1. Jelaskan menurut pemahaman Saudara, apa yang dimaksud dengan digital
piracy, berikut contoh-contoh yang relevan! Digital piracy adalah pengunduhan suatu hak cipta secara illegal atau tanpa adanya suatu izin. Dalam hal ini, seorang pelaku tidak menganggap bahwa pembajakan digital ini sebagai suatu masalah. Kemudahan di dalam suatu internet dalam membajak memunculkan perhatian terhadap etika. Sadar atau tidak sadar bahwa perilaku pembajakan merupakan sebuah pelanggaran terhadap suatu hak cipta. Contoh : mengunduh suatu buku atau artikel jurnal elektronik yang tertera di dalam sebuah website yang dikhususkan untuk membajak. Dalam hal ini pun juga berlaku untuk hak cipta lainnya yakni seperti musik, film, software, dan lain sebagainya.
2. Jelaskan pula pandangan dan saran Saudara, apa yang seharusnya dilakukan oleh Indonesia dalam menyikapi praktik digital piracy ini! Saudara disarankan untuk menggunakan Teori Sistem Hukum Lawrence M. Friedman untuk menjelaskan pandangan Saudara secara terstruktur, jelas dan sistematis! Apabila dilihat dan dicermati dari isi pasal per pasal di undang – undang hak cipta sudah mengakodomir seluruh hak dari karya yang diciptakan oleh pencipta. Namun, apabila awasi serta dirasakan secara realita diperlukan adanya eksekusi lanjutan serta dukungan dari berbagai pihak demi terlaksana nya undang – undang yang telah disusun. Maka pengaturan yang telah dibuat tidak hanya untuk menakut – nakuti melainkan bentuk nyata. Dalam hal ini hal yang dapat dilakukan ialah : Pertama, Kominfo, tugas serta fungsi utama terkait dengan cara perumusan kebijakan nasional, kemudian pelaksanaan kebijakan tersebut hingga teknis pelaksanaan bidang komunikasi dan Informatika yang tersedia di Indonesia. Kedua, Direktorat Jenderal HKI (DJKI) ialah sebuah unit organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Dalam hal ini, bertugas sebagai regulator, administrator dan penegak hukum dalam perlindungan HKI, sebagai peran aktif terhadap masyarakat dalam melindungi hak cipta di Indonesia. Dalam hal publikasi, DJKI memberikan sosialisasi tata cara publikasi terhadap masyarakat. Informasi dapat berupa berita guna mendapatkan kepercayaan masyarakat kepada DJKI dan memberikan edukasi pemberian informasi yang layak untuk publikasi di masyarakat. DJKI diharuskan membangun kesadaran hak cipta kepada masyarakat dengan memberikan informasi, memberikan edukasi, menyebarkan serta meningkatkan citra yang baik di suatu masyarakat. Ketiga, yaitu organisasi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai organisasi ranah publik yang independen dan bebas dari kepentingan apapun, dalam hal ini KPI memiliki tugas dalam memberikan ketegasan pengelolaan sistem penyiaran. KPI sebagai organisasi penyiaran mempunyai tugas yang berbeda dari organisasi perfilman lainnya, berkaitan dengan segala bentuk penyiaran film. Namun, secara praktik, seringkali KPI dikaitkan dengan Lembaga Sensor Film (LSF) di Indonesia. Berbeda dari kedua Lembaga tersebut yakni KPI ialah Lembaga negara yang memiliki sifat secara independen yang terdapat di pusat serta di daerah, dan Lembaga Sensor Film ialah Lembaga yang bertugas menetapkan status edar berbagai macam film di Indonesia. KPI termasuk salah satu Lembaga pengawas masyarakat yang menunjang program sekaligus kegiatan dari hal teknis hingga administrasi dalam penyiaran perfilman di Indonesia. Apabila dihubungkan dengan teori tentang kelembagaan negara, KPI termasuk Lembaga negara penunjang yang menjalankan fungsi eksekutif (pelaksana administratif). Keempat, yaitu organisasi Video Coalition of Indonesia (VCI) dalam penerapannya akan bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sebagai bentuk bantuan mengidentifikasi situs pembajakan film serta aplikasi illegal. Baik kementerian dan organisasi yang tergabung dalam konsep ini akan saling melakukan kerja sama. Tugas dari masing – masing organisasi tetap memiliki kesesuaian dengan kebijakan setiap organisasi, namun dalam hal ini Kominfo akan mengikutsertakan para organisasi lainnya dengan tujuan Bersama – sama mengantisipasi adanya domain streaming illegal yang beredar dengan pembagian tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi nya masing – masing. Dalam pelaksanaan antara organisasi satu dengan yang lainnya saling bekerja sama dengan pihak Kementerian Kominfo sebagai koordinator organisasi yang tersedia. Menurut Teori Sistem Hukum Lawrence M. Friedman, beliau mengatakan bahwa efektif serta berhasil tidak nya suatu penegakan hukum tergantung dengan 3 (tiga) unsur hukum, yaitu sebagai berikut dibawah ini : A. Struktur hukum (structure of law) à Struktur hukum yakni kerangka bentuk yang permanen dari sistem hukum yang menjaga proses tetap berada di dalam batas – batas nya. struktur terdiri atas : jumlah serta ukuran pengadilan, jurisdiksi nya (jenis perkara yang diperiksa serta hukum acara yang digunakan), termasuk dalam struktur ini juga mengenai penataan badan legislatif. à Kewenangan Lembaga penegak hukum diberikan jaminan oleh undang – undang. Sehingga dalam menyelenggarakan tugas serta tanggung jawab nya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah serta berbagai macam pengaruh lainnya. Hukum tidak dapat berjalan atau tegak apabila tidak terdapat aparat penegak hukum yang kredibilitas, kompeten serta independen. Seberapa bagus nya suatu peraturan perundang – undangan apabila tidak didukung dengan aparat penegak hukum yang baik maka keadilan hanya Hasrat saja. à Lemah nya mentalitas aparat penegak hukum menyebabkan penegakkan hukum tidak berjalan sebagaimana mesti nya. Banyak faktor yang mempengaruhi lemah nya mentalitas aparat penegak hukum diantara nya ialah lemah nya pemahaman agama, ekonomi, proses rekruitmen yang tidak transparan dan berbagai macam hal lainnya. à Sehingga dapat dipertegas bahwa faktor penegak hukum memegang peran penting dalam menjalankan suatu fungsi hukum. Jika peraturan sudah baik, tetapi kualitas penegak hukum rendah maka akan terjadi nya suatu masalah. Demikian juga, apabila peraturannya buruk sedangkan kualitas penegak hukum baik, kemungkinan muncul nya suatu masalah masih terbuka. B. Substansi hukum (substance of law) à Substansi hukum dapat dinyatakan sebagai norma, aturan serta perilaku nyata manusia yang berada pada sistem tersebut. Di dalam substansi hukum terdapat suatu istilah “produk” yakni suatu keputusan yang baru disusun serta baru dibuat yang mana disini ditekankan pada suatu hukum akan dibuat apabila melalui peristiwa terlebih dahulu. à Seperti tertulis dalam KUHP yakni Pasal 1 “Tidak ada suatu perbuatan pidana yang dapat dihukum apabila tidak terdapat aturan yang mengatur nya”. Sistem ini sangat memberikan pengaruh terhadap sistem hukum di Indonesia. Peluang besar bagi seorang pelanggar hukum untuk lari dari sebuah sanksi dari tindakan yang menyalahkan hukum tersebut sendiri. à Sudah banyak kasus yang terjadi di Indonesia, yang disebabkan oleh lemah nya sistem yang sehingga para pelanggar hukum itu seolah meremehkan hukum yang tersedia. Substansi hukum juga mencakup hukum yang hidup (living law), bukan hanya aturan yang ada dalam Kitab Undang – Undang (law books). C. Budaya hukum (legal culture) à Budaya hukum ini pun diartikan sebagai suasana pikiran sosial serta kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindarkan ataupun disalahgunakan. Selanjutnya dalam hal ini, Friedman menafsirkan budaya hukum sebagai sikap – sikap serta nilai – nilai yang terdapat nya suatu hubungan dengan hukum serta sistem hukum, berikut sikap – sikap serta nilai – nilai yang memberikan pengaruh baik positif ataupun negatif terhadap tingkah laku yang berkaitan dengan hukum. à Demikian juga kesenangan atau ketidaksenangan untuk berperkara ialah bagian dari budaya hukum. Oleh karena itu, apa yang disebut dengan budaya hukum tersebut tidak lain dari keseluruhan faktor yang menentukan bagaimana sistem hukum memperoleh tempat nya yang logis dalam kerangka budaya milik masyarakat umum. à Maka secara singkat dapat dinyatakan bahwa yang disebut budaya hukum ialah keseluruhan sikap dari warga masyarakat serta sistem nilai yang terdapat dalam masyarakat yang akan menentukan bagaimana seharusnya hukum tersebut berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.