Anda di halaman 1dari 10

HAK CIPTA SEBAGAI JAMINAN FIDUSIA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG

NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DAN UNDANG-UNDANG


NOMOR 49 TAHUN 1999
TENTANG JAMINAN FIDUSIA

Muhammad Yuris Azmi


Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
azmi.great@gmail.com
Hernawan Hadi, Moch. Najib Imanullah
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Abstract

This study aims to determine how copyright can be made the object of fiduciary assignment, why only
institution of fiduciary who is a guarantor institution debt that object collateral in the form of copyright
under the Copyright Act of 2014, knowing any difficulties that would be faced by the institution of fiduciary
in practice which ensures copyright as collateral. Based on the type of research is a normative legal
research or doctrinal refers to secondary and tertiary data sources as supporting data.
To achieve these objectives, the research is descriptive doctrinal law to provide actual data on legal
developments, circumstances or other symptoms. Data collected by literature study to collect and compile
data related to the problems examined. In this study, using the deductive logic to draw conclusions from
a problem that is common to the problems faced concrete. The approach used is by Statute Approach
(approach legislation). The results of research and discussion that copyright allows objects to be used by
the constellation collateral security law in Indonesia. It is based on has been the act in Article 16 paragraph
(4) of Act Number 28 of 2014 on Copyrights that copyright can be used as objects of fiduciary assignment.

Keywords: copyright, fiduciary security.

Abstrak

Penulisan hukum ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Hak Cipta dapat dijadikan objek jaminan
fidusia, mengapa hanya lembaga fidusia saja yang menjadi lembaga penjamin utang yang objek
jaminannya berupa Hak Cipta berdasarkan UU Hak Cipta Tahun 2014, mengetahui kesulitan apa saja
yang akan dihadapi oleh lembaga fidusia dalam praktiknya yang menjamin Hak Cipta sebagai jaminan
utang. Berdasarkan jenisnya penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif atau doktrinal yang
mengacu pada sumber data sekunder dan tersier sebagai data pendukungnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dilakukan penelitian hukum doktrinal yang bersifat deskriptif
untuk memberikan data yang aktual tentang perkembangan hukum, keadaan atau gejala-gejala lainnya.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan untuk mengumpulkan dan menyusun
data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penulisan ini menggunakan logika deduktif
yakni menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret
yang dihadapi. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan Statute Approach (Pendekatan Perundang-
undangan). Hasil penelitian dan pembahasan yaitu Hak Cipta memungkinkan untuk dijadikan objek
jaminan utang menurut konstelasi hukum jaminan di Indonesia. Hal ini didasarkan atas telah adanya
penetapan dalam Pasal 16 ayat (4) UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta bahwa Hak Cipta dapat
dijadikan sebagai objek jaminan fidusia.

Kata Kunci: jaminan, utang, Hak Cipta, fidusia.

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ... 97
A. Pendahuluan KUH Perdata, hukum adat, ataukah kepada
campuran keduanya?
Hak Cipta merupakan salah satu bagian
dari kekayaan intelektual yang memiliki ruang Asas hukum dalam jaminan fidusia harus
lingkup objek dilindungi paling luas, karena berjalan secara harmonis dengan asas hukum
mencakup ilmu pengetahuan, seni dan sastra di bidang hukum jaminan kebendaan lainnya.
(art and literary) yang di dalamnya mencakup Ketidaksinkronan pengaturan asas hukum dalam
pula program komputer. Perkembangan ekonomi jaminan fidusia dengan jaminan kebendaan lainnya
kreatif yang menjadi salah satu andalan Indonesia akan menyulitkan penegakan hukum jaminan
dan berbagai negara dan berkembang pesatnya fidusia tersebut terutama dalam menentukan Hak
teknologi informasi dan komunikasi mengharuskan Cipta sebagai objek jaminannya. Berdasarkan
adanya pembaruan Undang-Undang Hak Cipta, apa yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan
mengingat Hak Cipta menjadi basis terpenting dari bahwa pengaturan Hak Cipta sebagai jaminan
ekonomi kreatif nasional. Dengan Undang-Undang fidusia merupakan isu yang menarik dan aktual
Hak Cipta yang memenuhi unsur pelindungan untuk dibahas.
dan pengembangan ekonomi kreatif ini maka
diharapkan kontribusi sektor Hak Cipta dan Hak B. Metode Penelitian
Terkait bagi perekonomian negara dapat lebih
optimal. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum
normatif atau doktrinal. Penelitian yang dilakukan
Salah satu hal baru yang menarik dari
bersifat deskriptif yaitu menggambarkan gejala-
Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2014 ini adalah
gejala di lingkungan masyarakat terhadap suatu
pada Pasal 16 ayat (3) Paragraf 3 mengenai
kasus yang diteliti, pendekatan yang dilakukan
Pengalihan Hak ekonomi Undang-Undang Nomor
yaitu pendekatan kualitatif yang merupakan
28 Tahun 2014 yaitu adanya pengaturan mengenai
tata cara penelitian yang menghasilkan data
peralihan Hak Cipta yang dapat dijadikan objek
deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan
jaminan fidusia. Ketentuan ini menjadi landasan
perUndang-Undangan, pendekatan sejarah serta
motivasi bagi para pencipta untuk lebih produktif
pendekatan konseptual. Penelitian ini dilakukan
dalam menciptakan karya-karya baru. Hal ini yang
di Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas
menjadi dasar bahwa Negara menghargai para
Maret Surakarta, Perpustakaan Fakultas Hukum
pencipta atas hasil ciptaannya.
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan instansi
Aturan baru tersebut menjadi kajian penting yang terkait dengan objek penelitian yakni
di bidang perekonomian Indonesia. Aturan Direktoral Jendral Administrasi Hukum Umum,
tersebut menjadi polemik yang sulit untuk di dan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual
aplikasikan karena mengingat jaminan fidusia Divisi Hak Cipta. Jenis dan sumber bahan hukum
masih menggunakan dasar hukum yang lama dalam penelitian ini menggunakan KUH Perdata,
yaitu Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 KUH Dagang, UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang
tentang Jaminan Fidusia. Di dalamnya pun Hak Cipta dan UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang
masih banyak problematika yang muncul, Jaminan Fidusia sebagai bahan hukum primer;
sedangkan pengaturan mengenai Hak Cipta teori-teori dari para ahli yang terdapat di dalam
terus berkembang. Pengaturan mengenai Hak buku-buku referensi, jurnal hukum maupun yang
Cipta yang dapat dijaminkan sebagai jaminan berasal dari media baik media cetak maupun
fidusia juga hanya sebatas pemberitahuan. Aturan media elektronik (internet) sebagai bahan hukum
teknis tentang tata cara pelakasanaannya belum sekunder; dan Kamus Besar Bahasa Indonesia
diatur oleh Undang-Undang. Sehingga perlu dan Kamus Hukum sebagai bahan hukum tersier.
adanya peraturan baru yang mengatur teknis
Penelitian hukum ini menggunakan teknik
pelakasanaannya.
pengumpulan data dengan studi dokumen
Undang-Undang Jaminan Fidusia hanya atau bahan pustaka baik dari media cetak
mengatur luang lingkup objeknya secara umum. maupun elektonik (internet). Terhadap data
Persoalan ketidakjelasan objek fidusia terlihat dari sekunder dikumpulkan dengan melakukan
segi sistem, disebabkan oleh belum terbentuknya studi kepustakaan, yaitu dengan mencari dan
sistem hukum benda nasional sebagai induk mengumpulkan data serta mengkaji peraturan per-
dari hukum jaminan. Akibatnya, tidak terdapat Undang-Undangan yang terkait, hasil penelitian,
kesinkronan asas hukum yang mengatur jaminan jurnal ilmiah, artikel ilmiah, dan makalah seminar
fidusia. Permasalahannya, kepada sistem hukum yang berhubungan dengan Hak Cipta sebagai
benda yang mana jaminan fidusia harus tunduk, objek jaminan fidusia. Data yang diperoleh baik dari
apakah kepada sistem hukum benda menurut studi kepustakaan akan dianalisis secara deskriptif

98 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ...
kualitatif. Data yang diperoleh dikelompokkan dan akta yang bersangkutan dengan
di seleksi kualitas dan kebenarannya, kemudian cara seperti ditentukan dalam
dihubungkan dengan teori-teori, asas-asas, dan Pasal 620 KUHPerdata antara lain
kaidah-kaidah hukum yang diperoleh dari studi membukukannya dalam register.
kepustakaan sehingga diperoleh jawaban atas 3) Pembebanan (bezwaring)
permasalahan yang dirumuskan. Pembebanan terhadap
benda bergerak berdasarkan
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pasal 1150 KUHPerdata harus
dilakukan dengan gadai, sedangkan
1. Hak Cipta sebagai Objek Jaminan Fidusia pembebanan terhadap benda tidak
a. Hak Cipta sebagai Benda Bergerak Tidak bergerak menurut Pasal 1162
Berwujud (Immateriil) KUHPerdata harus dilakukan
Menurut Subekti, suatu benda dengan hipotek. Sejak berlakunya
dihitung termasuk golongan benda yang Undang-Undang Nomor 4 Tahun
bergerak karena sifatnya atau karena 1996 tentang Hak Tanggungan
ditentukan oleh undang-undang. Suatu Atas Tanah Beserta Benda-Benda
benda yang bergerak karena sifatnya Yang Berkaitan Dengan Tanah,
ialah benda yang tidak tergabung dengan maka atas tanah beserta benda-
tanah atau dimaksudkan untuk mengikuti benda yang berkaitan dengan tanah
tanah atau bangunan, jadi misalnya hanya dapat dibebankan dengan
barang perabot rumah tangga. Tergolong Hak Tanggungan. Sedangkan untuk
benda yang bergerak karena penetapan benda-benda bergerak juga dapat
undang-undang ialah misalnya dijaminkan dengan lembaga fidusia
vruchtgebruik dari suatu benda yang menurut Undang-Undang Nomor
bergerak, lijfrenten, surat-surat sero dari 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
suatu perseroan perdagangan, surat- Fidusia.
surat obligasi negara, dan sebagainya. 4) Daluwarsa (verjaring)
(2001: 62) Terhadap benda bergerak, tidak
Menurut Frieda Husni Hasbullah, dikenal daluwarsa sebab menurut
pentingnya pembedaan tersebut Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata,
berkaitan dengan empat hal yaitu bezit atas benda bergerak adalah
penguasaan, penyerahan, daluwarsa, sama dengan eigendom; karena itu
dan pembebanan. Keempat hal yang sejak seseorang menguasai suatu
dimaksud adalah sebagai berikut: (2002: benda bergerak, pada saat itu atau
45-48) detik itu juga ia dianggap sebagai
1) Kedudukan berkuasa (bezit) pemiliknya. Terhadap benda tidak
Bezit atas benda bergerak bergerak dikenal daluwarsa karena
berlaku sebagai titel yang sempurna menurut Pasal 610 KUHPerdata,
(Pasal 1977 KUHPerdata). Tidak hak milik atas sesuatu kebendaan
demikian halnya bagi mereka yang diperoleh karena daluwarsa.
menguasai benda tidak bergerak,
karena seseorang yang menguasai Dalam ketentuan Pasal 16 ayat (1)
benda tidak bergerak belum tentu Undang-Undang Hak Cipta Tahun 2014
adalah pemilik benda tersebut. disebutkan bahwa “Hak Cipta merupakan
benda bergerak tidak berwujud”.
2) Penyerahan (levering)
Kaitannya dengan penggolongan benda
Menurut Pasal 612 tidak bergerak menurut Subekti dan
KUHPerdata, penyerahan benda Frieda Husni Hasbullah di atas, Hak
bergerak dapat dilakukan dengan Cipta termasuk dalam kategori benda
penyerahan nyata (feitelijke bergerak karena ditentukan Undang-
levering). Dengan sendirinya Undang seperti yang termuat dalam
penyerahan nyata tersebut adalah Pasal 511 KUHPerdata. Otto Hasibuan
sekaligus penyerahan yuridis menambahkan, “Dengan demikian, Hak
(juridische levering). Sedangkan Cipta merupakan hak milik (property
menurut Pasal 616 KUHPerdata, right) yang kepadanya berlaku sifat-sifat
penyerahan benda tidak bergerak hak milik sebagaimana diatur dalam
dilakukan melalui pengumuman

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ... 99
perundang-undangan hukum perdata.” Menurut Salim, sifat manunggalnya
(2008:108) Hak Cipta yang menyebabkan Hak Cipta
Dalam Pasal 1 ayat (4) Undang- tidak dapat digadaikan, karena apabila
Undang Fidusia Tahun 1999 disebutkan digadaikan itu berarti si pencipta harus
bahwa benda yang menjadi objek pula ikut beralih ke tangan kreditor.
jaminan fidusia adalah segala sesuatu Sesuai dengan peraturan gadai yang
yang dapat dimiliki dan dialihkan, baik objeknya berpindah ke tangan pihak
yang berwujud maupun yang tidak kreditor. Berbeda dengan hipotek yang
berwujud, yang terdaftar maupun yang hanya dapat dilakukan terhadap benda-
tidak terdaftar, yang bergerak maupun benda tidak bergerak, bendanya tetap
yang tak bergerak yang tidak dapat berada ditangan debitor, bilamana benda
dibebani hak tanggungan atau hipotek. tersebut dijadikan objek hipotek. (Saidin,
Oleh sebab itu kaitannya dengan 2013:66)
objek jaminan fidusia, Hak Cipta telah Peralihan Hak Cipta dapat beralih
memenuhi salah satu syarat benda yang baik sebagian maupun seluruhnya.
dapat dijadikan objek jaminan fidusia Pada Pasal 17 ayat (1) UU Hak Cipta
karena sifatnya termasuk kedalam Tahun 2014 disebutkan bahwa, “Hak
kategori benda bergerak tidak berwujud ekonomi atas suatu Ciptaan tetap berada
karena ditentukan oleh Undang-Undang. di tangan Pencipta atau Pemegang Hak
(Pasal 16 ayat (1) UU Hak Cipta Tahun Cipta selama Pencipta atau Pemegang
2014) Hak Cipta tidak mengalihkan seluruh hak
b. Hak Cipta dapat Beralih dan Dialihkan ekonomi dari Pencipta atau Pemegang
Hak Cipta tersebut kepada penerima
Sebagai benda bergerak, Hak
pengalihan hak atas Ciptaan.” Dan bunyi
Cipta dapat dialihkan baik sebagian
Pasal 17 ayat (2),” Hak ekonomi yang
maupun seluruhnya kecuali dalam hal
dialihkan Pencipta atau Pemegang Hak
hak moral yang tidak dapat dialihkan
Cipta untuk seluruh atau sebagian tidak
karena sifat manunggalnya yang melekat
dapat dialihkan untuk kedua kalinya
pada ciptaan walaupun telah dialihkan
oleh Pencipta atau Pemegang Hak
dengan berbagai cara peralihan yang
Cipta yang sama.” Peralihan Hak Cipta
diatur dalam Undang-Undang. Pada
secara seluruhnya dapat disebabkan
Penjelasan Pasal 16 ayat (2) UU Hak
oleh pewarisan, hibah, wakaf, wasiat,
Cipta Tahun 2014 menyebutkan bahwa
perjanjian tertulis atau karena sebab
yang dimaksud dengan "dapat beralih
lain yang dibenarkan sesuai dengan
atau dialihkan" hanya hak ekonomi, ketentuan peraturan perundang-
sedangkan hak moral tetap melekat undangan. (Pasal 16 ayat (2) UU Hak
pada diri Pencipta. Pengalihan Hak Cipta Cipta Tahun 2014)
harus dilakukan secara jelas dan tertulis
Perjanjian lisensi merupakan salah
baik dengan atau tanpa akta notaris.
satu cara peralihan Hak Cipta yang
Vo l l m a r m e n u l i s k a n , “ u n t u k tergolong dalam peralihan sebagian dan
penyerahan benda bergerak dapat bukan peralihan seluruhnya. Hal ini dapat
dilakukan pemberian secara nyata, dilihat dari bunyi Pasal 82 ayat (3) UU
sedangkan untuk benda tidak bergerak Hak Cipta Tahun 2014 yang berbunyi,”
penyerahannya dilakukan dengan akte Perjanjian Lisensi dilarang menjadi
pendaftaran.” (Saidin, 2013:66) Hal ini sarana untuk menghilangkan atau
berlaku pada Hak Cipta, Hak Cipta tidak mengambil alih seluruh hak Pencipta atas
dapat dilakukan penyerahan secara Ciptaannya.” Namun kaitannya dengan
nyata karena sifat manunggalnya dengan objek jaminan, kecuali diperjanjikan
pencipta dan bersifat tidak berwujud lain, pemegang hak lisensi tidak dapat
seperti yang telah dibahas di atas bahwa menjaminkan Hak Cipta karena perjanjian
Hak Cipta merupakan benda bergerak lisensi hanya sebatas melaksanakan hak
tidak berwujud, sehingga penyerahannya ekonomi yang diberikan oleh pemegang
hanya dapat dilakukan melalui akte Hak Cipta atau pemilik hak terkait dengan
pendaftaran. (Pasal 16 ayat (1) UU Hak syarat dan ketentuan yang tertulis dalam
Cipta Tahun 2014) perjanjian lisensi.

100 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ...
Dalam Pasal 18 UU Hak Cipta atau pemegang hak (right owner/right
Tahun 2014 secara eksplisit menjelaskan holder).
bahwa Hak Cipta dapat diperjual-belikan. Menurut Saliman hak ekonomi
Namun Pasal tersebut melindungi adalah hak untuk mendapatkan manfaat
pencipta dari sistem jual putus (sold ekonomi atas ciptaan serta produk hak
flat). Bunyi dari Pasal 18 UU Hak Cipta terkait. Secara umum, hak ekonomis
Tahun 2014, “Ciptaan buku, dan/atau merupakan hak eksklusif dari pengarang
semua hasil karya tulis lainnya, lagu untuk memperoleh keuntungan-
dan/atau musik dengan atau tanpa teks keuntungan ekonomi. Hak ekonomis
yang dialihkan dalam perjanjian jual ini meliputi hak memperbanyak, hak
putus dan/atau pengalihan tanpa batas distribusi, hak pertunjukan, dan hak
waktu, Hak Ciptanya beralih kembali peragaan. (2005:197),
kepada Pencipta pada saat perjanjian Hak cipta adalah hak eksklusif atau
tersebut mencapai jangka waktu 25 yang hanya dimiliki si Pencipta atau
(dua puluh lima) tahun.” Yang kemudian Pemegang Hak Cipta untuk mengatur
dijelaskan pada Penjelasan Pasal 18,” penggunaan hasil karya atau hasil olah
Yang dimaksud dengan "jual putus" gagasan atau informasi tertentu. Pada
adalah perjanjian yang mengharuskan dasarnya, Hak Cipta merupakan "hak
Pencipta menyerahkan Ciptaannya untuk menyalin suatu ciptaan" atau
melalui pembayaran lunas oleh pihak hak untuk menikmati suatu karya. Hak
pembeli sehingga hak ekonomi atas cipta juga sekaligus memungkinkan
Ciptaan tersebut beralih seluruhnya pemegang hak tersebut untuk
kepada pembeli tanpa batas waktu, atau membatasi pemanfaatan, dan mencegah
dalam praktik dikenal dengan istilah sold pemanfaatan secara tidak sah atas suatu
flat.” ciptaan. Mengingat hak eksklusif itu
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mengandung nilai ekonomis yang tidak
Hak Cipta dapat dialihkan baik sebagian semua orang bisa membayarnya, maka
maupun seluruhnya dengan berbagai untuk adilnya hak eksklusif dalam Hak
cara peralihan yang telah disebutkan Cipta memiliki masa berlaku tertentu
di dalam Pasal 16-18 UU Hak Cipta yang terbatas. (Haris Munandar dan Sally
Tahun 2014. Sehingga kaitannya dengan Sitanggang, 2008:14)
objek jaminan fidusia, Hak Cipta telah Dalam Pasal 8 UU Hak Cipta Tahun
memenuhi salah satu syarat benda yang 2014 juga disebutkan bahwa, “Hak
dapat dibebani fidusia yaitu benda yang ekonomi merupakan hak eksklusif
dapat dialihkan. (Pasal 1 ayat (4) UU Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
Fidusia Tahun 1999) mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan.” Dari pengertian hak ekonomi di
c. Hak Cipta Memiliki Nilai ekonomis yang atas dapat disimpulkan bahwa Hak Cipta
Dapat Dijaminkan memiliki manfaat yang bersifat ekonomis
Dalam sistem hukum, HKI dan melalui cara peralihannya, Hak Cipta
merupakan bagian dari hak kekayaan memiliki nilai yang bersifat ekonomis dan
atau hak kepemilikan (property) yang dapat dinilai dengan uang. Sehingga
memiliki nilai ekonomi atau “economic dapat disimpulkan bahwa Hak Atas
rights”, karena adanya hak eksklusif Kekayaan Intelektual dalam hal ini adalah
untuk mengeksploitasi tersebut. Harold Hak Cipta, merupakan hak eksklusif
F. Lusk memberikan batasan tentang yang diberikan oleh Undang-Undang
hak milik atau ownership sebagai, “the kepada seseorang atau sekelompok
exclusive right to possess, enjoy and orang sebagai hasil kreatifnya yang
dispose or rights having economic di ekspresikan ke khalayak umum
value”. Bahwa hak milik merupakan hak dalam bentuk nyata yang memiliki nilai
eksklusif untuk menguasai, menikmati ekonomis dan dapat dinilai dengan uang.
dan mengatur suatu objek atau hak-hak Dalam hal perjanjian kredit atau
yang memiliki nilai ekonomi. (Djuhaendah utang-piutang, untuk menanggung atau
Hasan, 1996:43) Sebagai asset yang menjamin pembayaran atau pelunasan
bernilai ekonomi, maka HKI memberikan utang tertentu, debitor umumnya
keuntungan ekonomis bagi pemilik hak diwajibkan menyediakan jaminan

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ... 101
berupa agunan (kebendaan tertentu) guna memastikan pelunasan utangnya
yang dapat dinilai dengan uang, yang sebagaimana yang tertuang dalam
nilainya minimal sebesar jumlah utang perjanjian pokoknya, sedangkan kreditor
yang diberikan kepadanya. Untuk itu manjadi lebih yakin akan niat baik
seharusnya lembaga penjamin utang debitor, apabila ada benda tertentu yang
atau perseorangan meminta kebendaan mempunyai nilai ekonomis yang diikat
jaminan dengan maksud agar apabila dalam perjanjian yang dikenal dengan
debitor tidak dapat melunasi utangnya jaminan kebendaan. Jaminan haruslah
(wanprestasi) atau dinyatakan pailit, dikuasai hak hukumnya secara sah
maka kebendaan jaminan tersebut dapat oleh debitor atau penjamin, serta dapat
dicairkan atau diuangkan guna menutupi diterima oleh kreditor karena jaminan
pelunasan atau pengembalian uang tersebut dianggap bernilai ekonomis.
pinjaman (utang). Ini berarti, bahwa tidak Syarat suatu benda untuk dapat
semua kebendaan atau hak-hak (piutang- dijadikan objek jaminan fidusia diatur
piutang) dapat dijadikan sebagai jaminan dalam Pasal 1 angka 4 UU Nomor 4
utang, kecuali kebendaan jaminan Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
yang bersangkutan telah memenuhi yang berbunyi, “Benda adalah segala
persyaratan untuk dijadikan sebagai sesuatu yang dapat dimiliki dan dialihkan,
jaminan utang. Dalam hal ini yang dijamin baik yang berwujud maupun yang tidak
selalu pemenuhan suatu kewajiban yang berwujud, yang terdaftar maupun yang
dapat dinilai dengan uang. Dalam hal tidak terdaftar, yang bergerak maupaun
ini, salah satu syarat benda yang dapat yang tidak bergerak yang tidak dapat
dijaminkan adalah benda yang memiliki disebani Hak Tanggungan atau Hipotek”
nilai yang bersifat ekonomis dan dapat Dari bunyi Pasal di atas dapat
dinilai dengan uang. (Subagio Gigih disimpulkan bahwa benda yang dapat
Wijaya, 2010:96-97) dijadikan sebagai objek jaminan fidusia
Dengan demikian dapat dikatakan berupa:
bahwa kebendaan jaminan dimaksudkan a. Benda yang berwujud maupun tidak
untuk memberikan perlindungan dan berwujud;
sekaligus kepastian hukum, baik kepada b. Benda yang terdaftar maupun tidak
kreditor maupun kepada debitor. Bagi terdaftar;
kreditor dengan diikatnya suatu utang
c. Benda yang tidak dapat dibebani
dengan kebendaan jaminan, hal itu
dengan Hak Tanggungan atau
kan memberikan kepastian hukum
hipotek; dan
jaminan pelunasan utang debitor
seandainya debitor wanprestasi atau d. Benda tersebut harus dapat dimiliki
dinyatakan pailit. Kebendaan jaminan dan dialihkan.
akan memberikan kepastian hukum Dari keseluruhan pemaparan di atas
kepada pihak kreditor beserta dengan dapat kita simpulkan bahwa Hak Cipta
bunganya akan tetap kembali dengan sebagai benda bergerak tidak berwujud
cara menguangkan kebendaan jaminan merupakan salah satu bentuk kekayaan
utang yang bersangkutan. J. Satrio intelektual yang memiliki manfaat yang
menambahkan, “Oleh karena itu benda bernilai ekonomis dan dapat dialihkan
sebagai jaminan seharusnya benda yang melalui berbagai cara yang diatur dalam
dapat dialihkan dan mempunyai nilai jual Undang-Undang. Hak kepemilikan Hak
(ekonomis), karena apabila debitor cidera Cipta dapat muncul secara otomatis
janji (wanprestasi) yang dilanjutkan sejak lahirnya Hak Cipta baik didaftarkan
dengan kreditor mengeksekusi benda maupun tidak, namun apabila dijadikan
jaminan tersebut untuk tujuan melunasi objek jaminan, maka wajib didaftarkan.
utang debitor, lalu ternyata benda yang Hak cipta juga tidak dapat dibebani
dijaminkan itu tidak dapat dialihkan dan dengan hak tanggungan atau hipotek
tidak mempunyai nilai jual, maka hal karena sifat Hak Cipta yang merupakan
tersebut akan merugikan pihak kreditor.” benda bergerak. Hal tersebut menjadikan
(J. Satrio, 2000:13) Hak Cipta termasuk dalam objek jaminan
Menjaminkan suatu benda fidusia karena telah memenuhi semua
merupakan salah satu itikad baik debitor, unsur-unsur dan syarat-syarat untuk

102 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ...
menjadi objek jaminan fidusia. Sehingga arti pemberi fidusia dan penerima
Hak Cipta sangat dimungkinkan untuk fidusia berkewajiban melaksanakan
dijadikan objek jaminan utang dalam kesepakatan tersebut tanpa ada maksud
bentuk jaminan fidusia. untuk melakukan kecurangan, misalnya
apabila debitor wanprestasi, kreditor
2. Lembaga Fidusia Sebagai Lembaga baru dapat melakukan eksekusi barang
Penjamin Utang yang Objek Jaminannya jaminan. kemudian apabila terdapat
Hak Cipta kelebihan harga barang yang dilelang
harus dikembalikan kepada debitor
a. Penguasaan Benda Jaminan Fidusia (pemberi fidusia). (Sudjana, 2012:410)
Beberapa prinsip utama dan jaminan Hak cipta sebagai hak kebendaan
fidusia adalah sebagai berikut: (Sri dalam sistem hukum benda tergolong
Soedewi Maschjoen Sofwan, 1997:27) kedalam benda bergerak yang tidak
1) Bahwa secara riil, pemegang fidusia berwujud. Tetapi di dalam pengikatan
hanya berfungsi sebagai pemegang jaminannya tidak dapat memenuhi syarat
jaminan saja, bukan sebagai pemilik keharusan penguasaan atas benda
yang sebenarnya. jaminan bagi penerima gadai apabila
2) Hak pemegang fidusia untuk dilakukan dengan gadai. Hal tersebut
mengeksekusi barang jaminan baru disebabkan Hak Cipta tidak dapat
ada apabila ada wanprestasi dari memenuhi persyaratan penyerahan
pihak debitor. benda objek gadai. Surat berharga
3) Apabila hutang sudah dilunasi, dan hak atas piutang dapat diserahkan
maka objek jaminan fidusia harus dengan endosemen dan cessie sehingga
dikembalikan kepada pihak pemberi pengikatannya dapat dilakukan dengan
fidusia. l e m b a g a j a m i n a n g a d a i . Te t a p i ,
4) Apabila hasil penjualan (eksekusi) penyerahan untuk Hak Cipta tidak
barang fidusia melebihi jumlah cukup dilakukan dengan penyerahan
hutangnya, maka sisa hasil penjualan sertifikat Hak Cipta saja. Prosedur
harus dikembalikan kepada pemberi penyerahannya dengan melakukan
fidusia. permohonan pendaftaran peralihan
Hak Cipta pada Ditjen HKI. Oleh karena
Apabila hal tersebut di atas itu jenis lembaga jaminan yang dapat
dianalisis berdasarkan prinsip-prinsip diikatkan pada Hak Cipta adalah dengan
hukum perjanjian, maka nampak menggunakan lembaga jaminan fidusia.
bahwa prinsip kebebasan berkontrak (Subagio Gigih Wijaya, 2010: 132)
merupakan dasar bagi pencipta atau Sehingga apabila melihat objek
pemegang Hak Cipta dan pemberi jaminan fidusia yang berupa Hak Cipta,
kredit (fidusia). Penerapan prinsip maka debitor dalam hal ini pencipta atau
tersebut berkaitan dengan kebebasan pemegang Hak Cipta tetap menguasai
debitor (pemberi fidusia) dan kreditor benda/barang ciptaannya dan akan
(penerima fidusia) untuk melakukan tetap mendapatkan keuntungan yang
perjanjian. Namun setelah perjanjian bersifat ekonomis dari ciptaannya untuk
disepakati berlakulah sebagai undang- tujuan pelunasan utang kepada kreditor
undang bagi para pihak, sehingga harus pemegang jaminan fidusia.
ditaati (prinsip pacta sunt servanda).
Ketaatan terhadap perjanjian tersebut b. Syarat Hak Cipta Dijadikan Objek
berkaitan dengan unsur kepercayaan Jaminan Fidusia
bahwa pemberi fidusia akan melakukan
Suatu Hak Cipta yang akan dijadikan
kewajibannya sesuai dengan yang
jaminan utang sebaiknya telah terdaftar
telah disepakati, antara lain memelihara
dalam daftar umum ciptaan walaupun
barang jaminan dan melunasi utangnya.
dalam undang-undangnya tidak
Sebaliknya penerima fidusia berjanji
diharuskan suatu Hak Cipta itu untuk
akan mengembalikan penguasaan
didaftarkan karena sistem dari Hak Cipta
secara yuridis kepada pemberi fidusia
bukanlah dengan pencatatan (konstitutif)
setelah utangnya dilunasi. Kesepakatan
tetapi dengan pengumuman (deklaratif)
tersebut harus dilaksanakan dengan
saja Hak Cipta tersebut telah diakui.
itikad baik (prinsip itikad baik), dalam

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ... 103
Akan tetapi pendaftaran suatu ciptaan ke Cipta dapat dijaminkan dengan fidusia,
Ditjen HKI sebagai lembaga pencatatan tampaknya fidusia Hak Cipta untuk
Hak Cipta di Indonesia, sebenarnya akan sementara ini masih belum diminati oleh
sangat berguna dalam hal pembuktian pelaku bisnis. Hal ini dipengaruhi antara
apabila ada sengketa kepemilikan di lain karena merasa hukumnya masih
kemudian hari, pendaftaran ini walaupun belum jelas dan nilai objeknya juga belum
dalam Pasal 72 UU Hak Cipta disebutkan pernah diketahui nilai pasarannya seperti
“Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar barang bergerak lainnya.
Umum Ciptaan tidak mengandung Kesulitan dalam mengaplikasikan
arti sebagai pengesahan atas isi, arti, Pasal 16 ayat (3) UU Hak Cipta Tahun
maksud, atau bentuk dari Ciptaan yang 2014 adalah dalam menaksir atau menilai
didaftar” Namun, dalam penilaian Hak dan menetapkan harga (di-appraisal)
Cipta sebagai objek jaminan utang, suatu Hak Cipta yang dilakukan oleh
sertifikat Hak Cipta sebagai bukti tertulis lembaga fidusia maupun perbankan.
kepemilikan akan Hak Cipta tentu akan Dalam hal benda yang dijaminkan
sangat membantu pembuktian siapa adalah Hak Cipta, penaksir nantinya
pemilik Hak Cipta tersebut. (Subagio akan mengalami kesulitan dalam
Gigih Wijaya, 2010: 131) menentukan besaran nilai ekonomis Hak
Syarat lain Hak Cipta tersebut Cipta yang dijaminkan. Penaksir harus
masih dalam masa perlindungan. Masa memiliki pengalaman dan kemampuan
berlakunya Hak Cipta tersebut penting memprediksi nilai Hak Cipta yang akan
artinya dalam hal perlindungan dan dijaminkan.
kepemilikan terhadap hak tersebut, Menurut Sudjana, fidusia yang
apabila masih berlaku tentu saja nilai berupa Hak Cipta dapat saja didaftarkan,
ekonomis Hak Cipta tersebut masih hanya yang menjadi masalah cara
terjamin dan masih dapat dipertahankan mengidentifikasinya. Apabila berupa
terhadap siapa saja. barang berwujud lebih mudah karena
barang tersebut dapat diperinci jenis atau
c. Kesulitan Lembaga Fidusia Dalam spesifikasinya. Ada kemungkinan untuk
Proses Penjaminan Hak Cipta sebagai Hak Cipta yang didaftarkan ke Direktorat
Objeknya Jenderal Hal Kekayaan Intelektual masih
Dalam fidusia tidak ada kewajiban bisa dikualifikasi yaitu berdasarkan
bagi debitor untuk menyerahkan barang nomor register pendaftarannya, tetapi
yang difidusiakan. Hak cipta yang untuk Hak Cipta yang tidak didaftarkan
difidusiakan tetap dikuasai oleh debitor akan menimbulkan kesulitan. (Sudjana,
sebagai pemegang Hak Cipta. Satu hal 2012:413)
yang terpenting di sini adalah karena Apabila ketentuan tentang kekuatan
fidusia wajib didaftarkan di Dirjen HKI eksekutorial dari Sertifikat Jaminan
maka sertifikat fidusia merupakan Fidusia diterapkan untuk jaminan yang
sebuah bukti wujud Hak Cipta yang objeknya Hak Cipta, maka ketentuan
dijaminkan secara fidusia. Apabila proses eksekusinya (penjualan objek
dibandingkan dengan gadai yang lahir fidusia yang berupa Hak Cipta) harus telah
tanpa pendaftaran, kreditor juga akan tertulis dalam klausula perjanjiannya.
sulit membuktikan adanya gadai Hak Karena dengan mengeksekusi Hak Cipta
Cipta. berarti Hak Cipta akan dialihkan kepada
Apabila utang debitor di kemudian pihak ketiga yang membeli lelang Hak
hari tidak dapat dilunasi, maka kreditor Cipta yang dijaminkan. Peralihan yang
dapat menarik Hak Cipta dari kekuasaan akan digunakan adalah perjanjian tertulis
debitor untuk dilakukan eksekusi fidusia. seperti yang tercantum pada Pasal 16
Penarikan dilakukan dengan cara debitor ayat (2) huruf e UU Hak Cipta Tahun 2014
membuat pemyataan bahwa debitor yang berbunyi, “Hak cipta dapat beralih
menyerahkan Hak Cipta sebagai objek atau dialihkan, baik sebagian maupun
fidusia kepada kreditor untuk kepentingan seluruhnya karena: […] e. perjanjian
pelaksanaan pelunasan utang dengan tertulis.”
melakukan penjualan barang tersebut. Apabila terjadi perubahan mengenai
Selanjutnya setelah mengetahui Hak hal-hal yang tercantum dalam Sertifikat

104 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ...
Jaminan Fidusia, penerima fidusia wajib dalam hal nilai ke-ekonomian Hak Cipta
mengajukan permohonan pendaftaran tersebut karena masih dapat dipertahankan
atas perubahan tersebut kepada Kantor terhadap siapa saja.
Pendaftaran Fidusia. Kantor Pendaftaran 2. Lembaga jaminan yang terpilih oleh UU Hak
Fidusia pada tanggal yang sama dengan Cipta Tahun 2014 adalah fidusia karena dari
tanggal penerimaan permohonan sifat dan penguasaan benda jaminan, fidusia
perubahan, melakukan pencatatan adalah satu-satunya lembaga penjamin
perubahan tersebut dalam buku Daftar utang yang dapat dibebani utang dengan
Fidusia dan menerbitkan Pernyataan objek jaminannya berupa Hak Cipta. Dalam
Perubahan yang merupakan bagian praktiknya nanti, petugas fidusia akan
tak terpisahkan dan Sertifikat Jaminan mengalami kesulitan dalam menaksir nilai
Fidusia. ekonomis barang/benda jaminan yang
Ketentuan tersebut masih tidak berupa Hak Cipta tidak seperti barang/
jelas, apakah perubahan dalam benda berwujud yang memiliki nilai yang
sertifikat jaminan fidusia tersebut dapat ditentukan melalui harga pasar. Belum
berkaitan dengan objek fidusia yaitu adanya aturan pelaksaaan yang mengatur
barangnya atau akte jaminan fidusianya? secara detail pelaksanaan pendaftaran
Ketidakjelasan pengaturan tersebut Hak Cipta yang dijaminkan melalui fidusia
menandakan perlunya perbaikan melalui akan menambah kesulitan lembaga fidusia
pengembangan atau pembangunan dalam menetapkan Hak Cipta sebagai objek
hukum agar kepastian hukum dapat jaminannya. Hal ini disebabkan karena
tercapai sesuai dengan teori hukum belum adanya perangkat-perangkat yang
pembangunan. Apabila hal itu dikaitkan mendukung dalam pelaksanaan pengaturan
dengan fidusia untuk Hak Cipta, dapat tersebut, seperti tata cara pelaksanannya,
saja terjadi perubahan pemegang Hak penilaian nilai ekonomis Hak Cipta, bagaimana
Cipta misalnya karena terjadinya lisensi pencairan dari Hak Cipta tersebut.
terhadap Hak Cipta tersebut. Hal ini
berakibat juga terhadap perubahan akte
E. Saran
jaminan fidusianya (perubahan klausula
perjanjiannya), karena pemberi fidusia 1. Lembaga fidusia harus mulai mempersiapkan
(pemegang Hak Ciptanya) berubah. diri untuk menerima Hak Cipta sebagai
Belum adanya aturan yang mengatur objek jaminan utang mengingat UU Hak
tentang pelaksanaan Hak Cipta sebagai Cipta Tahun 2014 telah menetapkan bahwa
objek jaminan fidusia akan menambah Hak Cipta dapat dijadikan objek jaminan
kesulitan lembaga terkait dalam utang yang lembaga penjaminnya adalah
menentukan Hak Cipta sebagai objek fidusia, setidak-tidaknya dapat dijadikan
jaminannya. sebagai jaminan tambahan mengingat saat
ini perlindungan dan penegakan hukum Hak
Cipta di Indonesia masih belum maksimal
D. Simpulan dan masih tingginya tingkat pembajakan di
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat Indonesia sehingga tingkat ekonomis suatu
disimpulkan hal-hal berikut: Hak Cipta akan berkurang.
1. Hak cipta merupakan hak kebendaan yang 2. Perlunya segera dibentuk suatu Peraturan
termasuk dalam kategori benda bergerak tidak Pelaksanaan yang mengatur penggunaan
berwujud dan memiliki hak kepemilikan, dapat Hak Cipta sebagai jaminan utang di Indonesia
beralih dan dialihkan baik sebagian maupun dengan tegas dan detail sehingga akan
seluruhnya, memiliki nilai ekonomis yang menjadi landasan hukum yang kuat bagi
dapat dijaminkan, sehingga Hak Cipta telah lembaga penjamin utang yang bersangkutan,
memenuhi salah syarat-syarat objek jaminan. dalam hal ini adalah lembaga fidusia untuk
Hak cipta yang akan dijadikan objek jaminan menggunakan Hak Cipta sebagai objek
utang wajib didaftarkan dalam daftar umum jaminan utang.
ciptaan sebagai bukti kepemilikan suatu Hak 3. Perlunya mendaftarkan Hak Cipta yang akan
Cipta, walaupun dalam undang-undangnya dijadikan jaminan utang dalam daftar umum
Hak Cipta tidak harus didaftarkan. Syarat ciptaan walaupun dalam undang-undangnya
lain ialah masa berlaku perlindungan Hak tidak mengharuskan suatu Hak Cipta itu untuk
Cipta tersebut belum habis, ini penting artinya didaftarkan karena sistem dari Hak Cipta

Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ... 105
bukanlah dengan pencatatan (konstitutif) kepemilikan Hak Cipta tersebut, disamping
tetapi dengan pengumuman (deklaratif) saja itu masa perlindungan terhadap Hak Cipta
Hak Cipta tersebut telah diakui. Pendaftaran dapat diketahui sehingga nilai ke-ekonomian
akan sangat berguna dalam hal pembuktian dari Hak Cipta masih dapat diketahui.

Daftar Pustaka

Djuhaendah Hasan. 1996. Lembaga Jaminan Kebendaan Bagi Tanah dan Benda Lain Yang Melekat
Pada Tanah Dalam Konsepsi Penerapan Asas Pemisahan Horisontal. Bandung: Citra Aditya Bakti
Frieda Husni Hasbullah. 2002. Hukum kebendaan perdata: Hak-hak yang memberi kenikmatan. Jakarta:
Ind Hill-Company
H. OK. Saidin. 2013. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Haris Munandar dan Sally Sitanggang. 2008. Mengenal HAKI, hak kekayaan intelektual: hak cipta, paten,
merek dan seluk-beluknya. Jakarta: esensi, erlangga Group
J. Satrio. 2000. Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia. Bandung: Citra Aditya Bakti
M. Bahsan. 2007. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Otto Hasibuan. 2008. Hak Cipta di Indomesia: Tinjauan Khusus Hak Cipta Lagu Neighbouring Right dan
Collecting Society. Bandung: PT Alumni.
Rachmadi Usman. 2003. Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual, Perlindungan dan Dimensi Hukumnya
di Indonesia. Bandung: PT Alumni
Rusli Hardijan. 2006. Metode Penelitian Hukum Normatif: Bagaimana?. Law Review Fakultas Hukum
Universitas Pelita Harapan. Vol. 5 No. 3 Hal. 50
Saliman, Abdul R, dkk. 2005. Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus. Jakarta: Prenada
Media Group
Sri Soedewi Maschjoen Sofwan. 1997. Hukum Jaminan di Indonesia: Pokok-Pokok Hukum Jaminan dan
Jaminan Perorangan. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional
Subagio Gigih Wijaya. 2010. Hak Cipta Sebagai Objek Jaminan Utang Dalam Perspektif Hukum Jaminan
Indonesia. Thesis Pascasarjana UNS. Surakarta: UNS-Pascasarjana Jurusan Ilmu Hukum
Subekti. 2001. Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: Intermasa
Sudjana. 2012. Hak Cipta Sebagai Jaminan Kebendaan Bergerak Dikaitkan Dengan Pengembangan
Objek Fidusia. Mimbar Hukum. Vol. 24 No. 3 Oktober Hal. 377-569
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3889).
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599).

106 Privat Law Vol. IV No 1 Januari-Juni 2016 Hak Cipta sebagai Jaminan Fidusia Ditinjau ...

Anda mungkin juga menyukai