitu first to file, yang artinya pihak yang lebih dulu
HKI untuk membatalkan Merek dari kelas 43 yang sudah didaftarkan Penggugat ,
dan hakim berpendapat bahwa PT Ayam Geprek Benny Sujono adalah pendaftar
dan pemilik Merek itu dahulu dan tidak ada unsur meniru merek dari Ruben
Samuel Onsu.
penelitian. Hal ini berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup
agar berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telah disebutkan di
atas. Terkait dengan topik yang telah diangkat dalam skripsi ini perlu dilakukan
1. Kerangka Teori
mengenai sitem pendaftaran merek diIndonesia dari dulu hingga saat ini. Ada dua
1. Sistem Deklaratif
Tahun 1992 Tentang Merek dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1997 Tentang
Merek yaitu sistem konstitutif. Namun berbeda halnya dengan sama dengan
21
OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2015,) hal. 460
22
Ibid
sistem ini merek yang dimohonkan pendaftarannya segera didaftarkan
atas nama orang lain. Sistem ini dipergunakan misalnya oleh negara
mengenai merek itu sendiri. Hanya merek yang memenuhi syarat dan
dengan merek yang telah didaftarkan untuk barang sejenis atas nama
orang lain dapat didaftarkan. Misalnya sistem ini dianut oleh Amerika
didaftarkan terlebih dahulu untuk barang sejenis atau nama orang lain.
Pendaftaran merek dalam hal ini adalah untuk memberikan status bahwa
pendaftar dianggap sebagai pemakai pertama sampai ada orang lain yang
membuktikan sebaliknya.24
menimbulkan hak apabila telah didaftarkan oleh si pemegang. Oleh karena itu
Dalam sistem deklaratif titik berat diletakkan atas pemakaian pertama. Siapa
yang memakai pertama sesuatu merek dialah yang dianggap yang berhak menurut
hukum atas merek bersangkutan. Jadi pemakaian pertama yang menciptakan hak
yang mendaftar adalah si pemakai pertama, yaitu adalah yang berhak atas merek
bersangkutan. Tetapi apabila lain orang dapat membuktikan bahwa ialah yang
pengadilan dan hal ini seringkali terjadi. Misalnya dalam perkara “Tancho” yang
terkenal, kita saksikan bahwa pendaf- taran yang dilakukan oleh pengusaha
Indonesia, karena dipandang sebagai telah bertindak tidak dengan iktikad baik,
23
Ibid, hlm 460-461
24
Ibid
25
Ibid
telah dibatalkan oleh pengadilan. Dinyatakan bahwa perusahaan Jepang adalah
Pendaftaran dari pihak pengusaha Indonesia telah dibatalkan dan dicoret dari
mendaftarkan dialah yang berhak atas merek dan dialah secara eksklusif dapat
memakai merek tersebut. Orang lain tidak dapat memakainya. Hak atas merek
tidak ada tanpa pendaftaran. Inilah membawa lebih banyak kepastian! Karena jika
ini dia diberikan suatu Sertifikat Merek yang merupakan bukti daripada hak
miliknya atas sesuatu merek , maka orang lain tidak dapat mempergunakannya
dan orang lain itu tidak berhak untuk memakai merek yang sama untuk barang-
barang yang sejenis pula. Jadi sistem konstitutif ini memberikan lebih banyak
kepastian.26
Untuk sistem atau stelsel deklaratif ini, dapat pula dikemukakan kelemahan
dan keuntungannya. Pada sistem deklaratif orang yang berhak atas merek
bukanlah orang yang secara formal saja terdaftar mereknya tetapi haruslah orang-
dapat menghentikan pemakaiannya oleh orang lain secara begitu saja, mes- kipun
orang yang disebut terakhir ini kemudian mendaftarkan mereknya. Dalam sistem
26
Ibid, hlm 461-462
27
Ibid
Namun kelemahan sistem ini adalah kurang terjaminnya rasa kepastian
masih dapat dibatalkan oleh pihak lain yang mengaku sebagai pemakai pertama.
Dalam teori perlindungan hukum merupakah salah satu teori yang sangat
penting untuk dikaji, karena kajian teori ini pada perlindungan hukum yang
28
Ibid
a. Adanya wujud dan bentuk perlindungan atau tujuan
perlindungan.
hukum itu sendiri yaitu untuk melindungi rakyat dari bahaya dan
29
Muhammad Ferdian, Kedudukan Hukum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek Dan Indikasi Geografis Terhadap Persaingan Usaha Tidak Jujur. Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 9 No.
2, Maret 2019. Hlm 79
manusia yang bersumber pada Pancasila dan prinsip Negara
Kepastian merupakan ciri yang tidak dapat dipisahkan dari hukum, terutama
untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan makna
karena tidak dapat lagi digunakan sebagai pedoman perilaku bagi setiap orang.
hukum dijalankan, bahwa yang berhak menurut hukum dapat memperoleh haknya
identik dengan keadilan. Hukum bersifat umum, mengikat setiap orang, bersifat
30
Ibid., hlm 7
31
Sudikno Mertokusumo, 2007, Mengenal Hukum Suatu Pengntar, Liberty, Yogyakarta,
hlm. 160.
Penciptaan kepastian hukum dalam peraturan perundang undangan, memerlukan
persyaratan yang berkenaan dengan struktur internal dari norma hukum itu
tertentu pula.
tertentu.
lain. 33
sehingga aturan-aturan itu memiliki aspek yuridis. Aspek ini nantinya dapat
hukum.
3. Kerangka Konsepsi
a. Sengketa
pegadilan).34
Menurut pendapat dari Takdir Rahmadi, sengketa adalah situasi dan kondisi
b. Merek
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunaka
Merek merupakan instrumen atau hal pokok paling penting dalam sebuah
34
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring, “Sengketa”, https://kbbi.web.id/saham (diakses
pada 28 Oktober 2022 pukul 22.17 WIB)
35
Takdir Rahmadi. 2017, Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan Mufakat.
Jakarta. Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 1.
36
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang No 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi
Geografis. Pasal 1 angka 1.
produk. Merek dapat menentukan suatu kualitas barang/jasa apakah barang
tersebut bernilai tinggi atau tidak. Begitupun dengan adanya merek terhadap suatu
barang akan memberikan suatu kemudahan bagi calon konsumen untuk memilih
dan mengetahui produk mana yang akan di beli melalui sebuah sarana dan alat
dunia usaha yang semakin maju. Terlebih setelah dikenalnya metode periklanan
suatu usaha. Merek sebagai Hak atas Kekayaan Intelektual adalah suatu
origin). Artinya, merek adalah suatu tanda yang membedakan produk dari satu
Pasal 20
37
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hukum Merek dan Permasalahannya,
(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012), hlm, 154
38
Rahmi Jened. Hukum Merek (trademark Law), Dalam Era Global Dan Integrasi
Ekonomi, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm 93
nama varietas tanaman yang dilindungi untuk barang dan/atau
umum.39
c. Putusan Pengadilan
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas dari
segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut tata cara yang diatur dalam
Undang-Undang ini.40
d. Amar Putusan
Amar/diktum putusan hakim merupakan aspek terpenting dari isi putusan itu
39
Indonesia (UUMIG), Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek. Pasal 20
40
Indonesia (KUHAP ), Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Pasal 1 butir 11
41
Lilik Mulyadi, Loc Cit, hal. 201
menurut hukum, maka harus juga disertai “pembebasan” terdakwa
dari dakwaan.
ayat (1) huruf i KUHAP Pasal 46 ayat (2) KUHAP dan Pasal 194
e. Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum terdiri dari 2 (dua) suku kata yaitu “perlindungan” dan
adalah:
sebagai konsekuensi logis dari teori kontrak sosial (social contract argument) dan
Beberapa definisi lain yang perlu diketahui terkait dengan perlindungan hukum:44
42
Siedmy Lengkong, Kajian Yuridis Terhadap Amar/Diktum Putusan Hakim Dalam
Perkara Pidana. Lex Administratum, Vol. III/No. 6/Ags/2016
43
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan
Kejahatan, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2001), hlm. 54.
44
Fitri Hidayat, (Perlindungan Hukum: Unsur Esensial Dalam Suatu Negara Hukum, di
posting pada tanggal 15 Mei 2014), http://fitrihidayat-ub.blogspot.com/PerlindunganHukum-
Unsur- Esensial-Dalam-Suatu-Negara-Hukum.html, diakses pada tanggal 25 Oktober 2022, pukul
08.41 WIB.
diberikan oleh hukum.
hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan
oleh hukum, terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini
hukum.
semua kegiatan dan urusan yang telah dicita-citakan untuk melindungi masyarakat
tujuan hukum yang dapat mencapai suatu kondisi yang aman dan tertib dalam
f. Pemilik Merek
(pemilik bersama), Badan Hukum yang telah mendapatkan Hak atas Merek yang
barang atau jasa dengan barang atau jasa yang lainnya. Merek yang memiliki
pemegang hak atas merek. Dikarenakan kerugian ini, maka banyak pemegang
pengadilan.46
Salah satu prinsip terpenting dari Konvensi Paris adalah tentang persamaan
perlakuan yang mutlak antara orang asing dengan warga negara sendiri. Prinsip
seorang warga negara dari suatu negara peserta uni, akan memperoleh pengakuan
dan hak-hak yang sama seperti seorang warga negara dimana mereknya
didaftarkan.47
pasti. Berdasarkan pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 dapat
46
Keziah Christiangie, Budi Santoso, dan Hendro Saptono. Pedoman Penentuan
Persamaan Pada Pokoknya Oleh Lembaga Peradilan Di Indonesia (Studi Putusan Mahkamah
Agung Nomor 409 K/Pdt. Sus-HKI/2015). Diponegoro Law Journal Volume 8, Nomor 3, Tahun
2019 , hlm 1
47
Muhammad Djumhana dan R.Djubaedilah, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori dan
Prakteknya di Indonesia, h.129
bertempat tinggal atas berkedudukan tetap di luar wilayah negara Indonesia.48
i. Konvensi Internasional
Dalam pengertian yang lain, konvensi adalah aturan yang tidak tertulis,
konvensi termasuk juga salah satu istilah yang sudah umum digunakan dalam
berlaku secara luas, baik dalam ruang lingkup regional maupun umum.51
(plaenipotentiones).52
G. Metode Penelitain
1. Jenis Penelitian
meletakkan hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang
2. Sifat Penelitian
peneliti memaparkan apa adanya tentang suatu peristiwa hukum atau kondisi
hukum. Peristiwa hukum adalah peristiwa yang beraspek hukum, terjadi disuatu
tempat tertentu pada saat tertentu. Sebagai kondisi hukum, misalnya suatu
dengan mengutip pasal-pasal terkait seperti apa adanya atau suatu putusan hakim
51
Fuadjauhari27394 Konvensi-Konvensi Internasional,
https://fuadjauhari27394.wordpress.com/2017/06/08/konvensi-konvensi internasional/, diakses
pada tanggal 25 Oktober pukul 16:36 WIB.
52
Muh. Ilmi Ikhsan Sabur, Istilah dalam Perjanjian Internasional, http://www.smansax1-
edu.com/2017/03/istilah-dalam-perjanjian-internasional.html, diakses 25 Oktober 2022, jam 15:59
WIB
53
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Cetakan IV, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2017), hlm.33
yang kontroversial dengan mengutip bagian-bagian tertentu dari putusan seperti
apa adanya tanpa diberi komentar oleh peneliti yang bersifat solusi.54
3. Sumber Data
normatif bahan pustaka merupakan bahan dasar yang dalam ilmu penelitian
umumnya disebut sumber data sekunder.55 Bahan hukum yang digunakan dalam
54
I Made Pasek Diantha, Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam Justifikasi Teori
Hukum, Prenadamedia Group, 2016, hlm.152
55
Soerjono Sukanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Tinjauan Singkat,
(Jakarta: Rajawali Press, 2013). hlm. 23
56
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2005). hlm.
141
K/Pdt.Sus-HKI/2019, Putusan Nomor 27/
melalui teknik dokumenter yaitu dikumpulkan dari telaah arsip atau studi pustaka
seperti buku-buku, makalah, artikel, majalah, jurnal, koran atau karya pakar
5. Analisis Data
57
Ibid
58
Jhonny Ibrahim, Teori dan Metodelogi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayu
Media Publishing), 2006. hlm. 296
Penelitian hukum normatif, pengolahan data dilakukan dengan cara
metode deskriptif analitis yaitu dengan menganalisa data yang berdasarkan pada
bagi pemilik merek dalam hal terjadi persamaan pendaftaran merek. Analisis Atas
dianalisis dengan metode induktif, yaitu suatu cara berfikir yang didasarkan pada
bersifat khusus untuk mengajukan saran-saran, serta data yang telah diolah
bab-bab selanjutnya.
H. Sistem Penulisan
atas lima bab, masing-masing uraian yang secara garis besar dapat dijelaskan
sebagai berikut :
59
Ibid
Bab II, Tinjauan Umum Mengenai Merek Dagang Asing Di Indonesia. Bab
ini membahas mengenai pengertian hak kekayan intelektual baik dari segi
pengertian, ruang lingkup dan juga tujuannya. Bab ini juga akan membahas
mengenai pengertian merek, merek dagang asing, sejarah hukum merek, syarat
Tahun 2016.
terkait merek Hugo Boss antara Hugo Boss Trade Mark Management Gmbh &
Management Gmbh & Co.KG melawan Anthony Tan dengan putusan nomor
HKI/2017.
Bab V, Kesimpulan Dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan penulisan yang
INDONESIA
Rights (IPR), yang pada awalnya telah dikenal sejak lama yaitu 3.500 tahun yang
lalu. Adapun tujuan dari diberlakukannya ialah untuk melindungi hasil kreativitas
manusia. Pada saat itu para pedagang kecil seperti halnya para pengrajin gerabah
sama sekali tidak mengetahui apa itu hak kekayaan intelektual walaupun banyak
negara telah memilki pemahaman mengenai beberapa jenis HKI, seperti paten,
hak cipta, merek dagang, rahasia dagang, dan desain industri. Akhirnya setelah
beberapa tahun kedepan, dunia pun semakin berkembang terutama dalam hal
baru dalam segala macam hak atas kekayaan intelektual. Misalnya musik, foto,
Menurut H. OK. Saidin, HKI adalah hak kebendaan atas suatu benda yang
inteligensia dan kecerdasan emosional. Hasil kerja itu melahirkan hak kebendaan
berupa benda immateril atau benda tak berwujud. Dengan kata lain, HKI bukanlah
benda materiil. HKI adalah hasil kegiatan berdaya cipta pikiran manusia yang
HKI atau Intellectual Property Right adalah hak hukum yang bersifat
ekslusif (khusus) yang dimiliki oleh para pencipta/penemu sebagai hasil aktivitas
intelektual dan kretivitas yang bersifat khas atau baru. Karya-karya intelektual
tersebut dapat berupa hasil karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra,
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Right adalah hak
hukum yang bersifat ekslusif (khusus) yang dimiliki oleh para pencipta/penemu
sebagai hasil aktivitas intelektual dan kreativitas yang bersifat khas dan baru.63
HKI tentunya berbeda dengan hak milik kebendaan, sebab HKI bersifat tidak
nyata sehingga tidak mudah hilang, tidak dapat disita dan melekat terhadap si
Trade Organization).
Di dalam Ruang Lingkup HKI, terdapat tiga jenis benda yang dapat
61
OK.Saidin, Op.Cit, hlm 27.
62
Iswi Hariyani, 2018, Op Cit, hlm 16.
63
Iswi Hariyani, 2018, Op Cit, hlm 17.
64
Sri Soedewi Masjchoe Sofwan, 2000, Hukum Benda,Yogyakarta: Liberty, hlm 20.
a. Benda bergerak karena sifatnya. Menurut pasal 509 KUH Perdata
b. Benda tidak bergerak karena sifatnya ,yaitu tanah dan segala sesuatu
c. Benda tidak berwujud seperti paten, merek, dan hak cipta diatur
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan salah satu bagian dari termasuk
hak atau benda yang sifat nya tak berwujud yang dimilki oleh si penemu. Adapun
bentuk tertentu.
Ruang lingkup HKI yang telah diatur dalam persetujuan TRIPs (Trade
2. Merek
3. Indikasi Geografis
Perjanjian Lisensi66
Secara umum, hak kekayaan intelektual dapat dibagi menjadi dua kategori
utama: hak cipta dan kekayaan industri. Ruang lingkup hak cipta meliputi karya
dalam bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra, dan ruang lingkup kekayaan
perlu diragukan lagi, karena perekonomian saat ini dipengaruhi oleh globalisasi.
66
Lindsey, dkk, 2002, Op Cit, hlm 41
67
Iswi Hariyani, 2018, Op Cit, hlm 17-18.
masyarakat secara luas serta mempromosikan kekayaan daerah yang berupa
lalu diciptakan menjadi menjadi suatu produk yang memiliki nilai guna bagi
masyarakat dan juga bagi si penemu/pembuat akan suatu produk. Hak tersebut
utama dari Hak Kekayaan Intelektual ialah untuk memastikan bahwa proses
sesuai dan sanksi terhadap pihak- pihak yang menggunakan proses kreatif tanpa
yang sifatnya baru tanpa menjimplak atau meniru produk orang lain.
Indonesia pertama kali mengakui hak merek padaa saat masa kolonial
214, lalu pada zaman penjajahan Jepang dikeluarkan lagi peraturan merek yang
Dagang yang mulai berlaku pada tanggal 1 bulan 9 Syowa 2603). Selanjutnya,
68
www.dgip.co.id, diunduh pada tanggal 21 Oktober 2022, pukul 16.17 WIB
69
Muhammad Djumhana, Op.Cit. hlm.160
Setelah Indonesia merdeka peraturan dari RIE masih tetap diberlakukan
masih terus berlaku, dan pada akhirnya pada tgl 11 oktober 1961 diterbitkan lah
dimuat dalam lembaran negara RI No.290 serta penjelasannya juga dimuat dalam
November 1961.
No.19 Tahun 1992 tentang “Merek”, yang diterbitkan dalam lembaran Negara RI
Lembaran Negara No.3490. Adapun alasan dicabutnya UU No.21 Tahun 1961 itu
adalah karena UU Merek No.21 Tahun 1961 dinilai tidak sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan masyarakat pada masa ini. Jika ditelisik lebih jauh,
UU Merek tahun 1992 merupakan titik balik dengan banyaknya perubahan yang
persetujuan TRIPs yang berisikan norma standar perlindungan hak atas kekayaan
70
Ok Saidin, Op.Cit. hlm.444
internasional, menyediakan iklim persaingan usaha yang sehat dan mengadaptasi
konvensi-konvensi internasional.71
yakni The Paris Convention for The Protection of Industrial Property, yang
kemudian terkenal dengan Konvensi Paris. Lalu konvensi ini disusul dengan
serta Perjanjian Lisbon. Dari semua konvensi tersebut, yang menjadi tolak ukur
dari perlindungan merek adalah Konvensi Paris. Pada tahun 1934, ketika
Indonesia, maka tidak serta merta membuat Indonesia menjadi anggota dari
Konvensi Paris. Pada tahun 1953, Indonesia akhinya kembali menjadi anggota
sepihak untuk turut serta pada konvensi tersebut. Namun demikian, pada saat itu
71
Ending Purwaningsih, Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights Kajian
Hukum terhadap Ha katas Kekayaan Intelektual dan Kajian Komparatif Hukum Paten, Ghalia
Indonesia, Bogor, 2005, hlm. 9-10
72
Ibid, hlm.10
73
Ok Saidin. Op.Cit. hlm 331-332
Berbeda dengan Undang-Undang Merek No.21 Tahun 1961 yang
1992 menggunakan sistem konstitutif atau first file to principle. Sistem yang lama
berdasarkan pada pemakaian pertama yang menimbulkan adanya hak atas merek.
Dan pendaftaran atas suatu merek bukan menunjukan adanya hak tapi merupakan
anggapan adanya hak. Berbeda dengan sistem konstitutif. Sistem ini mendasarkan
bukti adanya hak atas merek tersebut. Tanpa perlu membuktikan apakah merek itu
Dalam sistem ini, Undang-Undang Merek hanya mengakui adanya hak atas
merek apabila merek itu telah didaftar dan sistem ini dianut secara kaku. Sehingga
tidak ada pengakuan atas hak merek meskipun merek itu telah digunakan dalam
jangka waktu yang lama sebelum diterapkan Undang- Undang Merek No.19
kemudian, sementara itu telah ada pihak lain yang lebih dulu mendaftarkan
merek itu tetap akan ditolak pendaftarannya. Padahal, dalam praktek yang terjadi
“hak yang telah ada” sebelumnya dibawah Undang-Undang Merek No.21 Tahun
74
Insan Budi Maulana. . Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia Dari Masa Ke Masa,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1999, hlm. 106
1961 karen adanya pemakaian lebih dulu atau factual prior use yang seharusnya
yang terdiri dari ribuan pulau, seharusnya fakta pemakaian yang nyata atau
pemakaian lebih dulu itu harus juga diperhatikan sebelum memutuskan menerima
pengusaha kecil dan menengah yang tingkat kesadaran terhadap hukum merek
Undang Nomor 14 Tahun 1997 tersebut dinyatakan tidak berlaku dan diganti
Nomor 15 Tahun 2001 ini diterbitkan dengan alasan bahwa semakin meluasnya
arus globalisasi, baik dalam bidang sosial, ekonomi, budaya, maupun bidang-
dan bahkan telah menempatkan dunia ini sebagai pasar tunggal bersama.
apabila terdapat iklim persaingan usaha yang sehat. Disini, Merek memegang
peranan yang sangat penting sehingga diperlukan sistem pengaturan yang lebih
memadai sehingga perlu dibuat Undang-Undang merek yang baru dan terbitlah
75
Ibid. hlm. 107
76
Ok Saidin, Op.Cit. hlm.336
Selanjutnya setelah Undang-Undang merek Nomor 15 Tahun 2001
ketentuan yang baru dari Undang-Undang yang sebelumnya salah satunya adalah
perlindungan merek terkenal yang diniai lebih jelas dari aturan sebelumnya.
2. Pengertian Merek
Setiap orang atau organisasi perusahaan yang ada, akan sangat peduli akan
pentingnya sebuah nama dan simbol yang digunakan dalam menjalankan bisnis
dan pemasaran barang dan jasa. Simbol-simbol ini akan membantu untuk
menunjukkan asal barang dan/atau jasa, serta perusahaan komersial yang bergerak
dalam bidang dan menyediakan barang dan jasa.77 Menurut Rahmi Jened
menyatakan bahwa :
sebagai merek (trademark), nama usaha (business name), dan nama perusahaan
(company name)”.78
pengusaha itu sendiri maupun masyarakat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa : Merek
(trademark) sebagai Hak Atas Kekayaan Intelektual pada dasarnya tanda untuk
mengidentifikasi asal barang dan jasa (an indication of origin) dari suatu
77
Muhammad Ferdian, Op.cit. Hlm 81-82
78
Rahmi Jened, Implikasi Persetujuan TRIPs Bagi Perlindungan Merek di Indonesia,
Surabaya : Yuridika, 2000, hal. 1.
quality) barang dan/atau jasa yang dihasilkan dan mencegah tindakan persaingan
(konkurensi) yang tidak jujur dari pengusaha lain yang beriktikad buruk yang
dihasilkan pengusaha.79
“Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar,
logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua)
(dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa
yang diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan
Pandangan yuridis oleh para sarjana hukum tentang merek adalah sebagai
berikut :
bahwa :
79
Ibid
80
Indonesia ( UUMIG), Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek Dan
Indikasi Geografis, Loc.Cit
81
Sudargo Gautama, Hukum Merek Indonesia, Bandung : Alumni, 1997, hal. 33.
“Merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu benda tertentu dipribadikan,
Jadi merek adalah suatu tanda berupa gambar, logo, nama, kata, huruf,
angka, susunan warna, untuk membedakan suatu barang atau jasa atas kualitas,
ciri, jenis, dan asal usul suatu barang atau jasa yang diproduksi oleh orang atau
badan hukum dalam kegiatan usaha atas jaminan suatu mutunya. Merek juga
sebagai sarana promosi dalam mengembangkan produk atau jasa yang dimiliki
oleh pengusaha, terlebih saat ini dengan perkembangan teknologi dan informasi,
merek dapat dipromosikan lewat media internet secara online sehingga merek
tersebut dengan mudah menyebar dan dikenal secara luas oleh masyarakat, baik
global, sehingga merek mempunyai nilai jual yang tinggi, untuk itu bagi para
sebuah kewajiban dari pemilik perusahaan yang memiliki merek produk itu
sendiri. Selain itu kenapa harus melakukan pendaftaran merek dagang, hal
dipatuhi, jika tidak dipatuhi maka terdapat sanksi hukumnya. Selain itu juga untuk
legalitas karena jika tidak diaftarkan maka nantinya produk tersebut bisa dianggap
82
OK. Saidin, Op.Cit, hal. 343
83
Muhammad Ferdian, Op.cit. Hlm 83
84
Ibid
3. Syarat dan Fungsi Merek
ciir khas yang membedakan suatu produk dengan produk lainnya berupa barang
atau jasa yang sejenis diproduksi oleh suatu perusahaan. Merek memberikan
jaminan atas kualitas dari suatu barang dan jasa dan oleh karena itu sangat lah
penting sekali untuk melindungi pemilik merek dan konsumen. Dengan adanya
jaminan kualitas dari produsen akan suatu produk, maka langkah untuk
bahwa suatu produk bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan
produk tersebut.
merek menjadi begitu sangat bermakna. Sesuai dengan fungsi merek, sebagai
tanda pembeda, maka seyogianya antara merek yang dimiliki oleh seseorang tak
85
Irwansyah Ockap Halomoan, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Merek Dagang
Terkenal Asing dari Pelanggaran Merek di Indonesia,2008
86
Ok. Saidin, Op. Cit. Hlm 456
boleh sama dengan merek yang dimiliki oleh orang lain. Persamaan itu tidak saja
sama secara keseluruhan, tetapi memiliki per- saman secara prinsip. Sama secara
Pada hakikatnya suatu merek digunakan oleh produsen atau pemilik merek
untuk melindungi produknya, baik berupa jasa atau barang dagang lainnya. Jadi
b. Fungsi jaminan reputasi, selain sebagai tanda asal usul produk, juga
produk tersebut.
pasar bebas.88
pendaftaran merek. Dalam proses aplikasi, syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
ketertiban
4. Jenis-Jenis Merek
pasal 2 ayat (2), merek sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat 1 meliputi :
b. Merek Jasa90
menyebutkan bahwa :
sejenis lainya”.91
menyebutkan bahwa :
89
Ibid,hal 10
90
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 2 ayat 2
91
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 1 ayat 2
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
lainnya”.92
Selain Merek Dagang dan merek jasa juga dikenal dengan Merek Kolektif
jasa dengan ketentuan yang sama mengenai sifat, ciri umum, dan mutu
1. Merek Biasa
Disebut juga “normal mark” yang berarti merek ini tidak memiliki reputasi
yang baik dalam masyarakat karena kualitasnya yang rendah. Merek biasa kurang
untuk memiliki produk tersebut. Akan tetapi perlu diingat, terkadang suatu merek
tergolong merek biasa (the men in the street), bukan semata-mata disebabkan
faktor kualitas teknologinya yang kurang, dan juga bukan disebabkan karena
desain dari suatu produk yang kurang menarik dan tidak pula karena faktor
92
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 1 ayat 3
93
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 1 ayat 4
faktor strategi promosi dan pengiklanan. Dana iklan yang tidak memadai,
2. Merek Terkenal
Sering disebut “well known mark”. Merek ini memiliki reputasi yang baik
dan sering menjadi merek pilihan sebab memiliki kualitas yang baik dan dapat
terdaftar pada negara asalnya agar mendapatkan perlindungan di negara lain. Ada
3. Merek Termasyur
Merek Termasyur merupakan jenis merek ini yang telah dikenal oleh
banyak orang. Dengan kuliatas dan reputasi nya yang sangat tinggi membuat jenis
meskipun tidak terdaftar, dan kemasyhurannya dapat mencegah pihak yang tidak
Seiring berkembang nya zaman, saat ini dikenal pula merek dalam bentuk
Australia dan Inggris, defenisi merek telah diperluas secara signifikan untuk
mencakup bentuk dan tampilan pada setiap produk. Perkembangan ini semakin
94
M Yahya Harahap, Tinjauan Merek Secara Umum dan Hukum Merek di Indonesai
Berdasarkan Undang-Undang No.19 Tahun 1992, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. Hlm.81-82
95
Ibid, hlm.84
menunjukan kesulitan dalam membedakan perlindungan merek dengan
perlindungan desain produk. Selain itu, kesulitan juga muncul karena selama ini
tersebut.96
5. Pendaftaran Merek.
elektronik dalam bahasa Indonesia yang ditandatangani oleh pemohon atau wakil
nya yang secara sah. Sebelum suatu merek dapat didaftarkan, terdapat syarat
yang harus dipenuhi oleh setiap individu ataupun badan hukum yang ingin
memakai suatu merek, sebagai merek dagang. Dengan kata lain simbol yang
perusahaan memiliki perbedan anatar barang yang satu dengan barang yang lain.
diajukan dengan itikat buruk, oleh si pemohon. Pemohon yang beritikad baik
adalah pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada
niat untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak lain
meraih keuntungan bisnis sendiri, dengan merugikan pihak lain serta menciptakan
96
Ok Saidin, Op.cit., hlm. 347
97
OK saidin, Op Cit, hlm 348.
98
Ahmadi Miru, 2005, Hukum Merek, Jakarta: Raja GrafindoPersada, hlm 14.
Ketentuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan
Indikasi Geografis mengatur lebih lanjut apa saja yang tidak dapat dijadikan suatu
merek atau yang tidak dapat didaftarkan sebagai merek. Berdasarkan pasal 20
bahwa Merek tidak dapat didaftarkan apabila mengandung salah satu unsur
dibawah ini:
jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang dan/ atau jasa yang
99
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 20
100
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 21
1. Permohonan ditolak jika merek tersebut mempunyai persamaan pada
b. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dari/atau jasa sejenis;
c. Merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak
terkenal, foto, atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain,
baik.
didafatrkan. Disi lain, pendaftaran merek akan ditolak jika merek tersebut dapat
merugikan pihak tertentu. Atau lebih sederhana lagi dapat dikatakan bahwa merek
yang tidak dapat didaftarkan yaitu merek yang tidak layak dijadikan merek,
sedangkan merek yang ditolak yaitu merek yang akan merugikan pihak lain.
Pemakaian sesuatu merek dalam praktek juga membawa pengaruh. Jika suatu
merek sudah cukup dikenal dalam masyarakat, maka merek tersebut dianggap
tidak mempunyai daya pembedaan yang cukup sehingga diterima sebagai merek.
Undang No. 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis diatur dalam
Indonesia.
mencamtumkan:
melalui kuasa;
f. Kelas barang dan/ atau jasa serta uraian jenis barang dan/
suara.
pendaftarannya.
Dalam hal permohonan diajukan oleh pemohon yang bertempat tinggal atau
hukumnya di Indonesia.
C. Tinjauan Umum Merek Dagang Asing
Salah satu prinsip terpenting dari Konvensi Paris adalah prinsip tentang
persamaan perlakuan yang mutlak antara orang asing dengan warga negara
of industrial property, enjoy in all the other countries of the Union the
rotection as the latter, and the same legal remedy against any
bagian dari anggota Uni, mendapatkan pengakuan dan hak-hak yang sama seperti
hanya berlaku untuk warga negara secara individu, tetapi juga untuk badan
hukum. Begitu juga dengan warga negara asing, mereka juga mendapatkan
perlindungan dan hak yang sama berdasarkan dimana suatu merek didaftarkan
102
Muhammad Djumhana dan R.Djubaedilah, Loc.Cit.
didaftarkan di negara peserta Konvensi Paris termasuk Indonesia. Pengertian
20 Tahun 2016 dapat ditarik kesimpulan mengenai berhak atas merek tersebut
yang tidak bertempat tinggal atas berkedudukan tetap di luar wilayah negara
Indonesia.103
pendaftaran merek yang diajukan oleh pemilik atau pemilik merek yang bertempat
tinggal atau berada di luar wilayah negara Republik Indonesia harus diajukan
melalui kuasanya dimana lokasi merek tersebut serta memilih temapat tinggal
Merek dagang milik orang asing memiliki hak prioritas yaitu hak untuk
didahulukan dalam pendaftaran merek di negara tujuan. Oleh karena itu, ketika
merek tersebut di negara asal akan dijadikan tanggal pendaftran di negara tujuan.
Hal ini dilakukan dengan tujuan melindungi milik dagang milik orang asing dari
terkenal begitu juga kata “famous” sehingga pengertian “merek terkenal” tidak
membedakan arti atau tidak menentukan tingkatan arti ”famous mark” dan “well-
yang membagi keterkenalan itu atas “kualitas atau kuantitas” atau memberikan
tingkatan. Karena pasal 6 bis Konvensi Paris tidak memberikan defenisi atau
negara.105
Revlon, Armani, Gucci, Caterpillardan Nescafe dna lain sebagainya. Salah satu
ciri utama dari merek terkenal adalah bahwa reputasi merek tidak harus terbatas
pada produk tertentu atau jenis produk. Misalnya, Marlboro adalah merek yang
terkait dengan produk tembakau. Ternyata tanda itu juga digunakan untuk
berhubungan dengan merek terkenal digunakan untuk berbagai jenis barang dan
jasa. Tren yang sama dapat dilihat pada merek seperti Porsche dan Caterpillar.
Ciri khas merek terkenal adalah adanya perlindungan yang diberikan sehubungan
pemilik merek dalam menciptakan citra eksklusif produk, yang dicapai melalui
komersil atau nilai jual merek dagang dan melarang penggunaan apa pun yang
dapat mengurangi nilai eksklusif merek dagang atau mengurangi daya tarik merek
dagang terkenal.107
105
Insan Budi Maulana, Op.Cit. hlm.22-23
106
Tim Lindsey, Op.Cit. hlm. 150
107
Ibid, hlm 151
Ketentuan Proteksi Merek Terkenal yang bersifat tidak mengikat berpendapat
Faktor-faktor meliputi :
keterkenalannya
di masyarakat
konsumen potensial
luas.108
dan ciri-cirinya dapat saja. Sementara ini terdapat dua hal : pertama,
yang menyatakan bahwa : “Pengertian Merek terkenal yaitu, apabila suatu Merek
dimana telah beredar keluar negeri asalnya dan dibuktikan dengan adanya
lembaga resmi negara yang dapat mensurvei secara resmi keterkenalan suatu
merek. Lembaga resmi diperlukan untuk pembuktian secara objektif, bukan hanya
alasan subjektif.
Internasional 111
110
Indonesia (UUMIG) Undang-Undang No 20 Tahun 2016, Op.Cit. Pasal 52 ayat 1.
111
Indoensia ( PP ) Peraturan Pemerintah No 22 Tahun 2018 Tentang Pendaftaran Merek
Internasional Berdasarkan Protokol Terkait Dengan Persetujuan Madrid Mengenai Pendaftaran
Selanjutnya setelah pendaftaran merek, maka setelah itu dilakukanlah
terkiat hasil pemeriksaan substansif yang dapat berupa diterima atau ditolak.
adanya unsur-unsur yang menonjol antara merek yang satu dan merek
keseluruhan.112
konsep dasar persamaan pada pokoknya atas suatu merek dengan merek yang lain
dapat meliputi:113
segala hal, kemiripan atau identik perihal bunyi, identik atau mirip
dalam konotasi.
lainnya.
diingat oleh masyarakat perlu diperhatikan.114 Lalu perlu diperhatikan pula pada
lain:115
c. Arti Suatu merek bisa ditinggal oleh si pembeli lantaran makna dari
merek tersebut. Merek yang satu dengan yang lainnya bisa dipercaya
persamaan yang menonjol dengan merek lain ketika merek yang dibandingkan
mempunyai kesamaan dalam tampilan, cara pengucapan, dan maknanya. Jika hal
tersebut terjadi maka dapat dikatakan telah terjadi persamaan pada pokoknya
Merek merupakan suatu tanda pada suatu barang atau jasa yang digunakan
untuk membedakan asal atau sumber barang atau jasa tersebut. Suatu barang atau
jasa dapat mempunyai merek yang memiliki persamaan, tetapi dinyatakan tidak
melanggar atau tidak dapat dibatalkan karena tidak terdapat persamaan atau
hubungan antara barang atau jasanya. Hal ini dikarenakan kesamaan merek-merek
barang atau jasa yang dilindungi kedua merek tersebut sangat penting. Hubungan
memahami hubungan antara barang atau jasa tersebut perlu diketahui mengenai
jenis barang atau jasanya. Perbedaaan antara jenis barang atau jasa belum tentu
sama dengan pembedaan kelas barang atau jasa. 116 Suatu jenis barang atau jasa
yang berbeda dapat berada dalam suatu kelas yang sama. Sementara itu barang
dapat berada pada kelas yang berbeda, tetapi memiliki jenis yang sama.
Persamaan dalam barang atau jasa dapat dilihat dari apakah barang atau jasa
tersebut sama. Umumnya barang atau jasa memiliki kesamaan apabila digunakan
untuk tujuan yang sama atau memenuhi kebutuhan yang sama. Dalam
produk dari merek lain yang telah terdaftar dan melindungi barang dan/atau jasa
yang sejenis. Hal itu pun jelas tertuang dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Suatu merek apabila tampak sangat mirip, persamaan dapat terjadi bahkan
jika barang atau jasanya kurang sejenis. Apabila barang atau merek tersebut sama,
116
Firizky Ananda, 2012, Penerapan Konsep pada Persamaan pada Pokoknya dalam
Perlindungan Merek Terkenal di Indonesia, hlm. 57