Anda di halaman 1dari 12

PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP PEMBAJAKAN FILM PADA

WEBSITE GANOOL.COM

Jafar Akbar N 1111170150

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
A. Latar Belakang Masalah

Manusia diberi anugerah oleh Tuhan berupa akal dan budi. Dengan akal dan budi
manusia dapat mampu membuat karya cipta tentang sesuatu sesuai dengan yang
dikehendakinya. Hasil kerja akal dan budi tersebut dirumuskan sebagai intelektualitas, dalam
bentuk penelitian atau temuan di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra. 1

Tidak semua orang dapat dan mampu mempekerjakan otak (nalar, rasio, intelektual)
secara maksimal. Oleh karena itu, tidak semua orang dapat menghasilkan Hak Kekayaan
Intelektual, namun hanya orang mampu mempekerjakan otaknya saja yang dapat
menghasilkan hak kebendaan yang disebut sebagai Hak Kekayaan Intelektual. Dengan
demikian hasil kerja otak yang membuahkan Hak Kekayaan Intelektual bersifat eksklusif,
dimana hanya orang tertentu saja yang dapat melahirkan hak semacam itu. Hak Kekayaan
Intelektual yang bersifat eksklusif tersebut, merupakan suatu penghargaan atas hasil
intelektualitas manusia, baik dalam bentuk penemuan maupun hasil karya cipta dan seni,
terutama ketika hasil kerja otak manusia itu digunakan untuk tujuan komersial.2

Hak Kekayaan Intelektual adalah product of mind atau oleh World Intelectual
Property Organisation (WIPO)di sebut creation of mind yang berarti suatu karya manusia
yang lahir dengan curahan tenaga, karsa, cipta, waktu dan biaya. Segala jerih payah itu
menjadi kontribusi yang memiliki nilai ekonnomi. Oleh karna itu, setiap karya intelektual
patut diakui, dihargai dan dilindungi baik secara moral etika maupun secara hukum. Sikap
penghormtan dan pengakuan terhadap terhdap pencipta dibangun dari konsep moral dan
etika, sedangkan perlindungannya difasilitasi dengan instrumen hukum hak cipta.3

Hak Cipta merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual. Di negara Indonesia,
perlindungan hukum hak cipta telah diakomodir dalam Undang-undang No.28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta. Pasal 1 Undang-undang No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Menyatakan bahwa hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembtasan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.4

1
Ok Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektua (Intellectual Property Rughts), cet.6, Grafindo Persada,
Jakarta, 2007, hlm. 10.
2
Ibid, hlm. 10
3
Henry Soelistyo, Hak Cipta tanpa Hak Moral, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 2
4
Pasal 1 Angka 1 Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
Hak eksklusif adalah hak yang hanya dimiliki oleh pencipta saja, tidak diberikan pada
orang lain diluar pencipta. Orang lain yang ingin mempergunakan hak eksklusif wajib
meminta izin kepada pencipta, kemudian haak eksklusif ini dapat barupa hak untuk
memperbanyak atau hak untuk mengumumkan suatu ciptaan.5 Salah satu ciptaan yang
dilindungi atas hak ciptannya di Indonesia termasuk salah satunya yaitu Film.

Pasal 1 Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman menjelaskan bahwa


“Film adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media komunikasi masa
yang dibuat berdasarakan kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat
dipertunjukan.” Sebagai karya seni budaya yang dapat dipertunjukan dengan atau tanpa suara
juga bermakna bahwa film merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang
berisi gagasan vital kepada publik.

Definisi sinematografi tercantum dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2014


tentang Hak Cipta yang terdapat dalam Pasal 40 ayat (1) huruf (m). Sinematografi adalah
ciptaan yang berupa gambar bergerak (moving images) antara lain film dokumenter, film
iklan, reportase, atau film cerita yang dibuat dengan scenario dan film kartun. Sinnemtografi
dapat dibuat dalam dalam pita video, piringan video, cakram optic dan/atau media lain yang
memungkinkan untuk dipertunjukan di bioskop, layar lebar, televisi atau media lainnya.
Sinematografi merupakan salah satu contoh bentuk audiovisual.

Film sebagai karya seni merupakan objek hak cipta yang dilindungi oleh undang-
undang, maka pembuat film selaku pemilik hak cipta atas karya film mempunyai hak
eksklusif yaitu hak hak untuk memonopoli atas karya ciptaannya dalam rangka melindungi
karya ciptanya dari pihak lain seperti hak untuk mengumumkan dan memperbanyak karya
ciptanya atau memberikan izin kepada orang lain untuk mendapat keuntungan secara
ekonomis yang sering disebut dengan hak ekonomi. Pemegang hak cipta film mempunyai
hak untuk dapat melindungi kepentingan pribadi atas ciptaannya dalam hal yang bersifat
merugikan kehormatan diri atas reputasinya walaupun hak cipta tersebut sesungguhnya telah
diserahkan kepada pihak lain yang disebut dengan hak moral.

Di era globalisasi ini manusia semakin banyak disuguhkan oleh berbagai kemudahan.
Mulai dari memudahkan kebutuhan manusia yang sifatnya primer maupun sekunder.
Kemudahan ini timbul akibat adanya perkembangan yang begitu pesat terutama pada

5
Haris Munandar dan Sally Sitangganng, Mengenal Hak Kekayaan Intelektual(Hak Cipta, Paten, Merek, dan
Seluk-beluknya), Erlanngga, Jakarta, 2008, hlm. 15
teknologi informasi dan komunikasi yang salah satunya melahirkan jaringan internet. Internet
benar-benar memudahkan manusia dalam memenuhi kebutuhan dan melakukan berbagai
kegiatan. Dengan adanya internet, kegiatan seperti jual beli, komunnikasi, belajar, dan
lainnya dapat dilakukan dengan mudah secara online. Namun meskipun banyak dampak
positif yang ditimbulkan akibat adanya internet, terdapat juga dampak negatif yang
ditimbulkan. Salah satunya yaitu banyak bermunculannya website di internet yang
memberikan akses streaming dan mengunduh film secara cuma-cuma. Di satu sisi hal ini
menjadi dampak positif bagi masyarakat karna memudahkan dirinya untuk memenuhi
kebutuhan sekundernya. Di sisi lain ada pihak lain yang dirugikan, yaitu sang pencipta film
atau pemegang hak cipta film tersebut.

Situs online ganool.com memberikan akses untuk streaming dan mengunduh film
yang telah dilindungi oleh hak cipta, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan
finansial. Keuntungan finansial yang didapatkan oleh website ganool.com yaitu keuntungan
finansial secara tidak langsung yang didapatkan dari iklan yang ditempatkan pada website
tersebut. Hal ini jelas merugikan hak pencipta atau pemegang hak cipta, karena situs
penyebar tersebut tidak diberikan izin oleh pencipta untuk menyebarkan ciptaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanna perlindungan hukum hak cipta terhadap pelanggaran hak cipta pada
website ganool.com.
2. Bagaimana upaya hukum yang dilakukan untuk mengatasi pembajakan film pada
website ganool.com.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perlindungan hukum hak cipta terhadap pelanggaran hak cipta
pada website ganool.com.
2. Untuk mengetahui upaya hukum yang dilakukan untuk mengetasi pembajakan film
pada website ganool.com.

D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan kegunan yang bersifat teoritis dan praktis,
sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada ilmu hukum,
khususnya dalam bidang Kekayaan Intelektual, lebih spesifik tentang Hak
Cipta.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk
kepentingan penilitian dalam masalah yang sama, baik masalah saat ini
maupun yang akan datang.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini dihrapkan dapat berguna bagi para penegak hukum dalam
menghdapi permsalahan yang serupa dikemudian hari, sehingga hak cipta
mendapat perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Penelitian ini diharapkan dapat membangun mindset masyarakat agar bisa
menghargai karya cipta terutama film.

E. Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini terdapat Kerangka Teoritis dan Kerangka
Konsep. Adapun Kerangka Pemikiran diuraikan sebagai berikut :
1. Kerangka Teoritis
Kerangkaa teoritis merupakan laandasan dari teori atau dukungan teori dalam
membangun atau memperkuat kebenran dari permsalahan yang dianalisis.6
Diutamakan teori-teori tersebut berkaitan langsung dengan pokok masalahnya 7.
Dalam sebuah tulisan ilmiah kerangka teori adalah hal yang sangat penting, karena
dalam kerangka teori tersebut akan dimuat teori-teori yang relevan dalam
menjelaskan masalah yang sedang diteliti. Kemudian kerangka teori ini digunakan
sebagai landasan teori atau dasar pemikiran yang dilakukan. Karena itu adalah sangat
penting bagi seorang peneliti untuk menyusun kerangka teori yang memuat pokok-
pokok pemikiran yang akan menggambarkan dari sudut mana suatu maasalah akan
disoroti.8
a. Teori Perlindungan Hukum
6
M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hlm. 80.
7
Mukti Fajar dan Yulianto Ahmad, Dualisme Penelitian Hukum Normaatif dan Empiris, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2010, hlm. 144.
8
H. Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1995, hlm. 39.
Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalaah memberikan
pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan
perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat meiknati semua hak-
hak yang diberikan oleh hukum. Hukum dapat difungsikan untuk mewujudkan
perlindungan yang sifatnya tidak sekedar adaptif dan fleksibel, melainkan juga
prediktif dan antisipatif. Hukum dibutuhkan untuk mereka yang lemah dan belum
kuat secara sosial, ekonomi dan politik untuk memperoleh keadilan sosial.9
Perlindungi berani mengayomi sesuatu dari hal-hal yang berbahaya, sesuatu
itu bisa saja berupa kepentingan maupun benda atau barang. Selain itu
perlindungan juga mengandung makna pengayoman yang diberikan oleh
seseorang terhadap orang yang lebih lemah. Perlindungan hukum dapat diartikan
dengan segala upaya pemerintah untuk mennjamin adanya kepastian hukum
untuk memberi perlindungan kepada warga negaranya agar hak-haknya sebagai
seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang melannggarnya akan dapat
dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.10
Hukum melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan
suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingan tersebut.
Kekuasaan yang demikian disebut hak. Namun tidak setiap kekuasaan dalam
masyarakat disebut hak, melainkan hanya kekuasaan tertentu saja, yaitu yang
diberikan oleh hukum kepada seseorang.11
Perlindungan hukum menjadi sangat penting karena perlindungan hukum
merupakan unsur yang harus ada dalam suatu negara. Negara wajib memberikan
perlindungan hukum bagi warga negaranya. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia 1945 berbunyi, “Indonesia adalah Negara Hukum”. Ini
berarti bahwa Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum. Dengan
sendirinya perlindungan hukum akan menjadi konsekuensi bagi Negara Hukum.
b. Teori Kepastian Hukum
Perter Mahmud Marzuki mengemukakan bahwa pada masyarakat modern,
aturan yang bersifat umum tempat dituangkannya perlindungan kepentingan-
kepentingan itu adalah undang-undang. Aturan hukum, baik berupa undang-
undang maupun hukum tidak tertulis, dengan demikian, berisi aturan-aturan yang

9
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 55.
10
Pemegang Paten Perlu Perlindungann Hukum, Republika, Jakarta, 2004, hlm. 43.
11
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, hlm. 53.
bersifat umum yang menjadi pedoman bagi individu bertingkah laku dalam hidup
bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesame individu maupun dalam
hubungan dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi masyarakat
dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu.12
Penegakkan hukum setiap orang selalu mengharapkan dapat diterapkan
kepastian dalam hal terjadinya peristiwa, dengan kata lain peristiwa tersebut tidak
boleh menyimpang dan harus ditetapkan sesuai dengan hukum yang ada dan
berlaku yang pada akhirnya kepastian hukum dapat diwujudkan. Pentingnya
kepastian hukum sesuai dengan yang terdapat pada Pasal 28D ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa:
“Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.”
Aturan hukum baik berupa undang-undang maupun aturan hukum yang
tidak tertulis, dengan demikian berisi aturan-aturan yang bersifat umum yang
menjadi pedoman bagi individu untuk bertingkah laku dalam hidup
bermasyarakat, baik dalam hubungan dengan sesama maupun dalam
hubungannya dengan masyarakat. Aturan-aturan itu menjadi batasan bagi
masyarakat dalam membebani atau melakukan tindakan terhadap individu.
Adanya aturan semacam itu dan pelaksanaan aturan tersebut menimbulkan
kepastian hukum.
Kepastian Hukum mengandung dua pengertian, yaitu pertama, adanya
aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang
boleh atau tidak boleh dilakukan dan kedua yaitu, berupa keamanan hukum bagi
individu dari kesewenangan pemerintah karena adanya aturan yang bersifat
umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibebankan atau
dilakukan oleh Negara terhdap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa
pasal dalam undang-undang, melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan
hakim antara putusan hakim yang satu dengan putusan hakim yang lainnya untuk
kasus serupa yang telah diputuskan.13
2. Kerangka Konseptual

12
Peter Mahmud Marzuki, Edisi Revisi Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 136.
13
Peter Mahmud Marzuki, Edisi Revisi Pengantar Ilmu Hukum, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 137.
Kerangka konseptual merupakan gambaran bagaimana hubungan antara
konsep-konsep yang akan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan kerangka
konseptual yang terdiri dari :
a. Hak Cipta
Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta adalah eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis
berdasarkan prinsip deklaratif, setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk
nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Dengan kata lain pencipta atau penerima hak memiliki hak eksklusif
untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin
untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peundang-
undangan yang berlaku.
Hak Cipta berarti, hak untuk memperbanyak suatu karya cipta tertentu dan
untuk mencegah orang lain membuat salinan karya cipta tanpa izin dari pemilik
hak cipta. Hak cipta adalah suatu hak yang diberikan kepada seorang pencipta,
dimana suatu ciptaan perlu diberikan penghargaan, karena ide kreatif pencipta
yang berguna bagi banyak masyarakat. Hak cipta dapat juga memungkinkan
pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu
ciptaan. Pada umumnya pula hakcipta memiliki masa berlaku tertentu yang
terbatas.
b. Pencipta
Pencipta menurut Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang
atas inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.
c. Ciptaan
Ciptaan menurut Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan,
seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi,
kecekataan, keterampilan atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata.
d. Film
Film menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang
Perfilman adalah karya seni budaya yang merupakan pranata sosial dan media
komunikasi masa yang dibuat berdasarakan kaidah sinematografi dengan atau
tanpa suara dan dapat dipertunjukan.
e. Sinematografi
Sinematografi menurut Pasal 40 ayat (3) huruf (m) Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta adalah ciptaan yang berupa gambar
bergerak (moving images) antara lain film dokumenter, film iklan, reportase, atau
film cerita yang dibuat dengan skenario dan film kartun. Sinematografi dapat
dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan video, cakram optic dan/atau
media lain yang memungkinkan untuk dipertunjukan di bioskop, layar lebar,
televise atau media lainnya. Sinematografi merupakan salah satu contoh bentuk
audiovisual.
f. Pelanggaran Hak Cipta
Pengertian pelanggaran Hak Cipta termuat dalam Pasal 44 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta yang menyatakan:
“Penggunaan, pengambilan, pengadaan, dan/atau pengubahan suatu ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait secara seluruh atau sebagian yang substansial tidak
dianggap sebagai pelanggaran hak cipta jika sumbernya disebutkan atau
dicantumkan secara lengkap untuk keperluan: a. pendidikan, penelitian, penulisan
karya imiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tujuan suatu masalah
dengan tidak merugikan kepentingan yang wajaar dari Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta; b. keamanan serta penyelenggaraan pemerintah, legislatif, dan
peradilan; c. ceramah yang hanya untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuaan; atau d. pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran
dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta”

F. Metode Penelitian
Metode Penelitian berbeda dengan metodologi penelitian. Metode penelitian
merupakan bagian dari metodologi penelitian. Ia hanya menyangkut bagaimana cara
memperoleh data yang kelak bisa menjawab rumusan masalah penelitian. Secara
sederhana metode penelitian bisa disamakan dengan teknik pengumpulan data. 14 Adapun
metode penelitian yang digunakan sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian

14
M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hlm. 66.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif,
yaitu penelitian hukum dilakukan dengan meneliti data atau bahan kepustakaan yang
merupakan data sekunder, baik itu data berupa bahan hukum primer, bahan hukum
sekunder, mpun bahan hukum tersier. Apabila penelitian yang hendak dilakukan
merupakan penelitian normatif maka penelitian dilakukan terhadap hukum terrtulis.
Metode penelitian hukum merupakan suatu cara yang sistematis dalam melakukan
sebuah penelitian.15 Penelitian ini fokus untuk mengkaji pengaturan tentang
perlindungan hukum hak-hak pencipta film atau pemegang hak cipta pada film
terhadap pembajakaan film yang dilakukan oleh website ganool.com yang mana
termasuk dalam pelanggaran hak cipta. Penelitian hukum yuridis normatif bisa juga
disebut sebagai penelitin doktrinal. Penelitian ini dilakukan dengan menggunkan
metode penelitian yuridis normatif artinya permasalahan yang diangkat, dibahas dan
diuraikan dalam penelitian ini difokuskan dengan menerapkan kaidah-kaidah atau
norma-norma dalam hukum positif. Tipe penelitian yuridis normatif dilakukan
dengan mengkaji berdasarkan bahan utama dengan cara menelaah teori-teori, konsep-
konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan penelitian ini.
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian perundang-undangan (Statute
Approach) serta pendekatan konseptual (Conceptual Approach). Pendekatan undang-
undang dilakukan dengan menelaah undang-undang dan regulasi yang berkaitan
dengan masalah hukum yang sedang ditangani. Pendekatan undang-undang ini akan
membuka kesempatan bagi peneliti untuk mempelajari adakah keterkaitan undang-
undang dengan regulasi lainnya. Pendekatan konseptual beranjak dari pandangan-
pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum.16
3. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan sember data utama dan menggunakan data primer sebagai data
pendukung dalam penelitian.
a. Data sekunder yaitu data yang menakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku,
hasil, penelitian yang berwujud laporan, dan sebagiannyaa yang digolongkan
dalam 3 bahan hukum, yaitu:

15
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm. 57.
16
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hlm. 93.
1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat dan terdiri
dari:
a) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
b) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman
c) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transksi
Elektronik
2) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer, seperti buku-buku, dokumen, hasil karya dari
kalangan hukum, jurnal, refrensi dan artikel internet yang berkaitan dengan
penelitian ini
3) Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberi petunjuk maupun
penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti Kamus-
Kamus Hukum, Ensiklopedia dan sebagainya.
b. Data primer, yaitu sumber pendukung dari data sekunder. Data primer berupa
buku-buku, artikel, hasil-hasil penelitian, jurnal hukum yang berkaitan dengan
penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Studi Pustaka (library research) Studi Pustaka adalah Pengumpulan data yang
digunakan dalam library research adalah teknik dokumenter, yakni mengumpulkan
data dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang
akan diteliti. Sumber data dari telaah arsip atau studi pustaka, seperti buku-buku,
makalah, jurnl, atau karya para ahli.
5. Anlisis Data
Penilitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Penelitian metode kualitatif akan menghasilkan data deskriptif analisis, yaitu apa
yang dinyatakan oleh informan secara tertulis atau lisan dan juga perilakunya yang
nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 17 Deskriptif analisis
bertujuan menggambarkan dan menjelaskan secara sistematik sebuah fenomena yang
ada di masyarakat. Pendekatan ini merupakan pendekatan untuk mempelajari,
menerangkan atau menginterpretasikan suatu permasalahan dalam konteksnya secara
natural tanpa adanya intervensi dari luar.

17
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 2005, hlm. 32.
G. Sistematika Penelitian
Sistemaatika penelitian ini dibuat dalam ??? bab dimana masing-masing bab
memiliki sub bab untuk memperinci dan mempermudah pembaca dalam memahmi
penelitian ini. Untuk lebih jelasnya, penyusunan sistematika penulisan ini yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah sebagai dasar atau landasan dari
penulisan ini, indentifikasi masalah, tujuan penelitian, keguanaan
penelitian, kerangka pemikiran, dan sistemtika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI TENTANG HAK CIPTA DAN
SINEMATOGRAFI
Bab ini membahas tentang pengertian hak cipta, pencipta, pemegang, hak
cipta, ciptaan yang dilindungi, ciptaan, hak moral dan hak ekonomi,
pelanggaran hak cipta, sejarah sinematografi, pengertian sinematografi,
unsur-unsur sinematografi dan pengaturan sinematografi.
BAB III TINJAUAN UMUM MENGENAI WEBSITE GANOOL.COM
Bab ini membahas mengenai pengertian jaringan internet, perkembangan
internet, pemanfaatan internet, website, perkembangan website, kegiatan
streaming, dan mengunduh.
BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP
PEMBAJAKAN FILM PADA WEBSITE GANOOL.COM
Bab ini merupakan bab yang memberikan penjelasan tentang perlindungan
hukum hak cipta terhadap pembajakan film pada website ganool.com.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban dari
identifikasi masalah dalam penelitian ini dan saran atas kajian yang diteliti
dalam penelitian ini yang dihrapkan dapat menjadi masukan bagi pihak-
pihak terkait.

Anda mungkin juga menyukai