Anda di halaman 1dari 2

NAMA : DEWI RIKA

NIM : 010001900163
MATA KULIAH : LEGAL OPINION
UJIAN TENGAH SEMESTER

1. Jelaskan yang dimaksud dengan :


a. Legal Memorandum;
Legal memorandum adalah Sebuah kegiatan hukum untuk menganalisa sebuah
permasalahan. Legal memorandum atau yang biasa disebut legal memo bertujuan
untuk memberikan informasi dari hasil penelitian dan analisis hukum kepada
sesama profesional hukum dengan sudut pandang klien agar dapat membantu
klien mengambil keputusan. Dalam menulis legal memo, terdapat 4 jenis
reasoning dalam analisis yang dapat digunakan yaitu rule-based, analogical,
narrative, dan policy-based.

b. Legal Advice.
Legal Advice atau Nasehat Hukum adalah dokumen yang dibuat oleh konsultan
hukum dalam rangka memberikan suatu nasehat hukum atau suatu permasalahan
kasus hukum tertentu yang dinyatakan klien kepada lawyer. Terkadang legal
advice diberikan dalam bentuk legal memorandum yang disampaikan oleh lawyer
kepada kliennya. Legal advice dibuat berdasarkan penelusuran dan analisa fakta
dan dokumen yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditanyakan
(masalah non-litigasi, pre-litigasi atau litigasi). Biasanya dapat memperoleh legal
advice dari seorang pengacara, terutama untuk kasus pengadilan. Akan tetapi,
legal advice juga bisa diperoleh dari sumber lain seperti Sekretaris Hukum atau
pun dari para ahli yang bergerak di bidang hukum.

c. Amicus Curiae.
Amicus Curiae atau dapat disebut juga dengan “friends of court” atau sahabat
pengadilan, adalah masukan dari individu maupun organisasi yang bukan
bertindak sebagai pihak dalam perkara tetapi menaruh perhatian atau
berkepentingan terhadap suatu kasus.

2. Apakah pengertian Legal Opinion sama dengan pengertian angka 1 Huruf a, b dan c
di atas? Jelaskan!
Berbeda karena Legal opinion merupakan sebuah jawaban atas suatu
permasalahan hukum dan ditulis dalam bentuk pendapat hukum dari advokat. Dan
juga Legal opinion merupakan pendapat hukum atau opini yang berhak disampaikan
oleh penasehat hukum/konsultan. Penasehat hukum mengeluarkan legal opinion usai
melakukan due diligence atau uji tuntas terhadap entitas/institusi/perusahaan yang
bersangkutan.
Due diligence sendiri adalah runtutan penyelidikan atau proses audit yang
dijalankan oleh penasehat hukum kepada entitas atau objek transaksi. Tujuan due
diligence yakni untuk mendapatkan bukti dan informasi material yang dapat
digunakan untuk menilai kondisi objek transaksi tersebut.

3. Apabila suatu perusahaan akan mendapat kredit dari Bank dan selanjutnya perusahaan
tersebut juga akan melakukan Go Public, siapa saja yang dapat secara formal
memberikan Legal Opinion dalam permasalahan tersebut? Jelaskan!
Yang dapat secara formal memberikan Legal Opinion dalam permasalahan
diatas adalah dari pihak bank dan Legal Advisor/konsultan hukum dari perusahaan
yang akan melakukan go publik tersebut. Kuasa hukum dari bank tersebut dapat
memberikan suatu legal opinion yang akan menjadi suatu pertimbangan bagi Bank
tersebut untuk mengetahui apakah bank tersebut bisa percaya atau tidak untuk
memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan go public.
Dan untuk legal advisor/konsultan hukum perusahaan juga dapat membuat
legal opinion sebelum perusahaan tersebut resmi untuk melakukan go public untuk
mengatahui situasi perusahaan saat ini hingga jangka panjang kedepan dari
perusahaan itu sendiri yang akan melakukan go public.

4. Apa yang dimaksud dengan “Legal Due Diligence”? Dan didalam praktek kapan
“Legal Due Diligence” itu dilaksanakan?
Legal Due Diligence atau sering disebut LDD atau Uji Tuntas merupakan
kegiatan pemeriksaan dari segi hukum terhadap suatu perusahaan atau obyek
transaksi, yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan transaksi untuk memperoleh
informasi atau fakta yang lengkap dan dapat menggambarkan kondisi suatu
perusahaan atau obyek transaksi.
Tujuan LDD secara luas dimaksudkan untuk membantu dalam menemukan
sebanyak mungkin fakta atau informasi terkait transaksi yang hendak dilakukan
sebelum transaksi dilaksanakan, termasuk informasi mengenai kekuatan dan
kelemahan serta potensi permasalahan dari perusahaan yang diperiksa.
Legal audit ini kemudian akan menjadi dasar pertimbangan bagi klien untuk
mengambil keputusan tentang langkah selanjutnya sehubungan dengan transaksi.
Pada umumnya, due diligence dilakukan melalui
(i) pemeriksaan dokumen-dokumen,
(ii) menghadiri rapat verifikasi dengan manajemen Perseroan dan pihak terkait
lainnya, serta
(iii) pencarian informasi yang tersedia untuk publik.
Legal Due Diligence (LDD) dilaksanakan sebelum membuat suatu Legal Opinion.
Dan juga LDD biasanya diperlukan untuk transaksi terkait merger dan akuisisi, jual
beli saham/aset, pembiayaan, pasar modal, pastisipasi dalam tender, pembelian NPL,
pengalihan partisipasi interest (pada perusahaan migas), dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai