Anda di halaman 1dari 2

Nama : Salvia Amirah Rahardini

Kelas : Argumentasi Hukum - E


NIM : 11000120140829

“Meresume Kuliah Umum Teknik dan Strategi Analisis Hukum Dalam Pembuatan
Legal Opinion”

Berdasarkan ‘’Black’s Law Dictionary” , Legal Opinion diartikan sebagai “A written


document In which an attorney provides his or her understanding of the law as applied to
assumed facts. The attorney may a private attorney representing the state or other
governmental entity”. A party may entitled to rely on a legal opinion. Depending on on
factors such as the identity of the parties to whom like the opinion was addresses and the law
governing these opinion”. Mengenai dasar hukumnya telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2003 Tentang Advokat. Menurut undang-undang tersebut, Advokat-lah
yang berwenang untuk memberi suatu pendapat hukum. Pendapat hukum adalah pendapat
yang diberikan oleh konsultan hukum (Advokat) mengenai keadaan, transaksi dan/atau
hubungan hukum tertentu, yang memberi kepada pihak yang menerima pendapat hukum
tersebut wawasan atau konsekuensi hukum dan/atau resiko-resiko hukum yang terkait objek
pendapat hukum yang dimaksud. Fungsi dari pendapat hukum adalah untuk melakukan
analisa hukum guna kepentingan penyelesaian sengketa/masalah Hukum.

Diketahui bahwa advokat yang bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Legal
Opinion, yang mana isinya tidak mengikat klien atau pihak berkepentingan atau pihak ketiga.
Namun, Advokat tidak dapat dimintakan tanggungjawab sehubungan dengan kerugian yang
timbul sebagai akibat dan pelaksanaan Legal Opinion, kecuali kerugian tersebut sebagai
akibat dan tidak benarnya isi pendapat dari segi hukum; juga sehubungan akibat informasi
yang diberikan tidak benar. Hal ini karena si pengambil keputusan-lah yang
bertanggungjawab atas resiko dan/atau kerugian yang timbul dari pelaksanaan Legal Opinion.
Terdapat hubungan antara legal due diligence dengan legal opinion yaitu Legal Due
Diligence merupakan proses/produk awal pembuatan Legal Opinion, dan Legal Opinion baru
dapat diberikan setelah pelaksanaan Legal Due Diligence. Legal Opinion adalah intisari atau
produk akhir dari hasil Legal Due Diligence. Adapun mengenai tahapan pembuatan legal
opinion yang mana diawali dengan Tahap Pengumpulan Data dan/atau Informasi, hal ini
bertujuan untuk mendapatkan bahan-bahan-bahan pembuatan Legal Opinion. Jadi dari data
dan informasi yang ada dipilah berdasarkan prinsip material kemudian di uji validitasnya. Uji
validitas dilakukan untuk menguji keabsahan dan/atau kebenaran data secara formil.

Dalam pembuatan Legal Opinion harus terdapat pembatasan dan asumsi-asumsi


diantaranya yaitu mengasumsikan bahwa tandatangan atas semua dokumen asli yang
diberikan atau ditunjukkan kepada kami dalam bentuk fotocopy atau salinan adalah sesuai
dengan aslinya, semua pihak yang mengadakan dan menandatangani perjanjian adalah
pihak yang berhak dan berwewenang, pejabat yang mengeluarkan izin/persetujuan
penerimaan laporan dan/atau pendaftaran merupakan pejabat yang berwenang melakukan
tindakan hukum sesuai jabatannya, dokumen-dokumen/pernyataan-pernyataan dan
keterangan-keterangan yang diberikan kepada kami telah lengkap, sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Mengenai struktur LO terdiri dari pendahuluan dan penugasan, pokok
permasalahan, informasi material yang terkait, uraian dokumen yang relevan, asumsi dan
pembatasan, dasar ketentuan hukum, uraian fakta-fakta yang terkait, analisa dan
pertimbangan hukum, pendapat hukum dan kesimpulan, dan saran. Namun sebetulnya tidak
ada standar baku pembuatan LO.

Adapun terdapat suatu formula yang biasa diaplikasan dalam pembuatan LO yaitu
memuat Issue (Persoalan hukum yang sedang dihadapi, apakah itu legal issue ataukan
common sense), Rule (Aturan/Regulasi apa yang dilanggar atau menjadi rujukan berkaitan
dengan issue), Analysis (Menyesuaikan fakta, issue dengan (legal gap) guna dapat diterapkan
untuk mencari solusi), Conclusion (Kesimpulan berisi pendapat akhir atas persoalan hukum).
Konstruksi dari LO diawali dari munculnya suatu masalah, lalu terdapat data dan infomasi
yang kemudian muncul pembatasan dan asumsi-asumsi, dari asumsi tersebut harus
disesuaikan dengan Regulation; Doctrine; Jurisprudensi yang ada, terakhir adalah diambil
suatu kesimpulan sebagai pendapat akhir yang dijadikan suatu rekomendasi. Contoh beberapa
Legal Opinion diantaranya yaitu Status Hukum Perseroan Pailit Pasca Pembayaran Hutang
Kepada Kreditur (Status Hukum Pt Pasca Bayar Utang), Syarat Untuk Mengajukan
Permohonan Kepailitan (Syarat Pailit), Status Anak Dan Akibat Hukum Atas Perkawinan
Yang Tidak Dicatatkan (Status Kawin), Pembelian Rumah Yang Disita Pidana (Beli Rumah
Tersita), dll.

Anda mungkin juga menyukai