Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PELANGGARAN MEREK DAGANG DALAM KASUS PERSAMAAN

BENTUK KEMASAN PRODUK OLEH PT. SINDE BUDI SENTOSA (CAP


BADAK) TERHADAP WEN KEN DRUG CO (PTE) LTD. (CAP KAKI TIGA)
Novi Dharmawati
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
novi.dharma@gmail.com
Arini Sukma Bestari
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
arinisukmabestari@gmail.com
Dianatul Fadhila
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
dianatulfadhila@yahoo.co.id

Abstract
Advances in information technology and rapid transportation, globalization also encourages an intellectual
property rights. A product of goods and services made by a person or entity is given a particular
mark, which serves as a differentiator to produce goods and similar services. Here is a certain mark of
identification for products and services in question, which is typically called by the brand.
Article 2 of Law Number: 15 of 2001 on Trademark stated that the mark as stipulated in this Law include
Trademarks and Service Marks. In this case, the problems between the two sides is the similarity in
the use of a trademark, namely the equation contained in cans or bottles of the product between the
two.
In here, the author tries to analyze regarding trademark violations committed by PT. Sinde Budi Sentosa
as Larutan Penyegar Cap Badak manufacturers who design the packaging the same form as on product
packaging Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga.
Keyword: Violation, Intellectual Property, and Trademarks

Abstrak
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi yang sangat pesat, juga mendorong globalisasi Hak
Kekayaan Intektual. Suatu produk barang dan jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan hukum diberi
suatu tanda tertentu, yang berfungsi sebagai pembeda dengan produk barang dan jasa lainnya yang
sejenis. Tanda tertentu di sini merupakan tanda pengenal bagi produk barang dan jasa yang bersangkutan,
yang lazimnya disebut dengan merek.
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek dinyatakan bahwa merek sebagaimana
diatur dalam Undang-undang ini meliputi Merek Dagang dan Merek Jasa). Dalam kasus ini, yang menjadi
permasalahan antara kedua belah pihak ialah adanya persamaan dalam penggunaan dari suatu merek
dagang, yaitu persamaan yang terdapat pada kemasan kaleng maupun botol diantara produk keduanya.
Di sini, penulis berusaha menaganalisis mengenai pelanggaran-pelanggaran merek dagang yang
dilakukan oleh PT. Sinde Budi Sentosa sebagai produsen Larutan Penyegar Cap Badak yang mendesain
bentuk kemasan yang sama seperti yang ada pada kemasan produk Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga.
Kata kunci : Pelanggaran, Hak Kekayaan Intelektual, dan Merek Dagang

A. Pendahuluan Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata,


Seb agaim a na nega ra - nega ra ya ng huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
berdasarkan pada hukum, Indonesia sebagai kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
salah satunya juga memiliki Undang-Undang daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
P erlindun g an HAKI (Hak Atas Ke kaya an perdagangan barang atau jasa. Hukum tentang
Intelektual) yang mencakup Undang-Undang Merek ini sekiranya cukup untuk melindungi merek
No. 15 Tahun 2001 tentang Merek. Dalam Bab suatu produk atau jasa dari pihak-pihak yang
I Ketentuan Umum Pasal 1 disebutkan bahwa beritikad tidak baik.

Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam..........1
Menginga t kenyataan tersebut, merek Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. pada tahun
sebagai salah satu karya intelektual manusia yang 2008. Namun dari produk Cap Badak milik PT.
akrab hubungannya dengan kegiatan ekonomi Sinde Budi Sentosa ditemukan beberapa
dan perdagangan memegang peranan yg sangat persamaan desain bentuk dengan produk Cap
penting. Sejak industrialisasi berkembang, merek Kaki Tiga milik Wen Ken Drug Co. (Pte) Ltd.,
menjadi faktor kunci perdagangan. Dalam era yang dalam hal ini merupakan suatu
perdagangan global, peranan merek menjadi pelanggaran merek dagang.
penting terutama untuk menjaga persaingan bisnis
yang tidak sehat (Valerie Selvie, 2006 : 26).
B. Pendaftaran Merek Dagang
Kemajuan teknologi informasi dan transportasi
yang sangat pesat, juga mendorong globalisasi Pengertian merek menurut Kamus Besar
Hak Kekayaan Intektual. Suatu barang atau jasa Bahasa Indonesia (2001, p.651) adalah : “tanda
yang hari ini diproduksi di satu negara, di saat yang dikenakan oeh pengusaha (pabrik, produsen
berikutnya telah dapat dihadirkan di negara lain. dan sebagainya) pada barang-barang yang
Kehadiran barang atau jasa yang dalam proses dihasikan sebagai tanda pengena : cap (tanda)
produksinya telah menggunakan Hak Kekayaan yang menjadi pengena untuk menyatakan nama
Intektual pada saat yang sama ketika barang atau dan sebagainya.”
jasa yang bersangkutan dipasarkan (Budi Agus Menurut American Marketing Association
Riswandi dan M.Syamsudin, 2005 : 82). dalam Rangkuti (2004, p.2), definisi merek
Pada umumnya, suatu produk barang dan adaah sebagai berikut : “Merek adalah nama
jasa yang dibuat oleh seseorang atau badan , istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau
hukum diberi suatu tanda tertentu, yang berfungsi kombinasi dari hal-hal tersebut, yang bertujuan
sebagai pembeda dengan produk barang dan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
jasa lainnya yang sejenis. Tanda tertentu di sini seseorang atau sekelompok penjual dan untuk
merupakan tanda pengenal bagi produk barang membedakannya dari produk atau jasa yang
dan jasa yang bersangkutan, yang lazimnya dihasilkan oleh pesaing.”
disenut dengan merek. Wujudnya dapat berupa Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001
suatu gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka- tentang Merek memberikan pengertian merek
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur- adalah : “Tanda yang berupa gambar, nama, kata,
unsur tersebut (Rachmadi Usman, 2003 : 320). huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau
Pada zaman modern dewasa ini, dengan kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memilki
perkembangan industri dan perdagangan, daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
peranan tanda pengenal berkaitan dengan hasil perdagangan barang atau jasa.” (Undang-Undang
industri dan barang dagangan makin menjadi Republik Indonesia No.15, n.d.)
penting (Harsono Adi Sumarto, 1990 : 44). Dengan Berdasarkan beberapa definisi diatas,
melihat, membaca atau mendengar suatu merek, penelitian ini mengartikan merek sebagai :
seseorang sudah dapat mengetahui secara persis “Kelengkapan dari suatu produk maupun jasa
bentuk dan kualitas suatu barang atau jasa yang yang terdapat didalamnya yaitu berupa nama,
akan diperdagangkan oleh pembuatnya. Dalam istilah, simbol, tanda gambar/logo, kemasan serta
Pasal 2 Undang-Undang Merek Nomor 15 Tahun kombinasinya yang memilki fungsi atau tujuan
2001 dinyatakan bahwa merek sebagaimana sebagai identitas dari suatu produk sehingga
diatur dalam Undang-Undang ini meliputi Merek akan mudah dibedakan dengan produk lain
Dagang dan Merek Jasa (Undang-Undang Merek dari pesaing, serta memberikan jaminan dari
2001). pembuatnya akan produk yang dihasilkan.”
Pengertian mengenai Merek Dagang sendiri Jadi, merek sebenarnya merupakan janji
dirumuskan dalam Pasal 1 angka 2 Undang- penjual untuk secara konsisten memberikan
Undang Merek 2001, yaitu merek yang digunakan feature, manfaat dan jasa tertentu kepada
pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang pembeli. Merek-merek terbaik akan memberikan
atau beberapa orang secara bersama-sama atau jaminan kualitas. Namun pemberian nama atau
badan hukum yang membedakan dengan barang- merek pada suatu produk hendaknya tidak hanya
barang sejenis lainnya (Rachmadi Usman, 2003 merpukan suatu simbol, karena merek memiliki
323). enam tingkatan pengertian, yaitu :
Dalam kasus ini, PT. Sinde Budi Sentosa lebih a. Atribut, yaitu merek mengingatkan pada
dulu melakukan pendaftaran merek pada tahun atribut —atribut tertentu.
2004 sebelum dilakukan pendaftaran merek oleh b. Manfaat, yaitu suatu merek lebih daripada
serangkaian atribut. Pelanggan tidak membeli
atribut, mereka membeli manfaat. Atribut
2 Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober 2014 Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam ....
diperlukan untuk diterjemahkan menjadi menganut system deklaratif (Undang-Undang
manfaat fungsional atau emosional. Nomor 21 Tahun 1961).
c. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu Dalam sistem deklaratif, titik berat diletakkan
tentang nilai produsen. pada pemakai pertama. Siapa yang memakai
d. Budaya, yaitu merek juga mewakili budaya pertama suatu merek, dialah yang dianggap berhak
tertentu. menurut hukum atas merek yang bersangkutan.
e. Kepribadian, yaitu merek juga mencerminkan Pendaftaran dipandang hanya memberikan suatu
kepribadian tertentu. prasangka menurut hukum, dugaan hukum bahwa
f. Pemakaian, yaitu merek menunjukkan jenis orang pertama mendaftar adalah si pemakai
konsumen yang membeli atau menggunakan pertama dengan konsekuensi ia adalah pemilik
produk tersebut. merek tersebut sampai ada pembuktian terbalik.
Sedangkan dalam sistem pendaftaran konstitutif
Merek mempunyai fungsi, yaitu sebagai prinsip penerimaan merek adalah first to file
tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi principle, yakni siapapun yang mendaftarkan
yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang terlebih dahulu akan diterima pendaftarannya
secara bersama atau badan hukum dengan dengan tidak mempersoalkan apakah si pendaftar
produksi seseorang/beberapa orang atau badan benar-benar menggunakan merek tersebut(http://
hukum lainnya. Merek juga berfungsi sebagai yudicare.wordpress.com/2011/03/17/pentingnya-
alat promosi, sehingga mempromosikan hasil pendaftaran-haki-merek/).
produksinya cukup dengan menyebut mereknya. Pemegang merek baru akan diakui atas
Suatu merek tidak dapat didaftar atas kepemilikan mereknya kalau merek itu dilakukan
dasar permohonan yang diajukan pemohon pendaftaran. Hal ini sesuai dengan prinsip yang
yang beritikad tidak baik dan pemohon ada niat dianut dalam UU Merek Indonesia, yakni first to
dan sengaja untuk meniru, membonceng atau file pńnciple, bukan first come, first out. (Budi Agus
menjiplak ketenaran merek Iain demi kepentingan Riswandi dan M.Syamsudin, 2005 : 85)
usahanya yang dapat menimbulkan kerugian Syarat dan Tata cara Permohonan Pendaftaran
pihak Iain atau menyesatkan konsumen. Yang Merek menurut Undang — Undang No. 15 Tahun
dimaksud dengan pemohon adalah pihak yang 2001 tentang Merek terdapat pada pasal 7 yaitu
mengajukan permohonan. Permohonan yaitu :
permintaan pendaftaran merek yang diajukan
1) Permohonan diajukan secara tertulis dalam
secara tertulis kepada Direktorat Jenderal.
bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal
dengan mencantumkan :
Hak Kekayaan Intelektual yang berada di bawah
a. Tanggal, bulan, dan tahun;
departemen yang dipimpin oleh Menteri.
b. Nama lengkap, kewarganegaraan, dan
Pendaftaran suatu merek berfungsi sebagai alamat Pemohon;
barang bukti bagi pemilik yang berhak atas merek
C. Nama lengkap dan alamat Kuasa apabila
yang terdaftar, sebagai dasar penolakan terhadap
Permohonan diajukan melalui Kuasa;
merek yang sama keseluruhannya atau sama pada
pokoknya yang dimohonkan oleh permohonan Iain d. Wa rn a — wa rn a a pa biIa me re k
untuk barang/jasa sejenis, sebagai dasar untuk yang dimohonkan pendaftarannya
mencegah orang Iain memakai merek yang sama menggunakan unsur — unsur warna;
keseluruhan atau sama pada pokoknya dalam e. Nama negara dan tanggal permintaan
peredaran untuk barang/ jasa sejenis (http // Merek yang pertama kali dalam hal
bjnatasyakusumah.bIogspot.com/2010/04/studi- Permohonan diajukan dengan Hak
kasus-tentang-sengketa-atas-merek.html). Prioritas.
Ad a du a sistem yang diken al dalam 2) Permohonan ditandatangani Pemohon atau
pendafataran merek, yaitu sistem deklaratif Kuasanya.
(first come, first out) dan system konstitutif (first 3) Pemohon sebagaimana dimaksud pada ayat
to file principle). Undang-Undang Merek Tahun (2) dapat terdiri dari satu orang atau beberapa
2001 menganut system pendaftaran konstitutif, orang secara bersama, atau badan hukum.
sama dengan Undang-Undang sebelumnya, 4) Permo hon an dil a mp iri den gan bukti
yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1992, pembayaran biaya.
dan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1997. 5) Dalam hal Permohonan diajukan oleh lebih
Hal ini merupakan perubahan mendasar dalam dari satu Pemohon yang secara bersama
Undang-Undang merek di Indonesia yang semula — sama berhak atas Merek tersebut,
semua nama Pemohon dicantumkan dengan
memilih salah satu alamat sebagai alamat
Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam..........3
mereka.

4 Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober 2014 Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam ....
6) Dalam hal Permohonan sebagaimana usahanya yang mengakibatkan menimbulkan
dimaksud pada ayat (5), Permohonan kerugian pihak lain atau menyesatkan konsumen.
tersebut ditandatangani oleh salah satu dari Yang dimaksud dengan pemohon adalah pihak
Pemohon yang berhak atas Merek tersebut yang mengajukan permohonan. Permohonan
dengan melampirkan persetujuan tertulis dari yaitu permintaan pendaftaran merek yang diajukan
para Pemohon yang mewakilkan. secara tertulis kepada Direktorat Jenderal.
7) Dalam hal Permohonan sebagaimana Direktorat Jenderal adalah Direktorat Jenderal
dimaksud pada ayat (5) diajukan melalui Hak Kekayaan Intelektual yang berada di bawah
Kuasanya, surat kuasa untuk itu departemen yang dipimpin oleh Menteri.
ditandatangani oleh semua pihak yang Seorang pemilik merek atau penerima lisensi
berhak atas Merek tersebut. merek dapat menuntut seseorang yang tanpa
8) Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (7) izin, telah menggunakan merek yang memiliki
adalah Konsultan Hak Kekayaan Intelektual. persamaan pada pokoknya dengan merek orang
9) K etentuan meng enai syarat — syarat lain yang bergerak dalam bidang perdagangan
untuk dapat diangkat sebagai Konsultan atau jasa yang sama (Pasal 76 (1) jo Pasal 77).
Hak kekayaan Intelektual diatur dengan Ada dua macam pemeriksaan kasus
Peraturan Pemerintah, sedangkan tata cara pelanggaran. Jika salah satu cara terpenuhi,
pengangkatannya diatur dengan Keputusan penggugat akan menang. Penggugat harus
Presiden. membuktikan bahwa merek tergugat :
Pemegang merek baru akan diakui atas 1. Memiliki persamaan pada pokoknya terhadap
kepemilikan mereknya kalau merek itu dilakukan merek yang dimiliki penggugat ; atau
pendaftaran. Hal ini sesuai dengan prinsip yang 2. Persamaan yang menyesatkan konsumen
dianut dalam UU Merek Indonesia, yakni first to pada saat membeli produk atau jasa tergugat.
file principle, bukan first come, first out. (Budi Agus
Cara untuk memutuskan bahwa suatu merek
Riswandi dan M.Syamsudin, 2005 : 85)
memiliki persamaan pada pokoknya dengan
Menurut ketentuan Pasal 5 UU Merek merek lain adalah dengna membandingkan
dikatakan bahwa merek tidak dapat didaftarkan kedua merek, melihat persamaan-persamaan dan
apabila merek tersebut mengandung salah satu perbedaan-perbedaannya, memperhatikan ciri-
unsur dibawah ini : ciri penting dan kesan kemiripan atau perbedaan
1. Bertentangan dengan peraturan perundang- yang timbul. Jika merek-merek tersebut sama atau
undangan yang berlaku, moralitas agama, hampir sama, pelanggaran merek telah terjadi.
kesusilaan, atau ketertiban umum;
Merek tergugat akan melanggar merek
2. Tidak memiliki daya pembeda; penggugat jika cenderung menipu konsumen
3. Telah menjadi milik umum; atau (begitu sama/atau mirip sehingga menyesatkan/
4. Merupakan keterangan atau berkaitan menyebabkan kebingungan bagi konsumen)
dengan barang atau jasa yang dimohonkan samapi pada batas dimana mereka kemungkinan
pendaftarannya. keliru membeli produk tergugat, padahal mereka
sebenarnya berma ksud membel i prod uk
C. Pelanggaran Merek Ditinjau dari Undang- penggugat. Yang perlu diingat disini adalah tujuan
Undang Merek 2001 utama dari peraturan merek adalah melindungi
bisnis dan mencegah orang-orang “membonceng”
Merek mempunyai fungsi, yaitu sebagai reputasi seseorang atau perusahaan. Jika
tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi merek tergugat tidak memiliki persamaan pada
yang dihasilkan seseorang atau beberapa orang pokoknya, tetapi memiliki cukup persamaan yang
secara bersama atau badan hukum dengan dapat membingungkan konsumen, selanjutnya
produksi seseorang / beberapa orang atau badan persamaan tersebut akan mengurangi keuntungan
hukum lainnya. Merek juga berfungsi sebagai penggugat karena konsumen berpikir bahwa
alat promosi, sehingga mempromosikan hasil mereka sedang membeli produk penggugat.
produksinya cukup dengan menyebut mereknya. Kenyataannya, mereka membeli produk orang
Suatu merek tidak dapat didaftar atas lain (Anggota IKAPI, 2003 : 147).
dasar permohonan yang diajukan pemohon Pada dasarnya, pembeli hanya mempunyai
yang beritikat tidak baik dan pemohon ada niat suatu kesan dari merek yang pernah dilihatnya
dan sengaja untuk meniru, membonceng atau tetapi bukan suatu gambaran yang jelas tentang
menjiplak ketenaran merek lain demi kepentingan semua bagian-bagian dari merek itu. Maka kesan

Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam..........5
dari merek-merek yang tinggal dalam ingatan kepemilikan mereknya kalau merek itu dilakukan
public adalah kesan pada keseluruhan dari merek— pendaftaran. Berdasarkan kepada prinsip ini,
merek tersebut. Jadi, detail dari pada merek-merek maka seseorang yang ingin memiliki hak atas
itu umumnya tidak diingati oleh publik pembeli merek dia harus melakukan pendaftaran atas
barang bersangkutan. Yang dipentingkan adalah merek yang bersangkutan. Namun, dalam pasal 5
bahwa pada waktu melakukan perbandingan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 dikatakan
antara kedua merek bersangkutan ini, harus bahwa merek tidak dapat didaftarkan apabila
diingat apakah bagi khalayak ramai atau si pembeli merek tersebut tidak memiliki daya pembeda.
barang hanya teringat pada merek bersangkutan Jika ditilik lebih lanjut, kemasan Larutan
dalam garis besarnya saja. Cap Badak memiliki banyak kemiripan dengan
Jadi pada umumnya, karena banyak sekali kemasan Larutan Cap Kaki tiga yang merupakan
merek-merek dalam praktek perdagangan sehari- merek dagang dari Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd.
hari, maka si pembeli tidak terlalu memperhatikan Dalam hal ini, PT. Sinde Budi Sentosa semestinya
dan tidakk sadar tentang adanya perbedaan- tidak dapat mendaftarkan hak merek dari produk
perbedaan kalau kesan pada umumnya itu sudah yang dimilikinya karena memiliki kemiripan atau
merupakan persamaan(Sudargo Gautama, kesamaan dengan kemasan Larutan Cap Kaki
1977:93). Tiga.
Adapun persamaan yang terdapat dalam
D. Analisis Pelanggaran Merek Terhadap kedua produk tersebut antara lain
Bentuk Kemasan Produk Larutan Cap 1. Bentuk botol;
Badak dan Cap Kaki Tiga 2. Tutup Botol warna biru
Pada tahun 1978, PT. Sinde Budi Sentosa 3. Warna kemasan;
menerima lisensi untuk penggunaan merek 4. Tulisan arab;
dagang Cap Kaki Tiga dari Wen Ken Drug Co (Pte) 5. Font tulisan;
Ltd di Singapura. Perjanjian lisensi itu bersumber 6. Cara penempatan khasiat produk;
dari kesepakatan para pihak. Sejak 1978 hingga 7. Cara menempatkan tulisan komposisi;
kini telah terjadi perikatan diam-diam antara 8. Cara menempatkan gambar varian rasa;
kedua perusahaan. Namun, faktanya Wen Ken
memberi lisensi atas merek Cap Kaki Tiga pada PT 9. Cara menempatkan logo dan tulisan “larutan
Sinde Budi untuk memproduksi dan memasarkan penyegar” di tengah;
produk Cap Kaki Tiga di Indonesia (http:// Dalam hal ini, unsur merek yang diusung PT.
www.hukumonline.com/berita/baca/hoI22746/ Sinde Budi Sentosa secara tidak langsung memiliki
perjanjian-lisensi-icap-kaki-tigai-tetap-sah). unsur yang sama dengan produk Larutan Cap Kaki
Cap Kaki Tiga yang merupakan merek Tiga. Namun, permohonan merek dagang kepada
dagang untuk minuman kesehatan berupa larutan Direkotorat Jenderal HAKI oleh PT. Sinde Budi
penyegar pertama kali diperkenalkan pada 1980- Sentosa berhasil lolos pada tahun 2004 dengan
an. Larutan penyegar produksi PT. Sinde Budi merek Larutan Penyegar Cap Badak untuk kelas
Sentosa muncul sebagai pioner obat panas dalam 32 (minuman penyegar) dan 05 (minuman
di pasar Indonesia. Selama puluhan tahun, larutan kesehatan) yang masing-masing terdaftar dengan
penyegar yang terkenal dengan simbol badak ini nomor IDM000241894 dan IDM000152059. PT.
mampu tumbuh dan berkembang hingga menjadi Sinde Budi Sentosa mendapat merek dagang dari
produk andalan PT. Sinde Budi Sentosa. Direktorat Jenderal HAKI karena pada tahun 2004
Perjanjian kerjasama yang sudah berjalan Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. belum mendaftarkan
sejak tahun 1978 mengalami perubahan yang merek dagang Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga
dinilai PT. Sinde Budi Sentosa persayaratannya ke Direktorat Jenderal HAKI, sehingga Larutan
sangat memberatkan dari segi hukum , maka Penyegar Cap Kaki Tiga belum tercatat secara
manajemen PT. Sinde Budi Sentosa mengambil hukum dalam Direktorat Jenderal HAKI Indonesia.
keputusan untuk mengganti merek logo dari Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. baru mendaftarkan
Cap Kaki Tiga menjadi Cap Badak. (http://info- merek Larutan Penyegar Cap Kaki Tiga kepada
fokus.bIogspot.com/2011/12/perbedaan-larutan- Direktorat Jenderal HAKI pada tahun 2008.
penyegar-cap-badak.htmI) Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd. di Singapura
Sesuai dengan prinsip yang dianut dalam memutuskan perjanjian dengan PT. Sinde Bude
U nd an g- Undang M ere k I nd on esia, Sentosa secara sepihak dan memindahkan
yakni first to file principle, bukan first come, lisensi penggunaan merek dagang Cap Kaki
first out, pemegang merek baru akan diakui Tiga ke PT. Kinocare Era Kosmetindo pada
atas

6 Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober 2014 Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam ....
tahun 2008. Pemindahaan lisensi ini diantaranya ataupun persamaan bunyi ucapan yang terdapat
karena PT. Sinde Budi Sentosa keberatan Sinde dalam kedua kelompok tersebut (Pasal 6 Ayat
untuk membayar royalti 5-10 persen per tahun, (1) huruf a Undang-Undang Merek). Timbulnya
keengganan mereka untuk mencantumkan lisensi, kesan mengenai merek seolah-olah merek yang
dan pemeriksaan produksi. sah untuk suatu jenis barang yang sama dapat
Di tahun yang sama, PT. Sinde Budi Sentosa menimbulkan kerugian secara ekonomi bagi si
melakukan gugatan terhadap Wen Ken Drug Co pemegang merek yang terdaftar untuk barang
(Pte) Ltd. Gugatan dilayangkan lantaran Wen Ken yang dilekati merek tersebut (Adami Chazawi,
Drug Co (Pte) Ltd. telah menghentikan perjanjian 2007 : 151).
lisensi secara sepihak terhitung 7 Februari 2008
dan berniat mengalihkan lisensi merek Cap
E. Penutup
Kaki Tiga ke pihak lain. PT Sinde Budi menilai
pengakhiran itu tidak sah. Pada prinsipnya, unsur merek yang diusung
Sengketa merek antara PT. Sinde Budi PT.Sinde Budi Sentosa secara tidak langsung
Sentosa dengan Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd memiliki unsur yang sama dengan produk
berakhir di Pengadilan Niaga Jakarta. Majelis Larutan Cap Kaki Tiga. Namun, permohonan
memenangkan mereka penggugat, PT Sinde merek dagang kepada Direktorat Jenderal HAKI
Budi Sentosa. Majelis berpendapat, minuman oleh PT. Sinde Budi Sentosa berhasil lolos pada
penyegar Cap Kaki Tiga memiliki persamaan pada tahun 2004 dengan merek Larutan Penyegar Cap
pokoknya dengan merek milik penggugat, PT Badak. PT. Sinde Budi Sentosa mendapat merek
Sinde Budi Sentosa. Majelis hakim menyatakan dagang dari Direktorat Jenderal HAKI karena pada
bahwa pendaftaran mere k Cap Kaki Tiga tahun 2004 Wen Ken Drug Co (Pte) Ltd.
dengan No.IDM000241894 oleh Wen Ken Drug belum mendaftarkan merek dagang Larutan
dilakukan dengan itikad tidak baik. Karena dapat Penyegar Cap Kaki Tiga ke Direktorat Jenderal
menyesatkan konsumen yang mengira produk HAKI dan baru mendaftarkan merek dagangnya
tergugat berasal dari penggugat. pada tahun 2008. Hal tersebut sesuai dengan
prinsip yang dianut dalam Undang-Undang
Merek yang sama pada pokoknya dengan
Merek Indonesia, yakni first to file principle,
merek terdaftar milik pihak lain ialah merek yang
bukan first come, first out, pemegang merek
digunakan dengan merek yang terdaftar sebagai
baru akan diakui atas kepemilikan mereknya
milik orang lain tersebut ada kemiripan karena
jika merek itu dilakukan pendaftaran.
adanya unsure-unsuryang menonjol antara merek
yang digunakan dengan merek yang terdaftar Seharusnya Direktorat Jenderal HAKI
sebagai milik orang lain. Keadaan tersebut lebih teliti dalam menyeleksi permohonan
dapat menimbulkan kesan adanya persamaan, pendaftaran merek dagang maupun jasa, agar
baik mengenai bentuk, cara penempatan, cara tidak dapat menimbulkan kerugian pihak lain atau
penulisan, atau kombinasi antara unsur-unsur menyesatkan konsumen.

Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam..........7
Daftar Pustaka

Buku
Adami Chazawi. 2007. TINDAK PIDANA HAK Atas KEKAYAAN lNTELEKTUAL(HaKl): Penyerangan
Terhadap Kepentingan Hukum Kepemilikan dan Penggunaan Hak alas Kekayaan Intelektual.
Malang : Bayu Media Publishing.
Anggota IKAPI. 2003. Hak Kekayaan lntelektual, Suatu Pengantar. Bandung : Penerbit Alumni.
Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin. 2005. Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum Edisi Pertama
Cetakan Ke-2. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Harsono Adi Sumarto. 1990. Hak Milik Intelektual Khususnya Hak Merek. Jakarta: Akademika Pressindo.
Rachmadi Usman. 2003. Hukum Hak Atasa Kekayaan Intelektual: Perlindungan dan Dimensi hukumnya
di Indonesia. Bandung : Alumni.
Sudargo Gautama. 1997. Hukum Merek Indonesia. Bandung : Alumni.

Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek

Jurnal
Valerie Selvie. 2006. "Perlindungan Hukum Merek Terkenal Tidak Terdaftar di Indonesia”. Jurnal Gloria
Juris. Vol.6 No.2. Mei-Agustus 2006, HIm.26.

Internet
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol22746/perjanjian-lisensi-icap-kaki-tigai-tetap-sah
http://pahamjkt.bIogspot.com/2008/11/persidangan-cap-kaki-tiga-dihentikan.html
http://bjnatasyakusumah.bIogspot.com/2010/04/studi-kasus-tentang-sengketa-atas-merek.html
http://www.inmystery.com/2011/12/bedanya-sinde-dan-cap-kaki-tiga-larutan.html
http://info-fokus.bIogspot.com/2011/12/perbedaan-Iarutan-penyegar-cap-badak.html

8 Privat Law Vol. II No 5 Juli - Oktober 2014 Analisis Pelanggaran Merek Dagang dalam ....

Anda mungkin juga menyukai