Anda di halaman 1dari 3

LEGAL DUE DILIGENCE (UJI KEPATUTAN DARI SEGI HUKUM)

DAN LEGAL OPINION (PENDAPAT HUKUM)

Dalam dunia hukum dikenal dengan beberapa istilah diatas. Beberapa orang ada yang sudah paham
bahkan sudah banyak terjun didalamnya. Namun, beberapa orang pula masih ada yang merasa
kebingungan untuk membedakannya. Maka dari itu, mari kita sama-sama memahami istilah-istilah
tersebut.

Bahwa seringkali dalam mengelola suatu bisnis, berbagai resiko harus diperhitungkan. Salah satu cara
untuk meminimalisir resiko adalah dengan melakukan mitigasi terhadap suatu peristiwa yang dapat
menimbulkan resiko hukum.

A. LEGAL DUE DILIGENCE

Legal due diligence adalah kegiatan pemeriksaan secara seksama yang dilakukan seorang konsultan
hukum terhadap suatu perusahaan atau objek untuk memperoleh informasi atau fakta material guna
mencari gambaran kondisi suatu perusahaan atau obyek transaksi. Risiko yang dimaksud erat kaitannya
dengan transaksi yang hendak dilakukan oleh para pihak. Secara sederhana, idealnya proses integrity due
diligence berfokus pada identifikasi risiko yang biasanya tidak terungkap. Proses ini dapat membantu
mengurangi risiko, membantu pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang ada, melihat peluang
yang lebih, serta mengelola situasi dengan lebih baik.

Proses due diligence tidak mencakup hukum semata. Namun, bisa juga melibatkan atau mencakup aspek
lainnya yang hendak dinilai. Beberapa contoh variasinya, antara lain financial, tax, environmental, dan
customer. Sebagai informasi, yang dimaksud financial due diligence adalah kegiatan pemeriksaan secara
saksama oleh akuntan atau konsultan keuangan pada kondisi finansial dari sebuah perusahaan.

Bahwa berdasarkan penjelasan diatas tersebut adapun yang menjadi tujuan dari Legal Due Diligence
atau uji tuntas kepatutan yaitu untuk mengetahui atau mengungkap nilai atau informasi materialitas suatu
objek, fakta, peristiwa, atau kejadian sebagai bahan dalam pengambilan keputusan bisnis bagi para
investor dan/atau pihak-pihak yang akan terlibat dalam suatu kontrak bisnis. Nilai materialitas dimaksud
mencakup hal-hal yang dianggap wajar atau penting untuk diketahui oleh para investor atau para
pengambil keputusan.

Secara praktikal, LDD bertujuan untuk membantu membereskan segala aspek hukum suatu perusahaan
yang akan go public. Guna mewujudkan hal tersebut, Advokat/ Konsultan Hukum, berdasar hasil audit
dan analisisnya akan memberikan nasihat dan pendapat yang diperlukan oleh emiten, juga pendapatnya
tentang emiten sendiri yang dimuat dalam prospectus yang diterbitkan dalam rangka emisi.

Mekanisme Legal Due Diligence

Bahwa pelaksanaan LDD melingkupi beberapa tahapan atau mekanisme yaitu:

a. Pemeriksaan atas dokumen;


b. Pemeriksaan yang dilakukan melalui tanya jawab;
c. Pemeriksaan yang dilakukan dlam pertemuan Uji Tuntas (due diligence meeting);
d. Kunjungan setempat (site visit);
e. Konfirmasi (cross checking) dengan lembaga atau profesi penunjang pasar modal lainnya.

Hal-hal yang diteliti dalam Legal Due Diligence untuk kepentingan go public, misalnya LDD ditekankan
pada beberapa hal sebagai berikut:

a. Akta pendirian atau anggaran dasar emiten beserta perubahan-perubahannya;


b. Izin usaha emiten menurut ketentuan hukum yang berlaku;
c. Bukti kepemilikan atau penguasaan harta kekayaan emiten;
d. Perikatan emiten dengan pihak ketiga;
e. Penyetoran modal oleh pemegang saham sebelum go public.
f. Perkara baik perdata maupun pidana yang menyangkut emiten atau pengurusnya.

Kemudian siapakah pihak-pihak dalam legal due diligence?

Bahwa sifat LDD sebagai uji tuntas terhadap profil menyeluruh suatu perusahaan emiten
mempersyaratkan adanya penilaian (appraisal) dan pengujian (audit) secara komprehensif dan
professional. Karena itu, dalam LDD, tidak hanya aspek an sich yang diaudit, melainkan juga aspek
lain,khususnya aspek keuangan perusahaan dan lainnya. Maka dari hal ini, dapat dipahami bahwa dalam
LDD, pihak-pihak yang melaksanakannya yaitu:

a. Konsultan hukum;
b. Akuntan;
c. Penilai

B. LEGAL OPINION (PENDAPAT HUKUM)

Legal opinion atau pendapat hukum dapat diartikan sebagai kumpulan, rangkuman, argumentasi, gagasan,
dan rekomendasi yang diberikan oleh advokat maupun konsultan hukum terhadap isu hukum tertentu.
Legal opinion dibuat dengan tujuan mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan hukum yang sedang
dihadapi oleh klien dari advokat/konsultan hukum. Dengan legal opinion, seseorang dapat mengetahui
langkah atau tindakan yang perlu diambil terutama saat sedang berhadapan dengan hukum. Hal ini karena
legal opinion dibuat berdasarkan perundang-undangan yang berlaku kemudian dihubungkan dengan fakta
yang ada sehingga di dalamnya akan berisi akibat dari tindakan yang akan dilakukan.

Bahwa berdasarkan penjelasan diatas adapun funsi pendapat hukum (terhadap dunia usaha) yaitu,
pertama, pendapat hukum memberi deskripsi yang inklusif terhadap dokumen-dokumen terkait perjanjian
yang akan diadakan. Deskripsi ini memberikan kepastian bahwa dokumen-dokumen yang ditelusuri telah
lengkap dan sejalan dengan norma hukum yang ada. Kedua, pendapat hukum dapat memberi peringatan
dini tentang kemungkinan resiko-resiko hukum yang berpotensi muncul jika perjanjian tetap
dilaksanakan, artinya bahwa pendapat hukum memberi analisis lengkap bahwa rancangan perjanjian yang
sedang disusun berpotensi menimbulkan permasalahan hukum serius dikemudian hari.

Prinsip-prinsip umum legal opinion terdiri dari 4 prinsip yaitu:

a. Cakupan legal opinion;


b. Diksi atau pemilihan kata yang tepat dalam legal opinion;
c. Asumsi-asumsi dasar yang dapat diajukan terhadap isu hukum utama;
d. Penelaahan (investigations) yang diperlukan sebelum menyimpulkan pandangan akhir;

Dalam melaksanakan legal opinion tentu ada beberapa aspek formil yang harus diperhatikan dalam
menyusun legal opinion yaitu: a. Klien yang dituju (to whom addressed); b. Tanggal pembuatan legal
opinion (date); c. Tema spesifik dari legal opinion; d. Dasar analisis; e. Asumsi dan fakta; f. Bahasa
operasional; g. Sitasi; h. Indepensi firma hukum; i. Tanda tangan.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas tersebut, perlu diketahui bahwa Uji kepatutan dari segi hukum
(legal due diligence) dan pendapat hukum (legal opinion) diatur dalam:

1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat (“UU Advokat”)


2. Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM) No. Kep.
02/HKHPM/VIII/2018 tanggal 8 Agustus 2018 tentang Standar Profesi

Anda mungkin juga menyukai