Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“HAK PERLINDUNGAN ATAS MEREK”

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

DOSEN PENGAMPU

Dr. Sri AsStutik, S.H., M.H.

DISUSUN OLEH

ENDY SATYA RAHMANTO, S.H. ( 19120040 )

PROGRAM PASCA SARJANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KADIRI
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asal usul merek itu sendiri berpangkal di sekitar abad pertengahan di Eropa, pada
saat perdagangan dengan dunia luar mulai berkembang. Fungsinya semula untuk
menunjukkan asal produk yang bersangkutan. Baru setelah dikenal metode produksi massal
dan dengan jaringan distribusi dan pasar yang lebih luas dan kian rumit, fungsi merek
berkembang menjadi seperti yang dikenal sekarang ini (Bambang Kesowo, 1995 : 16).
Merek menjadi salah satu kata yang sangat populer yang sering digunakan dalam hal
mempublikasikan produk baik itu lewat media massa seperti di surat kabar, majalah, dan
tabloid maupun lewat media elektronik seperti di televisi, radio dan lain-lain. Seiring dengan
semakin pesatnya persaingan dalam dunia perdagangan barang dan jasa ahkir-akhir ini
maka tidak heran jika merek memiliki peranan yang sangat signifikan untuk dikenali sebagai
tanda suatu produk tertentu di kalangan masyarakat dan juga memilki kekuatan serta
manfaat apabila dikelola dengan baik. Merek bukan lagi kata yang hanya dihubungkan
dengan produk atau sekumpulan barang pada era perdagangan bebas sekarang ini tetapi
juga proses dan strategi bisnis. Oleh karena itu, merek mempunyai nilai atau ekuitas. Dan
ekuitas menjadi sangat penting karena nilai tersebut akan menjadi tolak ukur suatu produk
yang ada dipasaran.
Merek memiliki kemampuan sebagai tanda yang dapat membedakan hasil
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain di dalam pasar, baik untuk barang/jasa
yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Fungsi merek tidak hanya sekedar untuk
membedakan suatu produk dengan produk lain, melainkan juga berfungsi sebagai asset
perusahaan yang tidak ternilai harganya, khususnya untuk merek-merek yang berpredikat
terkenal( well-known marks).
Sebuah merek dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat karena melalui merek
produk barang atau jasa sejenis dapat dibedakan asal muasalnya, kualitasnya serta
keterjaminan bahwa suatu produk tersebut Original. Melalui merek sebuah perusahaan
telah membangun suatu karakter terhadap produk-produknya, yang diharapkan akan dapat
membentuk reputasi bisnis yang meningkat atas penggunaan merek tersebut.
Upaya pemilik merek untuk mencegah pemakaian mereknya oleh pihak lain
merupakan hal yang sangat pentingdan sepatutnya dilindungi oleh hukum. Berkaitan
2

dengan perlindungan merek, perdagangan tidak akan berkembang jika merek tidak
mendapat perlindungan hukum yang memadai di suatu Negara. Pembajakan atau
pelanggaran-pelanggaran merek tentunya tidak hanya merugikan para pengusahanya saja
sebagai pemilik atau pemegang hak atas merek tersebut, tetapi juga bagi para konsumen.
Disini Hak Merek merupakan bagian dari HKI. Merek dianggap sebagai “roh” dari suatu
produk. Bagi pengusaha, merek merupakan aset yang sangat bernilai karena merupakan
ikon kesuksesan sejalan usahanya yang dibangun dengan segala keuletan termasuk biaya
promosi. Bagi produsen merek dapat digunakan sebagai jaminan mutu hasil produksinya.
Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda. Setelah meratifikasi WTO Agreement,
Indonesia melakukan banyak revisi terhadap berbagai undang-undang di bidang Hak
Kekayaan Intelektual yang ada.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan paparan yang diuraikan diatas, maka terdapat beberapa permasalahan yang
akan dibahas, yaitu :

Apa yang dimaksud dengan Merk ?


Bagaimana syarat dan tata cara pengajuan permohonan Merk ?
Bagaimana perlindungan hukum bagi pemegang Merk terkenal ?

1.3 Tujuan Penulisan

Mengetahui apa yang dimaksud dengan merk.


Mengetahui sayarat dan tata cara pengajuan merk?
Mengetahui perlindungan hukum bagi pemegang Merk terkenal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 . DEFINISI SERTA PENGATURAN HAK MEREK

I. PENGERTIAN
3

Merek adalah alat untuk membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh
suatu perusahaan dengan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan lain.
Menurut Molengraaf, merek adalah dipribadikannya sebuah barang tertentu dengan nama
untuk menunjukkan asal barang dan jaminan kualitasnya sehingga bisa dibandingkan
dengan barang-barang sejenis yang dibuat dan diperdagangkan oleh orang atau perusahaan
lain.
Berdasarkan beberapa ahli yang meneliti dalam bidang hak merek, beberapa ahli
menerangkan bahwa definisi/pengertian dari Hak Merek adalah:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek : Merek adalah tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-angka,susunan warna, atau kombinasi
dari unsur- unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa. Hak Atas Merk adalah hak ekslusif yang diberikan negara
kepada pemilik Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu
tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau memberikan ijin kepada pihak
lain untuk menggunakannya.
Pengertian mengenai hal lain dalam UU NO. 15 TAHUN 2001 :

Hak Prioritas yakni, Hak pemohon untuk mengajukan permohonan yang berasal dari negara
yang tergabung dalam Paris Convention For The Protection Of Industrial Property atau
Agreement Establishing The World Trade Organization untuk memperoleh pengakuan
bahwa tanggal penerimaan di negara asal merupakan tanggal prioritas di negara tujuan
yang juga anggota salah satu dari kedua perjanjian itu, selama pengajuan tersebut dilakukan
dalam kurun waktu yang telah ditentukan berdasarkan Paris Convention For The Protection
Of Industrial Property.
Lisens yakni, Ijin yang diberikan oleh pemilik Merek terdaftar kepada pihak lain melalui
suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk
menggunakan Merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan/atau jasa
yang didaftarkan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
Merek Dagang yakni, Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum yang
membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
4

Merek Jasa yakni, Merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh sesorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Merek Kolektif yakni, Merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan karakteristik
yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.

Untuk lebih mengetahui tentang merk itu, maka penulis menyajikan teori pengertian merek
dari yakni :

Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah Tanda
yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi
dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa.
Menurut Philip Kotler (2000 : 404), menyatakan bahwa: “Merek adalah tanda yang berupa
gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan
dan jasa.”
pengertian merk menurut Djaslim Saladin (2003 : 84), menyatakan bahwa: “Merk adalah
suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan
mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual, dan
diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk pesaing.”
DR. Buchori Alma (2000:105) : “Merek adalah tanda atau simbol yang memberikan
identitas suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau
kombinasi keduanya.
Menurut Kotler (2000:404) ada enam pengertian yang dapat disampaikan melalui suatu
merek
Atribut yakni, Sebuah merek menyampaikan atrribut-atribut tertentu
Manfaat yakni, Ada manfaat yang bisa diambil dari merek tersebut yang akan dikembangkan
menjadi manfaat fungsional atau emosional.
Nilai yakni, Merek menunjukan nilai produsen.
Budaya yakni, Merek menunjukan budaya tertentu.
5

Kepribadian yakni, Merek mencerminkan kepribadian tertentu. Jika merek merupakan


orang, binatang, atau suatu obyek.
Pemakai yakni, Merk menunjukan jenis konsumen yang membeli atau yang menggunakan
produk tersebut.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa semua definisi mempunyai pengertian
yang sama mengenai merek yakni salah satu atribut yang penting dari sebuah produk,
dimana merek suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek
tidak hanya sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk
membedakan dari produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas
khusus, produk tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya
tentu akan memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek
terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian
yang dapat dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda merek.

II PERLINDUNGAN HAK MEREK


Perlindungan hak merek diperoleh setelah dilakukan pendaftaran merek. Merek yang
sudah didaftarkan disebut Merek Terdaftar, sering disimbolkan dengan tanda ® (registered)
setelah merek atau tanda ™ (trademark) setelah merek.

Tujuan Perlindungan Hak Merek : Perlindungan hak merek dimaksudkan untuk melindungi
pemilikan atas merek, investasi dan goodwill (nama baik) dalam suatu merek, dan untuk
melindungi konsumen dari kebingungan menyangkut asal usul suatu barang atau jasa.
Perlindungan hak merek dilakukan melalui Pendaftaran Merek.
Justifikasi Perlindungan Merek : Paling tidak terdapat tiga (3) justifikasi perlindungan hak
merek menurut Bently & Sherman, yaitu:

Kreatifitas yakni, Usaha untuk membenarkan perlindungan Merek dengan argumentasi


kreatifitas adalah suatu hal yang lemah, sebagian karena pada saat hubungan antara barang
dengan Merek dipicu dan dikembangkan oleh pedagang, namun peran yang sama besarnya
justru diciptakan oleh konsumen dan masyarakat. Bently dan Sherman memandang, bahwa
6

argumentasi yang paling meyakinkan dalam hal ini terkait dengan pendapat yang melihat
Merek sebagai imbalan atas investasi.
Informasi yakni, Ini merupakan justifikasi utama perlindungan merek, karena merek
digunakan dalam kepentingan umum sehingga meningkatkan pasokan informasi kepada
konsumen dan dengan demikian meningkatkan efisiensi pasar. Merek merupakan cara
singkat komunikasi informasi kepada pembeli dilakukan dalam rangka membuat pilihan
belanja. Dengan melindungi merek, lewat pencegahan pemalsuan oleh pihak lain, maka
akan menekan biaya belanja dan pembuatan keputusan. Peran iklan dalam dunia industri
yang makin dominan menjadikan perlindungan merek menjadi semakin penting.
Etis yakni, Argumentasi etis utama bagi perlindungan Merek didasarkan pada gagasan
mengenai keadilan dan fairness. Khususnya dikatakan bahwa “seseorang tidak boleh
memetik dari yang tidak ditanamnya”. Lebih khusus dikatakan dalam argumentasi ini,
bahwa dengan mengadopsi Merek orang lain maka seseorang telah mengambil keuntungan
dari nama baik yang dihasilkan oleh pemilik asli Merek.

1. PENEGAKAN HUKUM HAK MEREK


Sebagaimana diketahui, bahwa perlindungan merek di Indonesia, semula diatur
dalam Reglement Industriele Eigendom Kolonien 1912, yang kemudian diperbaharui dan
diganti dengan Undang-undang Nomor 21 Tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan
Merek Perniagaan (disebut pula Undang-Undang Merek 1961). Adapun pertimbangan
lahirnya Undang-Undang Merek 1961 ini adalah untuk melindungi khalayak ramai dari
tiruan barang-barang yang memakai suatu merek yang sudah dikenalnya sebagai merek
barang-barang yang bermutu baik. Selain itu, Undang-Undang Merek 1961 juga bermaksud
melindungi pemakai pertama dari suatu merek di Indonesia.
Selanjutnya, pengaturan hukum merek yang terdapat dalam Undang-Undang Merek
1961, diperbaharui dan diganti lagi dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992 tentang
Merek (selanjutnya disebut Undang-undang Merek 1992), yang mulai berlaku sejak tanggal
1 April 1993. Dengan berlakunya Undang-undang Merek 1992, Undang-undang Merek 1961
dinyatakan tidak berlaku lagi. Pada prinsipnya Undang-Undang Merek 1991 telah melakukan
penyempurnaan dan perubahan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan merek, guna
disesuaikan dengan Paris convention.
7

Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992, disempurnakan lagi dengan Undang-undang


Nomor 14 Tahun 1997. Penyempurnaan undang-undang terus dilakukan, hingga sekarang
diberlakukan Undang-undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek (Lembaran Negara Tahun
2001 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Tahun 4131), yang mulai berlaku sejak
tanggal 1 Agustus 2001.

2. JENIS – JENIS DAN MACAM – MACAM MEREK

Manufacturer Brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos,
ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-
lain.
Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang
dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket
giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan
merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain
sebagainya.
produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa
menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari
produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok,
buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.
Merk terdiri dari 3 (Tiga) macam Berdasarkan Undang-Undang No. 15Tahun 2001, yaitu :

Merk Dagang yakni Merk yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.(Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
Tentang Merk)
Merk Jasa yakni, Merk yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-
jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merk)
8

Merk Kolektif yakni, Merk yang digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik
yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-
sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya. (Pasal 1 angka (4)
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merk)

3. STRATEGI MEREK ATAU BRAND STRATEGIES


Produsen, distributor atau pedagang pengecer dapat melakukan strategi merek sebagai
berikut di bawah ini :

Individual Branding / Merek Individu : Individual branding adalah memberi merek berbeda
pada produk baru seperti pada deterjen surf dan rinso dari unilever untuk membidik
segmen pasar yang berbeda seperti halnya pada wings yang memproduksi deterjen merek
so klin dan daia untuk segmen pasar yang beda.
Family Branding / Merek Keluarga : Family branding adalah memberi merek yang sama
pada beberapa produk dengan alasan mendompleng merek yang sudah ada dan dikenal
mesyarakat. Contoh famili branding yakni seperti merek gery yang merupakan grup dari
garudafood yang mengeluarkan banyak produk berbeda dengan merek utama gery seperti
gery saluut, gery soes, gery toya toya, dan lain sebagainya.

2.2 SYARAT DAN TATA CARA PERMOHONAN PENGAJUAN MEREK


Ketentuan yang mengatur mengenai syarat dan tata cara Permohonan Merk
berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 diatur dalam :

Pasal 7 sampai dengan pasal 10 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001


Pasal 1 hingga Pasal 6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1993
tentang tata cara Permintaan Pendaftaran Merk.
Permohonan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Merk
dengan ketentuan:

Permohonan diajukan dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya seperti
contoh yang dilampirkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 23 Tahun 1993
tentang Tata Cara Permintaan Pendaftaran Merk.
9

Pengisian formulir Permohonan tersebut wajib dilakukan dalam rangkap empat dengan
mencantumkan:
Tanggal, bulan dan tahun
Nama lengkap, kewarganegaraan, dan alamat Pemohon
Pemohon dapat terdiri dari satu orang atau beberapa orang secara bersama, atau badan
hukum
Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-sama
berhak atas Merk tersebut, semua nama Pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu
alamat sebagai alamat mereka.
Permohonan ditandatangani Pemohon atau Kuasanya, dengan ketentuan dalam hal
permohonan diajukan oleh lebih dari satu Pemohon yang secara bersama-sama berhak atas
Merk tersebut, Permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu Pemohon yang berhak
atas Merk tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang
mewakili. Dalam hal Permohonan tersebut diajukan melalui Kuasa (Konsultan Hak
Kekayaan Intelektual), Permohonan ditandatangani oleh Kuasa dengan ketentuan yakni
Surat Kuasa untuk itu ditandatangani oleh semua pihak yang berhak atas Merk tersebut.
Dan jika penerima Kuasa lebih dari satu orang, dan dalam surat kuasa tidak terdapat klausul
“surat kuasa diberikan kepada kuasa-kuasa tersebut untuk bertindak, baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama”, menurut pendapat penulis, Permohonan harus ditandatangani
oleh semua penerima kuasa.

2.3 PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG MERK TERKENAL


Menurut Sudikno Mertokusumo memberikan gambaran terhadap pengertian
Perlindungan hukum , yaitu segala upaya yang dilakukan untuk menjamin adanya kepastian
hukum yang didasarkan pada keseluruhan peraturan atau kaidah-kaidah yang ada dalam
suatu kehidupan bersama. Keseluruhan peraturan itu dapat dilihat baik dari Undang-Undang
maupun Ratifikasi Konvensi Internasional.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis beranggapan bahwa perlindungan hak kekayaan
intelektual khususnya terhadap Merk Terkenal bersifat preventif dan repressif.
10

Perlindungan secara preventif dititkberatkan pada upaya untuk mencegah agar merk
terkenal tidak dapat dipakai oleh orang lain secara salah. Upaya itu dapat berupa :
Penolakan pendaftaran oleh kantor Merk dan Pembatalan Merk terdaftar yang melanggar
hak merk orang lain. Akibat kesalahan pendaftaran yang dilakukan oleh petugas kantor
merk, suatu merk yang seharusnya tidak dapat didaftar tetapi akhirnya didaftar dalam
daftar umum merk(DUM) yang mengesahkan merk tersebut. Padahal merk tersebut jelas-
jelas melanggar merk orang lain, karena berbagai hal antara lain mirip atau sama dengan
merk lain yang telah terdaftar sebelumnya.
Perlindungan secara Represif dititikberatkan pada pemberian hukuman kepada barang siapa
yang telah melakukan kejahatan dan pelanggaran merk sebagaimana diatur dalam pasal 90,
91, 94 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merk.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Merek adalah salah satu atribut yang penting dari sebuah produk, dimana merek
suatu produk dapat memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Merek tidak hanya
sebuah nama bagi produk, tetapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan dari
produk-produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan identitas khusus, produk
tertentu akan lebih mudah dikenali oleh konsumen dan pada gilirannya tentu akan
memudahkan pada saat pembelian ulang produk tersebut. Pada dasarnya merek terdiri dari
dua bagian yaitu bagian yang dapat diucapkan yaitu nama merek, dan bagian yang dapat
dikenali tetapi tidak dapat diucapkan yaitu tanda merek.
Kini masyarakat dalam melakukan pengajuan permohonan sudah tidak mengalami
kesulitan karena Pemerintah melalui DITJEN HKI telah banyak melakukan sosialisasi baik
lewat masmedia maupun forum-forum yang yang telah dibentuk. Sehingga akhirnya bagi
pemilik hak tersebut tidak usah khawatir akan adanya kerugian yang diakibatkan oleh
oknum yangtak bertanggung jawab yang ingin memanfaatkan kepopuleran merk suatu
produk tertentu.
Bahwa telah kita bahas dihalaman sebelumnya tentang perlindungan terhadap
pemilik hak merk sudah sangat ketat dengan melalui beberapa tahap proses penyeleksian
terhadap pendaftaran merk dan itu dibuktikannya dengan beberapa undang-undang dan
11

peraturan pemerintah Republik Indonesia yang selalu di perbaharui seiring perkembangan


dan semakin maraknya persaingan di dunia perdagangan baik nasional maupun
internasional. Sehingga dengan adanya beberapa regulasi tersebut dapat menekan berbagai
macam tindak kejahatan dibidang Hak Kekayaan Intelektual khususnya Merk.
3.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan melalui penulisan makalah ini ialah, agar setiap orang
yang membacanya dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan merek serta bagaimana
tahapan- tahapan dalam pendaftarannya, kita juga harus mngerti agar suatu saat tidak
terjadi hal – hal yang tidak diinginkan mengenai penetapan merek yang akan dibuat maupun
menjaga merek yang telah dimliki dengan mendaftarkannya sebagai bukti kepemilikan
merek tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Kompilasi Peraturan Perundang-undangan tahun 2011, HKI


Sumber dari Internet, www. Google.com
Pendapat Prof. dr Sudikno Mertokusumo
Blog seperti http://www.mukahukum blogspot.com/2011/02/Perlindungan hukum
terhadap merk-merk.
Blog www.philipjusuf.com/2011/03/syarat dan tata cara permohonan pendaftaran Merk.

Anda mungkin juga menyukai