Anda di halaman 1dari 6

OLEH :

JUANITA V. TANAMAL
2013-21-010

Pembimbing:
Dr. Teng Berlianty, SH. MHum
Agustina Balik, SH. MH
A. Latar Belakang
Di Indonesia Lembaga jaminan fidusia bukan merupakan lembaga baru.
lembaga jaminan fidusia telah diakui eksistensinya dengan adanya UUJF No 42
tahun 1999 yang telah diundangkan pada tanggal 30 September 1999, dan
Menurut Pasal 11 UUJF merumuskan bahwa Benda yang dibebani dengan
Jaminan Fidusia wajib didaftarkan.
Namun dalam prakteknya masih banyak pihak kreditur penerima fidusia
yang tidak mendaftarkan akta jaminannya di Kantor Pendaftaran Fidusia untuk
mendapat sertifikat. Akta semacam itu dapat disebut akta jaminan fidusia
dibawah tangan. Akta di bawah tangan yaitu akta yang dibuat antara pihak-
pihak dimana pembuatannya tidak dihadapan pejabat pembuat akta yang sah
yang ditetapkan oleh undang-undang. Jaminan fidusia yang tidak dibuatkan
sertifikat akan menimbulkan suatu akibat hukum yang kompleks dan beresiko.
Kreditor tidak mempunyai kekuatan eksekutorial untuk mengeksekusi langsung
barang yang ada dalam penguasaan debitur. Proses eksekusi harus dilakukan
dengan cara mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri melalui proses
hukum acara perdata hingga putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap.
Selanjutnya berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penulisan dengan judul : Akibat Hukum Terhadap Jaminan Fidusia yang
Tidak Didaftarkan.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang diangkat yaitu :
Bagaimana Akibat Hukum Terhadap Jaminan Fidusia yang Tidak
Didaftarkan.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yaitu :
1.Untuk mengetahui bagaimana akibat hukum terhadap jaminan fidusia yang tidak
didaftarkan.
2.Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Fakultas Hukum
Universitas Pattimura.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang ilmu hukum pada umumnya dan memberikan sumbangan
pemikiran dalam memperkaya referensi ilmu hukum khususnya bidang hukum
jaminan mengenai akibat hukum terhadap jaminan fidusia yang tidak didaftarkan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi atau gambaran
bagi akademisi, praktisi, pemerhati masalah fidusia, terutama yang berkaitan
dengan akibat hukum terhadap jaminan fidusia yang tidak didaftarkan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian Hukum Normatif, yaitu penelitian
hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka yang ada.
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptip analitis, yaitu dengan jalan menguraikan,
menjelaskan, dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang
diangkat dan bahan hukum yang diperoleh.
3. Pendekatan Masalah
Pendekatan yang digunakan, yaitu pendekatan konseptual dan pendekatan
perundang-undangan. Pendekatan konseptual terkait dengan konsep hukum atau
pengertian hukum sedangkan pendekatan perundang-undangan yaitu kajian
terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
permasalahan yang dikaji.
4. Sumber Bahan Hukum
Bahan Hukum Primer merupakan bahan hukum yang diperoleh dari Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Dalam hal ini ketentuan perundang-
undangan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti yaitu : Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan
Fidusia Dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia.
Bahan Hukum Sekunder merupakan bahan-bahan yang memiliki banyak
korelasi dengan bahan hukum primer serta berfungsi untuk membantu dalam
menganalisa dan memahami bahan hukum primer, yang terdiri atas buku-buku
hukum, jurnal-jurnal hukum atau makalah hukum, karya tulis hukum atau
pandangan para sarjana hukum ataupun ahli hukum dalam media massa, serta
internet dengan menyebut nama situsnya.
Bahan Hukum Tersier merupakan bahan hukum yang memberikan petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer maupun bahan hukum
sekunder, antara lain berupa kamus hukum dan eksiklopedia dan sebagainya.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Kegiatan pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini, penulis tempuh dengan
melakukan library research dan observasi/pengamatan.

6. Teknik Analisa Bahan Hukum


Bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier setelah
dikumpulkan dan disusun secara sistematis, kemudian diklasifikasi dan dianalisis
dengan cara menghubungkan antara satu dengan yang lainnya atau
menghubungkannya dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai