Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MATA KULIAH MANAJEMEN MERK

Dosen pengampu:
Dr.Ir.Bambang P., MP
Luki Amar H.,S.Pt.M.Sc

Disusun Oleh :
Dini Sukma Ayu (04.09.22.1343)

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merek digunakan untuk membedakan suatu produk dengan produk lain, terutama untuk barang
atau jasa yang sama dan sejenis.Merek merupakan suatu hal yang penting dalam suatu kegiatan
perdagangan. Merek dapat menentukan kualitas suatu barang atau jasa. Sehingga dalam keberadaan
merek dapat menjadi suatu acuan bagi konsumen untuk memilih dan menentukan produk apa yang akan
mereka beli. Merek terkadang memiliki nilai yang lebih dibandingkan dengan aset riil suatu perusahaan
itu sendiri.
Merek merupakan hasil pemikiran dan kecerdasan manusia yang dapat berbentuk penemuan,
oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa merek bagian dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau disebut
juga dengan property rights yang dapat menembus segala batas antara negara.1Hak Kekayaan
Intelektual atau property rights, sangat penting terutama di bidang industri dan perdagangan baik
nasional maupun internasional. Merek juga digunakan dalam dunia periklanan dan pemasaran karena
menurut Eddy Damian, publik sering mengaitkan suatu image, kualitas atau reputasi barang dan jasa
dengan merek tertentu dimana merek dapat menjadi kekayaan yang sangat berharga secara komersial,
dan karena adanya merek tersebut, dapat membuat harga-harga suatu produk menjadi mahal bahkan
lebih bernilai dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksinya.

Menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis
mendefinisikan merek secara jelas dalam pasal 1 ayat (1) yang berbunyi :

“Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata,
huruf, angka, susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 (tiga) dimensi, suara, hologram,
atau kombinasi dari 2 (dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan/atau jasa yang
diproduksi oleh orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.”

Ada beberapa pendapat ahli sebagai berikut :


1) H.M.N. Purwo Sutjipto, memberikan rumusan bahwa merek adalah suatu tanda, dengan mana suatu
benda tertentu dipribadikan, sehingga dapat dibedakan dengan benda lain yang sejenis.
2) Iur Soeryatin, mengemukakan rumusannya dengan meninjau merek dari aspek fungsinya, yaitu
suatu merek dipergunakan untuk membedakan barang yang bersangkutan dari barang sejenis lainnya
oleh karena itu, barang yang bersangkutan dengan diberi merek tadi mempunyai tanda asal, nama,
jaminan terhadap mutunya.
3) Philip S. James MA, Sarjana Inggris, menyatakan bahwa a trade mark is a mark used in conextion
with good which a trader uses in order to tignity that a certain type of good are his trade need not be
the actual manufacture of goods, in order to give him the right to use a trademark, it will suffice if they
merely pass through his hand is the course of trade. (Merek dagang adalah suatu tanda yang dipakai
oleh seorang pengusaha atau pedagang untuk menandakan bahwa suatu bentuk tertentu dari barang-
barang kepunyaannya, pengusaha atau pedagang tersebut tidak perlu penghasilan sebenarnya dari
barang-barang itu, untuk memberikan kepadanya hak untuk memakai sesuatu merek , cukup memandai
jika barang- barang itu ada di tanganya dalam lalu lintas perdanganan).

Merek berfungsi sebagai tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain
atau badan hukum lainnya; sebagai alat promosi sehingga dalam mempromosikan hasil produksinya
cukup dengan menyebut mereknya; sebagai jaminan atas mutu barangnya; menunjukkan asal barang
atau jasa yang dihasilkan. Melalui merek, masyarakat sebagai konsumen akan dengan mudah
mengenali suatu produk perusahaan tertentu. Merek biasanya dicantumkan pada barang atau pada
kemasan atau bungkusan barang yang dijual atau dicantumkan secara tertentu pada hal-hal yang terkait
dengan jasa yang dijual. Merek sangat penting baik dalam dunia periklanan dan pemasaran. Oleh karena
itu, maka suatu merek yang menjadi suatu ciri untuk produk membuat lebih mudah di kenal dimata
konsumen. Selain itu, apabila produsen barang tersebut ingin agar merek yang diciptakannya terhindar
dari pihak lain yang berperilaku curang terhadap merek dagangannya, maka merek tersebut harus
didaftarkan dalam Daftar Umum Merek.

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan dalam
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana mekanisme pengaturan penolakan permohonan pendaftaran merek dari restoran Karnivor
Bandung menurut Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis?
2. Bagaimana status hukum dari restoran Karnivor Bandung yang tetap menggunakan merek usaha yang
ditolak pendaftarannya?
3. Upaya apakah yang bisa dilakukan untuk menegakkan aturan kepada perusahaan yang tetap
menggunakan merek usaha yang ditolak pendaftarannya?

Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1) Manfaat Akademis Untuk menambah referensi informasi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang
komunikasi khususnya untuk mata kuliah manajemen merek .
2) Manfaat Praktis Dapat menjadi masukan untuk PT. Jababeka, Tbk dalam kaitannya dengan branding.
3) Masyarakat Umum Masyarakat semakin mengerti mengenaibrand equity.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian merek
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan di pabrik, sedangkan merek adalah sesuatu yang dibeli
oleh customer. Sebuah produk dapat ditiru oleh pesaingnya, sedangkan merek memiliki keunikan sendiri.
Sebuah produk secara cepat dapat termakan oleh waktu, sedangkan merek yang sukses akan sepanjang
masa.
Munurut kotler dalam bukunya yang berjudul The American Marketing Association: merek adalah nama,
istilah, tanda simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang di maksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya
dari produk pesaing.sedangkan Menurut Rangkuni dalam bukunya yang berjudul the power of brands
(2002:2) merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa
tertentu kepada pembeli. Merek baik akan memberikan jaminan kualitas, namun pemberian nama atau
merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol saja. Merk dapat juga di bagi
dalam pengertian lainnya, seperti:
a. Brand name (nama merk) yang merupakan bagian dari, yang dapat di ucapkan. Misalnya, honda,
pepsodent dan sebagainya
b. Brand mark (tanda merk) yang merupakan sebagian dari merk yang dapat di kenali namun tidak dapat
di ucapkan, seperti lambang, desain, huruf maupun warna
c. Trade mark (tanda merek dagang) yang merupakan merek atau sebagian dari merek yang di lindungi
hukum karna kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang istimewa. Tanda merek ini melindungi
penjual dengan hak istimewanya untuk menggunakan nama merek.
d. Copyright (hak cipta) merupakan hak istimewa yang di lindungi undang-undang untuk memproduksi,
menerbitkan, dan menjual karya tulis, musik maupun seni.

Merek adalah janji penjual dalam menyampaikan kumpulan sifat, manfaat dan jasa yang spesifikasi secara
konsisten kepada pembeli. Menurut seorang eksekutif pemasaran, merek dapat menyampaikan empat
tingkat arti yaitu :
1. Atribut, dimana merk yang memiliki citra yang mampu mengkomunikasikan keyakinan atau
kepercayaan terhadap atribut fungsional produk.
2. Manfaat, dimana pelanggan tidak membeli atribut, tetapi membeli menfaat. Atribut harus
diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.
3. Nilai, dimana merek mencerminkan sesuatu mengenai nilai-nilai pembeli. Pemasaran merek harus
mengenali kelompok spesifikasi pembeli yang nilai-nilaiya sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh
merek tersebut.
4. Kepribadian, dimana merek akan menarik bagi orang yang memiliki kesesuaian / kecocokan antara
gambaran citra dirinya dengan citra merek.

Berdasarkan market fact, Brand equity adalah keinginan seseorang untuk melakukan pembelian kembali
terhadap merek tersebut atau tidak. Oleh sebab itu, ukuran dari Brand equity berkaitan dengan loyalitas
pelanggan.
Brand equity adalah satu set brand asset dan liability yang berhubungan dengan sebuah merek, nama dan
symbol yang disediakan sebuah produk atau service bagi konsumen. Brand equity memiliki lima atribut,
yaitu :
1. Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan ukuran kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek.
Loyalitas merupakan inti dari Brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran.
2. Brand awareness (kesadaran akan merek) merupakan kemampuan seseorang pelanggan untuk
mengingat suatu merek tertentu atau iklan tertentu secara spontan atau setelah dirangsang dengan kata-kata
kunci.
3. Perceived quality (persepsi / kesan terhadap kualitas) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa atau pelayanan dikaitkan dengan harapan pelanggan.
4. Brand Associations (asosiasi merek sebagai tambahan dari kesan kualitas)
5. Other Proprietary Brand Assets (seperti : hak paten, merek dagang, channel, dan lain-lain).
v Peran Brand equity
Brand Equity menurut Aaker memiliki peran yang dapat dilihat dari sisi kosumen dan perusahaan. Secara
umum, bila dilihat dari sisi konsumen, Brand equity dapat menambah maupun mengurangi nilai yang
dirasakan oleh konsumen. Brand equity dapat memberikan nilai lebih sehingga menambah rasa percaya diri
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Nilai tersebut diperoleh dari pengalaman setelah
menggunakan produk atau jasa dan pengetahuan konsumen akan karakteristik yang dimiliki produk dan
jasa tersebut.
Sedangkan, peran Brand equity bagi perusahaan yaitu dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
marginal cash flow (keuntungan) melalui penambahan nilai dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada
konsumen. Selain itu, peran Brand equity bagi perusahaan antara lain yaitu :
1. Brand Equity merupakan suatu competitive advantage yang dimiliki perusahaan dan dinilai sebagai
suatu hambatan bagi pesaingnya.
2. Dengan meningkatkan program pemasaran produk atau jasa, maka Brand equity yang telah dimiliki
perusahaan dapat menarik konsumen baru dan menangkap kembali konsumen yang sudah ada.
3. Brand Equity dapat memberikan marginyang lebih tinggi kepada perusahann, dimana perusahaan
daptmemberlakuka harga premium untuk produk yang ditawarkan. Selain itu, perusahaan dapat
mengurangi kegiatan promosinya sehingga biaya promosi yang dikeluarkan dapat serendah mungkin yang
pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan
4. Brand Equity dapat menyediakan sebuah platform untuk pertumbuhan perusahaan melalui brand
extentions (pengembangan merek) dimasa yang akan datang.

Inilah beberapa langkah yang dapat di laksanakan untuk membuat merek dagang yang efektif bagi sebuah
usaha[7]:
1. Pilih nama yang berdaya pembeda
Mungkin ini bukan hal baru lagi, tetapi ini adalah syarat pertama dan fundamental untuk memilih sebuah
nama bagi merek dagang. Nama yang terdengar mirip dengan kompetitor Anda yang sudah eksis dalam
bidang usaha yang Anda tekuni tidak akan efektif dalam mendongkrak popularitas usaha dan merek dagang
Anda, karena itu hanya akan membuat Anda terjebak dalam persengketaan hukum yang pelik, menguras
tenaga, uang serta waktu bila pesaing Anda mengajukan keberatan dengan merek dagang Anda itu. Ingatlah
bahwa semakin berbeda merek dagang Anda dari para pesaing, semakin besar peluang usaha Anda untuk
maju dan berkembang.
2. Pilih yang tidak membingungkan
Pernahkah Anda merasa kesulitan melafalkan nama sebuah benda kemudian Anda memutuskan untuk tidak
menyebutkannya dan cenderung melupakannya? Begitulah yang dapat terjadi pada merek dagang yang
terlalu 'unik'. Meskipun harus terdengar unik dan berbeda, bukan berarti Anda harus membuat sesuatu yang
terlalu aneh dan di luar jangkauan pengetahuan orang.
3. Hindari merek dagang yang tidak dapat didaftarkan
Tidak ada gunanya mencoba untuk mendaftarkan nama-nama yang tidak memenuhi syarat. Dengan
mendaftarkannya ke pihak yang berwenang, merek Anda akan terlindung dari niat jahat para pesaing dan
Anda mendapatkan hak kepemilikan yang pantas Anda dapatkan. Di bawah Anda akan ketahui bahwa ada
nama-nama yang harus Anda hindari untuk digunakan sebagai merek dagang.
4. Hindari kata-kata yang bersifat deskriptif
Kata-kata deskriptif misalnya adalah "Deterjen Bubuk", "Telepon Selular", atau "Gula Merah". Semua kata-
kata tersebut menggambarkan karakteristik yang melekat pada benda tertentu. Jika kata-kata seperti ini
didaftarkan, kemungkinan besar Anda akan ditolak karena persetujuan terhadap merek dagang seperti itu
hanya akan membuat banyak orang harus menghindari pemakaian istilah "Deterjen Bubuk" dalam kemasan
deterjen mereka. Padahal itu semestinya adalah istilah yang umum dan bisa digunakan siapa saja tanpa
harus mendapatkan izin.
5. Singkirkan nama depan
Nama-nama yang sering digunakan sebagai nama depan seseorang biasanya tidak dapat didaftarkan sebagai
merek dagang. Mengapa? Bayangkan betapa banyaknya orang memiliki nama seperti merek dagang Anda.
Apakah pelanggan akan dengan mudah mengingat merek Anda? Merek "Kopi Arabica Pak Joko",
misalnya, adalah contoh dari merek dagang yang harus dihindari. Selain karena mengandung istilah yang
bersifat deskriptif ("Kopi Arabica"), juga terdapat nama yang sangat sering digunakan sebagai nama depan
orang ("Pak Joko").
6. Buatlah merek dagang yang jelas dan tidak membingungkan pelanggan
Sebuah merek dagang yang baik sebaiknya membuat pelanggan tahu bahwa barang yang akan ia beli
berbeda dari barang lain yang sejenis yang telah ada lebih dahulu di pasaran. Misalnya nama "Babie" untuk
sebuah produk boneka mainan adalah merek dagang yang membuat pelanggan bingung (dan jika tidak teliti,
tertipu) karena sebelumnya telah ada merek dagang yang lebih dahulu terkenal dan familiar di telinga
konsumen, yaitu "Barbie". Hal ini selain tidak membuat produk dan layanan Anda berbeda dari pesaing,
juga akan membuat Anda harus menghadapi tuntutan hukum yang sebenarnya tidak perlu dan bisa
dihindari. Sebagai tindakan pencegahan, lakukan penelitian seksama terhadap direktori merek dagang yang
dimiliki oleh badan berwenang (dalam hal ini Ditjen HKI).
7. Gunakan kata-kata yang unik dan berbeda
Hal ini dilakukan agar Anda mendapatkan sebuah merek dagang yang sebisa mungkin unik serta berbeda
dari yang lain. Maka dari itu, jangan gunakan kata-kata yang bersifat general atau mencakup makna yang
luas, misalnya "bagus", "ekonomis", "efisien", "m…

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Merek adalah sebuah tanda yang dapat membedakan barang dan jasa yang diproduksi dan dimiliki oleh
suatu perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Kata, huruf, angka, gambar, foto, bentuk, warna, jenis logo,
label atau gabungannya yang dapat digunakan untuk membedakan barang dan jasa dapat dianggap sebagai
sebuah merek.
Ekuitas merek adalah nilai suatu merek berdasarkan seberapa kuat merek tersebut mempunyai loyalitas
merek, kesadaran konsumen akan nama merek, kualitas yang dipersepsikan, asossiasi merek dan berbagai
aset lainnya seperti paten, merek dagang dan hubungan jaringan distribusi.
Kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
Leadership
Stability
Market
Internationality
Trend merek menjadi semakin penting dalam industri.
Support
Protection merek tersebut mempunyai legalitas.
Manfaat Pengukuran Ekuitas Merk
Hasil pengukuran dapat digunakan sebagai benchmark terhadap market leader dan atau kompetitor lain.
Hasil pengukuran dapat dijadikan guidance untuk penyusunan strategi komunikasi pemasaran
Membantu dalam pelaksanaan manajemen perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

[: Membantu dalam pelaksanaan manajemen perusahaan


: Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Organisasi Hak Kekayaan Intelektual dunia. (WIPO, 2008). Membuat Sebuah Merek: Pengantar Merek
Untuk Usaha Kecil dan Menengah. (World Intellectual Property organization – WIPO).

Anda mungkin juga menyukai