RANCANGAN UNDANG- UNDANG (RUU) PERLINDUNGAN DATA PRIBADI: STUDI KASUS KEBOCORAN DATA PESERTA BPJS KESEHATAN Anggota Kelompok
1. FADHILAH AZZAHRA (1202213113)
2. KESAF RAKHSANDIAZ (1202210457)
3. MUHAMMAD HAIKAL KAMAL (1202213192)
4. MUHAMMAD JEISA GANELA PUTRA (1202210414)
5. NABILA MELSYANA (1202210391)
DAFTAR ISI
Pendahaluan Pembahasan Penutup
Latar belakang, Kesimpulan dan saran Analisis masalah dan rumusan masalah, dan pengesahan RUU Identifikasi masalah. PENDAHULUAN Latar belakang, rumusan masalah, dan identifikasi masalah.. LATAR BELAKANG
Dengan pengaruh globalisasi yang tinggi
membuat kemudahan dalam akses mencari informasi dan komunikasi. Akibatnya muncul kerentanan baru terhadap pelanggaran privasi. Kasus kejahatan ini semakin meningkat dengan jumlah pengguna internet dan telepon seluler yang kian meningkat pula. LATAR BELAKANG Bocornya data peserta BPJS Kesehatan sendiri, yang dibobol oleh hacker menimbulkan kegelisahan bagi negara dan juga bagi para peserta BPJS Kesehatan. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan tentang sistem keamanan data diri pribadi masyarakat Indonesia. Berdasarkan isu tersebut, penulisan ini bermaksud untuk menganalisis urgensi pemerintah Indonesia dalam pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang perlindungan data pribadi. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah
“Bagaimana Urgensi pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU)
Perlindungan Data Pribadi dalam menanggapi Kasus Kebocoran Data peserta BPJS Kesehatan?”. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Masalah tersebut diidentifikasikan sebagai berikut:
1 2 3 4
Pembobolan akses data
Masyarakat masih banyak BPJS Kesehatan Kejahatan cyber di Pengesahan RUU yang belum sadar diakibatkan akibat Internet masih sering Perlindungan Data Pribadi mengenai pentingnya lemahnya sistem terjadi. dirasa kurang maksimal. melindungi data diri. keamanan yang dimiliki pihak terkait. PEMBAHASAN • Analisis Masalah dan Penyebab Kebocoran Dataanalisis masalah dan pengesahan ruu • Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi ANALISIS MASALAH DAN PENYEBAB KEBOCORAN DATA
Data para peserta BPJS yang dibobol berhasil
dijual diforum internet Raid Forum oleh akun bernama Kotz. Dari link yang diunduh Jawa Pos, data yang disimpan dalam format Microsoft Excel itu memuat informasi seperti nama, nomor kepesertaan, nomor telepon dan nomor induk kependudukan. ANALISIS MASALAH DAN PENYEBAB KEBOCORAN DATA Direktorat Tindak Pidana Siber, Upaya menelusuri kebocoran data Badan Reserse Kriminal Kepolisian pribadi telah dilakukan oleh Republik Indonesia sudah membentuk Kementerian Komunikasi dan tim untuk menyelidiki kasus dugaan Informatika (Kemenkominfo), BPJS bocornya data ini. Dan telah Kesehatan, serta Direktorat Jenderal melayangkan panggilan pemeriksaan Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepada Direktur Utama BPJS (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Kesehatan, Ali Ghufron Mukti untuk Negeri (Kemendagri). Menteri diminta klarifikasi terhadap kasus Komunikasi dan Informatika. Dari kebocoran data pribadi BPJS investigasi ditemukan data sampel Kesehatan. berjumlah 100.002 data pribadi. ANALISIS MASALAH DAN PENYEBAB KEBOCORAN DATA BPJS Kesehatan bertindak cekatan dan langsung melapor ke Kepolisian Republik Indonesia untuk melacak keberadaan transaksi alih akun hacker Kotz. Hacker luar negara atau luar negeri telah menyasar ke Indonesia. Hal ini menuntut sebuah kerja polisi untuk bekerjasama dengan interpol untuk mengajukan permintaan red notice ke Interpol pusat di Lyon, Prancis Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi
Rezim perlindungan data lahir di Eropa sebagai akibat
dari ketiadaan definisi yang jelas mengenai privasi dan kehidupan pribadi, kemudian akhirnya diatur oleh ketentuan pasal 8 Konvensi Eropa. Negara yang pertama kali mengesahkan UU Perlindungan Data adalah Jerman pada tahun 1970, kemudian diikuti oleh Inggris pada tahun yang sama, dan kemudian sejumlah negara-negara lainnya. Di Amerika Serikat adanya UU Pelaporan Kredit yang Adil pada tahun 1970 yang memuat unsur-unsur perlindungan data. Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi Pada tahun 2017, Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi sudah mulai disahkan menjadi Program Legislasi Nasional dan menjadi Prolegnas Prioritas pada tahun 2018 dan tahun 2019 ini. Saat ini RUU PDP masih dalam tahap pengharmoniasiaan. Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi RUU PDP menjadi satu-satunya harapan masyarakat. Berdasarkan catatan Badan Siber dan Sandi Negara, sepanjang tahun 2020 terdapat 2.549 kasus pencurian informasi dengan tujuan kejahatan, dan 79.439 akun yang datanya dibobol. Berkaitan kasus terbaru terkait penjualan foto selfie KTP seharusnya membuat masyarakat peka dengan perlindungan data pribadi. Pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Data Pribadi
Presiden Jokowi menugaskan DPR
untuk segera menyiapkan Regulasi UU tentang Perlindungan data Pribadi. Namun terdapat beberapa kekurangan terkait aturan yang ada dalam RUU PDP. Dengan disegerakan sah-nya RUU PDP menjadi UU dapat mengontrol permaslahan terkait perlindungan data pribadi, agar tidak semakin banyak terjadi kebocoran data. PENUTUP Kesimpulan dan Saran KESIMPULAN
Data pribadi wajib dilindungi semua
pihak. Kebijakan hukum pidana negara harus hadir melindungi hukum pemilik data pribadi sebagai arah negara melindungi data-data pribadi yang dimiliki warga masyarakat negara. Pemidanaannya juga harus jelas dan terukur bagi peretas data pribadi yang merusak tatanan perlindungan data pribadi. Kejelasan pemidanaan akan sangat berdampak pada penegakan hukum yang konkrit. KESIMPULAN
Pengesahan RUU PDP menjadi UU menjadi hal
yang sangat diperlukan, sehingga ada regulasi aturan khusus yang dapat melindungi hak privasi warga masyarakat, tanpa takut akan terjadi kebocoran data yang dimiliki dan setiap instansi swasta maupun pemerintah juga lebih berhati-hati dan meningkatkan sistem kemanan mereka dalam melindungi data pribadi masayarakat dan/atau customer. SARAN saran yang dapat penulis berikan kepada pejabat pelaksana dan pihak terkait dalam melakukan penesahan RUU PDP sebaiknya melakukan upaya preventif, agar berkurangnya hambatan-hambatan yang ada dan pengharmonisasian RUU PD dapat berjalan efektif dan efisien sehingga RUU PDP ini dapat segera diundangkan. Banyak masyarakat Indonesia yang membutuhkan adanya perlindungan data pribadi demi tercapainya jaminan, kepastian, dan juga perlindungan hukum dalam mewujudkan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera. THANK YOU
Keterlibatan Hukum Penggunaan Data Pribadi Masyarakat Terhadap Layanan Pinjaman Berbasis Fintech Dari Sudut Pandang Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia