Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN DAN LATIHAN KEMAHIRAN HUKUM

“TATA CARA MEMBUAT LEGAL OPINION”

DOSEN: DADIN EKA SAPUTRA SH, M.Hum

NAMA : WAHYU DYAN PRAYOGO

NPM : 17.81.0483

KELAS : REGULER A MALAM BANJARMASIN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN SELATAN(UNISKA)

MUHAMMAD ARSYAD AL’BANJARY

FAKULTAS HUKUM

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

BANJARMASIN

TAHUN
2020

Pengertian Legal Opinion :


Istilah Legal Opinion dalam bahasa latin disebut dengan Ius
Opinio, dimana Ius artinya Hukum dan Opinio artinya pandangan
atau pendapat. Legal opinion adalah istilah yang dikenal dalam sistem
hukum Common Law (Anglo Saxon), sedangkan dalam sistem
hukum Eropa Kontinental (Civil Law) dikenal dengan istilah Legal
Critics yang dipelopori oleh aliran Kritikus Hukum.
Bahwa sebelum kita lebih jauh membahas tentang Legal Opinion,
ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui apa defenisi dari Legal
Opinion. Sampai saat ini tidak ada defenisi yang baku
mengenai Legal Opinion di Indonesia. Tetapi apabila mengacu pada
literatur yang telah ada sebelumnya dan yang telah berlaku secara
internasional, defenisi Legal Opinion adalah:
“A written document in which an attorney provides his or her
understanding of the law as applied to assumed facts. The attorney
may be a private attorney or attorney representing the state or other
governmental antity”. A party may entitled to rely on a legal opinion,
depending on factors such as the identity of the parties to whom the
opinion was addressed and the law governing these opinion”
( Black’s Law Dictionary, Edisi VII, Henry Campbell Black).

Terjemahan:
(Sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan padanan aplikasi
bagi para pengacara atau pengertian pendapat hukum yang
berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para pihak terkait
sesuai dengan fakta-faktanya. Seorang pengacara bisa saja secara
pribadi mewakili berbagai aspek peraturan entita hukum yang
mengatur tentang hal itu. Salah satu pihak berhak untuk meyakinkan
pendapat hukum, tergantung dari faktor-faktor identitas para pihak
terkait yang dibuat oleh seorang pengacara melalui pendapat hukum
dan undang-undang yang mengaturnya).
Setelah melihat defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian Legal Opinion secara umum adalah suatu dokumen tertulis
yang dibuat oleh advokat untuk kliennya dimana advokat tersebut
memberikan/ menuangkan pandangan atau pendapat hukum
sebagaimana yang diterapkannya terhadap suatu fakta hukum tertentu
dan untuk tujuan tertentu.Bahwa adapun tujuan dibuatnya suatu Legal
opinion adalah untuk memberikan pendapat hukum atas suatu
persoalan hukum yang sedang dihadapi oleh klien agar didapat suatu
keputusan atau tindakan yang tepat atas persoalan hukum yang ada
tersebut.
Pada dasarnya, advokat adalah profesi yang terhormat (Officum
Nobile) sehingga seorang advokat harus memiliki reputasi serta
dedikasi tinggi dalam mengemban gelar dan dalam melaksanakan
tugasnya. Dengan reputasi dan dedikasi tinggi tersebut, seorang
advokat tidak boleh bertindak gegabah dalam memberikan pendapat
hukum (Legal Opinion).

a. Legal Opinion dibuat dengan mendasarkan pada hukum


Indonesia.
Advokat yang berpraktek dalam wilayah Republik Indonesia dimana
hukum yang dikuasai adalah hukum Indonesia, tidak berkompeten
untuk menyampaikan pendapat hukum yang didasarkan pada hukum
selain hukum Indonesia.

b. Legal Opinion disampaikan secara lugas, jelas dan tegas


dengan tata bahasa yang benar dan sistematis.
Legal Opinion disampaikan secara lugas, jelas dan tegas, artinya legal
opinion tersebut harus mudah dipahami oleh klien atau bagi pihak
yang membacanya. Karena disampaikan dengan bahasa yang baik dan
sistematis serta tegas maka Legal Opinion tersebut tidak
menimbulkan tafsiran berganda (bias) dan diharapkan melalui Legal
Opinion tersebut terciptalah suatu kepastian hukum.

c. Legal Opinion tidak memberikan jaminan terjadinya suatu


keadaan.
Dalam Legal opinion, advokat tidak boleh memberikan jaminan atau
kepastian akan kondisi suatu penyelesaian persoalan dalam praktek.
Hal ini sesuai pula dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 4
butir c Kode Etik Advokat yang berbunyi: “Advokat tidak dibenarkan
menjamin kepada kliennya bahwa perkara yang ditanganinya akan
menang”. Dilihat dari isi Kode Etik Advokat tersebut dapat
disimpulkan bahwa advokat di dalam Legal Opinionnya tidak dapat
memberikan jaminan kepada klien bahwa perkara yang ditanganinya
akan menang.
d. Legal Opinion harus diberikan secara jujur dan lengkap.
Jujur, artinya Legal Opinion harus disampaikan kepada klien
sebagaimana adanya, tidak dibuat-buat dan tidak semata-mata.
memberikan pendapat hanya untuk mengakomodir keinginan klien.
Jika berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku keinginan klien tidak
dapat terpenuhi, maka hal tersebut harus dikemukakan dengan jelas
dalam Legal Opinion, tanpa ada yang ditutupi.

Penjelasan dalam Legal Opinion harus diberikan dengan


selengkapnya. Dalam Legal Opinion advokat tidak memberikan
pendapat yang mengharuskan klien untuk melakukan tindakan
tertentu. Legal Opinion hanya bersifat memberikan pendapat
mengenai tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan oleh klien
tetapi klien sendiri yang akan memutuskan apakah akan melakukan
tindakan tersebut atau tidak. Oleh karena itu Legal Opinion harus
memberikan penjelasan yang selengkapnya, sehingga klien memiliki
bahan pertimbangan yang cukup untuk mengambil suatu keputusan.

e. Legal Opinion tidak mengikat bagi advokat dan bagi klien


Advokat bertanggung jawab atas isi dan juga bertanggung jawab atas
kebenaran dari Legal Opinion yang dibuatnya., tetapi advokat tidak
dapat dimintakan pertanggungjawaban atas kerugian yang timbul
akibat klien mengambil tindakan berdasarkan Legal Opinion tersebut.
Legal Opinion yang dibuat oleh advokat yang ditunjuk tersebut tidak
mengikat klien atau pihak-pihak yang meminta Legal Opinion untuk
melaksanakan sebagian atau seluruh isi dari Legal Opinion.
Keputusan untuk mengambil atau tidak mengambil tindakan
berdasarkan Legal Opinion, sepenuhnya tergantung dari klien yang
bersangkutan dan menjadi tanggung jawab dari pengambil keputusan.

Format Penyusunan Legal Opinion


Sampai saat ini Indonesia belum memiliki format dan standar baku
yang mengikat bagi seluruh Advokat Indonesia berkenaan dengan
bentuk Legal Opinion. Sehubungan dengan tidak adanya format dan
standar baku pembuatan Legal Opinion yang mengikat seluruh
advokat di Indonesia, dalam prakteknya bentuk Legal Opinion yang
baik setidak-tidaknya mempunyai kerangka dasar yang memuat hal-
hal sebagai berikut:

1. Pendahuluan.
2. Permasalahan yang dimintakan Legal Opinion.
3. Bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada
seperti informasi, data-data dan dokumen-dokumen.
4. Dasar hukum dan perundang-undangan yang terkait dengan
permasalahan.
5. Uraian fakta-fakta dan kronologis.
6. Analisa hukum pendapat hukum.
7. Kesimpulan dan saran-saran atau solusi permasalahan.

PENJELASAN
1. Pendahuluan

Bagian pendahuluan berisi penjelasan atas dasar apa penulis membuat


legal opinion, yaitu apakah berdasarkan permintaan secara tertulis
atau secara lisan agar penulis memberikan pendapat hukumnya atau
permasalahan-permasalahan yang dimaksud harus disampaikan secara
jelas dan sistematis.

2. Permasalahan dalam Legal Opinion

Bagian permasalahan dalam legal opinion berisi penjelasan atas


masalah pokok yang dihadapi. Apabila permaslaahan hukum yang
diuraikan kurang jelas maka penulis akan merumuskan permasalahan
tersebut.

3. Bahan-bahan pendukung yang berkaitan dengan permasalahan

Bagian ini berisi uraian tentang dokumen-dokumen referensi ,


informasi material yang berbentuk tertulis maupun lisan yang
diperoleh dari korban atau tersangka, maupun pihak ketiga yang
bersangkutan. Berisi tentang informasi tambahan yang terkait dengan
pokok permasalahan yang dapat ditambahkan pada Legal Opinion
untuk mendukung pokok permasalahan.
4. Dasar hukum dan peraturan perundang-undangan yang terkait
dengan permasalahan

Bagian ini berisi uraian tentang ketentuan peraturan perundang-


undangan dan peraturan terkait dengan permasalahan yang ada dan
dapat dijadikan dasar dalam penulisan pendapat hukum.

5. Uraian fakta dan kronologis kejadian

Bagian ini berisi uraian fakta berdasarkan barang bukti utama terkait
dengan permasalahan, serta dibaut dalam tata urutan kejadian
berdasarkan waktu terjadinya permasalahan tersebut.

6. Analisa hukum dan Pendapat hukum

Bagian ini berisi uraian analisa dan pertimbangan hukum atas pokok
permasalahan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pokok permasalahan.
Analisis terhadap permasalahan harus mengacu pada fakta hukum dan
aturan yang telah diidentifikasi. Bagian ini berisi uraian tentang
pendapat penulis atas pokok permasalahan yang didasarkan pada
analisa dan pertimbangan hukum atas fakta-fakta, informasi serta
dokumen terkait dengan pokok permasalahan sehingga dapat
diketahui jawaban atas permasalahan yang ada.

7. Kesimpulan dan saran/solusi permasalahan

Bagian ini berisi uraian tentang kesimpulan yang didapat berdasarkan


hasil analisa setelah melakukan seluruh tahap-tahap pembuatan Legal
Opinion. Setelah mendapatkan kesimpulan, penulis memberikan
saran/solusi permasalahan terhadap permasalahan yang dibahas.

Anda mungkin juga menyukai