JURNAL ILMIAH
Oleh:
LALU ALDI BAYU DAMARA
D1A015123
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DATA PRIBADI KONSUMEN
DARI CYBER HACKING”
Oleh:
LALU ALDI BAYU DAMARA
D1A015123
Menyetujui,
Pembimbing Pertama,
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peraturan yang mengatur mengenai
perlindungan data pribadi konsumen menurut Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian normatif dengan menggunakan
metode pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil dari
penelitian ini adalah pertama, perlindungan hukum bagi data pribadi konsumen
diberikan perlindungan secara preventif dan perlindungan secara represif. Kedua,
tanggung jawab perusahaan penyelenggara sistem elektronik terjadi karena adanya
perikatan antara perusahaan penyelenggara sistem elektronik dengan konsumen yang
dimuncul dari perjanjian dan Undang-Undang. Ketiga, Dalam penyelesaian sengketa
data pribadi dapat dilakukan dengan dua langkah yaitu dengan litigasi (melalui
pengadilan) dan non litigasi.
ABSTRACT
The purpose of this study is to find out the rules governing the protection of
consumer personal data according to the prevailing laws and regulations in
Indonesia. This research is normative research using the method of legislation
approach and conceptual approach. The results of this study are first, legal
protection for consumers' personal data is given preventive protection and repressive
protection. Secondly, the responsibility of the electronic system holding company
occurs because of an agreement between the company that organizes the electronic
system and the consumer that arises from the agreement and the Act. Third, in
resolving disputes personal data can be done in two steps, namely by litigation
(through court) and non litigation.
.
Keywords: Legal Protection, Personal Data, Cyber Hacking
i
I. PENDAHULUAN
banyak memberikan pengaruh bagi kehidupan sosial masyarakat seperti dapat dengan
pengguna internet lainnya. Kehadiran internet saat ini dirasa telah mampu untuk
juga menyebabkan dampak negatif bagi pengguna internet salah satunya yaitu
masalah hukum. Salah satu masalah hukum yang muncul adalah masalah yang
berkaitan dengan perlindungan data pribadi (the protection of privacy rights), yaitu
yang tanpa izin dan tanpa sepengetahuannya informasi pribadi miliknya disimpan,
disebarluaskan bahkan digunakan oleh orang lain untuk melakukan suatu tindakan
melawan hukum.
Analytica. Dalam kasus tersebut lebih dari satu juta Data Pribadi pengguna Facebook
kampanye Donald Trumph di Amerika Serikat pada tahun 2016 lalu. Namun kasus
ini baru di ketahui oleh publik dunia pada awal tahun 2018 yang sangat
ii
menggemparkan publik saat itu. Karena total lebih dari 87 juta Data Pribadi
Pengguna Facebook di seluruh dunia diambil Data Pribadinya secara ilegal oleh
Cambridge Analytica. Indonesia berada pada urutan ketiga yang menjadi negara
dengan Data Pribadi pengguna Facebooknya diambil secara ilegal, negara yang
paling banyak diambil Data Pribadinya secara ilegal adalah Amerika Serikat.1
pengguna jasa internet sangat diperlukan, hal ini dikarenakan data pribadi tersebut
data yang diretas tersebut terlebih lagi apabila informasi tersebut digunakan untuk
hukum terhadap Data Pribadi Konsumen dari cyber hacking menurut hukum positif
penyelesaian sengketa bagi konsumen yang di rugikan dari aksi cyber hacking
1
Agus Tri Haryanto, Begini Isi Gugatan Masyarakat Indonesia ke Facebook,
https://inet.detik.com/law-and-policy/d-4007973/begini-isi-gugatan-masyarakat-indonesia-ke-facebook
iii
bagi data pribadi konsumen dari cyber hacking menurut sistem hukum di Indonesia
Elektronik jika terjadi cyber hacking terhadap konsumennya dan untuk menjelaskan
tentang penyelesaian sengketa bagi konsumen yang dirugikan dari aksi cyber hacking
menurut sistem hukum di Indonesia. Untuk itu, dilakukan penelitian normatif dengan
konseptual (conseptual approach) dengan sumber dan jenis bahan hukum primer,
II. PEMBAHASAN
yang dimaksud pada penelitian ini ialah konsumen akhir. Pengaturan ini akan
melindungi data pribadi konsumen terhadap penyalahgunaan pada saat data tersebut
umum akan menempatkan Indonesia sejajar dengan dengan negara negara dengan
konsumen terutama di era di mana Data Pribadi menjadi lebih sangat berharga bagi
atau digunakan tanpa persetujuan konsumen. Untuk itu, terlihat kebutuhan akan suatu
individu dengan kebutuhan pemerintah dan pelaku bisnis untuk memperoleh dan
digunakan, hal tersebut sesuai ketentuan yang diatur oleh Pasal 6 hingga Pasal
9.
2
Shinta Dewi Rosadi, Cyber Law : Aspek Data Privasi Menurut Hukum Internasional,
Regional, dan Nasional, Refika Aditama, Bandung, 2015, hlm 15
vi
bertransaksi. Oleh sebab itu negara mengatur dalam Pasal 5 (1) Peraturan
Data Pribadi konsumen dapat di jaga dengan baik oleh Penyelenggara Sistem
berdasarkan keputusan yang ditetapkan badan hukum yang bersifat mengikat yang
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Dalam Pasal 30 UU ITE
menitik beratkan kepada para pelaku peretasan (Hacker). Sebagai upaya perlindungan
hukum represif yang di tujukan untuk para konsumen agar ada kepastian hukum
3
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT. Bina Ilmu,
Surabaya: 1987. hlm.29
viii
ketika Data Pribadi yang mereka miliki di gunakan secara melawan hukum demi
kepentingan-kepentingan tertentu.
Adapun dalam ketentuan Pasal 36 (1) Peraturan Menteri Nomor 20 tahun 2016
elektronik. Dengan begitu telah terjadi perikatan yang terjadi antar para pihak. Term
elektronik. Dalam hal ini, konsumen mempercayakan Data Pribadi yang mereka
perikatan yang timbul dari perjanjian dan perikatan yang timbul dari Undang-
Undang. Akibat Hukum suatu perikatan yang lahir dari perjanjian memang
dikehendaki oleh para pihak, karena memang perjanjian didasarkan atas kesepakatan
yaitu persesuaian kehendak antara para pihak yang membuat perjanjian. Adapun
ix
akibat hukum suatu perikatan yang lahir dari Undang-Undang mungkin tidak
dikehendaki oleh para pihak tetapi hubungan hukum dan akibat hukumnya ditentukan
oleh Undang-Undang.
Apabila atas perjanjian yang disepakati terjadi pelanggaran maka dapat diajukan
menimbulkan kerugian dan pihak yang menderita kerugian. Apabila tidak ada
hubungan kontraktual antara pihak yang menimbulkan kerugian dan pihak yang
Ada dua jalur yang dapat di gunakan oleh konsumen untuk menyelesaikan
sengketa data pribadi yaitu litigasi (melalui pengadilan) dengan cara melakukan
yang tugas dan wewenangnya anatara lain meliputi pelaksanaan penanganan dan
penyelesaian sengketa konsumen, dengan cara melalui mediasi atau arbitrase atau
konsiliasi, yang selain sebagai media penyelesaian sengketa juga dapat menjatuhkan
tersebut seperti yang telah diatur dalam Pasal 52 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Pribadi juga mengatur tentang tata cara penyelesaian sengketa yang terjadi, hal
tersebut di atur dalam Pasal 29 hingga Pasal 33. Dalam ketentuannya konsumen dapat
pengaduan tersebut paling lama 14 hari kerja sejak pengaduan diterima. Penyelesaian
sengketa Data Pribadi ini di lakukan secara musyawarah atau melalui penyelesaian
ketentuan Perundang-undangan.
4
Abdul Halim Barkatullah, Abdul Halim Barkatullah, Hukum Transaksi Elektronik, Nusa
Media, Bandung, 2017, hlm. 138
xi
III. PENUTUP
Simpulan
adanya perikatan. Perikatan tersebut terbagi menjadi dua yaitu perikatan yang
lahir dari perjanjian dan perikatan yang lahir dari Undang-Undang. Perjanjian
pribadi tersebut. 3. Ada dua jalur yang dapat di gunakan oleh konsumen untuk
Saran
Peraturan Perundang-undangan
IV. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Abdul Halim Barkatullah, Abdul Halim Barkatullah, Hukum Transaksi Elektronik,
Nusa Media, Bandung.
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, PT.Bina Ilmu,
Surabaya.
Shinta Dewi Rosadi, Cyber Law : Aspek Data Privasi Menurut Hukum Internasional,
Regional, dan Nasional, Refika Aditama, Bandung.
Peraturan Perundang-undangan
Indonesia, Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
LN Tahun 1999 No. 22, TLN No. 3821
Indonesia, Undang Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. LN
Tahun 2008 No. 251, TLN No. 5952
Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012 Tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik. LN 2012 No. 189. TLN
No. 5348