Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian merek dan pentingnya sebagai Identitas produk/jasa

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merk dan Indikasi Geografis,
menyebutkan bahwa merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-
huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Merek atau brand adalah suatu tanda atau simbol yang terdiri dari nama, istilah,
gambar, logo, lambang, desain atau kombinasi dari semua itu yang ditujukan untuk
mengidentifikasi, mendefinisi atau memberi identitas kepada suatu barang atau
layanan (jasa) dari suatu penjual .

Pentingnya merek yaitu untuk membedakannya prdouk kita dari pesaing dan sebagai
tanda pengenal dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa yang sejenis dan
sekaligus merupakan jaminan mutunya bila dibandingkan dengan produk barang atau
jasa sejenis yang dibuat pihak lain.

B. Fungsi dan Manfaat Merek


Merek berfungsi untuk memberi identitas pada barang atau jasa dan berfungsi
menjamin kualitas suatu barang dan jas bagi konsumen. Merek juga berfungsi sebagai
penbeda dari produk barang atau jas yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum
dengan produk barang atau jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum lain.
Menurut Saidin (2004), fungsi merek antara lain adalah sebagai berikut:
1) Fungsi indikator sumber. Merek berfungsi untuk menunjukkan bahwa suatu
produk bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan karenanya juga
berfungsi untuk memberikan indikasi bahwa produk itu dibuat secara
profesional.
2) Fungsi indikator kualitas. Merek berfungsi sebagai jaminan kualitas
khususnya dalam kaitan dengan produk-produk bergengsi.
3) Fungsi sugestif. Merek memberikan kesan akan menjadi kolektor produk
tersebut.

Menurut Tjiptono (2005), manfaat merek adalah sebagai berikut:

1) Sarana identifikasi untuk mempermudah proses penanganan atau


pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian
sediaan dan pencatatan akuntansi.
2) Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. Merek
bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trade marks),
proses pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan
bisa diproteksi melalui hak cipta (copyrights) dan desain. Hak-hak properti
intelektual ini memberikan jaminan bahwa perusahaan dapat berinvestasi
dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dalam meraup manfaat
dari riset bernilai tersebut.
3) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka
bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. Loyalitas
merek seperti ini menghasilkan predictability dan security permintaan bagi
perusahaan dan menciptakan hambatan masuk yang menyulitkan
perusahaan lain untuk memasuki pasar.
4) Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk
dari para pesaing.
5) Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum,
loyalitas pelanggan, dan citra unik untuk yang terbentuk dalam benak
konsumen.
6) Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
C. Tahapan Perkembangan Merek
Menurut Rangkuti (2008), sebuah merek biasanya mengalami beberapa fase atau
tahapan perkembangan, yaitu sebagai berikut:

1) Produk yang tidak memiliki merek (unbranded goods)


Pada tahap ini, produk dikelola sebagai komoditi sehingga merek hampir tidak
diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung apabila permintaan (demand) lebih banyak
dibandingkan dengan dengan pasokan (supply) yang biasanya sering terjadi dalam
situasi perekonomian yang bersifat monopolistic. Contoh: beras murah, BBM, obat
generik dll.

2) Merek yang dipakai sebagai referensi (brand as reference)


Pada tahap ini sudah terjadi persaingan sedikit-sedikit, meskipun tingkatnya belum
begitu ketat. Persaingan ini merangsang produsen untuk membuat diferensiasi produk
yang dihasilkan. Tujuannya adalah agar produk yang ia hasilkan memiliki perbedaan
dari produk perusahaan lain. Contoh: sepatu olahraga, sepatu ke kantor, buku tulis,
buku gambar dll.

3) Merek sebagai personality


Pada tahap ini, diferensiasi antar merek berdasarkan atribut fungsi menjadi semakin
sulit menjadi semakin sulit dilakukan. Karena hampir sebagian perusahaan melakukan
kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang dihasilkan dari produk pesaing,
perusahaan melakukan tambahan nilai-nilai personality pada masing-masing merek.
Contoh: sabun mandi kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll.

4) Merek sebagai simbol (icon)


Pada tahap ini, Merek menjadi milik pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan
yang lebih mendalam mengenai merek yang ia gunakan. Pada umumnya merk yang
masuk pada tahap ini sudah bersifat internasional dan pelanggan yang menggunakan
merk ini dapat mengekspresikan dirinya atau dapat menunjukkan jati dirinya. Contoh:
rokok Marlboro.

5) Merek sebagai sebuah perusahaan


Iklan pada tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat
interaktif, sehingga pelanggan dapat dengan mudah menghubungi merek. Karena
merek perusahaan tersebut merupakan wakil perusahaan sehingga merek=perusahaan,
semua direksi dan karyawan memiliki persepsi yang sama tentang merek yang
dimilikinya. Komunikasi yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke semua lini
kegiatan operasional, sehingga informasi mengalir secara lancar baik dari manajemen
ke pelanggan maupun sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya,
Microsoft Software dimana pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung setiap
saat melalui internet dengan perusahaan, begitu juga sebaliknya perusahaan dapat
menginformasikan produknya kepada pelanggan kapan saja.

6) Merek sebagai kebijakan moral


Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada pada tahap ini, yaitu
perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya secara transparan baik mulai dari
bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan operasionalnya sampai produk
maupun jasa dan pelayanan purna jualnya kepada pelanggan. Informasi disampaikan
secara transparan, jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis, sosial
maupun politisnya. Contohnya adalah iklan Body Shop dan Benetton.

Sumber Artikel Riadi, Muchlisin. (2020). Merek / Brand (Pengertian, Bagian, Fungsi,
Jenis dan Tahapan Perkembangan). Diakses pada 5/1/2024, dari
https://www.kajianpustaka.com/2020/05/merek-brand.html

D. Contoh Kasus
1) Sengketa Merek GoTo vs Terbit Fintech
Bisnis.com, JAKARTA -- PT Terbit Financial Technology menggugat Gojek
dan Tokopedia Rp2,08 Triliun atas penggunaan merek 'GoTo' ke Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat. PN Jakarta Pusat telah menyidangkan sengketa merek
GoTo sebanyak lima kali. Sidang terakhir berlangsung pada tanggal 28
Desember 2021 kemarin dengan agenda replik atau bantahan dari pengguga
atas jawaban dari pihak tergugat. Adapun agenda persidangan selanjutnya
akan berlangsung pada Selasa (11/1/2022). "Agenda sidang replik tanggapan
atas rekopensi dari turut tergugat," demikian informasi yang dikutip, Jumat
(7/1/2021). Seperti diketahui merek GoTo muncul pasca merger antara Gojek
dan Tokopedia yang resmi diumumkan pada Senin (17/05/2021). Kolaborasi
dua perusahaan ini merupakan kolaborasi usaha terbesar di Indonesia.

Sumber :
https://kabar24.bisnis.com/read/20220107/16/1486316/sengketa-merek-goto-
vs-terbit-fintech-begini-update-kasusnya.

2) Desain Industri Botol Biolife oleh Tupperware


Terakhir, pada 2017 produsen alat rumah tangga asal Amerika Serikat,
Tupperware menggugat botol bermerek Biolife karena memiliki persamaan
dengan produk rumah tangga miliknya yang diberi nama ‘Eco Bottle’.
Kesamaan tersebut terletak di konfigurasi ulir penutup, lekukan simetris 4
sudut dari perspektif atas botol, dan pola konfigurasi lingkaran di bagian
tengah. Desain ‘Eco Bottle’ sendiri telah didaftarkan ke Dirjen Kekayaan
Intelektual dengan Nomor Pendaftaran ID 0024 152-D. Atasa hal tersebut,
Tupperware menggugat produsen Biolife ke Pengadilan Negeri Semarang.
Berharap dapat memenangkan gugatan, Tupperware malah harus menerima
kenyataan pahit. Hal ini dikarenakan gugatannya ditolak oleh Pengadilan
Negeri Semarang dengan dasar gugatan prematur. Gugatan tersebut diketahui
salah alamat dan tidak lengkap.

PT Ayam Geprek Benny Sujono kepada Ruben Samuel Onsu


Majelis Hakim Pengadilan Negeri Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
pada Selasa (8/9) mengabulkan gugatan pembatalan pendaftaran desain
industri dan ganti rugi yang diajukan PT Ayam Geprek Benny Sujono kepada
Ruben Samuel Onsu. Dalam putusannya, majelis hakim telah menetapkan
desain industri pada kotak kemasan Geprek Bensu adalah milik pengusaha
kuliner Benny Sujono. Dalam perkara ini, diketahui desain industri kotak
kemasan yang dimiliki oleh Ruben Onsu menyerupai desain industri kotak
kemasan milik Benny Sujono. Desain industri kemasan milik PT Ayam
Geprek Benny Sujono telah terdaftar dalam dalam Daftar Umum Merek pada
Direktur Merek dengan Nomor IDM000643531 tertanggal 24 Mei 2019 untuk
melindungi produk dalam kelas 43. Atas hal tersebut, majelis hakim
memutuskan untuk membatalkan Hak atas Desain Industri Kotak Kemasan
Makanan atas nama Ruben Samuel Onsu dengan nomor pendaftaran
IDD000049596 tanggal 20 Juli 2018.

Sumber :https://kliklegal.com/tidak-hanya-geprek-bensu-berikut-4-kasus-
desain-industri-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai