Anda di halaman 1dari 13

Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di

Indonesia)
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI DALAM MEDIA
ELEKTRONIK (ANALISIS KASUS KEBOCORAN DATA PENGGUNA
FACEBOOK DI INDONESIA)
Muhamad Bayu Satrio, Men Wih Widiatno
Fakulta Hukum Universitas Esa Unggul,
Jalan Arjuna Utara No.9,Kebon Jeruk,Jakarta Barat 11510
muhamadbayu.satrio@gmail.com

Abstract
The increasing use of internet technology has given rise to new challenges in the protection of personal data,
especially with the increase in the practice of collecting, utilizing and disseminating one's personal data.
telecommunications customers. At present there are several legal provisions relating to the protection of
personal data which consist of general (lex generalis) to special (lex specialis), but it can be understood from
the available regulations regarding the protection of personal data in Indonesia which have not been
codified in one regulation so that it has not comprehensively in accordance with internationally accepted
principles of personal data protection. Legal protection of personal data of personal data of online media
users and legal remedies for Facebook users in Indonesia of their personal data in terms of Act No.11 of
2008 as amended by Act No.19 of 2016 concerning Information and Electronic Transactions, referring to
Article 46 paragraphs 1 through 3 and Article 26 paragraphs 3 and 4 jo Articles 38 and 39. In this research,
the author uses a type of legal research in a juridical-normative manner.This method is a scientific
procedure of finding truth based on scientific logic from the normative side whose object is the law itself.

Keywords: electronic media, data leakage, Facebook

Abstrak
Meningkatnya pemanfaatan teknologi internet melahirkan tantangan baru dalam perlindungan atas data
pribadi, terutama dengan peningkatan dalam praktik pengumpulan, pemanfaatan dan penyebaran data pribadi
seseorang.Dalam penyelenggaraan jasa telekomunikasi, perlindungan data pribadi pelanggan merupakan hal
penting dalam upaya membangun hubungan hukum yang jelas antara pelaku usaha dan pelanggan
telekomunikasi. Saat ini terdapat beberapa ketentuan hukum yang terkait dengan perlindungan data pribadi
yaitu terdiri dari yang umum (lex generalis) sampai dengan yang khusus (lex specialis),namun dapat
dipahami dari peraturan yang tersedia mengenai perlindungan data pribadi di Indonesia belum terkodifikasi
dalam satu peraturan sehingga belum secara komprehensif sesuai dengan prinsip perlindungan data pribadi
yang berlaku secara intemasional.Perlindungan hukum terhadap data pribadi terhadap data pribadi pengguna
media online dan upaya hukum bagi pengguna sosial media Facebook di Indonesia terhadap data pribadi
mereka ditinjau dari Undang-undang No.11 tahun 2008 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
No.19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,mengacu pada Pasal 46 ayat 1 s.d 3 serta Pasal
26 ayat 3 dan 4 jo Pasal 38 dan 39.Dalam penelitian ini,penulis menggunakan jenis penelitian hukum secara
yuridis-normatif.Metode ini adalah prosedur ilmiah menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan
dari sisi normatif yang objeknya hukum itu sendiri.

Kata Kunci : kebocoran data, Facebook, upaya hukum

Pendahuluan pribadi yaitu terdiri dari yang umum (lex generalis)


Meningkatnya pemanfaatan teknologi internet sampai dengan yang khusus (lex specialis), namun
melahirkan tantangan baru dalam perlindungan atas dapat dipahami dari peraturan yang tersedia
data pribadi, terutama dengan peningkatan dalam mengenai perlindungan data pribadi di Indonesia
praktik pengumpulan, pemanfaatan dan penyebaran belum terkodifikasi dalam satu peraturan sehingga
data pribadi seseorang.Dalam penyelenggaraan belum secara komprehensif sesuai dengan prinsip-
sebuah jasa telekomunikasi,perlindungan data prinsip perlindungan data pribadi yang berlaku
pribadi pelanggan merupakan hal penting dalam secara internasional. Pada tahun 2018,telah terjadi
upaya membangun hubungan hukum yang jelas kebocoran data para pengguna Facebook di seluruh
antara pelaku usaha dan pelanggan dunia.Di Indonesia,kebocoran data pengguna
telekomunikasi.Saat ini terdapat beberapa ketentuan Facebook ini mencapai 1.096.666 (satu juta
hukum yang terkait dengan perlindungan data sembilan puluh enam ribu enam ratus enam puluh
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 49
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
enam) pengguna atau sekitar 1,26 % dari total Sedangkan dari aspek normatif yakni mencoba
keseluruhan jumlah data yang bocor. Jumlah menganalisis permasalahan yang ada pada
tersebut merupakan jumlah yang banyak,mengingat peraturan atau norma tersebut. Dalam penulisan ini,
bahwa jumlah pengguna Facebook di Indonesia jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
berjumlah 130.000.000 (seratus tiga puluh juta) yuridis-normatif adalah suatu prosedur ilmiah untuk
pengguna atau enam persen dari jumlah menemukan kebenaran berdasarkan logika
keseluruhan pengguna Facebook di dunia. keilmuan dari sisi normatifnya yang objeknya
Dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan adalah hukum itu sendiri,yang difokuskan untuk
Informatika Nomor 20 Tahun 2016 (selanjutnya mengiventarisasi dan mengkaji kaidah-kaidah atau
disebut Permenkominfo No.20 Tahun 2016) tentang norma-norma dalam hukum positif (Johny
Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem Ibrahim,2011).
Elektronik,dipaparkan bahwa penyelenggara harus Penggunaan jenis penelitian yuridis-
menjaga kerahasiaan dan memberitahukan apabila normatif dalam penelitian ini dapat dilihat dari dua
ada kegagalan perlindungan rahasia data. sehingga aspek yakni dari aspek yuridis penelitian ini
dalam kasus tersebut Facebook selaku mencoba mengkaji tinjauan yuridis penyalahgunaan
penyelenggara dianggap lalai dalam menjaga data pribadi pada media sosial. Sedangkan dari
kerahasiaan data. aspek normatif yakni mencoba menganalisis
Keboocoran data Facebook tersebut dapat permasalahan yang ada pada peraturan atau norma
diganjar dengan hukuman pidana. Persoalan itu tersebut.
timbul karena dalam hal tersebut Facebook melacak Penelitian dilakukan bersifat deskriptif
kegiatan serta aktivitas dunia maya analistis.Deskriptif analistis adalah metode yang
penggunanya.Mulai dari merekan,melihat situs bertujuan memberi suatu gambaran terhadap objek
yang sering dikunjungi,mencatat waktu lamanya yang diteliti melalui data yang telah terkumpul
pengguna dalam suatu situs,dan mencatat segala sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan
apa yang dilakukan pengguna selama menjelajahi membuat kesimpulan yang berlaku
dunia maya yang mana untuk menghilangkannya umum.Penelitian deskriptif analistis memusatkan
bukan menjadi suatu hal yang mudah. Sejalan perhatian kepada masalah-masalah sebagaimana
dengan latar belakang tersebut,maka rumusan adanya saat penelitian dilaksanakan,kemudian hasil
masalah yang diangkat ialah: dari penelitian tersebut diolah dan dianalisis untuk
1. Bagaimana perlindungan hukum terhadap data diambil suatu kesimpulan.
pribadi bagi Pengguna media online ditinjau dari
Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 Hasil dan Pembahasan
sebagaimana telah diubah dengan Undang- Tinjauan Umum Mengenai Privasi
undang Nomor 19 tahun 2016 Tentang Informasi Secara umum,privasi adalah suatu hak pribadi
dan Transaksi Elektronik ( UU ITE ) ? yang harus dijaga,di antaranya informasi mengenai
2. Bagaimana upaya hukum bagi pengguna sosial data pribadi (yang sifatnya rahasia) dan data-data
media Facebook di Indonesia untuk perlindungan yang rahasia tersebut harus dijaga dari pihak-pihak
hukum terhadap data pribadi mereka ? lain yang sedang mengawasi dan yang ingin
merperoleh pengetahuan atau informasi tentang
Metode Penelitian seseorang atau individu tertentu.
Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan Privasi meliputi hak untuk mengontrol
know-how dalam ilmu hukum,bukan sekedar know- informasi pribadi seseorang dan kemampuan untuk
about.Sebagai kegiatan know-how,penelitian hukum menentukan dalam hal apa saja dan bagaimana
dilakukan untuk memecahkan isu hukum yang informasi tersebut harus diperoleh dan
dihadapi (Peter Mahmud Marzuki,2016).Dalam digunakan.Konsep privasi lebih luas dibandingkan
penelitian ini,penulis akan menggunakan jenis kerahasiaan,karena meminta pembatasan kegiatan
penelitian hukum secara yuridis-normatif.Metode yang lebih luas berhubungan dengan suatu
ini adalah suatu prosedur ilmiah untuk menemukan informasi pribadi,perihal mengenai kegiatan
kebenaran berdasarkan logika keilmuan dari sisi pengumpulan,penyimpanan,penggunaan dan
normatifnya yang objeknya adalah hukum itu penyingkapannya.
sendiri, yang difokuskan untuk menginventarisasi Kerahasiaan hanyalah salah satu alat untuk
dan mengkaji kaidah-kaidah atau norma-norma melindungi informasi pribadi,yang biasanya dalam
dalam hukum positif. Penggunaan jenis penelitian bentuk pengamanan informasi tersebut dari
yuridis-normatif dalam penelitian ini dapat dilihat penyingkapan yang tidak sah kepada pihak ketiga.
dari dua aspek yakni dari aspek yuridis penelitian Privasi berkaitan dengan susunan hukum,kebijakan
ini mencoba mengkaji tinjauan yuridis dan memeriksa prosedur-prosedur informasi rahasia
penyalahgunaan data pribadi pada media sosial. yang dapat diidentifikasikan secara pribadi (Edmon
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 50
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
Makarim,2003).Privasi merujuk pada kebutuhan
untuk mempertimbangkan informasi apa pun yang
sangat rahasia dan dilarang mengungkapkannya Tinjauan Umum atas Data dan Data Pribadi
(Nicola Fabiano,2017) dan privasi seperti halnya Data merupakan informasi yang dicatat dalam
kebebasan ialah hak untuk tidak diganggu (David H. suatu bentuk yang mana dapat diproses melalui
Flaherty,1991) peralatan-peralatan yang berfungsi secara otomatis
Privasi ialah sebagai hak individu, grup atau menanggapi instruksi-instruksi yang diberikan bagi
lembaga untuk menentukan apakah informasi tujuan tersebut.Data yang berisi informasi yang
tentang mereka akan dikomunikasikan atau tidak disimpan pada sebuah komputer atau pada media
kepada pihak lain (Sinta Dewi Rosadi,2018). penyimpanan komputer seperti disk-disk
Perhatian terhadap privasi setua dengan peradaban, magnetis.Suatu database merupakan kumpulan data
meskipun konsepsi modern privasi jauh lebih baru. komputer,sebagai contoh,suatu daftar nama dan
Secara tradisional, kepentingan privasi dulu tersirat alamat klien atau suatu daftar pegawai dan rincian-
dalam perlindungan hukum atau sosial dari properti rincian mengenai diri mereka,yang disimpan pada
dan ruang pribadi, pengaturan intim, atau efek sebuah file komputer.
pribadi (Will Thomas De Vries,2003) Suatu database biasanya dioperasikan dengan
Privasi adalah hak untuk menikmati hidup dan menggunakan sebuah program komputer untuk
menuntut hukum untuk melindungi privasi.Hak akses dan menggerakan data yang dimuat di
tersebut berkaitan dengan kebutuhan spiritual dalamnya. Secara umum,data merupakan suatu
manusia yaitu kebutuhan untuk dihargai fakta-fakta ataupun rincian peristiwa yang sifatnya
perasaan,pikiran,dan hak untuk menikmati masih mentah dan juga belum diolah.Data adalah
kehidupannya (Samuel Warren dan Louis D. hasil yang kita peroleh di lapangan, tanpa adanya
Brandheis,1890).Privasi tidak bersifat pengolahan terlebih dahulu.
absolut,karena memiliki batasan,yaitu: Data yang terdiri dari informasi yang berkaitan
1. Tidak menutup kemungkinan untuk dengan kehidupan individu yang dapat
mempublikasikan data privasi seseorang diidentifikasikan dari informasi lain yang ada dalam
untuk kepentingan publik; penguasaan pengguna data,termasuk setiap
2. Tidak ada perlindungan privasi apabila tidak pernyataan pendapat tentang indvidu tetapi tidak
ada kerugian yang diderita; mencakup semua indikasi tentang kehendak
3. Tidak ada privasi apabila orang yang pengguna data yang berkaitan dengan individu
bersangkutan telah memberikan bahwa data tersebut.Subyek dari data adalah individu yang
privasinya akan disebarkan kepada umum; masih hidup yang disebut sebagai data pribadi.
4. Persetujuan dan privasi patut mendapat Data pribadi sendiri adalah data perseorangan
perlindungan hukum karena kerugian yang tertentu yang disimpan, dirawat, dan dijaga
diderita sulit untuk dinilai (Randall kebenaran serta dilindungi kerahasiaannya.Data
P.Berzanzon,1992) pribadi ialah setiap data personal yang
terindentifikasi, baik benar, atau tidak, mengenai
Permasalahan Privasi di Indonesia seseorang yang dapat diidentifikasi dari data
Di Indonesia,masalah privasi masih belum tersebut, atau dari data dan/atau informasi lainnya
menjadi masalah yang besar.Di luar negeri,masalah yang dimiliki oleh suatu sistem elektronik
privasi ini menjadi perhatian yang utama.Seringkali (Kementerian Komunikasi dan Informatika,2016).
ketika mengisi suatu formulir yang menanyakan
data pribadi (nama,alamat,tempat dan tanggal Pengaturan Perlindungan Hukum atas Data
lahir,agama,status,dan lain sebagainya) tanpa Pribadi
informasi yang jelas mengenai penggunaan data Dalam literatur-literatur hukum,dapat
ini.Hal ini dapat memberikan peluang kepada para diketahui,belum ada kesepakatan untuk suatu
pelaku tindak kejahatan dengan cara memegang definisi hukum yang sama atau satu definisi,karena
data ini untuk diperjualbelikan atau dimanfaatkan hubungan di antara anggota masyarakat sangat
secara tidak bertanggung jawab.Jika privasi ini beragam.Namun ada beberapa definisi yang
dikaitkan dengan kegiatan e-commerce yang diberikan oleh para sarjana yang bisa menjadi
cakupannya adalah seluruh dunia,maka kebijakan pedoman di dalam memahami pengertian
privasi menjadi salah satu kendala perniagaan hukum,diantaranya adalah sebagai berikut:
antarnegara.Jika pelaku bisnis di Indonesia tidak 1. Prof.Dr.E.Utrecht,S.H,kurang lebih
menerapkan kebijakan privasi,mitra bisnis di luar menyatakan bahwa hukum adalah himpunan
negeri tersebut tidak bersedia melakukan transaksi petunjuk hidup,berupa perintah dan larangan
bisnis.Mereka berkewajiban menjagai privasi dari dalam suatu masyarakat yang harus ditaati
client atau users mereka.(Assafa Endeshaw,2007)
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 51
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
oleh anggota masyarakat,jika dilanggar akan pengolahan data oleh situs-situs di internet yang
melahirkan tindakan dari pemerintah. mengumpulkan data pribadi dari para
2. Prof.Dr.Mochtar Kusumaatmadja, menyatakan pengunjungnya.Salah satu tujuan penting dari
bahwa hukum adalah seluruh kaidah serta adanya peraturan perundang-undangan mengenai
asas-asas yang mengatur pergaulan hidup perlindungan data pribadi adalah untuk menjamin
manusia dalam masyarakat yang bertujuan bahwa setiap individu mempunyai kemampuan
memelihara ketertiban yang meliputi lembaga- untuk mengawasi dan mengakses informasi pribadi
lembaga dan proses-proses guna mewujudkan mereka yang dikumpulkan oleh pihak lain serta
berlakunya kaidah tersebut dalam masyarakat. untuk memberikan perbaikan jika diperlukan.
3. J.C.T.Simorangkir,S.H,mengemukakan bahwa Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa
hukum adalah peraturan yang bersifat setiap individu mengetahui informasi mengenai
memaksa yang menentukan tingkah laku mereka yang ada pada pihak lain,serta untuk
manusia dalam masyarakat yang dibuat oleh mendorong pengumpul data (data collector) untuk
badan-badan resmi yang berwajib,pelanggaran lebih menjaga privasi informasi pribadi yang
atas peraturan tersebut berakibat diambilnya mereka kumpulkan tersebut (Edmon
tindakan. Makarim,2003).
4. Van Vollenhoven menyatakan bahwa hukum
adalah suatu gejala dalam pergaulan hidup Perlindungan Hukum terhadap Data
yang bergolak terus-menerus dan bentur- Pribadi menurut Peraturan Perundang-
membentur dengan gejala-gejala yang lain undangan di Indonesia
dalam masyarakat.Pendapat ini mirip dengan Proses perlindungan bagi data pribadi di
pendapat Prof.Soediman Kartohadiprojo yang Indonesia,diatur dalam Peraturan Menteri
meyatakan bahwa hukum adalah pikiran atau Komunikasi dan Informatika No.20 tahun 2016
anggapan orang tentang adil atau tidak adil Tentang Perlindungan Data Pribadi dalam Sistem
tentang hubungan-hubungan antar manusia. Elektronik.Perlindungan yang diberikan oleh
Dari batasan-batasan tersebut,dapat diambil pemerintah,dalam hal ini Kementerian Komunkasi
kesimpulan bahwa terdapat kesamaan unsur-unsur dan Informatika,terdiri atas sepuluh
yang merupakan ciri-ciri hukum,yaitu peraturan tahapan.Adapun tahapan perlindungan data pribadi
tentang tingkah laku manusia atau ialah perolehan dan pengumpulan, pengolahan,
masyarakat;peraturan tersebut dibuat oleh lembaga penganalisisan, penyimpanan, penampilan,
resmi;peraturan tersebut bersifat memaksa;serta pengumuman, pengiriman, penyebarluasan, dan
adanya sanksi apabila terjadi pelanggaran.Dengan pemusnahan suatu data pribadi (Kementerian
demikian,diperoleh suatu pemahaman bahwa Komuikasi dan Informatika,2016)
hukum bercirikan adanya suatu perintah dan
larangan yang harus ditaati oleh setiap orang (Sri Tinjauan atas Hukum Pidana dan Tindak
Harini Dwiyatmi,2013).
Dalam prakteknya saat ini, pengaturan
Pidana
Dapat dikemukakan bahwa menurut
perlindungan hukum atas data pribadi dapat
Prof.Dr.W.L.G.Lemaire,hukum pidana itu terdiri
diperoleh berdasarkan peraturan perundang-
dari norma-norma yang berisi keharusan dan
undangan yang ada,misalnya UU ITE yang
larangan-larangan yang (oleh pembentuk undang-
mengatur tentang perlindungan data pribadi.Selain
undang) telah dikaitkan dengan suatu sanksi berupa
itu, perlindungan hukum juga dapat diperoleh
hukuman,yakni suatu penderitaan yang bersifat
berdasarkan peraturan yang dibuat oleh
khusus.Dengan demikian,dapat juga
situs,misalnya kebijakan privasi atau privacy
dikatakan,bahwa hukum pidana itu merupakan
policy,privacy notice,privacy statement maupun
suatu sistem norma-norma yang menentukan
ketentuan-ketentuan pelayanan situs.
terhadap tindakan-tindakan yang mana (hal
Sebagai respon akibat semakin banyaknya data
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
dan informasi pribadi yang dikumpulkan dan diolah
dimana terdapat suatu keharusan untuk melakukan
dengan baik oleh pemerintah maupun
sesuatu) dan dalam keadaan-keadaan bagaimana
negara,beberapa merespon kekhawatiran
hukuman itu dapat dijatuhkan,serta hukuman yang
penyalahgunaan data dan/atau informasi tersebut
bagaimana yang dapat dijatuhkan bagi tindakan-
dengan mengeluarkan suatu peraturan perundang-
tindakan tersebut (M.Ali Zaidan,2013).
undangan mengenai perlindungan data.Peraturan
Tindak pidana ialah sebagai suatu perilaku
perundang-undangan mengenai perlindungan data
manusia yang pada suatu saat tertentu telah ditolak
tersebut mencakup data dan/atau informasi,baik
di dalam sesuatu pergaulan hidup tertentu dan
yang dikumpulkan oleh pemerintah maupun swasta
dianggap sebagai perilaku yang harus ditiadakan
karenanya berlaku pula pengumpulan dan
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 52
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
oleh hukum pidana dengan menggunakan sarana- dengan bermaksud untuk mendapatkan Informasi
sarana yang bersifat memaksa yang terdapat di Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik serta
dalamnya (P.A.F Lamintang dan Fransiscus melakukan pembobolan atas sistem keamanan
Theojunior,2014) komputer tersebut.Istilah mengakses dalam definisi
ini adalah istilah yang sangat populer digunakan
Tinjauan atas Media Sosial dalam bidang Informasi dan Transaksi Elektronik
Media sosial adalah sebuah media online, (selanjutnya disebut ITE).Kata dasar mengakses
dengan para penggunanya bisa dengan mudah adalah akses.UU ITE memberi tafsir otentik tentang
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi akses,yaitu sebuah kegiatan melakukan interaksi
meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia dengan sistem elektronik yang berdiri sendiri atau
virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan jaringan (Indonesia,2008).Adapun ketentuan pidana
bentuk media sosial yang paling umum digunakan tersebut terdapat pada Pasal 30 ayat 1 s.d 3 UU ITE
oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain
mengatakan bahwa media sosial adalah media Akibat Hukum Atas Tindak
online yang mendukung interaksi sosial dan media Penyalahgunaan Data Pribadi
sosial menggunakan teknologi berbasis web yang Akibat hukum adalah segala akibat yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. terjadi dari segala perbuatan hukum yang dilakukan
oleh subjek hukum terhadap objek hukum ataupun
Tinjauan Atas Cyber Crime dan Kaitannya akibat-akibat lain yang disebabkan karena kejadian-
dengan Tindak Penyalahgunaan Data kejadian tertentu yang oleh hukum yang
Pribadi bersangkutan sendiri telah ditentukan atau dianggap
Cyber crime merupakan salah satu bentuk baru sebagai akibat hukum.
dari kejahatan di dunia modern yang berbasis Berkaitan dengan definisi tersebut,maka akibat
kecanggihan teknologi yang bersifat universal hukum yang ditimpakan bagi penyelenggara media
dimensional dalam lingkup dunia maya yang elektronik yang melakukan tindak penyalahgunaan
berdampak negatif pada realitas kehidupan manusia data pribadi,menurut ketentuan Pasal 46 ayat 1 s.d.3
yang sesungguhnya.Barda Nawawi Arief mengutip UU ITE adalah berupa hukuman penjara paling
pendapat Volodymyr Golubev yang menyebutkan lama enam hingga delapan tahun dan dikenakan
bahwa cyber crime sebagai bentuk baru dari perlaku denda sebesar Rp.600.000.000,00 (enam ratus juta
anti-sosial (Barda Nawawi Arief,2006) rupiah) hingga Rp.800.000.000,00 (delapan ratus
Cyber crime sering diidentikan dengan juta rupiah) (Indonesia,2008).Selain itu, pihak
kejahatan komputer atau computer crime.The US penyelenggara media elektronik akan menghadapi
Departement of Justice memberikan pengertian gugatan dari pemilik data pribadi,jika ada kerugian
mengenai computer crime sebagai setiap perbuatan yang timbul dari tindakan tersebut (Indonesia,2008).
melanggar hukum yang memerlukan pengetahuan Akibat hukum yang lain bagi penyelenggara
tentang komputer untuk menangani,menyelidiki dan media elektronik,atas tindak penyalahgunaan data
menuntutnya. pribadi ialah penyelenggara media elektronik yang
Tindak penyalahgunaan data pribadi jika mengelola data pribadi untuk disalahgunakan
dikaitkan dengan cyber crime termasuk jenis cyber dikenai sanksi administratif berupa peringatan
crime yang berbentuk infrengments of privacy lisan,peringatan tertulis,penghentian sementara
dimana bentuk cyber crime ini adalah mengambil kegiatan media elektronik dan pengumuman
data pribadi seseorang yang telah diisi dan melalui situs internet atau website milik media
terkomputerisasi dalam bentuk formulir data pribadi elektronik tersebut (Kementerian Komunikasi dan
yang kemudian data tersebut dimanfaatkan oleh Informatika,2016).
pelaku cyber crime untuk melakukan tindakan yang
dapat menimbulkan kerugian secara materi maupun
non-materi bagi korban. Akibat Hukum Bagi Facebook dan
Pengguna Facebook di Indonesia atas
Ketentuan Pidana Mengenai Tindak Tindak Penyalahgunaan Data Pribadi
Penyalahgunaan Data Pribadi menurut UU Akibat hukum bagi pihak Facebook adalah
ITE sanksi pidana hukuman penjara bagi karyawan dari
UU ITE telah memberikan definisi atas tindak pihak Facebook yang terindikasi melakukan tindak
penyalahgunaan data pribadi dalam media penyalahgunaan data pribadi dan membayar
elektronik,yaitu sebagai tindakan dengan sengaja sejumlah denda.Selain menghadapi sanksi
mengakses komputer dan/atau sistem komputer pidana,pihak Facebook akan menghadapi gugatan
milik orang lain secara tidak sah dan tanpa izin perdata dari pengguna Facebook,jika dari pihak
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 53
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
pengguna Facebook menemukan sejumlah kerugian
secara materil. Akibat Hukum Bagi Pemerintah atas
Selain itu,Facebook akan mendapatkan sanksi Tindak Penyalahgunaan Data Pribadi oleh
administratif berupa peringatan secara pihak Facebook
lisan,peringatan tertulis,penghentian sementara Konsekuensi dari tindak penyalahgunaan data
kegiatan Facebook oleh Kemenkominfo dan pribadi bagi Pemerintah yaitu Kemenkominfo
pengumuman melalui situs Facebook.Selain akibat adalah menerima pengaduan dari pengguna
hukum tersebut,pihak Facebook bersama pengguna Facebook yang merupakan pihak yang data
Facebook yang menjadi korban tindak pribadinya telah disalahgunakan oleh pihak
penyalahgunaan data pribadi dipertemukan oleh penyedia sistem elektronik,yaitu pihak Facebook.
pihak pemerintah dalam hal ini Kemenkominfo Setelah pengaduan tersebut diterima
untuk melakukan musyawarah dalam hal Kemenkominfo melakukan penyelesaian sengketa
penyelesaian sengketa atas tindak penyalahgunaan dengan mempertemukan pengguna Facebook
pribadi.Data pribadi para pengguna Facebook yang selaku korban penyalahgunaan data dan pihak
telah dipegang oleh pihak Facebook ,untuk penyelenggara sistem elektronik,yaitu Facebook
keperluan penegakan hukum atas tindak untuk mengutamakan musyawarah dalam rangka
penyalahgunaan data pribadi,akan disita oleh pihak menyelesaikan permasalahan penyalahgunaan data
Kemenkominfo. pribadi tersebut.Jika musyawarah tersebut tidak
Akibat hukum yang ditimpakan bagi pengguna dapat menghasilkan hasil yang baik bagi para
Facebook yang menjadi korban tindak pihak,korban dapat melakukan gugatan keperdataan
penyalahgunaan data pribadi ialah baik dalam UU kepada Facebook. Jika dalam proses penegakkan
ITE maupun Permenkominfo No.20 tahun 2016 hukum atas penyalahgunaan data pribadi
adalah melakukan pengaduan kepada pihak diharuskan melakukan penyitaan,maka yang akan
Kemenkominfo.Selain melakukan disita adalah Data Pribadi pengguna Facebook yang
pengaduan,menurut Pasal 38 ayat 1 UU didapatkan oleh pihak Facebook tersebut,bukan
ITE,pengguna Facebook dapat melakukan gugatan menyita Sistem Elektronik yang dimiliki oleh
kepada pihak penyelenggara sistem elektronik,yaitu Facebook (Kementerian Komunikasi dan
pihak Facebook jika didapati hal-hal yang Informatika,2016).
merugikan korban.Secara detil, Permenkominfo
No.20 tahun 2016 menjelaskan bahwa korban yang Right To Be Forgotten sebagai Akibat
telah melaksanakan pengaduan atas tindak Hukum atas Tindak Penyalahgunaan Data
penyalahgunaan data pribadi dalam media
elektronik,dianggap telah melakukan upaya
Pribadi
Secara harfiah,right to be forgotten bermakna
penyelesaian sengketa yang nantinya akan
sebagai hak untuk dilupakan.Tafsir resmi atas asas
dilakukan secara musyawarah maupun
tersebut ialah hak penghapusan atas informasi
menggunakan upaya alternatif lainnya
pribadi yang telah disalahgunakan dalam tindak
(Kementerian Komunikasi dan Informatika,2016).
penyalahgunaan data pribadi.
Pengaduan yang disampaikan oleh korban
Di dalam Undang-undang No.19 tahun 2016
penyalahgunaan data pribadi harus memiliki alasan
tentang Perubahan atas Undang-undang No.11
sebagai berikut:
tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
1. Tidak dilakukannya pemberitahuan secara
Elektronik (selanjutnya disebut sebagai UU ITE)
tertulis atas kegagalan perlindungan data pribadi
dijelaskan bahwa setiap penyelenggara sistem
oleh Penyelenggara Sistem Elektronik kepada
elektronik wajib menghapus Informasi Elektronik
Pemilik Data Pribadi atau Penyelenggara Sistem
dan/atau Dokumen Elektronik yang tidak relevan
Elektronik lainnya yang terkait dengan Data
yang berada di bawah kendalinya atas permintaan
Pribadi tersebut,baik yang berpotensi maupun
orang yang bersangkutan berdasarkan penetapan
tidak berpotensi menimbulkan kerugian atau;
pengadilan serta wajib menyediakan mekanisme
2. Telah terjadi kerugian bagi pemilik Data Pribadi
penghapusan Informasi Elektronik dan/atau
atau Penyelenggara Sistem Elektronik lainnya
Dokumen Elektronik yang sudah tidak relevan
yang terkait dengan kegagalan perlindungan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
rahasia Data Pribadi tersebut,meskipun telah
undangan (Indonesia,2016).
dilakukan pemberitahuan secara tertulis atas
Sebagai suatu akibat hukum,maka dalam hal
kegagalan perlindungan Data Pribadi namun
penyalahgunaan data pribadi ini,pihak pengguna
waktu pemberitahuannya yang terlambat
sistem Informasi Elektronik dapat meminta
(Kementerian Komunikasi dan Informatika,2016)
penghapusan data pribadi yang telah diselewengkan
oleh pihak penyelenggara sistem Informasi
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 54
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
Elektronik,dengan syarat adanya putusan mengembangkan aplikasi kuis kepribadian Kogan
pengadilan mengenai sengketa penyalahgunaan data dalam media sosial Facebook.
pribadi dan penghapusan data pribadi tersebut wajib Kepolisian Negara Republik Indonesia
dilakukan oleh pihak penyelenggara sistem (selanjutnya disebut POLRI) melalui Badan Reserse
Informasi Elektronik.Ketentuan ini terdapat pada Kriminal (Bareskrim) yang dikepalai oleh
Pasal 26 ayat 3 dan 4 UU ITE (Indonesia,2016) Komjen.Pol.Ari Dono Sukmanto pada Kamis 19
Berkaitan dengan kasus penyalahgunaan data April 2018 menjelaskan bahwa pihak Facebook
pengguna Facebook di Indonesia,maka akibat Indonesia diminta untuk melakukan klarifikasi atas
hukum yang ditimpakan kepada pengguna kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook di
Facebook dan pihak Facebook Indonesia ialah: Indonesia,terutama soal aplikasi kuis kepribadian
1. Pengguna Facebook di Indonesia berhak yang bernama Kogan yang diduga digunakan oleh
mengajukan penghapusan data pribadinya yang pihak Facebook untuk melakukan penyalahgunaan
telah diselewengkan oleh pihak Facebook data penggunanya.Hingga pernyataan Kepala
Indonesia,dengan syarat bahwa penghapusan data Bareskrim POLRI disampaikan,pihak Bareskrim
pribadi tersebut telah ditetapkan oleh pengadilan POLRI belum menerima satupun aduan masyarakat
dalam putusan atas sengketa penyalahgunaan atau pengguna akun Facebook yang merasa data
pribadi pribadinya disalahgunakan.Meski pengaduan belum
2. Pihak Facebook Indonesia wajib menghapus data diterima,pihak Bareskrim POLRI masih melakukan
pribadi yang telah disalahgunakan,atas penyelidikan terhadap kasus ini
permintaan pengguna Facebook di Indonesia Kemenkominfo kemudian mengirimkan surat
yang telah dirugikan atas tindak penyalahgunaan perimintaan kepada pihak Facebook yang berisi
data pribadi oleh pihak Facebook Indonesia,serta empat permintaan,pertama klarifikasi pihak
wajib menjelaskan mekanisme penghapusan data Facebook Indonesia atas adanya informasi
pribadi tersebut. penyalahgunaan data pengguna Facebook yang
meluas ke firma analisis lain seperti CubeYou dan
Analisa Kasus Perlindungan Hukum Data Aggregate IQ;kedua penjelasan lebih lanjut
Pribadi Pengguna Facebook di Indonesia mengenai tindakan teknis untuk melakukan
Perlindungan hukum adalah memberikan pembatasan akses Facebook;ketiga Kemenkominfo
pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) meminta kepada Facebook Indonesia untuk
yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu memberikan data,jadwal,dan audit perihal kasus
diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati penyalahgunaan data pengguna Facebook di
semua hak-hak yang diberikan oleh hukum Indonesia;dan keempat Facebook diminta
(Satjipto Raharjo,2000) memberikan data para pengguna Facebook yang
Dalam perkembangan kasus penyalahgunaan menjadi korban penyalahgunaan data pengguna
data pengguna Facebook di Indonesia, Dewan Facebook oleh Cambridge Analytica.
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) Sebagai tindak lanjut atas surat permintaan
sebagai pembuat kebijakan,dalam hal ini UU tersebut,Kemenkominfo telah melakukan
ITE,yang diwakili oleh Komisi I,melakukan rapat pemanggilan pihak Facebook Indonesia pada Senin
dengar pendapat umum bersama pihak Facebook 7 Mei 2018,untuk melakukan pertemuan terkait
Indonesia perihal kasus penyalahgunaan data kasus tersebut.Dari hasil pemanggilan pihak
pengguna Facebook di Indonesia pada hari Selasa Facebook oleh pihak Kemenkominfo,pihak
17 April 2018.Dalam pertemuan antara pihak DPR- Kemenkominfo melalui Menteri Komunikasi dan
RI dengan pihak Facebook Indonesia,pihak DPR- Informatika (Menkominfo),Rudiantara menyatakan
RI meminta kepada pihak Facebook Indonesia pihaknya tidak sendirian menangani kasus
untuk melakukan audit atas kasus tersebut dengan penyalahgunaan data pengguna Facebook di
tenggat waktu selama satu bulan.Jika audit tidak Indonesia,melainkan melakukan koordinasi dengan
dapat diselesaikan sesuai dengan tenggat waktu pihak POLRI.Kemenkominfo hanya akan
yang diberikan,pihak DPR-RI akan meminta menangani sanksi administrasi yang akan
kepada Pemerintah untuk melakukan moratorium dijatuhkan kepada pihak Facebook dan untuk
atau pembekuan aplikasi Facebook di Indonesia. sanksi kriminal yang akan dikenakan kepada pihak
Pihak Facebook Indonesia melalui Kepala Facebook menjadi kewenangan POLRI.
Kebijakan Facebook Indonesia,Ruben Hattari Pihak Facebook Indonesia dalam pertemuan
menjelaskan,bahwa tidak adanya penyalahgunaan dengan Kemenkominfo tersebut,melalui Vice
data pribadi berupa kebocoran data pengguna oleh President and Public Policy Facebook,Simon
pihak Facebook.Menurutnya,kasus ini terjadi akibat Milner, menyatakan bahwa pihak Facebook
pelanggaran kepercayaan oleh pihak Cambridge Indonesia belum dapat memenuhi tenggat waktu
Analytica,sebagai pihak ketiga yang yang diberikan oleh pihak Kemenkominfo,untuk
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 55
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
melakukan penyerahan hasil audit dan memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau
membutuhkan waktu secara intensif untuk korban, perlindungan hukum korban kejahatan
melaksanakan audit tersebut.Selain itu,ia sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat
menambahkan bahwa pihak Facebook Indonesia diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui
menunggu pemeriksaan pihak Cambrigde Analytica pemberian restitusi, kompensasi, pelayanan medis,
oleh otoritas Inggris,yang merupakan pihak ketiga dan bantuan hukum (Soerjono Soekanto,1984)
dalam kasus penyalahgunaan data pengguna Analisa yang dapat dijabarkan atas kasus
Facebook di seluruh dunia. tersebut,pihak Kemenkominfo,POLRI dan DPR-RI
Perkembangan terakhir mengenai kasus belum sepenuhnya menjalankan unsur terjaminnya
penyalahgunaan data pribadi pengguna Facebook di hak asasi manusia sebagai bagian dari perlindungan
Indonesia adalah bahwa pihak Facebook sudah hukum.Hal ini dikarenakan pada saat kasus
memberikan klarifikasi kepada pihak penyalahgunaan data pengguna Facebook di
Kemenkominfo melalui Direktorat Jenderal Indonesia,hanya pihak Facebook Indonesia yang
Aplikasi Informatika bahwa data pribadi para dilibatkan dalam kasus tersebut,sedangkan
pengguna Facebook di Indonesia dipastikan tidak masyarakat pengguna Facebook di Indonesia tidak
disalahgunakan oleh pihak Cambridge dilibatkan dan belum adanya pengaduan dari
Analytica.Kemungkinkan data para pengguna masyarakat yang menjadi pengguna Facebook di
Facebook di Indonesia telah diakses,tetapi tidak Indonesia yang merasa dirugikan oleh pihak
disalahgunakan. Facebook Indonesia atas tindak penyalahgunaan
Sebagai data pembanding, kasus kebocoran data pribadi tersebut.
data pengguna Facebook di Amerika Serikat yang Atas kasus ini,pihak Facebook Indonesia
telah membocorkan lima puluh juta data belum sepenuhnya menjalankan upaya
penggunanya dan disalahgunakan oleh pihak perlindungan hukum.Hal ini dibuktikan dengan
Cambridge Analytica untuk kepentingan kampanye tidak adanya upaya pemenuhan hak para pengguna
kandidat pemilihan presiden Amerika Serikat Facebook di Indonesia mengenai keamanan
Donald Trump,pemilik sekaligus pendiri akunnya.
Facebook,Mark Zuckerberg pada 22 Maret 2018 Keamanan akun para pengguna Facebook
seperti dikutip dari kanal berita NBC, memohon yang diberikan oleh pihak Facebook hanya
maaf sebesar-besarnya kepada para pengguna diberikan melalui pengaturan akun pada website
Facebook yang menjadi korban penyalahgunaan atau situs resmi Facebook.Ketika kasus
data pribadi lewat rilis resmi akun Facebook penyalahgunaan data tersebut muncul,pihak
pribadinya dan berjanji memberikan sistem Facebook tidak dapat melakukan pengamanan akun
keamanan yang terbaik untuk data pribadi para para penggunanya secara otomatis.Pengamanan
penggunanya. akun hanya bisa dilakukan oleh pemilik akun itu
Dalam perkembangan berikutnya,Mark sendiri.
Zuckerberg bersaksi pada dengar pendapat dengan
Kongres Amerika Serikat pada 10 April Contoh Kasus Penyalahgunaan Data
2018.Dalam dengar pendapat tersebut,Mark Pengguna Facebook di Indonesia Sesuai
Zuckerberg menangkis beberapa pertanyaan,seperti Ketentuan UU ITE
mengenai seberapa banyak kontrol yang dimiliki Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan
pengguna atas data mereka di Facebook. Hingga (selanjutnya disebut sebagai Polda Sulawesi Selatan)
akhir rapat dengar pendapat berakhir, belum ada pada Selasa 30 Juli 2019, menangkap dua orang
konsensus di antara anggota Kongres Amerika pelaku peretasan akun Facebook milik warga kota
Serikat dengan Mark Zuckerberg dan Mark Makassar.Menurut penuturan Kepala
Zuckerberg menolak mendukung undang-undang Sub.Direktorat Cyber Crime Polda Sulawesi
baru tentang privasi data. Selatan,Ajun Komisaris Besar Polisi,Musa
Perkembangan atas kasus ini, Komisi Tampubolon menyatakan,kedua pelaku merupakan
Perdagangan Federal (Federal Trade Commission warga Sumatera Selatan,yaitu berinisial JE dan
yang selanjutnya disebut FTC) Amerika Serikat seorang lagi bernama Dicky.JE selaku pelaku utama
menjatuhkan sanksi denda US$ 5.000.000.000 berstatus sebagai pelajar Sekolah Menengah
(lima miliar dollar amerika serikat) atau sekitar Rp Kejuruan di daerah Ogan Komering Ilir,Sumatera
70.000.000.000.000 (tujuh puluh triliun rupiah) Selatan,sedangkan Dicky berstatus sebagai lulusan
kepada Facebook. Sanksi itu diberikan terkait sekolah komputer di kota Palembang,Sumatera
dengan kebocoran data pengguna Facebook oleh Selatan.
Cambridge Analytica. Peran JE dalam kasus ini ialah sebagai peretas
Perlindungan hukum merupakan segala upaya akun grup Facebook,sedangkan Muhtan merupakan
pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 56
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
pembeli akun yang telah diretas JE.Diketahui dengan perkara sengketa penyalahgunaan data
bahwa JE berhasil meretas akun grup Facebook pribadi.
Lembaga Info Kejadian Makassar Kota.Akun yang Perlindungan hukum merupakan segala
berhasil diretas ini kemudian dijual ke Dicky upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan
sebesar Rp.500.000,00 (lima ratus ribu rupiah),akan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau
tetapi Dicky menjual kembali akun tersebut dengan korban.Berkaitan dengan teori tersebut,maka dalam
harga Rp.1.700.000.000,00 (satu juta tujuh ratus kasus ini,pihak Facebook Indonesia belum dapat
ribu rupiah. memberikan rasa aman kepada para pengggunanya
Polda Sulawesi Selatan menerima laporan soal di Indonesia atas tindak penyalahgunaan data
peretasan akun Facebook dari warga Makassar pribadi.
bernama I Wayan Wijaya, pada awal Juli 2019. Hal ini dikarenakan bahwa dalam kasus
Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa tersangka ini,pihak Facebook Indonesia belum melakukan
FE menerobos akses dan mengambil alih akun upaya penghapusan informasi pribadi para
Wayan dengan teknik tertentu serta mengganti penggunanya yang telah disalahgunakan,meski
nama dan identitas.Pelaku mengambil alih akun telah adanya klarifikasi dari pihak Pemerintah,yaitu
Facebook korban untuk menguasai grup yang Kemenkominfo,bahwa data pribadi para pengguna
berisikan banyak anggota. I Wayan diketahui Facebook di Indonesia tidak disalahgunakan.
sebagai salah satu admin grup Lembaga Info Selain itu,pihak Facebook Indonesia juga
Kejadian Makassar Kota yang memuat tukar belum dapat melakukan penghapusan informasi
informasi terkini dari masyarakat Makassar.Grup pribadi para penggunanya yang telah
itu punya ratusan ribu anggota.Berdasarkan disalahgunakan,dikarenakan para pengguna
pengakuan kepada penyidik, JF telah berhasil Facebook di Indonesia dalam kasus ini,tidak
meretas setidaknya lima akun pemegang admin melakukan upaya pengaduan kepada pihak
grup Facebook. Korbannya tersebar di sejumlah Kemenkominfo atas tindak penyalahgunaan data
daerah di Indonesia. Sasarannya selalu akun yang pribadi tersebut,serta tidak melayangkan gugatan
memegang grup berisi banyak anggota, karena bisa keperdataan atas kerugian materi dalam tindak
dengan mudah dijual. penyalahgunaan data pribadi yang dilakukan pihak
Adapun Dicky, dalam berperan sebagai Facebook Indonesia.
penadah, juga selalu menjual kembali akun dari JF Bagi pengguna Facebook di
dengan harga hingga dua-tiga kali lipat. Dalam Indonesia,konsekuensi yang ditempuh atas asas
kegiatan transaksi jual beli akun ilegal ini, pelaku right to be forgotten ini ialah memiliki hak untuk
menggunakan jasa pihak ketiga yaitu Rekening meminta pihak Facebook Indonesia untuk
Bersama. melakukan penghapusan informasi pribadinya,yang
Dari contoh kasus tersebut,dapat diambil telah disalahgunakan dalam kasus ini.Tentunya,hak
sebuah analisa bahwa tindak penyalahgunaan data ini dapat diminta kepada pihak Facebook
pribadi sebagaimana yang dimuat dalam ketentuan Indonesia,jika kasus penyalahgunaan data pribadi
pidana pada Pasal 30 ayat 1 s.d 3 UU ITE hanya tersebut telah diperkarakan oleh pengguna
menjerat individu yang terbukti melakukan Facebook di Indonesia yang merasa dirugikan
penyalahgunaan data pribadi,bukan korporasi secara materi atas kasus penyalahgunaan data
Facebook selaku penyelenggara sistem elektronik pribadi pengguna Facebook,melalui gugatan
berbasis media sosial. keperdataan dan telah mendapatkan keputusan
pengadilan yang tetap,sebagaimana tercantum
Konsekuensi atas Asas Right To Be dalam ketentuan Pasal 26 ayat 3 dan 4 UU ITE.
Forgotten Sebagai Perlindungan Hukum Perlindungan hukum korban kejahatan dapat
atas Penyalahgunaan Data Pribadi diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui
Pengguna Facebook di Indonesia pemberian bantuan hukum.Berkaitan dengan teori
Konsekuensi yang harus ditempuh oleh tersebut,maka pengguna Facebook di Indonesia
pihak Facebook Indonesia dalam rangka memberi yang menjadi korban dalam kasus tindak
perlindungan hukum atas tindak penyalahgunaan penyalahgunaan data pribadi ini belum dapat
data pribadi para penggunanya,sesuai dengan memanfaatkan bantuan hukum yang telah
ketentuan Pasal 26 ayat 3 dan 4 UU ITE adalah ditawarkan oleh Pemerintah,baik yang tercantum
pihak Facebook Indonesia selaku penyelenggara dalam ketentuan UU ITE maupun Permenkominfo
sistem elektronik berbasis media sosial wajib No.20 tahun 2016.Hal ini dikarenakan para
melakukan penghapusan informasi pribadi para pengguna Facebook di Indonesia yang menjadi
penggunanya yang telah disalahgunakan dengan korban dalam kasus tindak penyalahgunaan data
didasari keputusan pengadilan yang berkaitan pribadi,tidak melakukan upaya pengaduan kepada

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 57


Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
pihak Kemenkominfo maupun melayangkan Selain upaya hukum berupa penyelesaian
gugatan keperdataan. sengketa dengan cara mediasi dan pengajuan
gugatan keperdataan atas tindak penyalahgunaan
Upaya Hukum Atas Tindak data pribadi yang dilakukan pihak
Penyalahgunaan Data Pribadi Pengguna Facebook,pengguna akun Facebook yang menjadi
Facebook di Indonesia korban tindak penyalahgunaan data pribadi
Upaya hukum atas penyalahgunaan data memiliki upaya hukum berupa hak untuk meminta
pribadi para pengguna akun Facebook di penghapusan informasi pribadi yang telah
Indonesia,sesuai Pasal 38 dan 39 UU ITE,dapat digunakan oleh pihak Facebook dalam tindak
melakukan penyelesaian sengketa dengan cara penyalahgunaan data pribadi,sesuai dengan
melakukan gugatan keperdataan kepada pihak ketentuan Pasal 26 ayat 3 dan 4 UU ITE.Upaya
Facebook Indonesia.Selain upaya gugatan hukum ini dapat dilakukan oleh pengguna
keperdataan,pengguna akun Facebook yang merasa Facebook di Indonesia jika telah mendapatkan
mengalami kerugian atas tindak penyalahgunaan putusan pengadilan yang tetap atas perkara tindak
data pribadi tersebut,sesuai dengan Pasal 39 ayat 2 penyalahgunaan data pribadi.
UU ITE,dapat melakukan upaya penyelesaian
sengketa melalui jalur arbitrase atau alternatif Penutup
penyelesaian sengketa lainnya. Dalam penelitian ini,penulis dapat mengambil
Alternatif penyelesaian sengketa atau kesimpulan bahwa Perlindungan hukum terhadap
Alternative Dispute Resolution (ADR) merupakan data pribadi bagi Pengguna media online ditinjau
upaya penyelesaian sengketa di luar dari Undang-undang Nomor 11 tahun 2008
litigasi.Alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
mempunyai maksud sebagai menyelesaikan suatu Nomor 19 tahun 2016 Tentang Informasi dan
masalah atau konflik secara damai.Pengertian dari Transaksi Elektronik (UU ITE) telah menjelaskan
alternatif penyelesaian sengketa,yaitu lembaga mengenai sanksi pidana dan sanksi administrasi
penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui kepada orang yang terindikasi melakukan
prosedur di luar pengadilan dengan cara pelanggaran atas data pribadi pengguna media
konsultasi,negosiasi,mediasi,konsiliasi atau online,dengan ketentuan Pasal 46 ayat 1 s.d. 3 UU
penilaian ahli (Susanti Adi Nugroho,2016) ITE.Adapun ketentuan pidana yang dimuat pada
Berdasarkan penjabaran di atas,maka upaya Pasal 46 ayat 1 s.d 3 hanya menjerat orang yang
hukum melalui penyelesaian sengketa oleh melakukan tindak penyalahgunaan data
pengguna akun Facebook yang menjadi korban pribadi,bukan korporasi seperti Facebook dalam
penyalahgunaan data pribadi oleh pihak Facebook kasus ini.
merupakan jenis penyelesaian sengketa mediasi.Hal Selanjutnya pada ketentuan Pasal 26 ayat 3
ini dikarenakan keterlibatan pihak Kemenkominfo dan 4 UU ITE,dimana terdapat asas right to be
dalam penyelesaian sengketa penyalahgunaan data forgotten,yang mencakup hak penghapusan
pribadi antara pengguna akun Facebook dan pihak informasi pribadi pengguna Facebook yang telah
Facebook hanya sebagai penengah dan disalahgunakan,telah memberikan perlindungan
dilaksanakan secara musyawarah,sesuai dengan hukum yang jelas,meski praktek atas pasal tersebut
Pasal 31 huruf g Permenkominfo No.20 tahun tidak dijalankan.
2016.Jika penyelesaian sengketa ini tidak dapat Selain penerapan sanksi pidana dan
menghasilkan kesepakatan,maka sesuai Pasal 32 administrasi,perlindungan hukum atas
ayat 1 dan 2 Permenkominfo No.20 tahun penyalahgunaan data pribadi pengguna Facebook
2016,pemilik akun Facebook dapat mengajukan Indonesia diterapkan melalui gugatan keperdataan
gugatan keperdataan. oleh pengguna Facebook di Indonesia yang merasa
Adapun jenis gugatan keperdataan atas perkara dirugikan secara materi,seperti dalam ketentuan
tindak penyalahgunaan data pribadi Pasal 26 ayat 2 UU ITE.
tersebut,termasuk gugatan perbuatan melawan Upaya hukum bagi pengguna Facebook di
hukum,sebagaimana tercantum pada Pasal 1365 Indonesia atas penyalahgunaan data pribadi oleh
Kitab Undang-undang Hukum Perdata.Hal ini pihak Facebook Indonesia,sebagaimana dinyatakan
dikarenakan pihak Facebook yang membuat sebuah pada Pasal 29 ayat 2 Permenkominfo No.20 tahun
perikatan yang berdasarkan UU ITE dengan 2016 ialah melakukan pengaduan kepada pihak
pemilik akun Facebook dalam pembuatan akun Kementerian Komunikasi dan Informatika
Facebook pertama kali,telah melanggar ketentuan (selanjutnya disebut sebagai Kemenkominfo).
yang berlaku dalam UU ITE,sebagai landasan Selain upaya pengaduan,upaya hukum lain yang
perikatan. dapat dilakukan para pengguna Facebook di
Indonesia untuk perlindungan hukum terhadap data
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 58
Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
pribadi mereka adalah melakukan gugatan Berzanson,P.Randall,”The Right to Privacy
keperdataan dan melaksanakan alternatif Revisited:Privacy,News and Social
penyelesaian sengketa terhadap pihak Change”.California Law Review,Vol.80,1992
Facebook,sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 38
dan 39 UU ITE jo Pasal 32 ayat 1 Permenkominfo Bohang,Fatimah Kartini (17 April 2018 Di
No.20 tahun 2016 tentang Perlindungan Data Hadapan DPR,Facebook “Nge-les” Tidak Ada
Pribadi dalam Sistem Elektronik.Adapun gugatan Kebocoran Data [Berita web].Diakses dari
yang dilaksanakan pengguna Facebook yang https://tekno.kompas.com/read/2018/04/17/130
menjadi korban penyalahgunaan data pribadi, ialah 91557/di-hadapan-dpr-facebook-ngeles-tidak-
jenis gugatan perbuatan melawan hukum, ada-kebocoran-data
sebagaimana ketentuan tersebut tertera dalam Pasal
1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. ------------ (17 April 2018) DPR Beri Waktu
Selain itu,dalam ketentuan Pasal 26 ayat 3 dan Facebook 1 Bulan [Berita web].Diakses dari
4 UU ITE dimana adanya upaya hukum bagi https://tekno.kompas.com/read/2018/04/17/162
pengguna Facebook di Indonesia yang menjadi 40047/dpr-beri-waktu-facebook-1-bulan
korban tindak penyalahgunaan data pribadi oleh
pihak Facebook,yaitu berupa hak penghapusan ------------ (7 Mei 2018) Sambangi
informasi pribadi yang telah dimanfaatkan pihak Kominfo,Facebook Belum Serahkan Hasil
Facebook dengan didasari putusan pengadilan yang Audit Pencurian Data [Berita web].Diakses
tetap,tidak dilakukan.Hal ini dikarenakan pengguna dari
sosial media Facebook di Indonesia tidak https://tekno.kompas.com/read/2018/05/07/145
melakukan upaya pengaduan kepada pihak 90117/sambangi-kominfo-facebook-belum-
Kemenkominfo dan pengajuan gugatan keperdataan serahkan-hasil-audit-pencurian-data
atas tindak penyalahgunaan data pribadi oleh pihak
Facebook. Chazawi,Adami dan Andi Ferdian,Tindak Pidana
Informasi dan Transaksi Elektronik:
Penyerangan Terhadap Kepentingan Hukum
Daftar Pustaka Pemanfaatan Teknologi Informasi dan
Annur,Cindy Mutia(15 Juli 2019) Facebook Transaksi Elektronik. Malang:Media Nusa
Didenda Rp.70 Triliun Terkait Kebocoran Creative,2015
Data Pengguna [Berita web].Diakses dari
https://katadata.co.id/berita/2019/07/15/facebo Damar,Agustinus Mario(12 April 2018) Kongres
ok-didenda-rp-70-triliun-terkait-kebocoran- AS Gempur Mark Zuckerberg Habis-Habisan
data-pengguna [Berita web] Diakses dari
https://www.liputan6.com/tekno/read/3447869
Arief,Barda Nawawi,Tindak Pidana /kongres-as-gempur-mark-zuckerberg-habis-
Mayantara:Perkembangan Kajian Cyber habisan
Crime di Indonesia. Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2006 De Vries,Will Thomas,”Protecting Privacy in the
Digital Age”,Berkeley Technology Law
Asshofa, Burhan, Metode Penelitian Hukum. Jurnal,Volume 18,2003
Jakarta:Penerbit Rineka Cipta,2013
Dwiyatmi,Sri Harini,Pengantar Hukum Indonesia,
Ariyanto, H. (2012). Modul Kuliah Metode Edisi Ke.2.Ciawi:Ghalia Indonesia,2013
Penelitian Hukum. Jakarta: Universitas Esa
Unggul. Endeshaw,Assafa,Hukum E-Commerce dan Internet
dengan Fokus di Asia Pasifik,terjemahan Siwi
Azis, R. A., & Aninidita, Y. Perlindungan Hak Purwandari dan Mursyid Wahyu
Konsumen Terkait Kenyamanan, Keamanan Hananto.Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007
dan Keselamatan Penumpang Transportasi Bus
Kopaja. Lex Jurnalica, 13(1), 146494. Ensikloblogia (30 Maret 2016) Pengertian dan
Contoh Subjek Hukum,Objek Hukum dan
Bainbridge, David. I., Komputer dan Hukum, Akibat Hukum [Artikel web].Diakses dari
terjemahan Prasadi T.Susmaatmadja. Jakarta: http://www.ensikloblogia.com/2016/03/penger
Sinar Grafika, 1993 tian-dan-contoh-subjek-hukum-objek-hukum-
akibat-hukum.html

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 59


Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
Fabiano,Nicola,”Internet of Things and the Legal Nan Arif,Yuddin Chandra,Kebijakan Hukum
Issues related to the Data Protection Law Pidana dan Penanggulangan Kejahatan
according to the new European General Data Mayantara.Yogyakarta:Genta Press,2014
Protection Regulation”Athens Journal of Law
Volume 3,2017 Nugroho, Susanti Adi, Penyelesaian Sengketa
Arbitrase dan Penerapan Hukumnya,
Flaherthy,David H.,”On the Utility of Cet.2.Jakarta: Kencana,2016
Constitutional Rights to Privacy and Data
Protection”Case Western Law Olivia, F. (2011). Perjanjian Alih Teknologi melalui
Review,Vol.41,1991 Usaha Patungan antara” Enterprise” dengan
Perusahaan Perintis. Lex Jurnalica, 8(3),
Ibrahim,Johny,Teori dan Metode Penelitian Hukum 18045.
Normatif.Malang:Bayumedia,2011
Pakar Komunikasi.com,Pengertian Media Sosial
Indonesia,Undang-Undang tentang Perubahan atas Menurut Para Ahli [Artikel web]. Diakses dari
Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang https://pakarkomunikasi.com/pengertian-
Informasi dan Transaksi Elektronik.UU No.19 media-sosial-menurut-para-ahli
Tahun 2016,LN No.251 Tahun 2016,TLN
No.5952 Pranata,Aan,(31 Juli 2019) Polda Sulsel Tangkap
Indonesia.Undang-Undang tentang Informasi dan Siswa SMK Peretas Admin Grup Facebook
Transaksi Elektronik.UU No.11 Tahun [Berita Web].Diakses dari
2008,LN No.58 Tahun 2008,TLN No.4843 https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/aanpra
nata/polda-sulsel-tangkap-siswa-smk-peretas-
Kamp,Simon (30 Januari 2018) Digital In admin-grup-facebook/full
2018:World’s Internet Users Pass The 4 Pratomo,Yudha(19 April 2018) Pemerintah Kirim 4
Billion Mark”[Artikel web].Diakses dari Permintaan ke Facebook,Jatuh Tempo 26
https://wearesocial.com/blog/2018/01/global- April [Berita web]Diakses dari
digital-report-2018 https://tekno.kompas.com/read/2018/04/19/165
54787/pemerintah-kirim-4-permintaan-ke-
Kemala Novanita,Ambarannie Nadia(19 April 2018) facebook-jatuh-tempo-26-april
Polisi Minat Klarifikasi Facebook soal
Aplikasi yang Sedot Data Pengguna [Berita Putri,Britania Hanif (11 Maret 2017) Perlindungan
Web] Diakses dari Data Pribadi Berdasarkan Hukum Positif di
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/19/ Indonesia” [Artikel web] Diakses dari
10394841/polisi-minta-klarifikasi-facebook- http://scdc.binus.ac.id/himslaw/2017/03/perlin
soal-aplikasi-yang-sedot-data-pengguna dungan-data-pribadi-berdasarkan-hukum-
positif-indonesia
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Peraturan Menteri Komunikasi dan Raharjo,Budi,Memahami Teknologi Informasi.
Informatika Tentang Perlindungan Data Jakarta: Elex Media Komputindo,2002
Pribadi dalam Sistem Elektronik.
Permenkominfo No.20 Tahun 2016 Rosadi,Sinta Dewi,”Perlindungan Privasi dan Data
Pribadi dalam Era Ekonomi Digital di
Lamintang,P.A.F dan Franciscus Theojunior Indonesia”.Veritas et Justitia,Vol.4,No.1,2018
Lamintang,Dasar-Dasar Hukum Pidana di
Indonesia,Jakarta:Sinar Grafika 2014 Rosadi,Sinta Dewi,Cyber Law:Aspek Data Privasi
Menurut Hukum Internasional,Regional dan
Makarim,Edmon,Kompilasi Hukum Nasional.Bandung:Refika Aditama,2015
Telematika.Jakarta:Rajagrafindo Persada,2003
Sanusi,M.Arsyad,Hukum dan Teknologi
Marzuki,Peter Mahmud,Penelitian Hukum,Edisi Informasi,Cet.3.Jakarta:KemasBuku,2005
Revisi.Jakarta:Kencana,2016
Savitri,Agnes(17 April 2018) Data Bocor
Murdaya dan Yo Ceng Giap, Pengantar Teknologi Pengguna Facebook di Indonesia
Informasi. Tangerang: Mitra Wacana Media: Bertambah[Berita Web]Diakses dari
2011 https://www.cnnindonesia.com/teknologi/2018

JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 60


Perlindungan Hukum Terhadap Data Pribadi Dalam Media Elektronik (Analisis Kasus Kebocoran Data Pengguna Facebook Di
Indonesia)
0417122443-185-291365/data-bocor- read/2018/07/13/20070097/facebook-pastikan-
pengguna-facebook-di-indonesia-bertambah data-pengguna-indonesia-tak-dipakai-
cambridge-analytica
Simarmata,Janner, Pengenalan Teknologi Informasi.
Yogyakarta: Penerbit Andi,2006 Widodo,Memerangi Cybercrime:Karakteris-
tik,Motivasi dan Strategi Penanganannya
Soekanto,Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, dalam Perspektif Kriminologi, Cet.2.
Jakarta:UI Press,1984 Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2011

SudutHukum.com (14 Januari 2017) Pengertian Yuniarti,Siti (31 Mei 2017) Ragam dan Bentuk
Akibat Hukum[Artikel web].Diakses dari Penyelesaian Sengketa[Artikel web].Diakses
https://suduthukum.com/2017/01/pengertian- dari http://business-law.binus.ac.id/2017/
akibat-hukum.html 05/31/ragam-dan-bentuk-alternatif-
penyelesaian-sengketa
Suharyanto,Budi,Tindak Pidana Teknologi
Informasi (Cybercrime):Urgensi Pengaturan Zaidan,M.Ali,Menuju Pembaruan Hukum
dan Celah Hukumnya.Jakarta:Rajagrafindo Pidana.Jakarta:Sinar Grafika,2013
Persada,2012

Sukmana,Yoga (22 Maret 2018) Zuckerberg


Akhirnya Angkat Bicara Soal Kebocoran Data
Facebook (Online). [Berita web] Diakses dari
https://tekno.kompas.com/read/2018/03/22/090
70997/zuckerberg-akhirnya-angkat-bicara-
soal-kebocoran-data-facebook

Sukmana,Yoga(7 Mei 2018) Menkominfo


Peringatkan Facebook, Polri Tangani Kasus
Pencurian Data [Berita web]Diakses dari
https://nasional.kompas.com/read/2018/05/07/
16114571/menkominfo-peringatkan-facebook-
polri-tangani-kasus-pencurian-data

Supriyadi,Daniar (27 September 2017) Data


Pribadi dan Dua Dasar Legalitas
Pemanfaatannya [Artikel web].Diakses dari
http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt59
cb4b3feba88/data-pribadi-dan-dua-dasar-
legalitas-pemanfaatannya-oleh--daniar-
supriyadi

TribunSolo.com (30 Juli 2019) JE,Siswa SMK


yang Tengguk Untung Jadi Hacker Akun
Facebook,Satu Akun Dihargai Rp.1,7 Juta
[Berita web].Diakses dari
https://solo.tribunnews.com/2019/07/30/je-
siswa-smk-yang-tengguk-untung-jadi-hacker-
akun-facebook-satu-akun-fb-dihargai-rp-17-
juta

Warren,Samuel & Brandeis.D.Louis,”The Right to


Privacy”,Harvard Law Review,Vol.4,1890

Widiartanto,Yoga Hartadi (13 Juli 2018) Facebook


Pastikan Data Pengguna Indonesia Tak
Dipakai Cambridge Analytica[Berita
web].Diakses dari https://tekno.kompas.com/
JCA of LAW Vol. 1 No. 1 Tahun 2020 61

Anda mungkin juga menyukai